tag:blogger.com,1999:blog-49886140992606655672024-03-13T04:45:38.850-07:00meniti jejak cintajejak jejak cinta yang telah ditinggalkan oleh Nabi-Nya yang mulia dan generasi salaf pengikutnya...Omah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.comBlogger120125tag:blogger.com,1999:blog-4988614099260665567.post-14590970075417052142012-06-10T00:56:00.001-07:002012-11-21T03:12:34.089-08:00Mahluk Yang Pertama Kali Diciptakan<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span class="messageBody" data-ft="{"type":3}">Penulis : Al Ustadz Abu Asma Andre </span></h6>
<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span class="messageBody" data-ft="{"type":3}">Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.<br /> <br />
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن
سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له وأشهد أن لا
إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.<br /> يَا أَيُّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اتّقُواْ اللّهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مّسْلِمُونَ <br />
يَآ أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِنْ
نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً
كَثِيْراً وَنِسَآءً وَاتَّقُوْا اللَّهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُونَ بِهِ
وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْباً <br /> يَا
أَيُّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اتّقُواْ اللّهَ وَقُولُواْ قَوْلاً سَدِيداً
. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن
يُطِعِ اللّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماًً<br /> أما بعد: فإن أصدق الكلام كلام الله وخير الهدي هدي محمد وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار.<br /> <br /> Al Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata didalam Al Bidayah 1/15 : <br />
Dan telah berbeda pendapat para ulama tentang apa yang pertama kali
diciptakan oleh Allah subhanahu wa ta'ala, sebagian diantara mereka
berkata : Qalam diciptakan sebelum seluruhnya ada dan inilah yang
dipilih oleh Al Imam Ibnu Jarir, Ibnul Jauzi dan selain mereka berdua,
mereka yang berpendapat seperti ini berhujjah dengan hadits yang
dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Abu Daud, At Tirmidzi dari Ubadah bin
Shamit radhiallahu anhu berkata : bersabda Rasulullah shalallahu alaihi
wa sallam :<br /> إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ لَهُ
اكْتُبْ قَالَ رَبِّ وَمَاذَا أَكْتُبُ قَالَ اكْتُبْ مَقَادِيرَ كُلِّ
شَيْءٍ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ<br /> "Pertama kali yang Allah ciptakan
adalah pena, lalu Allah berfirman kepadanya : " Tulislah ! " pena itu
menjawab : " Wahai Rabb, apa yang harus aku tulis ? " Allah menjawab :
" Tulislah semua takdir yang akan terjadi hingga datangnya hari
kiamat." (1)<br /> <br /> Jumhur berpendapat sebagaimana dinukil oleh Al
Hafidz Abu 'Ala Al Hamdani dan selainnya bahwa arsy adalah makhluk yang
diciptakan sebelum qalam(2), hal ini sebagaimana dinukil oleh Al Imam
Ath Thabari rahimahullah dari jalan Adh Dhahak dari Ibnu Abbas
radhiallahu anhu, sebagaimana didalam hadits yang terdapat didalam
shahih Muslim dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiallahu anhu : <br />
كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ قَالَ وَعَرْشُهُ
عَلَى الْمَاءِ<br /> " Allah telah menentukan takdir bagi semua makhluk
lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.'
Rasulullah menambahkan : Dan arsy Allah itu berada di atas air." (3)<br /> <br /> Ibnu Jarir membawakan didalam Tarikhnya (1/29) : <br /> ان الله كان عرشه على الماء ، ولم يخلق شيئا غير ما خلق قبل الماء<br /> " Sesungguhnya arsy Allah berada diatas air, dan tidak ada yang diciptakan oleh-Nya sesuatu sebelum air."<br /> <br /> Diriwayatkan dengan jalan yang lain dari Muhammad bin Ishaq : <br /> أول ما خلق الله عزوجل النور والظلمة ثم ميز بينهما فجعل الظلمة ليلا أسود مظلما، وجعل النور نهارا مضيئا مبصرا <br />
" Yang pertama diciptakan oleh Allah azza wa jalla adalah cahaya dan
kegelapan, kemudian Allah memisahkan diantara keduanya dan menjadikan
kegelapan untuk malam yang gelap dan menjadikan cahaya untuk siang yang
terang."(4)<br /> <br /> Al Imam Ibnu Jarir berkata - sebagaimana terdapat
didalam Bidayah 1/16 - : " Yang pertama kali diciptakan oleh Rabb kita
setelah qalam adalah kursi, kemudian setelahnya arsy, kemudian
setelahnya menciptakan udara dan kegelapan, kemudian menciptakan air,
dan Dia azza wa jalla meletakkan arsy diatas air. Wallahu 'alam. (
Sampai disini nukilan dari Al Bidayah )<br /> <br /> Sebagian manusia
berpendapat bahwasanya yang pertama kali diciptakan oleh Allah
subhanahu wa ta'ala adalah cahaya Muhammad, mereka berhujjah dengan
riwayat berikut :<br /> عن جابر-رضي الله عنه-قال : سألت رسول الله-صلى
الله عليه وسلم- عن أول شئ خلقه الله تعالى؟ فقال: ((هو نور نبيك يا جابر؛
خلقه الله ثم خلق فيه كل خير وخلق بعده كل شئ <br /> Dari Jabir
radhiallahu anhu : Aku bertanya kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa
sallam tentang apa yang awal sekali yang Allah subhanahu wa ta'ala
ciptakan ? Berkata Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam : " Yang
pertama kali diciptakan adalah cahaya Nabimu wahai Jabir, kemudian
Allah menciptakan darinya seluruh kebaikan, dan kemudian menciptakan
segala sesuatu...."Riwayat ini adalah riwayat yang palsu dan tidak ada
asal usulnya.(5)<br /> <br /> Kedua hadits diatas ( Ubadah bin Shamit dan
Abdullah bin Amr bin Ash radhiallahu anhuma ) seperti terlihat adanya
perbedaan, akan tetapi didudukkan permasalah ini sebagaimana dikatakan
oleh Syaikh Abdullah bin Zugail : <br /> هذه الأحاديث متفقة مؤتلفة وليست
بمختلفة , فأول ما خلق الله من الأشياء المعلومة لنا هو العرش واستوى عليه
بعد خلق السموات , كما قال - تعالى وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ
وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ
لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا هود/7.<br /> <br /> وأما بالنسبة
للقلم فليس في الحديث دليل على أن القلم أول شيء خلق , بل معنى الحديث أنه
في حين خلق القلم أمره الله بالكتابة فكتب مقادير كل شيء .<br /> <br /> Kedua
hadits ini tidaklah bertentangan, adapun yang pertama kali Allah
ciptakan dari segala sesuatu adalah arsy, sebagaimana telah maklum
bahwa Allah beristiwa diatas arsynya sebelum menciptakan langit dan
bumi - sebagaimana Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:<br /> خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا <br />
" Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan
adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji
siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya..." ( QS Hud : 7 )<br /> <br />
Adapun penisbatan qalam - maka tidaklah didalam hadits ini terdapat
dalil bahwasanya qalam adalah yang pertama diciptakan, bahkan maknanya
bahwa ketika diciptakan qalam maka Allah subhanahu wa ta'ala
memerintahkannya untuk menulis seluruh taqdir. (6)<br /> <br /> Al Imam Ibnul Qayyim berkata dalam Nuniyah : <br /> والناس مختلفون في القلم الذي *** كتب القضاء به من الديان<br /> هل كان قبل العرش أو هو قبله *** قولان عند أبي العلا الهمداني<br /> والحق أن العرش قبل لأنه *** عند الكتابة كان ذا أركان <br /> Manusia berbeda pendapat didalam qalam - yang Allah tuliskan qadha dengannya.<br /> Apakah qalam diciptakan sebelum arsy ataukah sesudah arsy - keduanya diucapkan disisi Abi 'Ala Al Hamdani.<br /> Dan yang benar adalah arsy diciptakan sebelum qalam - dan dengannya ditulislah seluruh perkara.<br /> <br /> Wallahu 'alam.<br /> <br /> Abu Asma Andre<br /> Ciangsana - Cileungsi <br /> 21 Rajab 1433 H<br /> <br /> سبحانك اللهم وبحمدك اشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك<br /> <br /> Catatan Kaki : <br /> <br />
1. HR Imam Abu Daud no 4700 dan ini lafadz beliau, Imam At Tirmidzi no
2155, Imam Ahmad no 22197, dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam
Shahih Al Jami' no 2017 dan 2018.<br /> <br /> 2. Abu Asma Andre katakan : dan inilah pendapat yang terlihat dipegang oleh Al Imam Ibnul Qayyim didalam Syifa'ul Alil hal 4. <br /> <br /> 3. HR Imam Muslim no 2653 dan Imam At Tirmidzi no 2156 dan lain - lain.<br /> <br />
4. Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Jarir didalam Tarikh 1/29 dan didalam
sanadnya ada Ibnu Humaid syaikhnya Ibnu Jarir dan Ibnu Humaid dhaif.<br /> <br /> 5. Keterangan lebih lanjut bisa dibaca di : <a href="http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=6670" rel="nofollow nofollow" target="_blank">www.ahlalhdeeth.com</a><br /> <br /> 6. Keterangan lebih lanjut bisa dibaca di :<a href="http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=13210" rel="nofollow nofollow" target="_blank">http://www.ahlalhdeeth.com/vb/<wbr></wbr>showthread.php?t=13210</a></span></h6>
<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span class="messageBody" data-ft="{"type":3}">---</span></h6>
<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span class="commentBody" data-jsid="text"><div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_4fd41d2f09bfa6d87067870">
untuk dipahami bahwasanya dalam permasalahan ghaib seseorang muslim tidak boleh berbicara kecuali dengan dalil<br />
dan alhamdulillah terdapat sedikit keterangan dalam masalah ini, berikut nukilan saya dari catatan kaki Tafsir Ibnu Jarir : <br />
<span class="text_exposed_hide">...</span><span class="text_exposed_show">"
العماء " ، في كلام العرب ، السحاب . قال أبو عبيد القاسم بن سلام : "
وإنما تأولنا هذا الحديث على كلام العرب المعقول عنهم ، ولا ندري كيف كان
ذلك العماء " <br /> Air dalam pembicaraan orang arab ( juga bermakna )
awan, berkata Abu Ubaid Qasim bin Sallam : sesungguhnya inilah
pemaknaan terhadap hadits ini didalam bahasa arab yang dipahami oleh
mereka, dan kita tidak mengetahui bagaimana sesungguhnya awan
tersebut..."<br /> ( Tafsir Ibnu Jarir 15/246 )</span></div>
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_4fd41d2f09bfa6d87067870">
</div>
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_4fd41d2f09bfa6d87067870">
<span class="commentBody" data-jsid="text">dan yang lebih utama adalah memahami berdasarkan maknanya air dipahami sebagai air, tanpa ditanyakan bagaimananya <br /> sebagaimana bisa dilihat didalam fatwa berikut ini : <a href="http://www.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&lang=A&Id=35995&Option=FatwaId" rel="nofollow nofollow" target="_blank">http://www.islamweb.net/<wbr></wbr>fatwa/<wbr></wbr>index.php?page=showfatwa&la<wbr></wbr>ng=A&Id=35995&Option=Fatwa<wbr></wbr>Id</a></span><span class="text_exposed_show"> </span></div>
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_4fd41d2f09bfa6d87067870">
</div>
</span></h6>
Omah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4988614099260665567.post-68741890139406227392012-05-24T06:01:00.000-07:002012-05-24T06:28:25.485-07:00Kedustaan Yang Dinisbatkan Kepada Al Imam Asy Syafi'i RahimahullahPenulis : <a href="https://www.facebook.com/abuasma.andre">Al Ustadz Abu Asma Andre</a>
<br />
<br />
بسم الله الرحمن الرحيم
<br />
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.<br />
<br />
إن
الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات
أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له وأشهد أن لا إله
إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.<br />
يَا أَيُّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اتّقُواْ اللّهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مّسْلِمُونَ <br />
يَآ
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ
وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً
كَثِيْراً وَنِسَآءً وَاتَّقُوْا اللَّهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُونَ بِهِ
وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْباً<br />
يَا
أَيُّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اتّقُواْ اللّهَ وَقُولُواْ قَوْلاً سَدِيداً
. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن
يُطِعِ اللّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماًً<br />
أما بعد: فإن أصدق الكلام كلام الله وخير الهدي هدي محمد وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار.<br />
<br />
<b>Pendahuluan </b><br />
<br />
Diantara
barang dagangan yang dipakai oleh kaum yang hobinya bertabaruk dengan
kuburan adalah sebuah kisah yang dikeluarkan oleh Al Imam Al Khathib Al
Baghdadi rahimahullah didalam Tarikhnya, sebuah kisah yang menceritakan
bahwasanya Al Imam Asy Syafi'i rahimahullah apabila memiliki hajat
beliau mendatangi kuburan Al Imam Abu Hanifah dan shalat disana serta
berdoa.<br />
<br />
Kisah ini adalah kisah yang menakjubkan - asing
dan penuh dengan kemusykilan, walaupun pemilik blog
http://alhabaib.blogspot.com/2012/02/tabarruk-imam-syafii-khatib-al-baghdadi.html
( selanjutnya disingkat dengan blog alhabaib ) - berusaha untuk
mempercayai dan menyebarkan kisah aneh ini - bagaimana tidak aneh,
apabila seseorang yang berusaha untuk mendalami aqidah imam empat
madzhab - diantaranya Al Imam Asy Syafi'i rahimahullah, mereka akan
menjumpai jauhnya keempat Imam tersebut dari perbuatan - perbuatan
kesyirikan seperti ini.<br />
<br />
Maka tulisan dibawah ini, adalah
dalam rangka menerangkan kepalsuan kisah tersebut, membersihkan kotoran
yang dinisbatkan kepada Al Imam Asy Syafi'i rahimahullah - dan boleh
juga dianggap sebagai bantahan terhadap pemilik blog diatas dan
propaganda - propagandanya.<br />
<br />
Al Imam Al Khathib Al Baghdadi rahimahullah berkata :<br />
أخبرنا
القاضي أبو عبد الله الحسين بن علي بن محمد الصيمري ، قال : أنبأنا عمر بن
إبراهيم المقرئ قال : نبأنا مُكرم بن أحمد قال : أنبأنا عمر بن إسحاق بن
إبراهيم قال : نبأنا علي بن ميمون قال : سمعت الشافعي يقول : إني لأتبرك
بأبي حنيفة ، وأجيء إلى قبره في كل يوم - يعني زائراً - فإذا عرضت لي حاجة
صليتُ ركعتين وجئت إلى قبره ، وسألت الله تعالى عنده ، فما تبعد عني حتى
تُقضى<br />
Telah mengkhabarkan kepada kami Al Qadhi Abu Abdillah Al
Husein bin Ali bin Muhammad Al Shamiri berkata : telah menceritakan
kepada kami 'Umar bin Ibrahim Al Muqri berkata : telah menceritakan
kepada kami Mukrim bin Ahmad : telah menceritakan kepada kami Umar bin
Ishaq bin Ibrahim berkata : telah menceritakan kepada kami Ali bin
Maimun berkata : " Aku mendengar Asy Syafi'i berkata : " “Sesungguhnya
aku telah bertabarruk dari Abu Hanifah dan mendatangi kuburannya setiap
hari. Jika aku memiliki hajat maka aku melakukan shalat dua rakaat dan
lantas mendatangi kuburannya dan meminta kepada Allah untuk mengabulkan
doaku di sisi (kuburannya). Maka tidak lama kemudian akan dikabulkan.”
( Tarikh Baghdad 1/123 )<br />
<br />
<b>Bantahan Pertama :</b><br />
<br />
Sanad riwayat ini lemah, bahkan batil. Berkata Syaikh Al Albani rahimahullah didalam Adh Dhaifah 1/99 :<br />
فهذه
رواية ضعيفة بل باطلة فإن عمر بن إسحاق بن إبراهيم غير معروف وليس له ذكر
في شيء من كتب الرجال ، ويحتمل أن يكون هو " عمرو - بفتح العين - بن إسحاق
بن إبراهيم بن حميد بن السكن أبو محمد التونسي وقد ترجمه الخطيب وذكر أنه
بخاري قدم بغداد حاجا سنة 341هـ ولم يذكر فيه جرحا ولا تعديلا فهو مجهول
الحال ، ويبعد أن يكون هو هذا إذ أن وفاة شيخه علي بن ميمون سنة 247هـ على
أكثر الأقوال فبين وفاتيهما نحو مائة سنة فيبعد أن يكون قد أن يكون قد
أدركه .<br />
وعلى كل حال فهي رواية ضعيفة لا يقوم على صحتها دليل .ا.هـ.<br />
<br />
“
Ini adalah riwayat yang lemah bahkan batil. Karena sesungguhnya perawi
yang bernama Umar bin Ishaq bin Ibrahim tidaklah dikenal. Tidak ada
penyebutan tentangnya sedikitpun dalam kitab-kitab tentang perawi. Bisa
jadi yang dimaksud adalah ‘Amr (dengan fathah pada ‘ain) bin Ishaq bin
Ibrahim bin Humaid bin As Sakan Abu Muhammad At Tunisi. Al Khatib (Al
Baghdadi) menyebutkan biografinya dan menyatakan bahwa ia adalah
Bukhari (berasal dari Bukhara) datang ke Baghdad dalam rangka
menunaikan haji pada tahun 341 H. Tetapi (Al Khatib) tidaklah
menyebutkan jarh(celaan), tidak pula ta’diil (pujian) sehingga dalam
kondisi ini ia adalah majhuulul haal (keadaannya tidak dikenal).
(Tetapi) kemungkinan (bahwa ia adalah ‘Amr) jauh, karena tahun kematian
syaikhnya : Ali bin Maymun pada tahun 247 H menurut kebanyakan
pendapat. Sehingga jarak kematian antara keduanya adalah sekitar 100
tahun, sehingga jauhlah kemungkinan bahwa keduanya pernah bertemu. Dan
riwayat ini lemah sehingga tidaklah bisa ditegakkan dalil atasnya. ”<br />
<br />
Dari ucapan Syaikh Al Albani rahimahullah diatas maka dapat diambil beberapa keterangan :<br />
1.
Riwayat ini lemah dikarenakan Umar bin Ishaq bin Ibrahim adalah rawi
yang majhul - tidak diketahui keadaannya didalam kitab - kitab rawi.<br />
<br />
2.
Apabila kemungkinannya bukan Umar bin Ishaq bin Ibrahim tapi 'Amr bin
Ishaq bin Ibrahim ( sebagaimana dalam blog alhabaib ) maka Al Imam Al
Khathib Al Baghdadi rahimahullah didalam Tarikhnya tidak menyebutkan
adanya jarh ( celaan ) maupun taa'dil ( pujian ), sehingga rawi dengan
status seperti ini adalah majhual haal ( keadaannya tidak dikenal ),
maka ucapan didalam blog alhabaib yang mengatakan : " Menurut
penjelasan sebahagian ulama lain, ada kemungkinan 'Umar bin Ishaq
tersebut adalah `Amr bin Ishaq Al Himsi yang merupakan seorang yang
diketahui dan boleh dipercayai. Jika ianya benar, maka tiadalah apa
lagi kecacatan pada sanad yang dikemukakan oleh Imam Al Khatib
tersebut." maka adalah sebuah penipuan - dikarenakan Al Imam Al Khathib
Al Baghdadi tidak berkomentar apa - apa tentangnya - dan apabila anda
perhatikan penulis blog alhabaib merubah dari 'Amr bin Ishaq bin
Ibrahim At Tunisi menjadi 'Amr bin Ishaq Al Himsi, kalau boleh diajukan
pertanyaan : untuk tujuan apakah mereka merubahnya ? saya tidak hendak
menduga - duga dan silahkan pembaca untuk memikirkan alasan penulis di
blog alhabaib.<br />
<br />
<b>Bantahan Kedua : </b><br />
<br />
Adapun
penulis blog alhabaib berkata : " Selain daripada itu, perlu diberi
perhatian juga bahawa kisah ini turut disampaikan melalui jalan lain,
antaranya oleh Imam Ibnu Hajar Al Haitami dalam karya beliau "Al
Khairat Al Hisan" yang merupakan manaqib Imam Abu Hanifah pada fasal 35
halaman 129 dengan sanad yang shahih. "<br />
<br />
Maka saya katakan
: ucapan ini merupakan sebuah penipuan dikarenakan didalam kitab
tersebut tidaklah dibawakan apa yang menurut mereka sanad ( apalagi
sampai bisa dihukumi sebagai shahih ), penulis Al Khairat Al Hisan
berkata : " Ketahuilah bahwasanya senantiasa para ulama apabila mereka
memiliki hajat mereka berziarah kekubur Abu Hanifah dan bertawasul
kepadanya didalam memenuhi hajat - hajat mereka, diantaranya Imam Asy
Syafi'i rahimahullah - apabila berada di Baghdad beliau datang kekubur
Abu Hanifah dan...( seterusnya sebagaimana dalam riwayat Al Imam Al
Khatib Al Baghdadi diatas - dan anda bisa unduh kitab tersebut di
http://www.aslein.net/showthread.php?t=6777 - yang mana dalam cetakan
ini ada di halaman 72 )<br />
<br />
Lalu saya ( Abu Asma Andre )
ajukan pertanyaan untuk penulis blog alhabaib : Dimana " jalan yang
lain " dalam riwayat ini yang katanya shahih - karena penulis Al
Khairat Al Hisan dalam kitab tersebut tidak menyebutkan adanya sanad
dalam kisah ini yang memungkinkan menurut standar ilmu hadits bisa
saling menguatkan ?<br />
<br />
Perkataan penulis blog alhabaib : "
Selain daripada itu, perlu diberi perhatian juga bahawa kisah ini turut
disampaikan melalui jalan lain, antaranya oleh Imam Ibnu Hajar Al
Haitami .." ingin memberi kesan seakan - akan ada jalan riwayat yang
lain yang akan ditangkap oleh orang yang membaca bisa saling menguatkan
satu dengan yang lain, padahal ternyata tidaklah ada jalan yang lain
dalam kitab tersebut.<br />
<br />
Begitu juga didalam apa yang
disebutkan oleh penulis blog alhabaib dengan : Imam Ibnu Abil Wafa
menyebutkan kisah ini dalam "Tabaqat Al Hanafiyyah" pada halaman 519
dengan sanad lain melalui al-Ghaznawi." hal ini serupa dengan bantahan
diatas. ( Anda bisa unduh kitab الجواهر المضية في طبقات الحنفية di
http://www.waqfeya.com/book.php?bid=885 )<br />
<br />
Apabila
dikatakan oleh penulis blog alhabaib : " Tidak ketinggalan para ulama
di masa kita ini turut memuatkan kisah ini dalam karya mereka, misalnya
Imam Muhammad Zahid al-Kawthari membawa kisah ini dalam "Maqalat
al-Kawthariy" pada halaman 453 dan mengatakan bahawa sanad kisah ini
adalah bagus (jayyid). Mufti Muhammad Taqi Uthmani memuatkannya dalam
karya beliau "Jahan-e-Deedah." "<br />
<br />
Maka bagaimana mungkin
dikatakan sanadnya baik, sedangkan penjelasannya telah berlalu -
didalam kisah ini terdapat rawi yang majhul ?<br />
<br />
<b>Bantahan Ketiga : </b><br />
<br />
Ada
satu hal yang terluput dipikirkan ( atau sengaja ) oleh orang - orang
yang menjadi propaganda cerita dusta ini, yaitu bagaimanakah sikap Al
Imam Asy Syafi'i rahimahullah kepada kuburan ? apakah mengagungkan -
berdoa disisi - bertawasul - tabaruk dan mengambil tanah - tanah
kuburan ? atau bagaimana ? maka untuk menjawabnya kita serahkan kepada
beliau ( Al Imam Asy Syafi'i rahimahullah ) sendiri, beliau berkata :<br />
وأكره ان يعظم مخلوق حتي يجعل قبره مسجدا مخافة الفتنة عليه وعلي من بعده من الناس<br />
“
Dan aku benci makhluq diagungkan sampai kuburannya dijadikan sebagai
masjid, (karena) dikhawatirkan adanya fitnah untuk dirinya dan untuk
orang-orang setelahnya.” ( Al Umm karya Imam Asy Syafii 1/317 dan juga
dibawakan oleh Al Imam An Nawawi didalam Al Majmu’ 5/314 ).<br />
<br />
Dan perhatikan ucapan Al Imam Asy Syafi'i rahimahullah :<br />
وقد رأيت من الولاة من يهدم بمكة ما يبنى فيها فلم أر الفقهاء يعيبون ذلك<br />
“
Dan aku telah melihat para waliyyul amri (pemimpin muslim) di Mekkah
yang menghancurkan bangunan-bangunan yang dibangun di atas kuburan. Aku
tidak melihat para fuqaha’ ( ulama’ ahli fiqh - dan Al Imam Asy Syafi'i
termasuk didalamnya ) mencela hal itu.” ( Al Umm 1/316 karya Imam Asy
Syafi’i )*<br />
<br />
Menerangkan keadaan ini dan membela
pendahulunya Al Imam Asy Syafi'i rahimahullah dari kedustaan yang
dinisbatkan kepada beliau, berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
menyatakan dalam Iqtidha’ Shirathal Mustaqiim 2/692 :<br />
وهذا كذلك
معلوم كذبه بالاضطرار عند من له معرفة بالنقل ، فإن الشافعي لما قدم بغداد
لم يكن ببغداد قبر ينتاب للدعاء عنده البتة ، بل ولم يكن هذا على عهد
الشافعي معروفا ، وقد رأى الشافعي بالحجاز واليمن والشام والعراق ومصر من
قبور الأنبياء والصحابة والتابعين ، من كان أصحابها عنده وعند المسلمين
أفضل من أبي حنيفة وأمثاله من العلماء . فما باله لم يتوخ الدعاء إلا عنده
. ثم أصحاب أبي حنيفة الذين أدركوه مثل أبي يوسف ومحمد وزفر والحسن بن
زياد وطبقتهم ، ولم يكونوا يتحرون الدعاء لا عند أبي حنيفة ولا غيره .<br />
ثم
قد تقدم عند الشافعي ما هو ثابت في كتابه من كراهة تعظيم قبور المخلوقين
خشية الفتنة بها ، وإنما يضع مثل هذه الحكايات من يقل علمه ودينه .<br />
“
Yang demikian ini telah dimaklumi kedustaannya secara idhthirar bagi
orang yang memiliki pengetahuan tentang penukilan. Karena sesungguhnya
Asy Syafi’i ketika datang ke Baghdad tidak ada di Baghdad kuburan yang
sering dikunjungi (khusus) untuk berdoa di sisinya sama sekali. Bahkan
tidak pernah dikenal yang demikian di masa Asy Syafi’i. Asy Syafi’i
telah melihat di Hijaz, Yaman, Syam, Iraq, dan Mesir kuburan-kuburan
para Nabi, shahabat, tabi’in, dan orang-orang terdekatnya yang
sebenarnya menurut beliau dan menurut kaum muslimin lebih mulia dari
Abu Hanifah dan semisalnya dari kalangan para ulama’. Maka mengapa
beliau tidak menyengaja datang kecuali ke sana ( kubur Abu Hanifah ).
Kemudian, para shahabat Abu Hanifah sendiri yang sempat mendapati
kehidupan Abu Hanifah semisal Abu Yusuf, Muhammad, Zufar, Al Hasan bin
Ziyaad dan yang setingkat dengan mereka. Mereka tidak ada yang
menyengaja berdoa di sisi kuburan, baik kuburan Abu Hanifah ataupun
yang lainnya. Kemudian, telah berlalu penjelasan dari Asy Syafi’i hal
yang telah disebutkan dalam kitab beliau tentang dibencinya
pengagungan terhadap kubur para makhluq karena dikhawatirkan bisa
menimbulkan fitnah. Sesungguhnya hikayat yang semacam ini diletakkan
oleh orang yang sedikit ilmu dan (pemahaman) Diennya.”<br />
<br />
<b>Bantahan Keempat : </b><br />
<br />
Kita
angan - angankan kisah ini shahih dan benar Al Imam Asy Syafi'i tawasul
dan tabaruk dengan kuburan Al Imam Abu Hanifah ( yang secara
kenyataannya tidaklah demikian ), maka coba kita bandingkan dengan
sikap seorang ahlul bait - keturunan Rasulullah shalallahu alaihi wa
sallam - Ali bin Husein ( cucu Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu )
yang diriwayatkan oleh Al Imam Ibnu Abi Syaibah dan Imam Abdurrazzaq
dimana beliau berdua berkata :<br />
<br />
عن علي بن الحسين أنه رأى رجلا يجئ
إلى فرجة كانت عند قبر النبي صلى الله عليه وسلم فيدخل فيها فيدعو فقال
ألا أحدثك بحديث سمعته من أبي عن جدي عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال
: لا تتخذوا قبري عيدا ولا بيوتكم قبورا وصلوا علي فإن صلاتكم تبلغني
حيثما كنتم<br />
“ Dari ‘Ali bin Husain bahwasanya ia melihat seorang
laki-laki mendatangi sebuah celah dekat kuburan Nabi shalallaahu
‘alaihi wa sallam kemudian ia masuk ke dalamnya dan berdoa. Maka Ali
bin Husain berkata : " Maukah anda aku sampaikan hadits yang aku dengar
dari ayahku dari kakekku dari Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam
beliau bersabda : " Janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai ‘ied,
dan jangan jadikan rumah kalian sebagai kuburan. Dan bershalawatlah
kepadaku karena shalawat kalian akan sampai kepadaku di manapun kalian
berada’ ( Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf 2/268
dan Imam Abdurrazzaq dalam Mushannaf 3/577 no 6726).<br />
<br />
Maka
timbul dua pertanyaan bagi orang yang memperbolehkan tawasul dan
tabaruk dengan kuburan dan berhujjah dengan kisah Al Imam Asy syafi'i
rahimahullah diatas :<br />
1. Apakah kedudukan Ali bin Husein bin Ali
bin Abi Thalib radhiallahu anhu yang lebih mulia atau kedudukan Al Imam
Asy Syafi'i rahimahullah ?<br />
2. Apakah lebih mulia kuburan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam ataukah kuburan Al Imam Abu Hanifah rahimahullah ?<br />
<br />
Kalau
jawaban anda : lebih utama Ali bin Husein dan lebih mulia kuburan
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, maka perhatikanlah seorang
ahlul bait melarang manusia untuk mendekati kuburan Rasulullah
shalallahu alaihi wa sallam dan berdoa disana, lalu bagaimanakah - kita
bisa menerima perbuatan Imam Asy Syafi'i ( kalau kisah Al Imam Asy
Syafi'i rahimahullah diatas shahih ) dan menolak perbuatan Ali bin
Husein bin Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu ? dan hendaknya ini juga
sebagai peringatan bagi kaum yang mengaku keturunan Rasulullah
shalallahu alaihi wa sallam ( ahlul bait - habaib ) agar mereka
mencontoh perbuatan nenek moyang mereka.<br />
<br />
<b>Kesimpulan dan Penutup : </b><br />
<br />
Inilah
tulisan ringkas saya didalam menjelaskan kepalsuan kisah tawasulnya Al
Imam Asy Syafi'i rahimahullah kepada kuburan Al Imam Abu Hanifah
rahimahullah, dimana tulisan ini saya buat sambil menemani istri saya
yang baru saja melahirkan anak ketiga kami.<br />
<br />
<br />
Abu Asma Andre<br />
RSIA ANNA Pekayon<br />
13 - 15 Jumadil Akhir 1433 H<br />
<br />
سبحانك اللهم وبحمدك اشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك<br />
<br />
===###===<br />
<br />
<b>Catatan Kaki : </b><br />
<br />
*
Maka menghancurkan bangunan diatas kuburan adalah perbuatan yang
disepakati oleh para fuqaha, sebagaimana nampak dalam ucapan Al Imam
Asy Syafi'i rahimahullah diatas, bukan merupakan sebuah ajaran baru
yang dibuat oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah
sebagaimana tuduhan para pendengki dakwah beliau.<br />
<br />
<br />
sumber : <a href="https://www.facebook.com/photo.php?fbid=464241600256306&set=o.267129968932&type=1&theater#%21/notes/abu-asma-andre/kedustaan-yang-dinisbatkan-kepada-al-imam-asy-syafii-rahimahullah/362903933767233">KEDUSTAAN YANG DINISBATKAN KEPADA AL IMAM ASY SYAFI'I RAHIMAHULLAH</a>Omah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4988614099260665567.post-12103337061385931452012-05-22T06:47:00.000-07:002012-11-21T03:41:33.542-08:00Kesalahan - Kesalahan Dalam Beraqidah<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-C2FUHo9z1no/UKy9me7IRnI/AAAAAAAAASQ/7751HWjH20Y/s1600/Islam.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="301" src="http://2.bp.blogspot.com/-C2FUHo9z1no/UKy9me7IRnI/AAAAAAAAASQ/7751HWjH20Y/s400/Islam.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">source : fanpop.com</td></tr>
</tbody></table>
Kondisi umat Islam sekarang ini sudah sedemikian memprihatinkan. Krisis
multi dimensi dalam tatanan kehidupan beragama semakin terasa. Sosok
muslim ideal yang sesuai dengan syariat telah ditinggalkan.
Kesalahan-kesalahan dalam pengamalan sehari-hari mereka tampilkan, baik
dalam bentuk lisan, amalan atau keyakinan. Dan lebih parah lagi mereka
tidak sadar bahwa bila telah melakukan suatu kesalahan.<br />
<br />
Oleh karena itu kami akan mengangkat kesalahan-kesalahan umat Islam
dalam permasalahan aqidah yang telah menyebar dan begitu popoler di
masyarakat. Semoga kita bisa mengambil manfaat darinya.<br />
<br />
<br />
1. Kesalahan Memahami Kalimat Lailahailallah<br />
Ini merupakan kesalahan esensial di tengah masyarakat muslimin dewasa
ini. Mereka mencukupkan ( لا إله إلا الله) hanya di lisan saja tanpa
menyadari, bahwa kalimat tauhid ini menuntut perkara-perkara lain.
Diantara perkara-perkara yang dituntut adalah nafi dan itsbat. <br />
<br />
Nafi maknanya ialah seseorang yang telah mengucapkan kalimat tauhid ini
harus membuang semua bentuk peribadaatan kepada selain Allah<br />
<br />
Makna itsbat adalah menetapkan semua bentuk-bentuk peribadatan hanya
kepada Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Maksudnya adalah
pemurnian agama itu hanya untuk Allah dan kufur (mengingkari) terhadap
sesembahan selainNya. Berdasarkan firman Allah,<br />
<br />
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ <br />
<br />
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan),"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut itu.” [An-Nahl
36]<br />
<br />
Oleh karena itu dalam melafazkan kalimat tauhid ini harus ada
konsekwensi yang mesti dipenuhi. Yaitu mengesakan Allah yang disertai
ketaatan dan ketundukan untuk melaksanakan perintahNya dan mejauhi
larangan-laranganNya. Bukan hanya sekedar beribadah kepada Allah k saja
tanpa diiringi dengan pengingkaran terhadap thagut.<br />
<br />
2. Istihzaa’ (Memperolok) Perkara-Perkara Agama<br />
Sebagai misal meperolok-olokkan masalah jenggot, jilbab, menaikkan
pakaian diatas mata kaki, Islam sudah tidak relevan dengan zaman kerena
membatasi kebebasan waanita, hukum waris dan lain sebagainya. <br />
<br />
Ketahuilah, jika olok-olokan itu ditujukan kepada syariat maka, sungguh
dia telah menjadi kafir dan keluar dari ajaran agama Islam. Karena
menghina syariat berarti menghina pembuat syariat, yaitu Allah. Begitu
pula ia telah menghina Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam [2].
Berdasarkan dalil.<br />
<br />
قُلْ أَبِاللهِ وَءَايَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ . لاَتَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ<br />
<br />
Katakanlah,"Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu
berolok-olok?" Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah
beriman. [At-Taubah: 65-66]<br />
<br />
Dan seandainya olok-olokkan itu ditujukan kepada orangnya (pelaku
syariat), maka dia termasuk orang yang fasiq dan sudah tergelincir di
tempat yang sangat berbahaya.<br />
<br />
3. Ungkapan Sebagian Orang, “Ini sudah kehendak takdir”, atau, “Jika
zaman sudah berkehendak maka akan menjadi begini dan begini”.<br />
Ini juga merupakan kesalahan yang harus segera ditinggalkan. Karena
zaman dan takdir tidak memiliki kehendak. Kehendak dan takdir kepunyaan
Allah. Perhatikanlah firman Allah.<br />
<br />
وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا<br />
<br />
Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. [Al-Furqan: 2]<br />
<br />
Termasuk sifat Allah adalah berbuat sesuai dengan kehendakNya. Tidak
akan pernah ada satu kejadianpun kecuali dengan iradahNya. Tidak akan
ada di alam ini satupun yang keluar dari ketentuan takdirNya, dan tidak
akan muncul kecuali karena takdirNya pula. Apa yang ditakdirkan tidak
akan pernah meleset. [3]<br />
<br />
4. Perkataan yang masyhur dari kalangan ilmuwan atau pelajar yang
mempelajari ilmu Biologi, Kimia atau yang lain, “Partikel ini tidak
mungkin bisa hancur” atau “Tidak mungkin zat ini akan terbentuk” dan
ucapan-ucapan lain yang senada.<br />
<br />
Mereka tidak sadar, bahwa ucapan termasuk bathil. Perlu diingat, semua
yang ada di alam ini asalnya tidak ada. Allahlah yang menciptakannya
dan semua makhluk pasti akan mengalami kehancuran atau kematian.
Kemudian Allah hidupkan pada saat yang lain sesuai dengan kehendak
Allah.<br />
<br />
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ <br />
<br />
Dialah yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa
diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun. [Al-Mulk : 2]<br />
<br />
Jadi tidak ada satu makhlukpun yang hancur atau tercipta dengan
sendirinya. Adapun makhluk yang bakal Allah kekalkan adalah Syurga dan
Neraka disertai dengan kenikmatan atau adzab didalamnya, begitu juga
dengan penghuninya. Sedangkan yang lain akan mengalami kehancuran.
-tiap-tiap yang berjiwa pasti merasakan kematian<br />
<br />
5. Mengeluh Dan Mencela Waktu. <br />
Kesalahan seperti ini lebih banyak dilakukan oleh para penyair, seniman
dan sastrawan melalui karya-karyanya. Kemudian diikuti oleh masyarakat
umum sehingga menjadi suatu yang lumrah di kalangan masyarakat.
Contohnya, “Zaman telah menguasaiku” atau “Zaman telah berkhianat” atau
“Zaman telah gila” dan lain sebagainya. Untuk lebih jelas,
perhatikanlah penjelasan berikut ini.<br />
Jika yang dimaksud hanya untuk memberikan tentang sifat suatu ‘zaman’,
maka hal itu diperbolehkan. Contoh, “Hari ini sangat panas” atau
“sangat dingin” dengan syarat tanpa disertai celaan, berdasarkan firman
Allah atas ucapan Luth Alaihissallam.<br />
<br />
هَذَا يَوْمٌ عَصِيبٌ<br />
<br />
Ini adalah hari yang amat sulit.. [Huud : 77]<br />
<br />
Jika celaan terhadap waktu diiringi dengan keyakinan bahwa ‘waktu’
adalah penentu terhadap berbagai kejadian (musibah dan bencana), maka
hal ini termasuk perbuatan syirik akbar (besar) karena berkeyakinan ada
kekuatan atau kekuasaan selain Allah. Berdasarkan dalil.<br />
<br />
وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِهِ مَايَمْلِكُونَ مِن قِطْمِيرٍ<br />
<br />
Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. [Al-Faathir : 13]<br />
<br />
Jika terjadi celaan terhadap waktu namun si pencela masih berkeyakinan
bahwa Allahlah pelakunya dan penentunya, maka hal ini termasuk
larangan. [4]. Dalilnya.<br />
<br />
لاَ تَسُبُّوا الدَّهْرَ فَإِنَّ اللَّهَ“ هُوَ الدَّهْرُ <br />
<br />
Janganlah kalian mencela waktu karena sesungguhnya Allah itu adalah penentu waktu.<br />
<br />
Maksudnya, Dialah Allah yang mengatur dan mengusai waktu (masa), berdasarkan dalil.<br />
<br />
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يُؤْذِينِي ابْنُ آدَمَ
يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ <br />
<br />
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Allah berfirman, “Aku disakiti
oleh Anak Adam ia mencela waktu, Aku adalah pengatur waktu. Aku
membolak-balikkan siang dan malam. [HR. Muslim 5862]<br />
<br />
Oleh karena itu kita harus meyakini bahwa kekuasaan mutlak hanya berada
di tangan Allah. Keyakinan yang sebenar-benarnya disertai dengan
membenarkan secara lisan dan amalan [5]<br />
<br />
6. Ketika seseorang memperingatkan orang lain dengan sunnah terutama
yang menyangkut perkara yang zahir seperti, “Pakailah jilbab !” atau,
“Peliharalah janggutmu” atau, “Naikkanlah pakaianmu diatas mata kaki”,
maka dia akan menjawab, “Hal itu tidak penting karena taqwa itu
tempatnya di hati.”<br />
<br />
Ketahuilah, bahwa jawaban itu merupakan jawaban yang benar, namun
dibalik jawaban itu terselubung niat yang bathil. Rasulullah juga
pernah mengatakannya, akan tetapi kapankah beliau mengucapkannya ?
Beliau mengucapkannya ketika memberikan nasehat kepada para shahabatnya
agar mereka berpegang teguh dengan adab-adab Islam. Beliau berkata.<br />
<br />
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَحَاسَدُوا
وَلَا تَنَاجَشُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا يَبِعْ
بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا
يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ
مَرَّاتٍ بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ
الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ
وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ <br />
<br />
Janganlah kalian saling mendengki, janganlah kalian saling membenci,
janganlah kalian saling bersaing, jangan saling bermusuhan, janganlah
membeli diatas pembelian orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah
yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, jangan
ia mendhalimi saudaranya, jangan mentelantarkannya, jangan menghinanya.
Taqwa tempatnya disini (Beliau mengisyaratkan ke dada tiga kali)
Cukuplah keburukan bagi seseorang yang dia meremehkan saudaranya sesama
muslim. Setiap muslim diharamkan kepada muslim yang lain darah, harta
dan kehormatannya. [Shahih Muslim 2564]<br />
<br />
Begitulah, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan
perkataan itu dalam perkara-perkara mu’amalah. Sedangkan pada diri
orang yang dinasehati tersebut jelaslah tidak menginginkan untuk
mengamalkan nasehat dan sunnah. Seandainya hal itu benar-benar ada pada
hatinya. Maka secara otomatis anggota tubuhnya akan tunduk dan segera
merealisasikan taqwa dalam bentuk amalan, sebagaimana yang dilakukan
oleh para shahabat ketika di nasehati Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam.<br />
<br />
7. Perkataan sebagian orang setelah terjadi satu kejadian yang tidak di
sukai, “Seandainya tadi ini yang dikerjakan tentu terjadi begini dan
begini”<br />
<br />
Hal ini termasuk larangan karena berpaling dari takdir Allah Subhanahu
wa Ta'ala berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.<br />
<br />
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجَزْ
وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا
وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَّرَ اللَّهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ
تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ <br />
<br />
Bersungguh-sungguhlah pada suatu yang bermanfaat bagimu, minta
tolonglah kepada Allah dan janganlah merasa lemah ! Jika kamu tertimpa
sesuatu, janganlah kamu mengatakan, “Seandainya saya mengerjakan begini
maka akan terjadi begini” akan tetapi ucapkanlah, “Allah sudah
mentakdirkan dan apa yang Dia dikehendaki Allah pasti akan terjadi”.
Sesungguhnya ucapan, ‘Seandainya’ akan membuka peluang syaithan.” [HR.
Muslim]<br />
<br />
Akan tetapi kadang timbul pertanyaan, “Apakah semua ucapan ‘Seandainya’
itu dilarang secara mutlak dalam semua permasalahan atau tidak ?”
Jawabnya adalah sebagai berikut:<br />
<br />
a). Jika lafaz ‘seandainya’dimaksudkan sekedar pemberitahuan, maka hal
diperbolehkan. Misalnya, “Seandainya engkau datang, aku pasti akan
memuliakanmu !” atau “Seandainya aku tahu engkau ada pasti aku akan
mengunjungimu !” <br />
<br />
b). Jika dimaksudkan untuk pengharapan terhadap perkara yang di
syari’atkan, maka hal itu dianjurkan bahkan disunnahkan. Contoh,
“Seandainya aku memiliki kemampuan, maka aku akan berhaji” atau
“Seandainya aku memiliki harta, maka aku akan bershadaqah” Hal ini
berdasarkan kisah dua orang yang diceritakan oleh Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam yang masyhur.<br />
<br />
إِنَّمَا الدُّنْيَا ِلأَرْبَعِ نَفَرٍ فَذَكَرَ رَجُلَيْنِ : رَجُلاً
أَتَاهُ اللهُ مَالاً فَهُوَ يُنْفِقُهُ فِي سَبِيْلِ اللهِ وَ رَجُلاً
لَمْ يُؤْتِهِ مَالاً لَكِنَّهُ يَقُوْلُ : لَوْ كَانَ لِي مِثْلُ مَالِ
فُلاَنٍ لَفَعَلْتُ مِثْلَ مَا فََعَلَ قَالَ صلى الله عليه و سلم فَهُوَ
فِي اْلأَجْرِ سَوَاءٌ<br />
Dunia ini hanya milik empat golongan. Kemudian Beliau menyebutkan dua
orang. Seseorang yang diberi harta oleh Allah k lalu ia menginfakkan
hartanya di jalan Allah, dan seseorang yang tidak diberi harta tetapi
dia berkata, “Seandainya aku memiliki harta seperti Fulan, sungguh aku
pasti beramal sebagaimana dia beramal. [Shahih Jami’ 3024]<br />
<br />
c). Sikap mengeluh terhadap sesuatu yang telah terjadi. Maka hal ini terlarang berdasarkan hadits diatas.<br />
<br />
8. Do’a yang diucapkan sebagian orang kepada sebagian yang lain,
“Semoga Allah memanjangkan umurmu” atau, “Semoga Allah mengekalkan
hari-harimu”. <br />
<br />
Hal ini tidak diperbolehkan karena tidak akan pernah ada seorangpun yang kekal. Berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.<br />
<br />
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ . وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ<br />
<br />
Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabbmu yang mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan. [Ar-Rahman : 26-27]<br />
<br />
Jika ingin mendo’akan orang lain, ucapkanlah, “Semoga Allah
memanjangkan umurmu dalam ketaatan” karena hidup tidak akan berguna
jika jauh daari ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.<br />
<br />
9. Salah memahami ‘Ibadah’. <br />
Sebagian orang menyangka bahwa ibadah hanya berkisar pada shalat,
puasa, zakat dan haji. Padahal ibadah itu mencakup seluruh
cabang-cabang iman yang jumlahnya sekitar tujuhpuluh lebih.<br />
<br />
الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً
فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ
الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ اْلإِيمَانِ <br />
<br />
Iman itu ada 70 atau 60 cabang lebih. Yang paling afdhal adalah ucapan
laa ilaaha illaallaah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan
gangguan dari jalan. Malu termasuk cabang dari iman. [HR. Muslim]<br />
<br />
Maka jelaslah, bahwa ibadah itu mencakup seluruh aspek kehidupan
meliputi aspek mu’amalah, perekonomian, dan persenjataan (yang sesuai
dengan syari’at)<br />
<br />
10. Munculnya syubhat, “Terkadang kecanggihan teknologi bisa membantah nash (teks) dari Al-Qur’an maupun dari Hadits.”<br />
Ketahuilah, wajib bagi seorang muslim berkeyakinan bahwa yang ada dalam
Al-Qur’an ataupun Hadits yang shahih tidak mungkin bertentangan dengan
teknologi yang benar. Ini merupakan kenyataan yang wajib bagi kita
untuk mengimaninya dan membenarkan yang telah dijelaskan Allah dan
RasulNya. Misalnya, muncul keragu-raguan sebagian orang terhadap firman
Allah Subhanahu wa Ta'ala.<br />
<br />
وَيَعْلَمُ مَافِي اْلأَرْحَامِ <br />
<br />
Dan Dia mengetahui apa-apa yang ada di dalam rahim. [Luqman : 34]<br />
<br />
Berdasarkan ayat diatas, apa-apa yang ada di dalam rahim hanyalah Allah
yang mengetahuinya dan merupakan rahasiaNya. Namun kenyataannya
(menurut mereka), para dokter juga bisa mengetahui apa yang di rahim
dengan peralatan modern. Yaitu tentang jenis kelamin janin. Inilah
salah satu contoh syubhat yang bisa menggoyahkan keimanan. <br />
<br />
Maka sebagai jawabannya adalah sebagai berikut. Lafazh “maa” pada ayat
tersebut termasuk lafaz yang bermakna umum. Artinya bisa mencakup semua
yang berkaitan dengan janin dalam ciptaannya. Bentuk, warna, panjang,
rizqi, amalan, keadaannya di dunia (sengsara atau bahagia), ajalnya dan
lain sebagainya. Berdasarkan hadits Ibnu Mas’ud Radhiyallahu 'anhu.<br />
<br />
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ
يَوْمًا نُطْفَةً ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ
مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ مَلَكًا فَيُؤْمَرُ
بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ وَيُقَالُ لَهُ اكْتُبْ عَمَلَهُ وَرِزْقَهُ
وَأَجَلَهُ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ <br />
<br />
Sesungguhnya salah seorang diantara kalian, dikumpulkan penciptaannya
di perut ibunya selama 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi segumpal
darah yang menggantung selama 40 hari, kemudian menjadi segumpal daging
selama 40 har. Kemudian seorang Malaikat diutus kepada janin tersebut,
lalu ia meniupkan ruh dan diperintahkan dengan empat perkara yaitu
tentang rizkinya, ajalnya, amalannya dan celaka atau bahagia. [HR.
Bukhari]<br />
<br />
Pengetahuan terhadap janin masuk dalam takdir Allah Subhanahu wa Ta'ala
dan dokter tidak akan bisa mengetahuinya kecuali setelah diciptakan,
disempurnakan bentuknya, hampir keluar dari rahim ibunya. Bagaimana
sebelum itu, maka mereka tidak akan bisa mengetahuinya, walaupun
menggunakan alat yang canggih sekalipun. Oleh karena itu jelaslah bahwa
nash itu tidak akan bertentangan dengan teknologi yang benar.<br />
<br />
11. Masyhurnya beberapa nama yang selayaknya di ganti karena mengandung
tazkiyah (penyucian) terhadap diri. Seperti: Iman, Fitnah, Abrar,
Mallak dan lain sebagainya.<br />
<br />
Rasulullah pernah merubah nama “Murroh” menjadi Zaenab atau Juwairiyah. [6]<br />
<br />
12. Dugaan sebagian orang “Semua perkara itu sudah ditakdirkan, maka kita tidak perlu berdo’a kepada Allah.”<br />
Ini juga termasuk kesalahan yang menyebar di tengah umat. Perlu
diketahui bahwa do’a termasuk sebab, berdasarkan sabda Rasulullah.<br />
<br />
لاَيَرُدُّ الْقَدَرَ إِلاَّ الدُّعَاءُ<br />
<br />
Tidak ada yang bisa merubah takdir kecuali do’a. [Dihasankan oleh Al-Albani]<br />
<br />
Maksudnya, bahwa do’a termasuk penyebab. Kadang-kadang Allah
menghindarkan musibah seseorang disebabkan do’a. Atau Allah memberikan
kebaikan anak dan rizki juga disebabkan do’a. Berdasarkan hadits dari
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.<br />
<br />
Tidaklah seorang hamba berdo’a, tidak meminta keburukan atau untuk
memutuskan tali silaturrahim kecuali Allah akan memberikan satu
diantara tiga hal. Yaitu dikabulkan doanya, atau Allah hindarkan dia
dari keburukan atau Allah simpan doanya di sisi Allah untuk dia. Mereka
berkata, “Kalau begitu kami akan memperbanyak do’a” Rasulullah
menjawab, “Allah lebih memperbanyak (pengabulanNya).” [HR Tirmidzi]<br />
<br />
Do’a merupakan ibadah dan kita diperintahkan untuk berdo’a. Do’a
merupakan sebab dari takdir dan sesungguhnya do’a juga sudah
ditakdirkan oleh Allah.<br />
<br />
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ
يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ <br />
<br />
Dan Rabbmu berfirman, “Berdo'alah kepada-Ku,niscaya akan Ku-perkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.
[Ghaafir : 60]<br />
<br />
13. Jawaban seseorang ketika dilarang dari penyimpangan, ia menjawab,
“Karena kebanyakan orang melakukannya.” Jelas ini merupakan jawaban
yang tidak berdasar (hujjah) dan jauh dari kebenaran. Sebagaimana kita
saksikan bahwa kebanyakan orang pada zaman sekarang tidak memahami
syari’ah Islam serta banyak menyimpang dari Islam. Hal ini dipertegas
dengan firman Allah.<br />
<br />
وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي اْلأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللهِ <br />
<br />
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan-Nya [Al-An’am: 116]<br />
<br />
Ditambah lagi dengan sedikitnya Ahlus Sunnah dibandingkan dengan
banyaknya Ahlul bid’ah, belum lagi orang-orang kafir. Oleh karena itu,
wajib bagi kita mengikuti yang sedikit tetapi berada di atas kebenaran.
<br />
<br />
14. Sebagian orang menggantungkan tulisan yang berlafadz Allah dan
Muhammad secara sejajar di dinding-dinding rumah, papan-papan atau
kitab-kitab dan lainnya.<br />
<br />
Hal ini termasuk larangan. Karena memiliki makna menjadikan tandingan
bagi Allah Azza wa Jalla. Lebih parah lagi, seandainya yang
menyaksikannya dari kalangan orang-orang awam yang tidak mengetahui
maknannya. Mereka menganggap bahwa, seolah ada kesejajaran kedudukan
antara Allah dan Muhammad. Perhatikanlah firman Allah.<br />
<br />
فَلاَ تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَندَادًا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ <br />
<br />
Karena itu, janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. [Al-Baqarah: 22]<br />
<br />
Dan jika lafadz Muhammad dihilangkan, maka tinggalah lafadz Allah saja.
Dan ini juga termasuk kesalahan. Karena lafadz Allah saja termasuk dari
dzikir sufiyah yang lazimnya, dengan mengucap ‘Allah…Allah…Allah’. <br />
<br />
Oleh karenanya, selayaknya kita meninggalkan hal yang semacam ini
(menggantungkan lafadz semacam ini) . Hal ini belum pernah dicontohkan
oleh Salaf As-Shalih gRadhiyallahu 'anhum. <br />
<br />
15. Persaksian ucapan dengan ‘Syahid’ terhadap orang yang meninggal di
jihad fisabilillah. Maka semacam ini termasuk kesalahan juga. Karena
hanya Allahlah yang mengetahui keadaan hati orang tersebut.<br />
<br />
اللهُ أَعْلَمَ بِمَنْ يُجَاهِدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ<br />
<br />
Allah yang lebih mengetahui terhadap orang-orang yang jihad fi
sabilillah. Kita tidak bisa mengetahui hakekat hati orang yang
meninggal tersebut. Apakah benar-benar ikhlas niatnya ataukah tidak ?
Sehingga masih berharap dunia. Atau apakah aqidahnya sudah lurus
ataukah belum? Selayaknya kita hanya mengatakan sebagaimana yang
dikatakan Rasulullah n secara umum,<br />
<br />
مَنْ مَاتَ فِي سَبِيْلِ الله أَوْ قُتِلَ فَهُوَ شَهِيْدٌ<br />
<br />
Barangsiapa yang meninggal atau terbunuh di jalan Allah maka dia adalah syahid. <br />
<br />
Oleh karena itu kita dilarang menetapkan seseorang tertentu yang
meninggal di jalan Allah dengan sebutan ‘syahid Fulan’, karena ta’yin
itu membutuhkan dalil. Jadi lafadz من menunjukkan keumuman, bukan
ta’yin (pengkhususan) terhadap seseorang tertentu. Sehingga selayaknya
kita mendoakan dengan mengatakan, “Semoga dia termasuk syahid”, bukan
dengan “syahid Fulan.” <br />
<br />
16. Merasa ada keberuntungan atau kesialan berkaitan dengan mushaf (al-Qur’an).<br />
Maksudnya, ketika membuka mushaf kemudian menjumpai ayat yang
didalamnya ada kebaikan, maka optimis mendapatkannya. Dan sebaliknya,
ketika membaca ayat yang didalamnya ada keburukan (adzab), maka merasa
pesimis terhindar darinya. Oleh karena itu para ulama melarang hal
semacam ini. <br />
<br />
17. Penulisan ص atau SAW untuk mempersingkat صلى الله عليه وسلم<br />
Kalangan ulama musthalah hadits, melarang hal ini. Karena termasuk
menghilangkan pahala shalawat atas Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bagi seseorang. Dan seandainya saja seseorang menulis shalawat
secara lengkap, maka penulisnya akan mendapat pahala. Begitu pula
orang-orang yang membacanya.<br />
<br />
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا <br />
<br />
Barangsiapa bershalawat kepadaku n satu kali maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali karenanya. [Abu Daud]<br />
<br />
Maka tidak selayaknya bagi seorang muslim meninggalkan pahala yang
besar hanya karena untuk mempercepat dan mempersingkat tulisan. <br />
<br />
18. Mengiringi doa dan masyi’ah (kehendak) seperti doa sebagian orang
“mudah-mudahan Allah merahmatimu, Insya Allah!” atau “semoga Allah
memberikan rizqi kepadamu, Insya Allah !”<br />
<br />
Perhatikanlah dua contoh doa di atas sehingga nampak jelas. Maka doa
tersebut termasuk larangan jika dalam masyi’ah tersebut, kita bersikap
masa bodoh terhadap doa kita (dikabulkan atau tidak terserah Allah Azza
wa Jalla) tanpa adanya harapan. Berdasarkan sabda Rasulullah
Shallallahu'laiahi wa asallam,<br />
<br />
لاَ يَقُولَنَّ أَحَدُكُمُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي إِنْ شِئْتَ اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي إِنْ شِئْتَ<br />
<br />
Janganlah salah seorang dari kalian berkata-kata,”Ya Allah ampunilah
aku jika engkau berkehendak dan rahmatilah aku jika engkau
berkehendak…” [Bukhari kitab Ad-Da’awat 6339, Muslim Kitab Dzikir dan
Do’a no. 2679].<br />
<br />
Akan tetapi diperbolehkan berdo’a disertai masyi’ah ( khat ) dengan
syarat bertabaruk dan mengharapkan dengan sangat dikabulkan doanya. <br />
<br />
19. Mencaci-Maki Syetan.<br />
Hal ini juga termasuk larangan berdasarkan sabda Nabi n ,<br />
<br />
لاَ تَسُبُّوْا الشَّيْطَانَ وَ تَعَوَّذُوْا بِاللهِ مِنْ شَرِّهِ<br />
<br />
Janganlah kalian mencela syetan dan berlindunglah kepada Allah dari
keburukkannya. [As-Shahihah no. 2422 dikeluarkan Ad-Dalimi dan
selainnya]<br />
<br />
Dan hadits yang lain.<br />
<br />
عَنْ أَبِي الْمَلِيحِ عَنْ رَجُلٍ قَالَ كُنْتُ رَدِيفَ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَثَرَتْ دَابَّةٌ فَقُلْتُ تَعِسَ
الشَّيْطَانُ فَقَالَ لَا تَقُلْ تَعِسَ الشَّيْطَانُ فَإِنَّكَ إِذَا
قُلْتَ ذَلِكَ تَعَاظَمَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الْبَيْتِ وَيَقُولُ
بِقُوَّتِي وَلَكِنْ قُلْ بِسْمِ اللَّهِ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ
تَصَاغَرَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الذُّبَابِ <br />
<br />
Dari Abu Malik, dari seorang laki-lak, dia berkata, “Aku membonceng
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam maka terantuklah
tungganganya.” Maka aku katakana, “Celakalah setan.” Maka beliau n
bersabda,“Janganlah engkau katakan ‘celaka setan’. Jika engkau
mengatakan hal itu, setan akan merasa dirinya besar sampai sebesar
rumah dan dia akan berkata ‘dengan kekuatanku !’akan tetapi
katakanlah,’Bismillah’. Maka jika engkau katakan demikian, dia akan
merasa kecil sekecil lalat.” [Dikeluarkan Abu Daud, dan selainnya.
Lihat Al-Kalam At-Thayib 237] [7] <br />
<br />
Dan perlu diketahui bahwa pencelaan/pencacimakian kita terhadap setan
tidak berpengaruh sedikitpun terhadap keputusan Allah karena kita
mencaci atau tidak, syetan sudah dilaknat oleh Allah Azza wa Jalla.<br />
<br />
20. Merasa akan mendapat sial pada bulan safar, dengan berkeyakinan
akan banyak terjadi “bala” sehingga menunda safar (berpergian),
pernikahan dan lain-lainnya. Perhatikanlah sabda Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam.<br />
<br />
لاَ عَدْوَى وَلاَ طِيَرَةَ وَلاَ هَامَةَ وَلاَ صَفَرَ <br />
<br />
Tidak ada penyakit menular, tidak ada tathayur, tidak ada hammah tidak ada safar. [HR. Bukhari 5757, Muslim 2220]<br />
<br />
Menurut sebagian ulama, yang dimaksud dengan shafara adalah bulan
safar. Dan ini berdasarkan pendapat yang rajih. Oleh karena itu
selayaknya bagi kita memperlakukan bulan ini seperti bulan-bulan yang
lain, tanpa dihinggapi rasa khawatir dan dibayangi kesialan terhadap
seseuatupun yang akan terjadi. <br />
<br />
Demikianlah duapuluh kesalahan dalam beraqidah yang telah menyebar dan
begitu populer di tengah umat. Pun masih banyak didapati
kesalahan-kesalahan aqidah yang lain. Semoga Allah senantiasa
membimbing kita, sehingga terhindar dari kesalahan-kesalahan tersebut.
Amiin. Wallahu ‘alam. <br />
<br />
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun VI/1423H/2002.
Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi
Km.8 Selokaton Gondanrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]<br />
_______<br />
Footnote <br />
[1]. Disarikan dari kitab Akhta’un ‘Aqdiyah karya Syeikh Abdurrahman
bin Shalih Al-Mahmud dan kitab Alfazh Wa Mafahim karya Syeikh Muhammad
bin Shalih Al-Utsaimin disertai beberapa tambahan dari sumber lain oleh
Abu Ziyad Ibnu Sofwan – Al-Furqan Gresik <br />
[2]. Lih. At-Tauhid oleh Shalih Fauzan hal. 42<br />
[3]. Syarh Lum’atul I’tiqad hal. 89 oleh Syaikh Shalih al-Utsaimin<br />
[4]. Untuk lebih jelas, lihat Syarh Lum’atul I’tiqad hal. 22 atau Al-Manahi Al-Syar’iyah hal 74 oleh Syeikh Salim Al-Hilali<br />
[5]. Tentang celaan tidak hanya terbatas pada waktu saja, karena kita
juga dilarang mencela kendaraan, angin, ayam jantan dan penyakit panas.
Lihat Hashaidul Alsun hal. 156-159 oleh Husein Al-Uwaisyah<br />
[6]. Llihat Fathul Baari no. 6192, Muslim 2140<br />
[7]. Ucapan “Celakalah engkau syaitan!” memberikan kesan, bahwa setan
memiliki andil dalam suatu kejadian. Sehingga setan menjadi bangga
dengan hal itu. red<br />
<br />
sumber : http://almanhaj.or.id/content/1842/slash/0Omah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4988614099260665567.post-91532674174991000752012-05-22T06:05:00.000-07:002012-11-21T03:45:47.284-08:00Menyelewengkan Makna La ilaha illallah, Wujud Penyimpangan Akidah<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-uH0TFmcgJjU/UKy-Vr7KxnI/AAAAAAAAASY/--NW-F959ww/s1600/tiada+Ilah+Selain+Allah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="301" src="http://1.bp.blogspot.com/-uH0TFmcgJjU/UKy-Vr7KxnI/AAAAAAAAASY/--NW-F959ww/s400/tiada+Ilah+Selain+Allah.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">source : strongdimi.blogspot.com</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">.id</td></tr>
</tbody></table>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">.id</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Barangkali di antara kita ada yang pernah melontarkan ucapan:
“Kenapa sih kita membicarakan permasalahan tauhid terus? Apa tidak ada tema lain
yang lebih menarik?” Bagi orang yang belum paham, bisa dimaklumi bila ia
mengeluarkan kalimat seperti itu. Namun sangat tidak pantas bila kalimat
tersebut muncul dari orang yang telah memahami pentingnya tauhid bagi seorang
muslim, yang menunjukkan bahwa ia meremehkan permasalahan yang sangat dijunjung
tinggi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dan para nabi ini.</div>
<br />
<span class="fnu"><br />Telah dimaklumi
bahwa poros dakwah para nabi dan rasul, serta sebab mereka diutus adalah untuk
tauhidullah (mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala). Sebagaimana telah
dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam banyak
firman-Nya:<br /><br />وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُوْلٍ إِلاَّ نُوْحِي
إِلَيْهِ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا فَاعْبُدُوْنِ<br /><br />“Dan tidaklah Kami
mengutus seorang rasul sebelummu, melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak
ada sesembahan yang benar melainkan-Ku, maka beribadahlah kalian kepada-Ku.”
(Al-Anbiya`: 25)<br /><br />لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوْحًا إِلَى قَوْمِهِ فَقَالَ يَا
قَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ</span><br /><span class="fnu">“Sungguh Kami
telah mengutus Nuh kepada kaumnya dan dia berkata: ‘Hai kaumku, sembahlah Allah
dan tidak ada sesembahan bagi kalian selain-Nya’.” (Al-A’raf: 59)</span><br />
<span class="fnu">وَإِلَى
عَادٍ أَخَاهُمْ هُوْدًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ
غَيْرُهُ</span><br />
<span class="fnu"><br /></span>
“Dan kepada kaum ‘Ad Kami mengutus saudara mereka Hud dan dia berkata: ‘Hai
kaumku, sembahlah Allah dan kalian tidak memiliki sesembahan selain-Nya’.”
(Al-A’raf: 65)<br />
<br />
وَإِلَى ثَمُوْدَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَا قَوْمِ
اعْبُدُوا اللهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ<br />
<br />
“Dan kepada Tsamud kami
mengutus saudara mereka Shalih dan dia berkata: ‘Hai kaumku, sembahlah Allah,
dan kalian tidak memiliki sesembahan selain-Nya’.” (Al-A’raf: 73)<br />
<br />
وَإِلَى
مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَا لَكُمْ مِنْ
إِلَهٍ غَيْرُهُ<br />
<br />
“Dan kepada Madyan Kami utus saudara mereka Syu’aib dan
dia berkata: ‘Hai kaumku sembahlah Allah, dan kalian tidak memiliki sesembahan
selain-Nya’.” (Al-A’raf: 85)<br />
<br />
Karena permasalahan tauhid pula Allah Subhanahu
wa Ta'ala menurunkan kitab-kitab, dan karenanya pula manusia
diciptakan.<br />
<br />
وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لاَ
إِلَهَ إِلاَّ هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ<br />
<br />
“Dan tidaklah mereka
diperintahkan melainkan agar mereka menyembah Allah yang Esa dan tidak ada
sesembahan selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sekutukan.”
(At-Taubah: 31)<br />
<br />
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ
لِيَعْبُدُوْنِ<br />
<br />
“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar
mereka menyembah-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56)<br />
Dari sini kita mengetahui
bahwa:<br />
<br />
1. Tauhid merupakan kewajiban yang pertama dan paling utama untuk
diilmui dan didakwahkan. Ia juga merupakan tugas yang paling besar, sebagaimana
firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:<br />
<br />
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ<br />
<br />
“Maka berilmulah kamu tentang Laailahaillallah.” (Muhammad: 19)<br />
<br />
وَلَقَدْ
بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُوْلاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا
الطَّاغُوْتَ<br />
<br />
“Dan sungguh Kami telah mengutus pada setiap umat seorang
rasul agar mereka (memerintahkan): ‘Sembahlah Allah dan jauhilah thagut’.”
(An-Nahl: 36)<br />
<br />
2. Para nabi memulai dakwah mereka dari sisi tauhid, sehingga
tauhid merupakan poros dan tujuan dakwah mereka. Rasul terakhir, Nabi kita
Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, tinggal di kota Makkah selama 13 tahun
menyeru kaumnya kepada tauhidullah dan mendidik para shahabat di atasnya.<br />
<br />
3.
Al-Qur`an telah menjelaskan kedudukan tauhid dalam banyak tempat dan menjelaskan
pula bahaya dari lawannya yaitu syirik, baik terhadap individu ataupun jamaah.
Dan kesyirikanlah yang telah menyebabkan kehancuran hidup di dunia dan di
akhirat.<br />
<br />
4. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan dan
mengarahkan para shahabat agar memulai dakwah mereka dengan menyerukan kepada
tauhidullah. Sebagaimana perintah beliau kepada Mu’adz radhiyallahu 'anhu,
ketika beliau mengutusnya ke negeri Yaman:<br />
<br />
فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا
تَدْعُوْهُمْ إِلَيْهِ شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ<br />
<br />
“Hendaklah
yang pertama kali engkau serukan kepada mereka adalah mempersaksikan bahwa tidak
ada sesembahan yang benar melainkan Allah.”<br />
Di dalam sebuah riwayat
disebutkan:<br />
<br />
إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوْا اللهَ<br />
<br />
“Sampai mereka
mentauhidkan Allah.”1<br />
<br />
5. Tidak diperbolehkan bagi siapapun dan jamaah apapun
untuk mengentengkan atau meremehkan permasalahan tauhid.<br />
<br />
6. Siapapun dan
jamaah apapun bila menganggap enteng permasalahan tauhid mesti akan mengalami
kegagalan dan kebinasaan, cepat atau lambat.<br />
<br />
7. Muara dari semua kerusakan di
muka bumi adalah kerusakan aqidah dan tauhid, sebagaimana sumber dari segala
kebaikan di dunia dan di akhirat adalah karena kebagusan aqidah dan
tauhid.<br />
(Lihat Al-Firqatun Najiyah hal. 9, 31 dan 32, Asbab Dha’fil Muslimin
Amama ‘Aduwwihim karya Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz, Manhajus Salaf Fil
‘Aqidah karya Dr. Shalih bin Sa’d As-Suhaimi hal. 6)<br />
<br />
Pengaruh لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ sebagai Kalimat Tauhid dalam Kehidupan<br />
Para
pembaca yang budiman, renungkanlah beberapa buah (hasil) berikut ini, yang
nantinya bisa dipetik bila aqidah dan tauhid seseorang itu benar sebagaimana
yang telah disebutkan para ulama dalam kitab-kitab mereka. Ini dimaksudkan dalam
rangka membongkar kejahatan orang-orang yang berani menentang aqidah,
meremehkannya, atau menomorsekiankan aqidah dalam semua aktivitas dakwah, dan
sebagainya.<br />
Pertama: Memerdekakan dan mengeluarkan manusia dari perbudakan
kepada manusia menuju penghambaan kepada Rabb manusia semata.<br />
<br />
Hal ini karena
tauhid merupakan satu bentuk penghambaan diri sepenuhnya kepada Allah Subhanahu
wa Ta'ala. Sedangkan lawannya yaitu syirik merupakan satu bentuk penghambaan
diri kepada selain Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tauhid akan memerdekakan akal
setiap manusia dari segala bentuk khurafat dan memerdekakan hati dari penghinaan
serta kerendahan, sekaligus memerdekakan hidup mereka dari segala cengkraman
kekuasaan thagut yang disembah.<br />
<br />
Tauhid dengan makna inilah yang juga dipahami
oleh kaum musyrikin dahulu, sehingga mereka tampil memancangkan permusuhan
kepada para rasul.<br />
<br />
Kedua: Menyatukan/memfokuskan amal seseorang berada dalam
koridor yang satu.<br />
Karena, ketika orang yang bertauhid bergerak untuk
membangun sebuah amalan dalam detik-detik hidupnya, semuanya terarah untuk
mendapatkan ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala. Jiwanya tidak tercerai-berai kepada
penghambaan di hadapan tuhan-tuhan yang banyak, dalam keadaan dia berusaha
mencari keridhaan semuanya. Fenomena seperti ini telah digambarkan oleh Allah
Subhanahu wa Ta'ala kesudahannya di dalam sebuah firman-Nya:<br />
<br />
ضَرَبَ اللهُ
مَثَلاً رَجُلاً فِيْهِ شُرَكَاءُ مُتَشَاكِسُوْنَ وَرَجُلاً سَلَمًا لِرَجُلٍ هَلْ
يَسْتَوِيَانِ مَثَلاً<br />
<br />
“Allah telah membuat perumpamaan tentang seorang
budak yang dimiliki oleh banyak tuan yang berselisih dan seorang budak yang
dimiliki oleh seorang tuan, apakah kedua perumpamaan itu sama?” (Az-Zumar:
29)<br />
<br />
Perumpamaan pertama adalah seseorang yang memiliki tuhan yang banyak
(yakni orang yang menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta'ala). Dia mengalami
kebimbangan dalam mengejar keridhaan tuhan yang banyak tersebut. Adapun
perumpamaan kedua adalah seseorang yang tidak menyembah kecuali kepada Allah
Subhanahu wa Ta'ala semata.<br />
<br />
Ketiga: Menciptakan rasa aman dalam jiwa dan
menanamkan kekuatan batin.<br />
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:<br />
<br />
وَكَيْفَ أَخَافُ مَا أَشْرَكْتُمْ وَلاَ تَخَافُوْنَ أَنَّكُمْ أَشْرَكْتُمْ
بِاللهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا فَأَيُّ الْفَرِيْقَيْنِ
أَحَقُّ بِاْلأَمْنِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ. الَّذِيْنَ آمَنُوا وَلَمْ
يَلْبِسُوا إِيْمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ اْلأَمْنُ وَهُمْ
مُهْتَدُوْنَ<br />
<br />
“Bagaimana aku akan takut kepada sesembahan-sesembahan yang
kalian persekutukan (dengan Allah), padahal kalian tidak takut mempersekutukan
Allah dengan sesembahan-sesembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah
kepada kalian untuk mempersekutukan-Nya. Manakah di antara dua golongan itu yang
lebih berhak untuk mendapatkan keamanan (dari malapetaka) jika kalian
mengetahui? Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan keimanannya
dengan kedzaliman (kesyirikan), merekalah yang mendapatkan rasa aman dan
petunjuk.” (Al-An’am: 81-82)<br />
<br />
Orang yang beriman kepada Allah Subhanahu wa
Ta'ala akan selalu dalam koridor bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan
kembali kepada-Nya, karena Dialah Dzat yang berkuasa atas segala sesuatu.
Sehingga dengan keyakinan ini, tumbuh rasa aman dan percaya kepada Allah
Subhanahu wa Ta'ala, berpasrah diri dan tentram hatinya. Bagaimana hal ini tidak
terjadi, sementara dia melihat manusia sebagai makhluk yang tidak sanggup
berbuat untuk diri mereka sendiri, lebih-lebih untuk orang lain. Dengarkan apa
yang telah diucapkan oleh Nabi Nuh ‘alaihissalam:<br />
<br />
يَا قَوْمِ إِنْ كَانَ
كَبُرَ عَلَيْكُمْ مَقَامِي وَتَذْكِيْرِي بِآيَاتِ اللهِ فَعَلَى اللهِ
تَوَكَّلْتُ فَأَجْمِعُوا أَمْرَكُمْ وَشُرَكَاءَكُمْ ثُمَّ لاَ يَكُنْ أَمْرُكُمْ
عَلَيْكُمْ غُمَّةً ثُمَّ اقْضُوا إِلَيَّ وَلاَ تُنْظِرُوْنِ<br />
<br />
“Hai kaumku,
jika terasa berat bagimu tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan
ayat-ayat Allah, maka kepada Allahlah aku bertawakal. Karena itu bulatkanlah
keputusan kalian dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutu kalian (untuk membinasakanku),
kemudian janganlah keputusan kalian itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap
diriku, dan janganlah kalian memberi tangguh kepadaku.” (Yunus: 71)<br />
Dan
ingatlah ketika Nabi Hud ‘alaihissalam berkata kepada
kaumnya:<br />
<br />
فَكِيْدُوْنِي جَمِيْعًا ثُمَّ لاَ تُنْظِرُوْنِ. إِنِّي
تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ رَبِّي وَرَبِّكُمْ مَا مِنْ دَابَّةٍ إِلاَّ هُوَ آخِذٌ
بِنَاصِيَتِهَا إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ<br />
<br />
“Jalankanlah tipu daya kalian semua terhadapku dan janganlah kalian memberi
tangguh kepadaku. Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah, Rabbku dan Rabb
kalian. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang
ubun-ubunnya. Sesungguhnya Rabbku di atas jalan yang lurus.” (Hud:
55-56)<br />
<br />
Dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Ta'ala menggambarkan jiwa yang telah
sampai kepada kepercayaan, ketentraman dan keamanan yang tinggi karena menemukan
kekuasaan dan keagungan Allah Subhanahu wa Ta'ala serta merasakan betapa
rendahnya kedudukan makhluk. Mereka tidak memiliki kekuasaan sedikitpun dalam
urusan mereka (melainkan dengan bantuan Allah Subhanahu wa Ta'ala).<br />
<br />
Keempat:
Mengokohkan landasan persaudaraan dan persamaan<br />
<br />
Islam adalah agama tauhid
yang menjadikan seseorang tunduk kepada Rabb mereka. Tidak menjadikan sebagian
mereka menjadi tuhan bagi sebagian yang lain, serta tidak menuntut orang lain
agar menyembah dan tunduk kepada yang lain. Manusia seluruhnya sama dalam
derajat kemanusiaan. Setiap orang yang bertauhid memiliki persamaan hak dan
kewajiban. Tidak ada yang melebihi yang lain kecuali dengan takwa dan amal
shalih. Mereka tidak berbeda karena perbedaan suku, ras, atau lainnya. Allah
Subhanahu wa Ta'ala berfirman:<br />
<br />
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ
أَتْقَاكُمْ<br />
<br />
“Orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah
adalah orang yang paling bertakwa.” (Al-Hujurat: 13)<br />
Kelima: Mendapatkan
ketinggian dan kejayaan<br />
Hal ini telah dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa
Ta'ala di dalam firman-Nya:<br />
<br />
حُنَفَاءَ لِلَّهِ غَيْرَ مُشْرِكِيْنَ بِهِ
وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ
الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيْحُ فِي مَكَانٍ سَحِيْقٍ<br />
<br />
“Dengan ikhlas
kepada Allah dan tidak menyekutukan Allah. Dan barangsiapa menyekutukan Allah
maka dia seakan-akan jatuh dari langit kemudian disambar oleh burung atau
diterbangkan oleh angin ke tempat yang sangat jauh.” (Al-Hajj: 31)<br />
<br />
Ayat ini
menunjukkan bahwa tauhid merupakan ketinggian dan kejayaan, sedangkan kesyirikan
adalah kerendahan dan kehinaan.<br />
<br />
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Allah
menyerupakan iman dan tauhid dalam ketinggian, keluasan, dan kemuliaan di
langit. Langit itu merupakan tempat naik dan tempat turun, darinya turun ke bumi
dan kepadanya naik. Dan Allah menyamakan bahwa meninggalkan keimanan dan
ketauhidan, seperti sesuatu yang jatuh dari langit ke tempat yang paling rendah
dibarengi dengan rasa sempit yang sangat dan sakit yang bertumpuk-tumpuk,
diikuti dengan sambaran burung pada setiap anggota badannya. Lalu setan
mencabik-cabiknya, yang dikirim oleh Allah untuk menggiring dan memindahkannya
menuju negeri kebinasaan. Kemudian Allah mengirim angin yang menghempaskannya ke
tempat yang amat jauh. Itulah jelmaan hawa nafsunya yang akan melemparkan
dirinya ke tempat yang rendah dan jauh dari langit.” (I’lamul Muwaqqi’in, hal.
118)<br />
<br />
Keenam: Memelihara darah, harta, dan kehormatannya.<br />
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam:<br />
<br />
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى
يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا
مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِ اْلإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ
عَلَى اللهِ<br />
<br />
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka
mempersaksikan bahwa tidak ada sesembahan yang benar melainkan Allah dan
Muhammad adalah Rasul Allah, mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat. Jika
mereka telah melakukannya maka mereka telah memelihara dariku darah-darah
mereka, harta-harta mereka, kecuali dengan hak Islam dan hisab mereka ada di
tangan Allah.”2<br />
(lihat Bayanus Syirk wa Wasa`ilihi ‘inda ‘Ulama`
Asy-Syafi’iyyah, hal. 6-10 karya Dr. Muhammad bin Abdurrahman Al-Khumayyis, Laa
Ilaha illallah Ma’naha Wa Makanatuha, karya Asy-Syaikh Shalih Fauzan hal.
36-41)<br />
<br />
Pemaknaan yang Keliru dari Kalimat لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ sebagai
Kalimat Ikhlas<br />
Dalam pembahasan edisi yang telah lalu, dijelaskan apa
sesungguhnya makna kalimat لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ yang benar. Sebuah kalimat
tauhid, kalimat ikhlas, kalimat takwa, kalimat Islam, dan kalimat ‘urwatul
wutsqa. Tidak ada sesembahan yang benar melainkan Allah Subhanahu wa Ta'ala,
itulah makna yang benar. Sebuah makna yang singkat namun padat dan memiliki
konsekuensi yang demikian banyak. Makna inilah yang juga dipahami oleh kaum
musyrikin dahulu sehingga mendorong mereka untuk menolak seruan Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam dan memerangi dakwah beliau. Mereka memahami bahwa
bila mereka mengikrarkan dan mengucapkan kalimat ini berarti:<br />
<br />
a. Harus
melepaskan segala keterkaitan dengan sesembahan yang mereka jadikan sebagai
tuhan-tuhan selain Allah, berupa segala bentuk berhala, patung-patung, atau
tempat yang dikeramatkan.<br />
<br />
b. Harus meninggalkan segala perbudakan hawa nafsu
yang menjadikan mereka gandrung dan kecanduan untuk bermaksiat kepada Allah
Subhanahu wa Ta'ala seperti merampok, berzina, membunuh, berjudi, minum khamr,
berbuat dzalim, dan lain sebagainya.<br />
<br />
Inilah realita orang-orang yang telah
disebutkan oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah: “Orang-orang
kafir di masa jahiliyah mengetahui apa yang dimaksud oleh Rasulullah dengan
(seruan beliau) kepada kalimat Laa Ilaha illallah, yaitu mengesakan Allah dalam
ketergantungan, dan mengingkari segala sesembahan selain Allah serta berlepas
diri darinya. Di saat Rasulullah mengatakan kepada mereka: ‘Ucapkanlah Laa Ilaha
illallah!’, mereka berkata: ‘Apakah dia akan menjadikan tuhan-tuhan ini menjadi
satu tuhan? Ini adalah (perbuatan) yang sangat mengherankan.’ Jika engkau
mengetahui bahwa orang kafir jahiliyah saja mengetahui makna (yang benar tentang
kalimat Laa Ilaha illallah), maka amat naif dan sangat mengherankan jika
orang-orang yang mengaku Islam namun tidak mengetahui makna kalimat Laa Ilaha
illallah sebagaimana yang diketahui oleh orang-orang kafir jahiliyah. Bahkan
mereka justru mengira bahwa cukup hanya mengucapkannya dengan lisan, tanpa
hatinya meyakini makna-makna yang dikandungnya. Bahkan kalangan ahli pikir di
antara mereka meyakini bahwa makna Laa ilaha illallah adalah tidak ada yang
menciptakan, memberi rizki, kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala dan tidak ada yang
mengatur urusan kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala (yakni membatasi hanya pada
makna itu). Sungguh tidak ada kebaikan bagi seseorang (di dalam Islam) jika
orang kafir jahiliyah lebih mengetahui makna kalimat Laa Ilaha illallah.”
(Kasyfus Syubuhat, hal. 17-18)<br />
<br />
Di antara pemaknaan batil dari kalimat ini
sebagai berikut:<br />
<br />
Pertama: Tidak ada yang menciptakan, memberi rizki,
menghidupkan, mematikan dan mengatur kecuali Allah.<br />
<br />
Pemaknaan seperti ini
adalah batil, karena penafsiran ini hanya terbatas pada tauhid rububiyyah. Makna
seperti ini telah diakui dan diyakini oleh kaum musyrikin jahiliyah, akan tetapi
tidak menyebabkan mereka masuk ke dalam Islam dan tidak menjadikan harta dan
darah mereka terjaga.<br />
<br />
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah
berkata: “Kaum musyrikin menetapkan dan mempersaksikan bahwa Allah Subhanahu wa
Ta'ala adalah Dzat pencipta, pemberi rizki. Dan mereka meyakini bahwa tidak ada
yang memberi rizki, menghidupkan dan mematikan melainkan Dia, serta tidak ada
yang mengatur kecuali Dia. Dan seluruh langit yang tujuh dan apa yang ada di
dalamnya dan bumi yang tujuh seisinya adalah hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala dan
di bawah kekuasaan dan pengaturan-Nya. Jika engkau ingin mengetahui dalil bahwa
orang-orang yang diperangi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
mempersaksikan hal itu, adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:<br />
<br />
قُلْ
مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ
وَاْلأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ
مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ اْلأَمْرَ فَسَيَقُوْلُوْنَ اللهُ فَقُلْ أَفَلاَ
تَتَّقُوْنَ<br />
<br />
“Katakan siapakah yang memberikan rizki kepada kalian dari
langit dan bumi? Siapakah yang menguasai pendengaran, penglihatan dan yang
mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan dan yang mati dari yang hidup? Dan
siapakah yang mengatur semua urusan? Maka mereka akan berkata: ‘Allah.’ Maka
katakanlah: ‘Mengapa kalian tidak takut (kepada-Nya)?’.” (Yunus: 31)<br />
<br />
قُلْ
لِمَنِ اْلأَرْضُ وَمَنْ فِيْهَا إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ سَيَقُوْلُوْنَ
لِلَّهِ قُلْ أَفَلاَ تَذَكَّرُوْنَ. قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ
وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ سَيَقُوْلُوْنَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلاَ تَتَّقُوْنَ.
قُلْ مَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ يُجِيْرُ وَلاَ يُجَارُ
عَلَيْهِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ سَيَقُوْلُوْنَ لِلَّهِ قُلْ فَأَنَّى
تُسْحَرُوْنَ<br />
<br />
“Katakan: Milik siapakah bumi dan segala apa yang ada
padanya jika kalian mengetahui? Mereka akan mengatakan Allah, maka katakanlah
tidakkah kamu mau sadar. Katakan siapakah Rabbnya langit yang tujuh, Rabb ‘Arsy
yang agung? Mereka akan mengatakan milik Allah, maka katakanlah tidaklah kalian
mau bertakwa. Katakan, di tangan siapakah kekuasaan terhadap segala sesuatu dan
dia tempat berlindung dan tidak akan dilindungi jika kalian mengetahui, mereka
akan mengatakan: “Milik Allah, lalu kenapa kalian bisa dipalingkan.’”
(Al-Mu’minun: 84-89)<br />
[Lihat Kasyfus Syubuhat hal. 10-11]<br />
<br />
Memaknakan Laa
Ilahaillallah hanya ke dalam makna tauhid rububiyyah (tidak ada yang
menciptakan, memberi rizki, menghidupkan, mematikan dan yang mengatur semua
urusan kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala) semata adalah jelas kebatilannya. Jika
demikian maknanya niscaya:<br />
<br />
1. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak
akan memerangi mereka, menghalalkan darah, kehormatan, dan harta mereka.
Bagaimana mungkin beliau akan memerangi kaum yang benar aqidahnya, jika memang
maknanya demikian.<br />
<br />
2. Kaum musyrikin tidak akan menentang dan memerangi
dakwah serta seruan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada kalimat Laa
Ilaha illallah.<br />
<br />
3. Tidak ada hikmah yang besar dalam hal diutusnya para nabi dan diturunkannya
kitab-kitab samawi, karena tauhid rububiyyah ini ditetapkan oleh fitrah setiap
manusia.<br />
<br />
4. Usaha Iblis dan bala tentaranya tidak begitu berarti dalam
penyesatan hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala.<br />
<br />
Ibnul Qayyim menjelaskan:
“Apa yang ditunjukkan oleh kalimat لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ (tiada sesembahan
yang berhak disembah selain Allah) dalam menetapkan hak peribadatan, lebih
tinggi dibandingkan dengan kalimat اللهُ إِلَهٌ (Allah adalah sesembahan).
Karena ucapan ini tidak mengandung makna penafian terhadap sesembahan selain
Allah Subhanahu wa Ta'ala. Berbeda dengan ucapan لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ.
Kalimat ini menuntut pembatasan hak ibadah itu bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala
dan menafikan selain-Nya. Salah besar jika ada orang yang menafsirkan makna لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ dengan ‘Tidak ada yang mampu menciptakan kecuali Allah
semata’.”<br />
Asy-Syaikh Sulaiman bin Abdullah menjelaskan: “Jika dikatakan telah
jelas makna ‘Al-Ilah’ dan ‘Al-Ilahiyyah’, lalu bagaimana jawaban terhadap orang
yang memaknakannya dengan ‘Yang Maha Kuasa untuk menciptakan’ atau
ungkapan-ungkapan selainnya (dalam makna tauhid rububiyyah)? Jawabannya dari dua
sisi:<br />
<br />
Pertama: Ucapan ini termasuk dari ucapan yang mubtada’ (diada-adakan)
dan tidak ada seorang ulama pun yang mengatakan demikian. Tidak pula para imam,
ulama, dan ahli bahasa sekalipun yang (memaknakan) dengan apa yang kita
sebutkan. Sehingga ucapan ini adalah batil.<br />
<br />
Kedua: Jika kita menerima makna
demikian, maka ini memang salah satu kandungan maknanya dan memang semestinya
sesembahan yang benar adalah yang berkuasa menciptakan, atau mengadakan dari
yang semula tidak ada menjadi ada. Dan jikalau (sesembahan itu) tidak demikian
sifatnya, maka dia bukanlah sesembahan yang benar. Namun bukan berarti bahwa
orang yang meyakini bahwa makna Al-Ilah adalah tidak ada yang kuasa menciptakan
kecuali Allah, dia telah masuk ke dalam Islam dan telah melakukan sesuatu yang
dituju yang menjadi kunci pintu keselamatan (surga). Ini tidak diucapkan oleh
seorangpun. Karena ini berkonsekuensi bahwa orang-orang kafir Arab di masa
dahulu adalah muslimin. Jika ada sebagian orang belakangan ini menganggap
demikian, berarti dia telah salah dan telah dibantah oleh dalil-dalil sam’i
(naqli) dan aqli.” (Taisiril ‘Aziz Al-Hamid, hal. 80)<br />
Dari pembahasan ini
kita mengetahui bahwa:<br />
<br />
1. Memaknakan Laa Ilaha illallah dengan ‘tidak ada
yang menciptakan, menghidupkan, mematikan, memberi rizki kecuali Allah’ adalah
makna batil.<br />
<br />
2. Kaum musyrikin jahiliyah lebih mengetahui makna Laa Ilaha
illallah daripada sebagian kaum muslimin sekarang ini.<br />
<br />
3. Kaum musyrikin
dahulu meyakini bahwa tidak ada yang menciptakan, mematikan, menghidupkan,
memberi rizki, dan mengatur alam ini melainkan Allah Subhanahu wa Ta'ala.<br />
<br />
4.
Kaum musyrikin jahiliyah dahulu lebih ringan tingkat penyelewengannya terhadap
kalimat Laa Ilaha illallah daripada kaum muslimin yang melakukan kesyirikan di
masa sekarang ini, ditinjau dari beberapa sisi:<br />
<br />
a. Dahulu mereka menyekutukan
Allah Subhanahu wa Ta'ala bila dalam keadaan senang saja. Sedangkan bila
mendapatkan malapetaka dan musibah, mereka mengikhlaskan permintaan mereka
kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Adapun kaum musyrikin (dari kalangan muslimin)
sekarang ini, mereka melakukan kesyirikan baik ketika gembira atau mendapatkan
ujian dan malapetaka.<br />
<br />
b. Dahulu mereka menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta'ala
dengan pribadi-pribadi yang mulia, seperti para malaikat, para nabi, dan
orang-orang shalih, atau dengan sesuatu yang tidak bisa berbuat apa-apa seperti
batu atau pohon-pohon. Adapun kaum musyrikin sekarang menyekutukan Allah
Subhanahu wa Ta'ala dengan orang-orang yang terkenal kerusakan dan kebejatannya
di dalam agama. (Kasyfus Syubhat hal. 59 dan seterusnya)<br />
<br />
Kedua:
Mengeluarkan keyakinan yang benar dari zat segala sesuatu dan memasukkan
keyakinan yang benar hanya kepada Dzat Allah.<br />
<br />
Memaknakan لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ dengan makna ini adalah batil dari banyak sisi:<br />
1. Bertentangan dengan
bimbingan Al-Qur`an dan As-Sunnah yang membolehkan kita untuk meyakini sesuatu
selain tentang Allah, seperti dalam firman Allah Subhanahu wa
Ta'ala:<br />
<br />
كَلاَّ لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِ. لَتَرَوُنَّ
الْجَحِيْمَ. ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِيْنِ<br />
<br />
“Janganlah begitu,
jika kalian mengetahui dengan pengetahuan yang yakin niscaya kalian akan
benar-benar melihat neraka Jahim dan sesungguhnya kalian benar-benar akan
melihatnya dengan ‘ainul yakin.” (At-Takatsur: 5-7)<br />
Diriwayatkan dari Abu
Sa’id radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:<br />
<br />
إِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِي صَلاَتِهِ فَلْيُلْغِ الشَّكَّ
وَلْيَبْنِ عَلَى الْيَقِيْنِ، فَإِذَا اسْتَيْقَنَ بِالتَّمَامِ فَلْيَسْجُدْ
سَجْدَتَيْنِ وَهُوَ قَاعِدٌ، فَإِنْ كَانَ صَلَّى خَمْسًا شَفَعَتَا لَهُ
صَلاَتَهُ وَإِنْ صَلَّى أَرْبَعًا كَانَتَا تَرْغِيْمًا
لِلشَّيْطَانِ<br />
<br />
“Apabila seseorang ragu di dalam shalatnya, maka hendaklah
dia berusaha menghilangkan keraguannya dan kemudian dia membangunnya di atas
keyakinan. Jika dia benar-benar yakin, hendaklah dia sujud dua kali dalam
keadaan duduk. Jika dia ternyata shalat lima rakaat berarti dua sujud itu telah
menggenapkan shalatnya, dan jika dia shalat empat rakaat berarti dia telah
mengundang kemurkaan setan.”3<br />
<br />
2. Menyelisihi apa yang dipahami oleh Salafus
Shalih umat ini.<br />
<br />
3. Meyakini sesuatu yang tertangkap oleh indera dan bisa
terjadi, tidaklah menyelisihi tauhid.<br />
<br />
Ketiga: Tidak ada sesembahan
kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala.<br />
Makna ini adalah batil dan tidak benar
secara lahiriah, karena makna ini menafikan kenyataan yang ada dalam hidup.
Dalam realita, ada sesembahan selain Allah Subhanahu wa Ta'ala yang disembah
oleh hamba-hamba-Nya seperti menyembah kuburan, pohon, tempat keramat,
batu-batu, jin-jin, malaikat, para nabi atau para wali.<br />
<br />
Dari semua
pemaknaan yang batil di atas, kita mengetahui betapa jauhnya sebagian kaum
muslimin dari aqidah yang benar dan dari ilmu agama.<br />
<br />
Asy-Syaikh Abdurrahman
bin Hasan bin Muhammad bin Abdul Wahab berkata: “Hendaklah diketahui, bahwa
kalimat yang agung ini (merupakan prinsip dasar agama Islam dan di atasnya
dibangun syariat dan hukum-hukum dan akan terbedakan antara yang halal dan yang
haram), merupakan dakwah para rasul dan millah (agama) Ibrahim dan millah
Muhammad, yang beliau menyeru umatnya kepadanya dan beliau berjihad di atasnya.
Hal ini, karena lafadz kalimat ini sendiri menunjukkan kepada dua perkara,
dimana tidak akan terwujud keislaman dan keimanan melainkan dengan keduanya,
baik dalam bentuk ilmu, amal dan keyakinan.<br />
<br />
(Pertama): Menafikan kesyirikan
dalam peribadatan; dan,<br />
(Kedua): Berlepas diri dari kesyirikan dan
mengikhlaskan ibadah dalam semua bentuknya. (Mulakhkhas Minhajus Sunnah, hal.
154)<br />
Wallahu a’lam.<br />
<br />
1 Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari no. 7372
dan Muslim no. 19, dari shahabat Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu 'anhuma.<br />
2
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 25 dan Muslim no. 20 dari shahabat Ibnu ‘Umar
radhiyallahu 'anhuma.<br />
3 Diriwayatkan oleh Al-Imam Abu Dawud no. 864 dan
An-Nasa`i no. 1221<br />
<br />
-------------<br />
Tulisan diambil dari www. asy.syariah.com <br />
Penulis : Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin RawiyahOmah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4988614099260665567.post-27130615787826807542012-04-28T20:22:00.000-07:002012-04-28T20:34:07.734-07:00Muhammad bin al-Hanafiyyah<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Namanya
adalah Muhammad Ibn al-Hanafiah, ia banyak menimba ilmu dari 'Ali bin Abi
thalib." </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Pada saat
Telah terjadi percekcokan antara Muhammad ibn al-Hanafiyyah dan saudaranya
al-Hasan ibn Ali, maka Ibn al-Hanafiah mengirim surat kepada saudaranya itu,
isinya, "Sesungguhnya Allah telah memberikan kelebihan kepadamu atas
diriku. Ibumu Fathimah binti Muhammad
ibn Abdullah, sedangkan ibuku seorang wanita dari Bani "Haniifah."
Kakekmu dari garis ibu adalah utusan Allah dan makhluk pilihannya, sedangkan
kakekku dari garis ibu adalah Ja'far ibn Qais. Apabila suratku ini sampai
kepadamu, kemarilah dan berdamailah denganku, sehingga engkau memiliki
keutamaan atas diriku dalam segala hal." <br style="mso-special-character: line-break;" />
<br style="mso-special-character: line-break;" />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Begitu surat
itu sampai ke tangan al-Hasan.ia segera ke rumahnya dan berdamai dengannya.
Siapakah Muhammad ibn al-Hanafiyyah, seorang adib (ahli adab/pujangga), seorang
yang pandai dan berakhlak lembut ini? Marilah, kita membuka lembaran hidupnya
dari awal.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Kisah ini
bermula sejak akhir kehidupan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. Pada
suatu hari, Ali ibn Abi Thalib duduk bersama Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam,
maka ia berkata, "Wahai Rasulullah.apa pendapatmu apabila aku dikaruniani
seorang anak setelah engkau meninggal, (bolehkah) aku menamainya dengan namamu
dan memberikan kun-yah (sapaan yang biasanya diungkapkan dengan 'Abu fulan.')
dengan kunyah-mu?." "Ya" jawab beliau.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Kemudian
hari-hari pun berjalan terus. Dan Nabi yang mulia Shallallahu Alaihi Wassalam
bertemu dengan ar-Rafiiqul al-A'laa (berpulang ke sisi Allah).dan setelah
hitungan beberapa bulan Fathimah yang suci, Ibunda al-Hasan dan al-Husain menyusul
beliau (wafat).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Ali lalu
menikahi seorang wanita Bani Haniifah. Ia menikahi Khaulah binti Ja'far ibn
Qais al-Hanafiyyah, yang kemudian melahirkan seorang anak laki-laki untuknya.
Ali menamainya "Muhammad" dan memanggilnya dengan kun-yah "Abu
al-Qaasim" atas izin Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. Hanya saja
orang-orang terlanjur memanggilnya Muhammad ibn al-Hanafiyyah, untuk
membedakannya dengan kedua saudaranya al-Hasan dan al-Husain, dua putra
Fathimah az-Zahra. Kemudian iapun dikenal dalam sejarah dengan nama tersebut.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Muhammad ibn
al-Hanafiyyah lahir di akhir masa khilafah ash-Shiddiq (Abu Bakar) RA. Ia
tumbuh dan terdidik di bawah perawatan ayahnya, Ali bin Abi Thalib, ia lulus di
bawah didikannya.</span><br />
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
Ia belajar ibadah dan kezuhudan dari ayahnya.mewarisi kekuatan dan
keberaniannya.menerima kefasihan dan balaghoh darinya. Hingga ia menjadi
pahlawan perang di medan pertempuran.singa mimbar di perkumpulan manusia, seorang
ahli ibadah malam (Ruhbaanullail) apabila kegelapan telah menutup tirainya ke
atas alam dan saat mata-mata tertidur lelap.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Ayahnya
telah mengutusnya ke dalam pertempuran-pertempuran yang ia ikuti. Dan ia (Ali)
telah memikulkan di pudaknya beban-beban pertempuran yang tidak ia pikulkan
kepada kedua saudaranya yang lain; al-Hasan dan al-Husain. Ia pun tidak
terkalahkan dan tidak pernah melemah keteguhannya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Pada suatu
ketika pernah dikatakan kepadanya, "Mengapakah ayahmu menjerumuskanmu ke
dalam kebinasaan dan membebankanmu apa yang kamu tidak mampu memikulnya dalam
tempat-tempat yang sempit tanpa kedua saudaramu al-Hasan dan al-Husain?"<br />
Ia menjawab, "Yang demikian itu karena kedua saudaraku menempati kedudukan
dua mata ayahku.sedangkan aku menempati kedudukan dua tangannya.sehingga ia
(Ali) menjaga kedua matanya dengan kedua tangannya."</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Dalam perang
"Shiffin" yang berkecamuk antara Ali ibn Abi Thalib dan Muawiyah ibn
Abi Sufyan RA. Adalah Muhammad ibn al-Hanafiyyah membawa panji ayahnya. Dan di
saat roda peperangan berputar menggilas pasukan dari dua kelompok, terjadilah
sebuah kisah yang ia riwayatkan sendiri. Ia menuturkan, "Sungguh aku telah
melihat kami dalam perang "Shiffin", kami bertemu dengan para sahabat
Muawiyah, kami saling membunuh hingga aku menyangka bahwa tidak akan tersisa
seorang pun dari kami dan juga dari mereka. Aku menganggap ini adalah perbuatan
keji dan besar.</span><br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Tidaklah
berselang lama hingga aku mendengar seseorang yang berteriak di belakangku,
"Wahai kaum Muslimin.(takutlah kepada) Allah, (takutlah kepada
Allah).wahai kaum Muslimin.<br />
Siapakah yang akan (melindungi) para wanita dan anak-anak?.<br />
Siapakah yang akan menjaga agama dan kehormatan?.<br />
Siapakah yang akan menjaga serangan Romawi dan ad-Dailami?*.<br />
Wahai kaum Muslimin.takutlah kepada Allah, takutlah kepada Allah dan sisakan
kaum muslimin, wahai ma'syarol muslimin."</span><br />
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
Maka sejak hari itu, aku berjanji kepada diriku untuk tidak mengangkat pedangku
di wajah seorang Muslim.<br />
Kemudian Ali mati syahid di tangan pendosa yang dzalim (di tangan Abdurrahman
ibn Miljam )</span><br />
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
Kekuasaan pun berpindah kepada Muawiyah ibn Abi Sufyan. Maka, Muhammad ibn
al-Hanafiyyah membaiatnya untuk selalu taat dan patuh dalam keadaan suka maupun
benci karena keinginannya hanya untuk menyatukan suara dan mengumpulkan
kekuatan serta untuk menggapai izzah bagi Islam dan Muslimin.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Muawiyah
merasakan ketulusan baiat ini dan kesuciannya. Ia merasa benar-benar tentram
kepada sahabatnya, hal mana menjadikannya mengundang Muhammad ibn al-Hanafiyyah
untuk mengunjunginya. Maka, ia pun mengunjunginya di Damaskus lebih dari
sekali.dan lebih dari satu sebab.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Di antaranya,
bahwa kaisar Romawi menulis surat kepada Muawiyah. Ia mengatakan,
"Sesungguhnya raja-raja di sini saling berkoresponden dengan raja-raja
yang lain. Sebagian mereka bersenang-senang dengan yang lainnya dengan hal-hal
aneh yang mereka miliki.sebagin mereka saling berlomba dengan sebagian yang
lain dengan keajaiban-keajaiban yang ada di kerajaan-kerajaan mereka. Maka,
apakah kamu mengizinkan aku untuk mengadakan (perlombaan) antara aku dan kamu
seperti apa yang terjadi di antara mereka?" Maka, Muawiyah mengiyakannya
dan mengizinkannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Kaisar
Romawi mengirim dua orang pilih-tandingnya. Salah seorang darinya berbadan
tinggi dan besar sekali sehingga seakan-akan ia ibarat pohon besar yang
menjulang tinggi di hutan atau gedung tinggi nan kokoh. Adapun orang yang satu
lagi adalah seorang yang begitu kuat, keras dan kokoh seakan-akan ia ibarat
binatang liar yang buas. Sang kaisar menitipkan surat bersama keduanya, ia
berkata dalam suratnya, "Apakah di kerajaanmu ada yang menandingi kedua
orang ini, tingginya dan kuatnya?."</span><br />
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
Muawiyah lalu berkata kepada 'Amr ibn al-'Aash, "Adapun orang yang
berbadan tinggi, aku telah menemukan orang yang sepertinya bahkan lebih
darinya.ia Qais ibn Sa'd ibn 'Ubadah. Adapun orang yang kuat, maka aku
membutuhkan pendapatmu."</span><br />
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
'Amr berkata, "Di sana ada dua orang untuk urusan ini, hanya saja keduanya
jauh darimu. Mereka adalah Muhammad ibn al-Hanafiyyah dan Abdullah ibn
az-Zubair."</span><br />
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
"Sesungguhnya Muhammad ibn al-Hanafiyyah tidaklah jauh dari kita,"
kata Muawiyyah.<br />
"Akan tetapi apakah engkau mengira ia akan ridla bersama kebesaran
kemuliaannya dan ketinggian kedudukannya untuk mengalahkan kekuatan orang dari
Romawi ini dengan ditonton manusia,?" tanya 'Amr.<br />
Muawiyah berkata, "Sesungguhnya ia akan melakukan hal itu dan lebih banyak
dari itu, apabila ia menemukan izzah bagi Islam padanya." Kemudian
Muawiyah memanggil keduanya, Qais ibn Sa'd dan Muhammad ibn al-Hanafiyyah.</span><br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Ketika
majelis telah dimulai, Qais ibn Sa'd berdiri dan melepaskan sirwal-sirwal-nya
(celana yang lebar) lalu melemparkannya kepada al-'Ilj** dari Romawi dan
menyuruhnya untuk memakainya. Ia pun memakainya.maka, sirwalnya menutupi sampai
di atas kedua dadanya sehingga orang-orang ketawa dibuatnya.</span><br />
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
Adapun Muhammad ibn al-Hanafiyyah, ia berkata kepada penterjemahnya,
"Katakan kepada orang Romawi ini.apabila ia mau, ia duduk dan aku berdiri,
lalu ia memberikan tangannya kepadaku. Entah aku yang akan mendirikannya atau
dia yang mendudukkanku.Dan bila ia mau, dia yang berdiri dan aku yang
duduk." Orang Romawi tadi memilih duduk.</span><br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Maka
Muhammad memegang tangannya, dan (menariknya) berdiri.dan orang Romawi tersebut
tidak mampu (menariknya) duduk.</span><br />
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
Kesombongan pun merayap dalam dada orang Romawi, ia memilih berdiri dan
Muhammad duduk. Muhammad lalu memegang tangannya dan menariknya dengan satu
hentakan hampir-hampir melepaskan lengannya dari pundaknya.dan mendudukkannya
di tanah.</span><br />
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
Kedua orang kafir Romawi tersebut kembali kepada rajanya dalam keadaan kalah
dan terhina.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Hari-hari
berputar lagi.<br />
Muawiyah dan putranya Yazid serta Marwan ibn al-Hakam telah berpindah ke
rahmatullah.Kepemimpinan Bani Umayyah berpindah kepada Abdul Malik ibn Marwan,
ia mengumumkan dirinya sebagai khalifah muslimin dan penduduk Syam membaiatnya.</span><br />
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
Sementara penduduk Hijaz dan Irak telah membaiat Abdullah ibn az-Zubair***.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Setiap dari
keduanya mulai menyeru orang yang belum membaiatnya untuk membaiatnya.dan
mendakwakan kepada manusia bahwa ia yang paling berhak dengan kekhalifahan
daripada sahabatnya. Barisan kaum muslimin pun terpecah lagi. Di sinilah Abdullah ibn az-Zubair meminta
kepada Muhammad ibn al-Hanafiyyah untuk membaiatnya sebagaimana penduduk Hijaz
telah membaiatnya. Hanya saja Ibn al-Hanafiyyah memahami betul bahwa baiat akan
menjadikan hak-hak yang banyak di lehernya bagi orang yang ia baiat. Di
antaranya adalah menghunus pedang untuk menolongnya dan memerangi orang-orang
yang menyelisihinya. Dan para penyelisihnya hanyalah orang-orang muslim yang
telah berijtihad, lalu membaiat orang yang tidak ia bai'at. Tidaklah orang yang
berakal sempurna lupa akan kejadian di hari "Shiffin."</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Tahun yang
panjang belum mampu menghapus suara yang menggelegar dari kedua pendengarannya,
kuat dan penuh kesedihan, dan suara itu memanggil dari belakangnya, "Wahai
kaum Muslimin.(takutlah kepada) Allah, (takutlah kepada) Allah.wahai kaum
Muslimin.</span><br />
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
Siapakah yang akan (melindungi) para wanita dan anak-anak?.<br />
Siapakah yang akan menjaga agama dan kehormatan?. Siapakah yang akan menjaga
serangan Romawi dan ad-Dailami."..</span><br />
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
Ya, ia belum lupa sedikitpun dari itu semua. Maka, ia berkata kepada Abdullah
ibn az-Zubair, "Sesungguhnya engkau mengetahui dengan sebenar-benarnya,
bahwa dalam perkara ini aku tidak memiliki tujuan dan tidak pula
permintaan.hanyalah aku ini seseorang dari kaum muslimin. Apabila kalimat
(suara) mereka berkumpul kepadamu atau kepada Abdul Malik, maka aku akan
membaiat orang yang suara mereka berkumpul padanya. Adapun sekarang, aku tidak
membaiatmu.juga tidak membaiatnya."</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Mulailah
Abdullah mempergaulinya dan berlemah lembut kepadanya dalam satu kesempatan.
Dan dalam kesempatan yang lain ia berpaling darinya dan bersikap keras
kepadanya. Hanya saja, Muhammad ibn al-Hanafiyyah tidak berselang lama hingga
banyak orang yang bergabung dengannya ketika mereka mengikuti pendapatnya. Dan
mereka menyerahkan kepemimpinan mereka kepadanya, hingga jumlah mereka sampai
tujuh ribu orang dari orang-orang yang memilih untuk memisahkan diri dari
fitnah. Dan mereka enggan untuk menjadikan diri mereka kayu bakar bagi apinya
yang menyala.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Setiap kalii
pengikut Ibn al-Hanafiyyah bertambah jumlahnya, bertambahlah kemarahan Ibn
az-Zubair kepadanya dan ia terus mendesaknya untuk membaiatnya.Ketika Ibn
az-Zubair telah putus asa, ia memerintahkannya dan orang-orang yang bersamanya
dari Bani Hasyim dan yang lainnya untuk menetap di Syi'b (celah di antara dua
bukit) mereka di Mekkah, dan ia menempatkan mata-mata untuk mengawasi mereka.<br />
Kemudian ia berkata kepada mereka, "Demi Allah, sungguh-sungguh kalian
harus membaiatku atau benar-benar aku akan membakar kalian dengan api.</span><br />
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
Kemudian ia menahan mereka di rumah-rumahnya dan mengumpulkan kayu bakar untuk
mereka, lalu mengelilingi rumah-rumah dengannya hingga sampai ujung tembok.
Sehingga seandainya ada satu kayu bakar menyala niscaya akan membakar semuanya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Di saat
itulah, sekelompok dari para pengikut Ibn al-Hanafiyyah berdiri kepadanya dan
berkata, "Biarkan kami membunuh Ibn az-Zubair dan menenangkan manusia dari
(perbuatan)nya."<br />
Ia berkata, "Apakah kita akan menyalakan api fitnah dengan tangan-tangan
kita yang karenanya kita telah menyepi (memisahkan diri) dan kita membunuh
seorang sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam dan anak-anak dari
sahabatnya?! Tidak, demi Allah kita tidak akan melakukan sedikitpun apa yang
manjadikan Allah dan Rasul-Nya murka."</span><br />
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
Berita tentang apa yang diderita oleh Muhammad ibn al-Hanafiyah dan para
pengikutnya dari kekerasan Abdullah ibn az-Zubair sampai ke telinga Abdul Malik
ibn Marwan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Ia melihat
kesempatan emas untuk menjadikan mereka condong kepadanya.<br />
Ia lantas mengirim surat bersama seorang utusannya, yang seandainya ia
menulisnya untuk salah seorang anaknya tentunya 'dialek'nya tidak akan sehalus
itu dan redaksinya tidak selembut itu.<br />
Dan di antara isi suratnya adalah, "Telah sampai berita kepadaku bahwa Ibn
az-Zubair telah mempersempit gerakmu dan orang-orang yang bersamamu.ia memutus
tali persaudaraanmu.dan merendahkan hakmu. Ini negeri Syam terbuka di depanmu,
siap menjemputmu dan orang-orang yang bersamamu dengan penuh kelapangan dan
keluasan.singgahlah di sana dimana engkau mau, niscaya engkau akan menemukan
penduduknya mengucapkan selamat kepadamu dan para tetangga yang mencintaimu.dan
engkau akan mendapatkan kami orang-orang yang memahami hakmu.menghormati
keutamaanmu.dan menyambung tali persaudaraanmu Insya Allah.<br style="mso-special-character: line-break;" />
<br style="mso-special-character: line-break;" />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Muhammad ibn
al-Hanafiyah dan orang-orang yang bersamanya berjalan menuju negeri
Syam.sesampainya di "Ublah", mereka menetap di sana. Penduduknya
menempatkan mereka di tempat yang paling mulia dan menjamu mereka dengan baik
sebaga tetangga.</span><br />
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
Mereka mencitai Muhammad ibn al-Hanafiyah dan mengagungkannya, karena apa yang
mereka lihat dari kedalaman (ketekunan) ibadahnya dan kejujuran zuhudnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Ia mulai
menyuruh mereka kepada yang ma'ruf dan mencegah mereka dari yang munkar. Ia
mendirikan syi'ar-syi'ar di antara mereka dan mengadakan ishlah dalam perselisihan
mereka. Ia tidak membiarkan seorang pun dari manusia mendzalimi orang lain.</span><br />
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
Di saat berita itu sampai ke telinga Abdul Malik ibn Marwan, hal tersebut
memberatkan hatinya. Ia kemudian bermusyawarah dengan orang-orang terdekatnya.
Mereka berkata kepadanya, "Kami tidak berpendapat agar engkau
memperbolehkannya tinggal di kerajaanmu. Sedangkan sirahnya sebagaimana yang
engkau ketahui entah ia membaiatmu atau ia kembali ke tempatnya semula."</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Maka, Abdul
Malik menulis surat untuknya dan berkata, "Sesungguhnya engkau telah
mendatangi negeriku dan engkau singgah di salah satu ujungnya. Dan ini
peperangan yang terjadi antara diriku dan Abdullah ibn az-Zubair. Dan engkau
adalah seseorang yang memiliki tempat dan nama di antara kaum Muslimin. Dan aku
melihat agar engkau tidak tinggal di negeriku kecuali bila engkau membaiatku.
Bila engkau membaiatku, aku akan memberimu seratus kapal yang datang kepadaku
dari "al-Qalzom" kemarin, ambillah beserta apa yang ada padanya.
Bersama itu engkau berhak atas satu juta dirham ditambah dengan jumlah yang
kamu tentukan sendiri untuk dirimu, anak-anakmu, kerabatmu, budak-budakmu dan
orang-orang yang bersamamu. Bila engkau menolaknya maka pergilah dariku ke
tempat yang aku tidak memiliki kekuasaan atasnya."</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Muhammad ibn
al-Hanafiyah kemudian menulis balasan, "Dari Muhammad ibn Ali, kepada
Abdul Malik ibn Marwan. Assalamu 'alaika.Sesungguhnya aku memuji kepada Allah
yang tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Dia, (aku berterima kasih)
kepadamu. Amma ba'du. Barangkali engkau
menjadi ketakutan terhadapku. Dan aku mengira engkau adalah orang yang paham
terhadap hakikat sikapku dalam perkara ini. Aku telah singgah di Mekkah, maka
Abdullah ibn az-Zubair menginginkan aku untuk membaiatnya, dan tatkala aku
menolaknya ia pun berbuat jahat terhadap pertentanganku. Kemudian engkau
menulis surat kepadaku, memanggilku untuk tinggal di negeri Syam, lalu aku
singgah di sebuah tempat di ujung tanahmu di karenakan harganya murah dan jauh
dari markaz (pusat) pemerintahanmu. Kemudian engkau menulis kepadaku apa yang
telah engkau tuliskan. Dan kami Insya Allah akan meninggalkanmu."</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Muhammad ibn
al-Hanafiyyah beserta orang-orangnya dan kelurganya meninggalkan negeri Syam,
dan setiap kali ia singgah di suatu tempat ia pun di usir darinya dan diperintahkan
agar pergi darinya. Dan seakan-akan kesusahan belum cukup atasnya, hingga Allah
berkehendak mengujinya dengan kesusahan lain yang lebih besar pengaruhnya dan
lebih berat tekanannya.</span><br />
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><br />
Yang demikian itu, bahwa sekelompok dari pengikutnya dari kalangan orang-orang
yang hatinya sakit dan yang lainnya dari kalangan orang-orang lalai. Mereka
mulai berkata, "Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam telah
menitipkan di hati Ali dan keluarganya banyak sekali rahasia-rahasia ilmu,
qaidah-qaidah agama dan perbendaharaan syariat. Beliau telah mengkhususkan
Ahlul Bait dengan apa yang orang lain tidak mengetahuinya."</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Orang yang
'alim, beramal dan mahir ini memahami betul apa yang diusung oleh ucapan ini
dari penyimpangan, serta bahaya-bahaya yang mungkin diseretnya atas Islam dan
Muslimin. Ia pun mengumpulkan manusia dan berdiri mengkhutbahi mereka. Ia memuji Allah dan menyanjungnya dan
bershalawat atas Nabi-Nya Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam, kemudian
berkata, "Sebagian orang beranggapan bahwa kami segenap Ahlul Bait
mempunyai ilmu yang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam mengkhususkan kami
dengannya, dan tidak memberitahukan kepada siapapun selain kami. Dan kami -demi
Allah- tidaklah mewarisi dari Rasulullah melainkan apa yang ada di antara dua
lembaran ini, (dan ia menunjuk ke arah mushaf). Dan sesungguhnya barangsiapa
yang beranggapan bahwa kami mempunyai sesuatu yang kami baca selain kitab
Allah, sungguh ia telah berdusta."</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Adalah
sebagian pengikutnya mengucapkan salam kepadanya, mereka berkata,
"Assalamu'alaika wahai Mahdi."<br />
Ia menjawab, "Ya, aku adalah Mahdi (yang mendapat petunjuk) kepada
kebaikan.dan kalian adalah para Mahdi kepada kebaikan Insya Allah, akan tetapi
apabila salah seorang dari kalian mengucapkan salam kepadaku, maka hendaklah
menyalamiku dengan namaku. Hendaklah ia berkata, "Assalamu'alaika ya
Muhammad."</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Tidak
berlangsung lama kebingungan Muhammad ibn al-Hanafiyyah tentang tempat yang
akan ia tinggali beserta orang-orang yang bersamanya. Allah telah berkehendak agar al-Hajjaj ibn
Yusuf ats-Tsaqofi menumpas Abdullah ibn az-Zubair dan agar manusia seluruhnya
membaiat Abdul Malik ibn Marwan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Maka,
tidaklah yang ia lakukan kecuali menulis surat kepada Abdul Malik, ia berkata,
"Kepada Abdul Malik ibn Marwan, Amirul Mukminin, dari Muhammad ibn Ali.
Amma ba'du.Sesungguhnya setelah aku melihat perkara ini kembali kepadamu, dan
manusia membaiatmu. Maka, aku seperti orang dari mereka. Aku membaiatmu untuk
walimu di Hijaz. Aku mengirimkan baiatku ini secara tertulis. Wassalamu'alaika."</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Ketika Abdul
Malik membacakan surat tersebut kepada para sahabatnya, mereka berkata,
"Seandainya ia ingin memecah tongkat ketaatan (baca: keluar dari ketaatan)
dan membikin perpecahan dalam perkara ini, niscaya ia mampu melakukannya, dan
niscaya engkau tidak memiliki jalan atasnya.Maka tulislah kepadanya dengan
perjanjian dan keamanan serta perjanjian Allah dan Rasul-Nya agar ia tidak
diusir dan diusik, ia dan para sahabatnya."</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Abdul Malik
kemudian menulis hal tersebut kepadanya. Hanya saja Muhammad ibn al-Hanafiyyah
tidak hidup lama setelah itu. Allah telah memilihnya untuk berada di sisi-Nya
dalam keadaan ridla dan diridlai.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Semoga Allah
memberikan cahaya kepada Muhammad ibn al-Hanafiyah di kuburnya, dan semoga
Allah mengindahkan ruhnya di surga.ia termasuk orang yang tidak menginginkan
kerusakan di bumi tidak pula ketinggian di antara manusia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="color: #999999; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 7.5pt;">Sumber: - Hilyah al-Auliyaa oleh Abu Nu'aim, III: 174, - Tahdziib
at-Tahdziib, IX:354, - Shifah ash-Shafwah oleh Ibnul Jauzi (cet. Halab), II:
77-79, - Ath-Thabaqat al-Kubra oleh Ibnu Sa'd, V:91, - Al-Waafi bi al-Wafayaat
(terjemah): 1583, - Wafayaat al-A'yaan oleh Ibnu Kholaqan, IV:169, - Al-Kamil,
III:391 dan IV:250 pada kejadian-kejadian tahun 66 H, - Syadzarat adz-Dzahab,
I:89,- Tahdziib al-Asma Wa al-Lughaat, I:88-89, - Al-Bad'u Wa at-Tarikh,
V:75-76, - Al-Ma'arif oleh Ibnu Qutaibah: 123, - Al-'Iqd al-Farid oleh Ibnu
Abdi Rabbih, tahqiq al-'Urayyan, Juz II,III,V dan VII</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span style="color: black; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 8pt; line-height: 115%;">Kompilasi Ulang dari </span></b><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11pt; line-height: 115%;"><a href="http://ahlulhadiits.wordpress.com/"><b><span style="color: blue; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 8pt; line-height: 115%;">www.ahlulhadiits.wordpress.com</span></b></a></span><b><span style="color: black; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 8pt; line-height: 115%;"> Online melalui </span></b><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11pt; line-height: 115%;"><a href="http://www.alquran-sunnah.com/"><b><span style="color: blue; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 8pt; line-height: 115%;">www.alquran-sunnah.com</span></b></a></span><span style="color: #999999; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 7.5pt;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 7.5pt;"></span></div>Omah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4988614099260665567.post-56081239659289979512012-04-23T07:17:00.000-07:002012-04-23T07:17:28.703-07:00Tafwidh Dan Mufawidhah<div class="clearfix"><div class="mbs uiHeaderSubTitle lfloat fsm fwn fcg">Oleh <a href="http://www.facebook.com/abuasma.andre">Ustadz Abu Asma Andre</a> pada 22 April 2012 pukul 20:27 ·<span class="timelineUnitContainer"></span></div></div>Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh.<br />
<br />
<div style="text-align: right;">إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.</div><div style="text-align: right;">يَا أَيُّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اتّقُواْ اللّهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مّسْلِمُونَ </div><div style="text-align: right;"> يَآ أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْراً وَنِسَآءً وَاتَّقُوْا اللَّهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْباً</div><div style="text-align: right;">يَا أَيُّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اتّقُواْ اللّهَ وَقُولُواْ قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماًً</div><div style="text-align: right;">أما بعد: فإن أصدق الكلام كلام الله وخير الهدي هدي محمد وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار.</div><br />
<b>Pendahuluan :</b> Telah terjadi kesalah pahaman diantara sebagian orang dengan menganggap bahwasanya ahlussunnah dalam masalah nash - nash asma wa shifat adalah menyerahkan maknanya kepada Allah subhanahu wa ta'ala, padahal ini adalah sebuah kekeliruan. Sesungguhnya yang diserahkan oleh ahlussunnah bukan maknanya akan tetapi kaifiyatnya sebagaimana tampak dalam ucapan imam - imam as salaf. Dibawah ini ada tulisan ringkas menjelaskan hakikat madzhab mufawidhah berikut penjelasan yang insyaAllah memadai.<br />
<br />
<b>Makna Tafwidh Secara Bahasa Dan Istilah : </b><br />
<br />
Tafwidh secara bahasa, sebagaimana dikatakan oleh Al Imam Ibnu Faris rahimahullah adalah : menyerahkan urusannya kepada orang lain. ( Al Qamus Al Muhith hal 651 ).<br />
<br />
Al Imam Zainuddin Muhammad Ar Razi rahimahullah berkata : " Tafwidh maknanya adalah mengembalikan kepada yang memberikan. " ( Mukhtarus Shihah hal 445 - cetakan Darus Salam - Kairo )<br />
<br />
Berkata Imam An Nawawi rahimahullah : " Berkata ahli bahasa, maknanya adalah seseorang menyerahkan urusannya atau mewakilkan dan mengembalikan urusannya, dan inilah yang disebutkan oleh Ar Rafi'i. " ( Tahdzib Asma Wa Lughat 1/75 )<br />
<br />
Tafwidh secara istilah : memalingkan lafadh dari zhohirnya kepada ketiadaan makna, tanpa adanya penjelasan tentang apa makna yang diinginkan selanjutnya, bahkan meninggalkan dan menyerahkan maknanya kepada Allah subhanahu wa ta'ala dengan misalnya mengucapkan : " Allah yang lebih mengetahui akan apa yang diinginkan. " ( An Nizhamul Farid hal 128 lewat perantaraan Tahdzib Asma Wa Lughat 1/75 )<br />
<br />
<b>Keadaan Kaum Mufawidhah : </b><br />
<br />
Maka kaum mufawidhah pada hakikatnya beriman kepada lafadz - lafadz yang ada di dalam Al Qur-an dan As Sunnah tanpa kemudian mereka memahaminya - bahkan menyerahkan pemahaman kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan Rasulullah shalallahu alahi wa sallam. Hal ini khususnya terjadi pada dalil - dalil asma wa shifat - sehingga mereka beranggapan bahwa dalil - dalil asma wa shifat adalah tidak dapat terpahami dan mustahil untuk dipahami, dan tidak ada yang memahami maknanya melainkan Allah subhanahu wa ta'ala. Kaum mufawidhah menetapkan shifat bersama dengan menyerahkan makna dan kaifiyatnya kepada Allah subhanahu wa ta'ala - dan ini bertentangan dengan pendapat ahlussunnah wal jama'ah dimana yang mereka serahkan adalah kaifiyatnya dan mereka memahami maknanya, itulah yang masyhur sebagaimana dimaukan dalam ucapan Al Imam Malik rahimahullah. ( Madzhab Ahlut Tafwidh hal 18 karya Syaikh Ismail bin Rumaih hafidzahullah )<br />
<br />
<b>Bangunan Madzhab Mufawidhah : </b><br />
<br />
Lebih lanjut Syaikh Ismail hafidzhullah menjelaskan bangunan madzhab ahlul tafwidh beliau berkata ( Madzhab Ahlut Tafwidh hal 19 ):<br />
1. Keyakinan mereka bahwasanya dhahir nash shifat adalah bersifat mutasyabih *, dan tidaklah mungkin dipahami oleh akal maknanya, dan telah maklum - menurut mereka - bahwasanya ketika disebutkan shifat ( shifat Allah subhanahu wa ta'ala - pent ), maka tidaklah mungkin dipahami dengan sifat makhluk, sehingga menurut akal mereka nash shifat bagi Allah tidak ada yang mengetahui maknanya melainkan Allah subhanahu wa ta'ala.<br />
2. Bahwasanya makna yang disebutkan dalam nash - nash bersifat tidak diketahui oleh makhluk secara jalan ilmu, bahkan ilmunya Allah subhanahu wa ta'ala sembunyikan ilmunya, disinilah pembeda antara madzhab ahlul ta'wil dengan ahlul tafwidh, yang mana ahlul ta'wil** memperbolehkan berijtihad ( dan ini salah - pent ) didalam masalah penetapan asma dan shifat.<br />
<br />
<b>Berlepas Dirinya As Salafus Shalih Dari Bid'ah Tafwidh : </b><br />
<br />
Sebagian orang menisbatkan bahwasanya tafwidh adalah madzhab ahlussunnah wal jama'ah - as salafus shalih - dalam masalah ini, dan ini keliru, madzhab As salaf sesungguhnya menyerahkan kaifiyyatnya kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan bukan maknanya ***, dan mereka memahami makna - makna yang disebutkan didalam ayat - ayat maupun hadits - hadits yang terkait dengan asma dan shifat bagi Allah subhanahu wa ta'ala.<br />
<br />
Mereka memahami makna istiwa, nuzul, ketinggian, wajah, mata, kaki dan semisalnya dari nash - nash asma wa shifat, dan mereka memahami bahwasanya makna dari wajah bukanlah mata, dan makna dari mata bukanlah nuzul dan seperti inilah pemahaman mereka, dan yang mereka serahkan adalah kaifiyatnya, sebagaimana pendapat ini telah kuat disisi imam - imam ahlussunnah, semisal Al Auzai, Sufyan Ats Tsauri, Malik bin Anas, Laits bin Sa'ad dan selain mereka dari kalangan as salaf yang berkata :<br />
<div style="text-align: right;">أمروها كما جاءت بلا كيف</div>" Perlakukan sebagaimana datangnya dan jangan bertanya kaifiyatnya." - hal ini menunjukkan yang mereka serahkan adalah kaifiyatnya bukan maknanya, sebagaimana perkataan Rabi'ah bin Abi Abdurrahman dan Malik bin Anas ketika ditanya tentang istiwa mereka berkata :<br />
<div style="text-align: right;">الاستواء غير مجهول ، والكيف غير معقول</div>" Istiwa bukanlah perkara yang tidak diketahui dan kaifiyatnya tidaklah diketahui. " ( Al 'Ilam bil Mukhalafah hal 29 lewat perantaraan Madzhab Ahlut Tafwidh hal 21 )<br />
<br />
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata - ketika menjelaskan perkataan Imam Malik rahimahullah ( tentang istiwa - pent ) : " Beginilah perkataan seluruh imam ummat ini, perkataan mereka menyepakati Malik didalam keterangan bahwasanya yang tidak diketahui adalah kaifiyat istiwa, dan sebagaimana mereka tidak memahami tentang kaifiyat Dzat Allah subhanahu wa ta'ala****, akan tetapi mereka memahami maknanya sebagaimana nampak dalam ucapan para Imam tersebut, sebagaimana mereka memahami makna nuzul akan tetapi tidak mengetahui bagaimana caranya, dan seterusnya. ( Majmu Fatawa 5/356 )<br />
<br />
<b>Diantara Sebab - Sebab Munculnya Bid'ah Tafwidh :</b><br />
<br />
1. Pemahaman kaum mufawidhah yang salah terhadap ucapan imam - imam as salafus shalih, dimana mereka memahami bahwasanya as salaf menyerahkan makna dan kaifiyatnya - dan ini telah dijelaskan diatas bagaimana hakikat manhaj salaf dalam masalah ini.<br />
2. Menyandarkan diri kepada akal dan menggunakan filsafat yunani yang rusak dalam masalah agama. ( Madzhab Ahlut Tafwidh hal 33 - 36 dengan diringkas )<br />
<br />
<br />
---##---<br />
<br />
<b>Catatan Kaki :</b><br />
<br />
* Abu Asma Andre katakan : " Disini ada kaitan erat antara pemahaman bahwasanya nash-nash asma wa shifat adalah mutasyabih secara mutlak dengan keyakinan tafwidh, semoga Allah subhanahu wa ta'ala memudahkan saya untuk menyusun dan mengumpulkan apa - apa yang terkait dengan pembahasan ini dari apa - apa yang terdapat dikitab - kitab para ulama. Hal ini sebagaimana telah disebutkan oleh Syaikh Ismail bin Rumaih didalam pasal dalam kitab Madzhab Ahlul Tafwidh hal 12. "<br />
<br />
** Abu Asma Andre katakan : " Pada kesempatan yang telah lalu saya telah menjelaskan makna ta'wil disisi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, silahkan lihat di akun saya.<br />
<br />
*** Dan pada kesempatan saya ( Abu Asma Andre ) tallaqi kitab Qawaidul Mutsla dengan Ustadzuna Abu Isa Abdullah bin Sallam hafidzahullah saya bertanya kepada beliau : " Apakah yang tidak diketahui oleh ahlussunnah hanyalah kaifiyat dari asma wa shifat atau ada yang lain ? " Beliau menjawab : " Bahwasanya yang tidak diketahui oleh ahlussunnah ada dua macam : 1. Kaifiyatnya dan 2. Puncak dari kesempurnaan maknanya. " ( Tallaqi Qawaidul Mutsla dengan Ustadz Abu Isa Abdullah bin Sallam hafidzahullah - sekitar tahun 2003 )<br />
<br />
**** Abu Asma Andre katakan : " Inilah keyakinan ahlussunnah wa jama'ah, dan terbuktilah bahwasanya ahlul bid'ah yang menuduh ahlussunnah sebagai mujasimmah ( menyerupakan Allah dengan makhluk ) adalah salah sasaran, dan insyaAllah - permasalah mujasimmah dan ahlul mujasimmah akan dibahas pada kesempatan yang lain - semoga Allah memudahkan. "<br />
<br />
<br />
Abu Asma Andre<br />
Ciangsana - Cileungsi<br />
1 Jumadil Tsani 1433 H<br />
<br />
سبحانك اللهم وبحمدك اشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك <br />
---------------------------------------------------------------------------------------------------------<br />
<br />
Sumber : <a href="http://www.facebook.com/notes/abu-asma-andre/tafwidh-dan-mufawidhah/350211921703101#%21/">TAFWIDH DAN MUFAWIDHAH</a>Omah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4988614099260665567.post-65433978531710517592012-04-21T05:55:00.000-07:002012-04-21T05:55:21.787-07:00Allah Ada Dimana Mana, Benarkah?<h2 class="uiHeaderTitle" style="text-align: center;" tabindex="0"><span style="font-size: small;">Mendongkel Pemahaman Allah Berada Dimana - Mana Dengan Dalih QS Al An'aam:3</span></h2><h2 class="uiHeaderTitle" tabindex="0"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: normal;"> </span></span></h2>Oleh <a href="http://www.facebook.com/abuasma.andre">Abu Asma Andre</a><br />
<br />
Diantara syubhat yang dihembuskan ahlul hulul dan ahlut tawil dalam mengingkari keberadaan Allah subhanahu wa ta'ala berada di arsy adalah firman Allah subhanahu wa ta'ala :<br />
وَهُوَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَفِي الْأَرْضِ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ<br />
" Dan Dialah Allah, baik di langit maupun di bumi. Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan." ( QS Al An'aam : 3 )<br />
<br />
Ayat ini disalahpahami oleh banyak ahlul ta'thil dan ahlul hulul dengan mengatakan : berdasarkan ayat ini maka Allah tidaklah beristiwa diatas arsy dan Allah berada dimana - mana. Ketahuilah bahwasanya membawakan ayat ini sebagai alasan untuk menolak beristiwanya Allah dan Allah berada diketinggian adalah madzhab Jahmiyyah, sehingga Imam Ahlussunnah Wal Jama'ah Ahmad bin Hanbal rahimahullah membawakan ayat ini dibawah judul <strong>Bab Bayan Maa Ankarat Al Jahmiyyah Ana Yakuna Allah 'Alal Arsy</strong> ( <strong>Bab Keterangan Pengingkaran Jahmiyyah Tentang Keberadaan Allah Di Arsy</strong> - hal 142 - 153 ), didalam kitabnya yang agung <strong>Ar Raddu Ala Jahmiyyah Wa Zanadiqah</strong>. ( yang saya pegang cetakan Darus Tsabat - Riyadh - 1424 H - dan anda bisa lihat cover kitab ini di foto status ini )<br />
<br />
Didalam kitab Ar Raddu 'Ala Jahmiyyah Wa Zanadiqah - Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah betul - betul menunjukkan kualitasnya sebagai Imam Ahlussunnah Wal Jama'ah, yang dengan sebab itu maka saya ridha dan tidak merasa keberatan untuk mengikuti pendapat dan bantahan beliau terhadap Al Jahmiyyah dalam masalah ini serta menukilkan didalam risalah ringkas ini, hal ini sekaligus merupakan pukulan bagi ahlul hulul dan ahlul ta'thil yang menentang pendapat ini - sehingga mereka tahu dengan siapa mereka akan berlawanan pendapat - yaitu dengan Imam Ahmad rahimahullah.<br />
<br />
Al Imam Ahmad berkata : " Apabila kami katakan : Mengapa kalian mengingkari keberadaan Allah beristiwa diatas arsy ? padahal Allah berfirman :<br />
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى<br />
" Ar Rahman ( Allah ) beristiwa diatas arsy' ? " ( QS Thaha : 5 )<br />
<br />
هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ<br />
" Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia beristiwa di atas ´arsy. " ( QS Al Hadid : 4 )<br />
<br />
Maka mereka berkata : " Dia ( Allah ) berada dibumi dan dibawah bumi yang tujuh sebagaimana Dia berada di arsy. Dia berada di arsy juga Dia berada di bumi disemua tempat, dan tidaklah ada tempat yang kosong dari keberadaan-Nya, tidaklah dari satu tempat ke tempat yang lain melainkan ada Dia ( Allah subhanahu wa ta'ala ), kemudian mereka membaca ayat :<br />
وَهُوَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَفِي الْأَرْضِ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ<br />
" Dan Dialah Allah, baik di langit maupun di bumi. Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan." ( QS Al An'aam : 3 )<br />
<br />
Maka kami ( Imam Ahmad ) katakan : " Sesungguhnya telah mengetahui kaum muslimin ada banyak tempat yang tidaklah disana ada Allah subhanahu wa ta'ala." ( Maksudnya - Imam Ahmad rahimahullah sedang menunjukkan kesalahan pendapat ini dan kesalahan argumentasi mereka dengan ayat ini - pent ).<br />
<br />
Maka mereka berkata : " Tempat mana ? "<br />
<br />
Maka kami jawab : " Dijasadmu, dimulutmu, diperutmu, di babi dan berhala, dan tempat - tempat yang kotor ( di bumi - pent ), maka tidaklah mungkin Allah berada disana. "<br />
<br />
( Kemudian Al Imam Ahmad rahimahullah menyebutkan 10 ayat yang menunjukkan Allah berada di ketinggian dan beristiwa di arsy - mulai dari hal 146 - 147 ).<br />
<br />
Keterangan Al Imam Ahmad rahimahullah diatas cukup membuktikan beberapa hal :<br />
1. Pengingkaran bahwasanya Allah subhanahu wa ta'ala beristiwa di arsy' adalah permasalahan yang sudah lama dan dipelopori oleh kaum Jahmiyyah dan Zindiq.<br />
2. Imam Ahmad menetapkan Allah beristiwa di atas arsy dengan bukti beliau berhujjah dengan QS Thaha : 5 dan sepuluh ayat yang lain.<br />
3. Imam Ahmad menetapkan bahwasanya kaum muslimin telah bersepakat bahwasanya Allah subhanahu wa ta'ala tidak mungkin berada di semua tempat.<br />
<br />
Maka apa pemahaman yang shahih dari ayat :<br />
وَهُوَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَفِي الْأَرْضِ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ<br />
" Dan Dialah Allah, baik di langit maupun di bumi. Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan." ( QS Al An'aam : 3 ),<br />
<br />
Maka saya ( Abu Asma Andre ) menjumpai ucapan yang sangat memadai dan penyejuk hati dalam masalah ini - sebuah ucapan yang disampaikan oleh Al Imam Muhammad Amin Asy Syanqithi rahimahullah didalam tafsirnya <strong>Adhwa'ul Bayan</strong> 2/139-140 ( yang saya pegang cetakan Maktabah Adhwa'us Salaf - Saudi Arabia - 1425 H ), beliau berkata :<br />
" Di dalam ayat yang mulia ini ada tiga penafsiran diantara para ulama tafsir :<br />
<br />
1. Bahwa maknanya adalah Allah adalah yang disembah di langit dan di bumi, dan sesungguhnya tidak ada sesuatu yang berhak disembah dengan sebenar - benarnya penyembahan, baik di langit maupun di bumi melainkan Allah, hal ini sebagaimana Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :<br />
وَهُوَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ إِلَهٌ وَفِي الْأَرْضِ إِلَهٌ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْعَلِيمُ<br />
" Dan Dialah Tuhan ( Yang disembah ) di langit dan Tuhan ( Yang disembah ) di bumi dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. " ( QS Az Zukhruf : 84 )...Dan pendapat ini yang dipilih oleh Al Imam Al Qurthubi rahimahullah dalam tafsirnya <strong>Jami'ul Ahkamil Qur-an.</strong><br />
<br />
( Abu Asma Andre katakan : cara menafsirkan ayat yang satu dengan ayat yang lain adalah ma'ruf dikenal disisi para ulama ahli tafsir, dan inilah yang dilakukan oleh Al Hafidz Ibnu Katsir Asy Syafi'i rahimahullah didalam tafsirnya - sebagaimana beliau sebutkan kaidah - kaidah tafsir seperti ini di muqadimmah tafsir beliau - silahkan merujuk kesana )<br />
<br />
2. Makna dari ayat ini adalah : Allah subhanahu wa ta'ala mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, tidak ada sedikitpun yang terluput dari pengetahuannya, sebagaimana Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :<br />
قُلْ أَنْزَلَهُ الَّذِي يَعْلَمُ السِّرَّ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِنَّهُ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا<br />
" Katakanlah : "Al Qur-an itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." ( QS Al Furqan : 6 )...dan inilah pendapat Imam Ahli Lughah Al Imam Ibnu Nuhas rahimahullah dan beliau ( Ibnu Nuhas ) berkata : " Inilah pendapat yang paling bagus dan sesuai dengan konteks ayat tersebut. "<br />
<br />
3. Ayat ini diwaqafkan ( dihentikan bacanya ) di lafadz وَهُوَ اللَّهُ<br />
baru dilanjutkan, sehingga menimbulkan cara baca : " Dan Dialah Allah. ( waqaf ). Dan inilah pendapat Imam besar ahli tafsir Al Imam Muhammad bin Jarir Ath Thabari rahimahullah ( Ibnu Jarir )....<br />
<br />
Inilah ketiga pendapat ulama ahli tafsir didalam masalah ayat ini, dan dimanakah hujjah yang menyelisihinya ?<br />
<br />
Abu Asma Andre<br />
Ciangsana - Cileungsi<br />
23 Jumadil Ula 1433 H<br />
--------------------------------------------<br />
sumber : <a href="http://www.facebook.com/note.php?note_id=344218612302432">MENDONGKEL PEMAHAMAN ALLAH BERADA DIMANA - MANA DENGAN DALIH QS AL AN'AAM : 3</a>Omah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4988614099260665567.post-21645093936262656362012-04-21T05:18:00.000-07:002012-04-21T05:18:30.470-07:00Al Imam Asy Syafii Rahimahullah Dan Keimanannya Tentang Ketinggian AllahOleh <a href="http://www.facebook.com/abuasma.andre">Abu Asma Andre</a><br />
<br />
Al Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi'i rahimahullah - siapa yang tidak mengenal beliau ? kemasyhuran dan pembelaannya terhadap sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam sudah masyhur dan maklum.<br />
<br />
Al Imam Al Suyuthi rahimahullah meriwayat dalam kitabnya - <b>Miftahul Jannah</b> - hal 5 ( yang saya pegang cetakan Jami'ah Islamiyyah Madinah An Nabawiyyah, tahun 1409 H ) :<br />
<div style="text-align: right;">روى الإمام الشافعي رضي الله عنه يوما حديثا وقال إنه صحيح فقال له قائل: أتقول به يا أبا عبد الله؟، فاضطرب وقال: "يا هذا أرأيتني نصرانيا؟ أرأيتني خارجا من كنيسة؟ أرأيت في وسطي زناراً؟ أروي حديثاً عن رسول الله صلى الله عليه وسلم ولا أقول به".</div>Diriwayatkan dari Al Imam Asy Syafi'i radhiallahu anhu : pada suatu hari beliau menyampaikan sebuah hadits dan menshahihkannya, kemudian ada seseorang yang berkata : " Apakah engkau berpendapat dengannya ? " Maka terdiam sejenak Imam Asy Syafi'i dan berkata : " Wahai anda, apakah engkau mengira aku ini nashrani ? atau engkau pernah melihat aku keluar dari gereja, atau engkau pernah melihatku memakai ikat pinggang majusi ? aku ini hanya menyampaikan sebuah hadits dari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, dan aku tidak berpendapat dengannya ? "<br />
<br />
Maka jelas bagaimana sikap Al Imam Asy Syafi'i rahimahullah, dimana beliau apabila menshahihkan sebuah hadits itulah yang menjadi pendapat beliau dan beliau berpegang teguh dengannya, dan beliau mencela orang yang menyelisihi hadits dengan pendapatnya dan perasaannya.<br />
<br />
Al Imam Asy Syafi'i rahimahullah memiliki kitab agung yang beliau beri judul <b>Ar Risalah</b>, dimana isi kitab ini merupakan kumpulan dari berbagai macam ilmu, diantara hal yang jarang diungkap dari kitab ini, bahwasanya Al Imam Asy Syafi'i rahimahullah menetapkan didalamnya bahwasanya Allah subhanahu wa ta'ala beristiwa diatas arsy dan menjadikan bahwasanya diantara alamat keimanan seseorang adalah mengimani seluruh hadits - hadits Rasulullah shalallahu alahi wa sallam, berikut nukilannya :<br />
<br />
<div style="text-align: right;">وقال * (إنما المؤمنين الذين آمنوا بالله ورسوله وإذا كانوا معه على أمر جامع لم يذهبوا حتى يستأذنوه) * فجعل كما ابتداء الايمان الذي ما سواه تبع له</div><div style="text-align: right;">الايمان بالله ورسوله فلو آمن عبد به ولم يؤمن برسوله لم يقع عليه اسم كمال الايمان أبدا حتى يؤمن برسوله معه وهكذا سن رسوله في كل من امتحنه للايمان </div><div style="text-align: right;"><br />
</div><div style="text-align: right;">أخبرنا مالك عن هلال بن أسامة عن عطاء بن يسار عن عمر بن الحكم قال " أتيت رسول الله بجارية فقلت يا رسول على رقبة أفأعتقها فقال لها رسول الله أين الله فقالت في السماء فقال ومن أنا قالت أنت رسول الله قال فأعتقها</div><br />
Dan berkata ( Al Imam Asy Syafi'i rahimahullah ) : ( Allah subhanahu wa ta'ala berfirman ) :<br />
<div style="text-align: right;">إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آَمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِذَا كَانُوا مَعَهُ عَلَى أَمْرٍ جَامِعٍ لَمْ يَذْهَبُوا حَتَّى يَسْتَأْذِنُوهُ</div>" Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan yang memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. " ( QS An Nuur : 62 ).<br />
<br />
Dengan ayat ini Allah subhanahu wa ta'ala menjadikan kesempurnaan dari awal sebuah keimanan,sedangkan yang lain mengikutinya, yaitu iman kepada Allah kemudian iman kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Oleh karena itu, apabila seseorang beriman kepada Allah lalu tidak beriman kepada Rasul-Nya maka imannya itu selamanya kurang, dan tidaklah diberikan kepadanya penamaan dari kesempurnaan iman, sampai dia beriman kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, demikian pula Rasulullah shalallahu alahi wa sallam menetapka itu bagi setiap orang yang diujinya untuk diketahui apakah orang itu benar - benar beriman atau tidak.<br />
<br />
Telah mengkhabarkan kepada kami Malik ( Imam Malik - pent ) dari Hilal bin Usamah dari Atha bin Yassar dari Umar bin Hakim berkata : " Didatangkan kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam seorang budak perempuan, kemudian aku berkata : " Wahai Rasulullah, aku ingin memerdekakannya. " Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam berkata kepadanya ( budak perempuan tersebut ): " Dimana Allah ? " Dijawab olehnya : " Dilangit. ", kemudian Rasulullah shalallahu alahi wa sallam berkata : " Siapa saya ? " Budak tersebut menjawab : " Engkau adalah Rasulullah. " Maka bersabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam : " Merdekakan dia." ( <b>Ar Risalah</b> hal 75 no 238 - 242, yang saya pegang dengan penjelasan dan tahqiq Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah cet tahun 1409 H - dan covernya ada di foto status )<br />
<br />
Maka hal ini mengandung beberapa kesimpulan :<br />
1. Al Imam Asy Syafi'i berhujjah dengan hadits jariyyah ini untuk menetapkan status keimanan seseorang.<br />
2. Bahwasanya jelas tampak didalam hadits ini ketika jariyyah tersebut ditanya dimana Allah, dan dia menjawab : Di langit, kemudian Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam membenarkannya, hal ini menunjukkan bahwasanya Allah subhanahu wa ta'ala berada di ketinggian ( di langit )<br />
3. Adapun yang mengatakan bahwasanya : Barangsiapa mensifati Allah memiliki tempat atau arah maka di adalah mujasimmah ( dan orang - orang ini hakikatnya jahil terhadap apa itu pengertian mujasimmah disisi para ulama ) maka akan berkonsekuensi kepada dua hal :<br />
1. Menuduh Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam mujasimmah.<br />
2. Menuduh Al Imam Asy Syafi'i rahimahullah mujasimmah.<br />
<br />
Maka hendaklah orang - orang yang mengaku mengikuti Al Imam Asy Syafi'i rahimahullah mengetahui bagaimana madzhab dan pendapat Al Imam Asy Syafi'i rahimahullah, dan insyaAllah di dalam kitab beliau yang lain yaitu <b>Al Umm</b> ada penjelasan yang merupakan madu bagi orang yang mencari kebenaran, dan insyaAllah akan diungkapkan pada kesempatan yang lain.<br />
<br />
Abu Asma Andre<br />
Ciangsana - Cileungsi<br />
27 Jumadil Ula 1433 H<br />
----------------------------------------<br />
<br />
sumber : <a href="http://www.facebook.com/note.php?note_id=347643175293309%20">AL IMAM ASY SYAFII RAHIMAHULLAH DAN KEIMANANNYA TENTANG KETINGGIAN ALLAH</a>Omah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4988614099260665567.post-45776948112211835102012-04-21T05:04:00.000-07:002012-04-21T05:04:21.165-07:00Penyebutan Kata Salaf Dalam Kitab - Kitab Para UlamaOleh <a href="http://www.facebook.com/abuasma.andre">Abu Asma Andre</a><br />
<br />
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.<br />
<br />
<div style="text-align: right;">إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.</div><div style="text-align: right;">يَا أَيُّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اتّقُواْ اللّهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مّسْلِمُونَ </div><div style="text-align: right;"> يَآ أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْراً وَنِسَآءً وَاتَّقُوْا اللَّهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْباً</div><div style="text-align: right;">يَا أَيُّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اتّقُواْ اللّهَ وَقُولُواْ قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماًً</div><div style="text-align: right;">أما بعد: فإن أصدق الكلام كلام الله وخير الهدي هدي محمد وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار.</div><br />
Belakangan ini - kebencian terhadap dakwah salaf dan pengikutnya ( salafi ) sedang berusaha ditebarkan oleh manusia dan kelompok - kelompok yang tidak menyenangi bangkitnya Islam diatas tashfiyyah dan tarbiyyah, Islam yang murni sebagaimana dipahami oleh salaf dari ummat ini. Diantara mereka melemparkan berbagai macam tuduhan dan diantara tuduhan yang menyedihkan adalah mengatakan bahwasanya salaf adalah dakwah baru yang dibawa oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah. Maka dibawah ini saya ( Abu Asma Andre ) berusaha mengumpulkan penyebutan kata salaf dalam makna generasi salafus shalih didalam kitab - kitab para ulama terdahulu, dan akan tampak didalamnya bahwasanya mereka :<br />
1. Mengakui kebenaran dan keutamaan salaf.<br />
2. Mengajak manusia untuk berpegang teguh kepada manhaj salaf.<br />
3. Memperingatkan manusia dari penyelisihan terhadap manhaj salaf.<br />
<br />
Saya urutkan berdasarkan hal yang dapat anda baca dibawah ini, dan cukuplah nukilan dibawah ini yang berbicara tentang kebenaran manhaj salaf, dan tidak perlu dikomentari oleh siapapun yang memiliki keinshafan dan keadilan didalam dirinya.<br />
<br />
<b>Hadist Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam </b><br />
<br />
<div style="text-align: right;">عَنْ مَسْرُوقٍ حَدَّثَتْنِي عَائِشَةُ أُمُّ الْمُؤْمِنِيِنَ قَالَتْ …..فَإِنِّي نِعْمَ السَّلَفُ أَنَا لَكِ</div>Dari Masruq (1) telah mengatakan kepadaku 'Aisyah Ummul Mu'minin radhiallahu anha beliau berkata : " …( ketika Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam berbicara kepada Fathimah radhiallahu anha – putri beliau ) : " Sesungguhnya sebaik – baik salaf ( pendahulumu ) adalah aku. "<br />
<br />
Hadits diriwayatkan oleh :<br />
Imam Bukhari dalam Shahih Bukhari no 6285-6286 dan dalam Adabul Mufrad no 1030<br />
Imam Muslim dalam Shahih Muslim no 2449-2450<br />
Imam Ibnu Majah dalam Sunan Ibnu Majah no 1621 dan lain - lain<br />
<br />
<b> Dalam Kitab Hadits </b><br />
<br />
Dalam Shahih Imam Bukhari<br />
<br />
<div style="text-align: right;">وَقَالَ الزُّهْرِيُّ فِي عِظَامِ الْمَوْتَى نَحْوَ الْفِيلِ وَغَيْرِهِ أَدْرَكْتُ نَاسًا مِنْ سَلَفِ الْعُلَمَاءِ يَمْتَشِطُونَ بِهَا وَيَدَّهِنُونَ فِيهَا لَا يَرَوْنَ بِهِ بَأْسًا وَقَالَ ابْنُ سِيرِينَ</div><div style="text-align: right;">وَإِبْرَاهِيمُ وَلَا بَأْسَ بِتِجَارَةِ الْعَاجِ</div>Berkata Az Zuhri (2) tentang tulang – tulang bangkai – seperti gajah dan yang selainnya. Beliau berkata : " Saya menjumpai orang – orang dari kalangan ulama salaf ( terdahulu ) bersisir dengannya dan menggunakan minyak dengan menyimpan di tulang tersebut. Dan mereka tidak mempermasalahkan hal tersebut. "<br />
<br />
<div style="text-align: right;">وَقَالَ رَاشِدُ بْنُ سَعْدٍ كَانَ السَّلَفُ يَسْتَحِبُّونَ الْفُحُولَةَ لِأَنَّهَا أَجْرَى وَأَجْسَرُ</div>Dan berkata Rasyid bin Sa'ad (3) : " Bahwasanya As Salaf ( pendahulu ) menyukai kuda jantan, karena lebih cepat ( larinya ) dan lebih kuat ( tenaganya )<br />
<br />
Dalam Shahih Imam Muslim<br />
<br />
<div style="text-align: right;">عَلِيَّ بْنَ شَقِيقٍ يَقُولُ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ الْمُبَارَكِ يَقُولُا عَلَى رُءُوسِ النَّاسِ دَعُوا حَدِيثَ عَمْرِو بْنِ ثَابِتٍ فَإِنَّهُ كَانَ يَسُبُّ السَّلَفَ</div>' Ali bin Syaqiq berkata : " Saya mendengar Abdullah bin Mubarrak (4) berkata dihadapan manusia banyak : " Abdullah bin Mubarrak berkata : " Tinggalkan hadits 'Amru bin Tsabit, karena dia mencaci As Salaf.<br />
<br />
<b>Dalam Kitab Tafsir </b><br />
<br />
Dalam Tafsir Imam Ibnu Katsir<br />
<div style="text-align: right;">{ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ } قال: مؤتمنا . وبنحو ذلك قال مجاهد والسدي وقتادة وابن جريج والحسن البصري وغير واحد من أئمة السلف</div><br />
Ketika Imam Ibnu Katsir menafsirkan<br />
وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ( sebagai pengawas bagi kitab – kitab yang lain - QS Al Maidah : 48 ), beliau berkata : " Batu ujian " , dan inilah yang disebutkan oleh Mujahid, As Suddi, Qatadah, Ibnu Juraij, Hasan Al Bashri dan tidak hanya seseorang saja dari kalangan Imam – Imam Salaf.<br />
<br />
<b>Dalam Kitab 'Aqidah</b><br />
<br />
Aqidah Imam Abu Hasan Al Asyari ( Imam Al Asyari' )<br />
<br />
<div style="text-align: right;">ويعرفون حق السلف الذين اختارهم الله سبحانه لصحبة نبيه صلى الله عليه وسلم ويأخذون بفضائلهم ويمسكون عما شجر بينهم صغيرهم وكبيرهم، ويقدمون أبا بكر ثم عمر ثم عثمان ثم علياً رضوان الله عليهم ويقرون أنهم الخلفاء الراشدون المهديون أفضل الناس كلهم بعد النبي صلى الله عليه وسلم.</div><div style="text-align: right;">ويصدقون بالأحاديث التي جاءت عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أن الله سبحانه ينزل إلى السماء الدنيا فيقول هل من مستغفر كما جاء الحديث عن رسول الله صلى الله عليه وسلم،</div><div style="text-align: right;">ويأخذون بالكتاب والسنة كما قال الله عز وجل: " فإن تنازعتم في شيء فردوه إلى الله والرسول " ويرون اتباع من سلف من أيمة الدين وأن لا يبتدعوا في دينهم ما لم يأذن به الله.</div>( Maqalat Islamiyyin hal 73 )<br />
<br />
Dan mengetahui kebenaran As Salaf (5), yang mana telah dipilih oleh Allah subhanahu wa ta'ala untuk menemani Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam , kita mengambil keutamaan – keutamaan mereka, dan menahan diri dari perselisihan yang terjadi diantara mereka, baik kecil maupun besar. Kita mendahulukan Abu Bakar radhiallahu anhu, kemudian Umar radhiallahu anhu, kemudian Utsman radhiallahu anhu, kemudian 'Ali radhiallahu anhu - semoga Allah meridhai mereka -, merekalah Khulafaur Rasyidun Al Mahdiyun, dan seutama-utama manusia setelah Nabi shalallahu alaihi wa sallam.<br />
<br />
Dan kita membenarkan hadits-hadits yang datang dari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, bahwasanya Allah subhanahu wa ta'ala turun kelangit dunia dan berkata : " Adakah yang meminta ampun ? " Seperti apa yang datang dari sisi Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.<br />
<br />
Dan kita mengambil Al Kitab dan Sunnah seperti Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :<br />
<div style="text-align: right;">فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ</div>Jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya). ( QS An Nisaa : 59 )<br />
<br />
Dan kemudian kita mengikuti Salaf ( pendahulu ) dari kalangan imam – imam agama ini dan kita tidak mengada – adakan sesuatu dalam agama, yang tidak diperbolehkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala.<br />
<br />
Aqidah Imam Abu Ja'far Ath Thahawi Al Hanafi<br />
<br />
<div style="text-align: right;">وَعُلَمَاءُ السَّلَفِ مِنَ السَّابِقِينَ ، وَمَنْ بَعْدَهُمْ مِنَ التَّابِعِينَ – أَهْلِ الْخَيْرِ وَالْأَثَرِ ، وَأَهْلِ الْفِقْهِ وَالنَّظَرِ – لَا يُذْكَرُونَ إِلَّا بِالْجَمِيلِ ، وَمَنْ ذَكَرَهُمْ بِسُوءٍ فَهُوَ عَلَى غَيْرِ السَّبِيلِ</div>Syarah Thahawiyyah fi Aqidah Salafiyyah ( Ibnu Abi Izz Al Hanafi 3/197 )<br />
<br />
Dan 'ulama As Salaf yang terdahulu, dan yang kemudian dari kalangan tabi'in – yang mereka adalah orang yang terbaik dan ahli fiqh dan nazhar – tidaklah kita menyebutkan ( mereka ) kecuali dengan keindahan ( keutamaan ), dan siapa saja yang menyebutkan mereka dengan keburukan, maka dia bukan berada dijalan ( yang benar ).<br />
<br />
Aqidah Imam Al Lalika'i<br />
<br />
<div style="text-align: right;">1889 – عن مالك بن أنس ، قال : كان السلف يعلمون أولادهم حب أبي بكر وعمر كما يعلمون السورة من القرآن</div>( Syarah Ushul Itiqad Ahlus Sunnah Wal Jama'ah no 1889 )<br />
<br />
Dari Malik bin Anas (6) berkata : " Biasanya As Salaf mengajarkan kepada anak – anak mereka mencintai Abu Bakar radhiallahu anhu dan Umar radhiallahu anhu sebagaimana mengajarkan surat dari Al Qur'an.<br />
<br />
<b>Dalam Kitab Fiqih Empat Mazhab </b><br />
<br />
Fiqh Hanafiyyah<br />
<br />
<div style="text-align: right;">وَلِأَنَّ أَذَانَ النِّسَاءِ لَمْ يَكُنْ فِي السَّلَفِ</div>Bada'ius Shana'I fi Tartib Asy Syara'i 2/101<br />
<br />
Dan sesungguhnya wanita adzan, tidaklah terjadi pada kalangan As Salaf ( terdahulu ).<br />
<br />
Fiqh Malikiyyah<br />
<br />
<div style="text-align: right;"> ( قَائِمٌ ) يَعْنِي أَنَّهُ يُسْتَحَبُّ أَنْ يَكُونَ الْمُؤَذِّنُ قَائِمًا اتِّبَاعًا لِمَا مَضَى عَلَيْهِ السَّلَفُ وَلِأَنَّهُ أَقْرَبُ إلَى التَّوَاضُعِ وَأَبْلَغُ فِي الْإِسْمَاعِ</div>Mawahab Jalil fi Syarah Mukhtasar Syaikh Khalil 3/344<br />
<br />
( Berdiri – ketika adzan ) : " Yaitu disukai muadzin berdiri ketika adzan, untuk mengikuti apa yang telah dilakukan olah As Salaf, karena sesungguhnya hal tersebut lebih dekat kepada tawadhu dan lebih dapat menyampaikan suara ( muadzin ).<br />
<br />
Fiqh Syafi'iyyah<br />
<br />
<div style="text-align: right;">(1471) ولا يكون لاحد أن يقيس حتى يكون عالما بما مضى قبله من السنن وأقاويل السلف وإجماع الناس واختلافهم ولسان العرب</div>Ar Risalah no 1471, karya Imam Asy Syafi'i<br />
<br />
Imam Asy Syafi'i berkata : " Tidaklah boleh seseorang untuk melakukan qiyas ( analogi ) sampai dia menjadi seseorang yang mengetahui ( alim ) tentang apa yang terjadi sebelumnya dari sunnah – sunnah, ucapan – ucapan As Salaf dan ijma manusia dan perselisihan mereka, serta bahasa 'arab.<br />
<br />
Fiqh Hanabillah<br />
<br />
<div style="text-align: right;">فَصْلٌ : وَيُسْتَحَبُّ عَقْدُ النِّكَاحِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ ؛ لِأَنَّ جَمَاعَةً مِنْ السَّلَفِ اسْتَحَبُّوا ذَلِكَ ؛ مِنْهُمْ ضَمْرَةُ بْنُ حَبِيبٍ ، وَرَاشِدُ بْنُ سَعْدٍ ، وَحَبِيبُ بْنُ عُتْبَةَ ؛ وَلِأَنَّهُ يَوْمٌ شَرِيفٌ ، وَيَوْمُ عِيدٍ ، فِيهِ خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ</div>Al Mughni 15/39, Imam Ibnu Qudamah (7)<br />
<br />
Pasal : " Disukai melakukan akad nikah pada hari jum'at, karena sesunggunya jama'ah dari As Salaf menyukai hal sedemikian. Diantaranya adalah Dhamrah bin Habib (8) , Rasyid bin Sa'ad, Habib bin 'Utbah. Karena hari tersebut ( hari jum'at ) adalah hari yang agung, hari 'id ( berkumpulnya manusia ), dihari tersebut Allah subhanahu wa ta'ala menciptakan Adam alaihi sallam<br />
<br />
<b>Dalam Lain – Lain Kitab </b><br />
<br />
Dalam Kitab Syuabul Iman 4/358 no 1793 karya Imam Baihaqi.<br />
<br />
<div style="text-align: right;">سمعت ، أبا عبد الرحمن السلمي يقول : سمعت محمد بن أحمد الفراء يقول : ما بال كلام السلف أنفع من كلامنا ؟ قال : « لأنهم تكلموا لعز الإسلام ، ونجاة النفوس ، ورضا الرحمن ، ونحن نتكلم لعزة النفس ، وطلب الدنيا ، وقبول الخلق »</div>Saya mendengar Abu Abdurrahman As Sulami (9) berkata : Saya mendengar Muhammad bin Ahmad Al Fara berkata : " Apa yang menyebabkan ucapan As Salaf lebih bermanfaat dari ucapan kita ? " Maka dijawab : " Karena mereka berkata untuk kemulian Islam, keselamatan diri, ridha Ar Rahman ( Allah ), adapun kita berbicara untuk kemuliaan diri, mencari dunia dan agar diterima manusia. "<br />
<br />
Dalam Kitab Syarah Shahih Muslim 1/481 karya Imam An Nawawi<br />
<br />
<div style="text-align: right;">وَفِيهِ : جَوَاز اِسْتِخْدَام الزَّوْجَة فِي الْغَسْل وَالطَّبْخ وَالْخَبْز وَغَيْرهَا بِرِضَاهَا ، وَعَلَى هَذَا تَظَاهَرَتْ دَلَائِل السُّنَّة وَعَمَل السَّلَف وَإِجْمَاع الْأُمَّة</div>Dan padanya : " Bolehnya membantu istri dalam mencuci, memasak, membuat roti dan selainnya untuk meringankannya, dan untuk hal ini telah jelas dalil – dalilnya dalam sunnah, dan amal As Salaf dan ijma ummat.<br />
<br />
Dalam Ihya 'Ulumuddin 1/129 karya Imam Al Ghazali <br />
<br />
<div style="text-align: right;">وقد اشتهر عن السلف قولهم: الإيمان عقد وقول وعمل</div>Dan telah masyhur dikalangan As Salaf ucapan mereka : " Iman adalah keyakinan, ucapan dan amalan. "(10) <br />
<br />
--###--<br />
<b> Catatan Kaki : </b><br />
<br />
1. Masruq bin 'Ajda bin Malik bin Umayyah bin Abdillah Al Hamdani Al Wadii' rahimahullah , seorang tabi'in, wafat tahun 62/63 H. Tentangnya berkata Al Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah : " Tsiqat. " ( Tahdzibut Tahdzib 10/111 ), Hadits yang diriwayatkan beliau diterima Imam – Imam Ahli Hadits.<br />
<br />
2. Az Zuhri, Muhammad bin Muslim bin 'Ubaidillah bin Abdullah bin Syihab bin Abdullah bin Harits bin Zuhrah Al Quraisy Az Zuhri, Abu Bakar Al Madani rahimahullah, seorang tabi'in, wafat tahun 125 H. Tentangnya Al Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata : " Al Faqih, Al Hafidz, disepakati kemuliaannya. " ( Tahdzibut Tahdzib 9/450 ). Hadits yang diriwayatkan beliau diterima Imam – Imam Ahli Hadits.<br />
<br />
Kalau Az Zuhri adalah seorang tabi'in, maka yang beliau maksud dengan salaf adalah shahabat Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. ( Fathul Bari 1/342 )<br />
<br />
3. Rasyid bin Sa'ad rahimahullah, seorang tabi'in, wafat 108/113 H.Tentangnya Al Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata : " Tsiqat. " ( Tahdzibut Tahdzib 3/226 ). Hadits yang diriwayatkan beliau diterima Imam – Imam Ahli Hadits.<br />
<br />
Kalau Rasyid bin Sa'ad rahimahullah seorang tabi'in maka yang beliau maksud salaf adalah para shahabat Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. ( Fathul Bari 6/66 )<br />
<br />
4. Abdullah bin Mubarrak bin Wadhih Al Hanzhali At Taimi rahimahullah, seorang tabi'ut tabi'in, lahir tahun 118 H, wafat tahun 181 H.Tentangnya Al Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata : " Tsiqat, Tsabit, Faqih, Mujahid, orang yang pemurah, terkumpul padanya seluruh cabang – cabang kebaikan." ( Tahdzibut Tahdzib 5/386 ). Hadits yang diriwayatkan beliau diterima Imam – Imam Ahli Hadits.<br />
<br />
Kalau Abdullah bin Mubarrak seorang tabiut tabi'in maka yang beliau maksud salaf adalah shahabat Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dan para tabi'in.<br />
<br />
5. Maka yang Imam Al Asyari maksudkan adalah para shahabat Nabi shalallahu alaihi wa sallam, karena tidak ada yang menemani Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam melainkan para shahabat radhiallahu anhu, dan ini tampak jelas dari susunan kalimat berikutnya<br />
<br />
6. Malik bin Anas rahimahullah, masyhur dengan nama Imam Malik, dinisbatkan mazhab Malikiyyah kepada beliau. Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amr bin 'Amru Al Ashabi Al Himyari rahimahullah, Abu Abdillah Al Madani Al Faqih. Lahir tahun 93 H wafat tahun 179 H. Seorang tabi'ut tabi'in. Biografi beliau dapat dilihat dalam Tahdzibut Tahdzib 10/8, karya Al Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah.<br />
<br />
7. Imam Ibnu Qudamah adalah salah seorang diantara murid Syaikh Abdul Qadir Al Jailani rahimahumullah.<br />
<br />
8. Dhamrah bin Habib bin Shuhaib Az Zubaidi rahimahullah, Abu Utbah. Seorang tabi'in, wafat tahun 130 H. Tentangnya Al Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata : " Tsiqat. "( Tahdzibut Tahdzib 4/459 )<br />
<br />
9. Abu Abdurrahman As Sulami, Abdullah bin Habib bin Rabi'ah rahimahullah, seorang tabi'in, wafat tahun 70 H. Tentangnya Al Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata :" Tsiqat, tsabit " ( Tahdzibut Tahdzib 5/184 )<br />
<br />
10. Dan dalam Ihya Ulumuddin, Imam Al Ghazali rahimahullah menyebutkan kata As Salaf sebanyak kurang lebih 159 kali.<br />
<br />
<br />
Abu Asma Andre<br />
Ciangsana - Cileungsi<br />
15 Ramadhan 1430 H<br />
<br />
Revisi Pertama<br />
30 Jumadil Ula 1433 H<br />
<br />
<div style="text-align: right;">سبحانك اللهم وبحمدك اشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك</div> ------------------------------------------------<br />
<br />
<br />
sumber <a href="http://www.facebook.com/notes/abu-asma-andre/penyebutan-kata-salaf-di-kitab-kitab-para-ulama/349554045102222#%21/notes/abu-asma-andre/penyebutan-kata-salaf-di-kitab-kitab-para-ulama/349554045102222?comment_id=3808500&notif_t=comment_mention">PENYEBUTAN KATA SALAF DI KITAB - KITAB PARA ULAMA</a>Omah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4988614099260665567.post-60398765333745509532012-04-21T02:52:00.001-07:002012-04-21T03:20:24.927-07:00Wanita Penghuni Surga Itu…<a href="http://1.bp.blogspot.com/-cVCDK0rRuQU/T5KJVotdivI/AAAAAAAAAPs/70UEXf7tpEw/s1600/flowers040.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="http://1.bp.blogspot.com/-cVCDK0rRuQU/T5KJVotdivI/AAAAAAAAAPs/70UEXf7tpEw/s200/flowers040.jpg" width="200" /></a>dari catatan <a href="http://www.facebook.com/note.php?note_id=10151141058150175">Abu Muhammad Herman</a><br />
<br />
Dari Atha bin Abi Rabah, ia berkata, Ibnu Abbas berkata padaku: <i>"Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?” </i>Aku menjawab: <i>“Ya”. </i>Ia berkata: <i>“<b>Wanita hitam itulah</b> yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata: </i><br />
<br />
<i>'Aku menderita penyakit ayan (epilepsi) dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.’ </i><br />
<br />
Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> berkata:<i> </i><br />
<br />
<i>‘Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan <b>jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu</b>.’ </i><br />
<br />
Wanita itu menjawab:<br />
<br />
<i>‘Aku pilih bersabar.’ </i><br />
<br />
Lalu ia melanjutkan perkataannya:<br />
<br />
<i>‘Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.’ </i><br />
<br />
Maka Nabi pun mendoakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)<br />
<br />
Betapa rindunya hati ini kepada surga-Nya yang begitu indah. Yang luasnya seluas langit dan bumi. Betapa besarnya harapan ini untuk menjadi salah satu penghuni surga-Nya. Dan subhanallah! Ada seorang wanita yang berhasil meraih kedudukan mulia tersebut. <b>Bahkan ia dipersaksikan sebagai salah seorang penghuni surga di kala nafasnya masih dihembuskan</b>. Sedangkan jantungnya masih berdetak. Kakinya pun masih menapak di permukaan bumi.<br />
<br />
Wahai saudariku, tidakkah engkau iri dengan kedudukan mulia yang berhasil diraih wanita itu?<br />
<br />
Dan tidakkah engkau ingin tahu, apakah gerangan amal yang mengantarkannya menjadi seorang wanita penghuni surga?<br />
<br />
Apakah karena ia adalah wanita yang <b>cantik jelita</b> dan <b>berparas elok</b>?<br />
<br />
Ataukah karena ia wanita yang <b>berkulit putih bak batu pualam</b>?<br />
<br />
Tidak. Bahkan Ibnu Abbas menyebutnya sebagai wanita yang berkulit hitam.<br />
<br />
Wanita hitam itu, <b>yang mungkin tidak ada harganya dalam pandangan masyarakat</b>. Akan tetapi ia memiliki kedudukan mulia menurut pandangan Allah dan Rasul-nya. Inilah bukti bahwa <b>kecantikan fisik bukanlah tolak ukur kemuliaan seorang wanita</b>. Kecuali kecantikan fisik yang digunakan dalam koridor yang syar’i. Yaitu yang hanya diperlihatkan kepada suaminya dan orang-orang yang halal baginya.<br />
<br />
Kecantikan iman yang terpancar dari hatinyalah yang mengantarkan seorang wanita ke kedudukan yang mulia. Dengan ketaqwaannya, keimanannya, keindahan akhlaqnya, amalan-amalan shalihnya, <b>seorang wanita yang buruk rupa di mata manusia pun akan menjelma menjadi secantik bidadari surga</b>.<br />
<br />
Bagaimanakah dengan wanita zaman sekarang yang sibuk memakai kosmetik ini-itu demi mendapatkan kulit yang putih tetapi <b>enggan memutihkan hatinya</b>? Mereka begitu khawatir akan segala hal yang bisa merusak kecantikkannya, tetapi tak khawatir bila iman dan hatinya yang bersih ternoda oleh <b>noda-noda hitam kemaksiatan</b> – semoga Allah Memberi mereka petunjuk -.<br />
<br />
Kecantikan fisik bukanlah segalanya. Betapa banyak kecantikan fisik yang justru <b>mengantarkan pemiliknya pada kemudahan dalam bermaksiat</b>. Maka saudariku, seperti apapun rupamu, seperti apapun fisikmu, janganlah engkau merasa rendah diri. Syukurilah sebagai nikmat Allah yang sangat berharga. Cantikkanlah imanmu. Cantikkanlah hati dan akhlakmu.<br />
<br />
Wahai saudariku, wanita hitam itu menderita penyakit ayan sehingga ia datang kepada Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> dan meminta beliau agar berdoa kepada Allah untuk kesembuhannya. Seorang muslim boleh berusaha demi kesembuhan dari penyakit yang dideritanya. Asalkan cara yang dilakukannya tidak melanggar syariat. Salah satunya adalah dengan doa. Baik doa yang dipanjatkan sendiri, maupun meminta didoakan orang shalih <b>yang masih hidup</b>. Dan dalam hal ini, Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> memiliki keistimewaan berupa doa-doanya yang dikabulkan oleh Allah.<br />
<br />
Wanita itu berkata, “Aku menderita penyakit ayan dan <b>auratku tersingkap</b> (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.”<br />
<br />
Saudariku, penyakit ayan bukanlah penyakit yang ringan. Terlebih penyakit itu diderita oleh seorang wanita. Betapa besar rasa malu yang sering ditanggung para penderita penyakit ayan karena banyak anggota masyarakat yang masih menganggap penyakit ini sebagai penyakit yang menjijikkan.<br />
<br />
Tapi, lihatlah perkataannya...<br />
<br />
Apakah engkau lihat satu kata saja yang menunjukkan bahwa ia benci terhadap takdir yang menimpanya?<br />
<br />
Apakah ia mengeluhkan betapa menderitanya ia?<br />
<br />
Betapa malunya (malukah) ia karena menderita penyakit ayan?<br />
<br />
Tidak, bukan itu yang ia keluhkan. <b>Justru ia mengeluhkan auratnya yang tersingkap saat penyakitnya kambuh</b>.<br />
<br />
Subhanallah. Ia adalah seorang wanita yang sangat khawatir bila auratnya tersingkap. Ia tahu betul akan kewajiban seorang wanita menutup auratnya dan ia berusaha melaksanakannya meski dalam keadaan sakit. Inilah salah satu ciri wanita shalihah, calon penghuni surga. Yaitu mempunyai sifat malu dan senantiasa berusaha menjaga kehormatannya dengan menutup auratnya. Bagaimana dengan wanita zaman sekarang yang di saat sehat pun dengan <b>rela hati membuka auratnya???</b><br />
<br />
Saudariku, dalam hadits di atas terdapat pula dalil atas keutamaan sabar. Dan kesabaran merupakan salah satu sebab seseorang masuk ke dalam surga.<br />
<br />
Nabi<i> shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> berkata<i>, “Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.”</i> Wanita itu menjawab, “Aku pilih bersabar.”<br />
<br />
Wanita itu lebih memilih bersabar walaupun harus menderita penyakit ayan agar bisa menjadi penghuni surga. Salah satu ciri wanita shalihah yang ditunjukkan oleh wanita itu lagi, bersabar menghadapi cobaan dengan kesabaran yang baik.<br />
<br />
Saudariku, terkadang seorang hamba tidak mampu mencapai kedudukan kedudukan mulia di sisi Allah dengan seluruh amalan perbuatannya. Maka, Allah akan terus memberikan cobaan kepada hamba tersebut dengan suatu hal yang tidak disukainya. Kemudian Allah Memberi kesabaran kepadanya untuk menghadapi cobaan tersebut. Sehingga, dengan kesabarannya dalam menghadapi cobaan, sang hamba mencapai kedudukan mulia yang sebelumnya ia tidak dapat mencapainya dengan amalannya.<br />
<br />
Sebagaimana sabda Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>, <i>“</i><br />
<br />
<i>Jika datang suatu kedudukan mulia dari Allah untuk seorang hamba yang mana ia belum mencapainya dengan amalannya, maka Allah akan memberinya musibah pada tubuhnya atau hartanya atau anaknya, lalu Allah akan menyabarkannya hingga mencapai kedudukan mulia yang datang kepadanya.”</i> (HR. Imam Ahmad. Dan hadits ini terdapat dalam silsilah Al-Haadits Ash-shahihah 2599)<br />
<br />
Maka, saat cobaan menimpa, berusahalah untuk bersabar. Kita berharap, dengan kesabaran kita dalam menghadapi cobaan Allah akan Mengampuni dosa-dosa kita dan mengangkat kita ke kedudukan mulia di sisi-Nya.<br />
<br />
Lalu wanita itu melanjutkan perkataannya, “Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, <b>doakanlah agar auratku tidak tersingkap</b>.” Maka Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> pun berdoa kepada Allah agar auratnya tidak tersingkap.<br />
<br />
Wanita itu <b>tetap menderita ayan</b> akan tetapi <b>auratnya tidak (lagi) tersingkap </b>(lebih memilih tetap sakit daripada auratnya tersingkap).<br />
<br />
Wahai saudariku, seorang wanita yang ingatannya sedang dalam keadaan tidak sadar, kemudian auratnya tak sengaja terbuka, maka tak ada dosa baginya. Karena hal ini di luar kemampuannya. Akan tetapi, lihatlah wanita tersebut. Bahkan di saat sakitnya, ia ingin auratnya tetap tertutup. Di saat ia sedang tak sadar disebabkan penyakitnya, ia ingin kehormatannya sebagai muslimah tetap terjaga. Bagaimana dengan wanita zaman sekarang yang secara sadar justru membuka auratnya dan sama sekali tak merasa malu bila ada lelaki yang melihatnya? Maka, masihkah tersisa kehormatannya sebagai seorang muslimah?<br />
<br />
Saudariku, semoga kita bisa belajar dan mengambil manfaat dari wanita penghuni surga tersebut. Wallahu Ta’ala a’lam.<br />
<br />
Maraji’:<br />
<i>Syarah Riyadhush Shalihin</i> (terj). Jilid 1. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin. Cetakan ke-3. Penerbit Darul Falah. 2007 M.<br />
<br />
Penulis: Ummu Rumman Siti Fatimah<br />
Muraja’ah: ustadz Abu Salman<br />
<br />
Sumber: http://muslimah.or.id/akhlak-dan-nasehat/wanita-penghuni-surga-itu.htmlOmah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4988614099260665567.post-82130815359091815142011-12-21T02:39:00.000-08:002012-04-29T05:18:27.808-07:00Cinta Kepada Allah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-HyUerPfbRoM/TvG2N6P3jzI/AAAAAAAAAOM/stsWnI2jUrc/s1600/islamic-wallpaper-allah-quran-green-690x517.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="299" src="http://2.bp.blogspot.com/-HyUerPfbRoM/TvG2N6P3jzI/AAAAAAAAAOM/stsWnI2jUrc/s400/islamic-wallpaper-allah-quran-green-690x517.jpg" width="400" /></a></div>
<b><i>Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab</i></b><br />
<br />
Firman Allah <i>Ta'ala</i> (artinya): <br />
"<i>Dan diantara manusia ada orang-orang yang mengangkat sembahan-sembahan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah</i>." (Al-Baqarah: 165)<br />
<br />
<i>"Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai; itu lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (daripada) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya."</i>." (Bara'ah/At-Taubah: 24)<br />
<br />
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Anas <i>Radhiyallahu 'anhu</i>, bahwa Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi wa sallam</i> bersabda:<br />
<br />
<i>"Ada tiga perkara, barangsiapa terdapat dalam dirinya ketiga perkara itu, dia pasti merasakan manisnya iman, yaitu Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada yang lain; mencintai seseorang tiada lain hanya karena Allah; dan tidak mau kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan Allah darinya sebagaimana dia tidak mau kalau dicampakkan ke dalam api."</i><br />
<i> </i> <br />
Dan disebutkan dalam riwayat lain: <i>"Seseorang tidak akan merasakan manisnya iman, sebelum…</i>" dst. <br />
<br />
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas <i>Radhiyallahu 'anhuma</i>, bahwa ia berkata:<br />
<br />
<i>"Barangsiapa mencintai seseorang karena Allah, membenci seseorang karena Allah, membela seseorang karena Allah dan memusuhi seseorang karena Allah, maka sesungguhnya kecintaan dan pertolongan dari Allah hanyalah bisa diperoleh dengan hal tersebut. Dan seorang hamba tidak akan menemukan rasa nikmatnya iman, sekalipun banyak shalat dan shiyamnya, sehingga dia bersikap demikian. Persahabatan di antara manusia pada umumnya didasarkan atas kepentingan dunia, namun hal itu tidak berguna sedikitpun bagi mereka." </i><br />
<br />
Ibnu 'Abbas, dalam menafsirkan firman Allah <i>Ta'ala</i>: "... <i>dan putuslah hubungan antara mereka sama sekali." </i>(Al-Baqarah: 166), ia mengatakan: "<i>yaitu kasih sayang.</i>"<br />
<br />
<b>Kandungan tulisan ini:</b> <br />
<ol>
<li>Tafsiran ayat dalam surah Al-Baqarah. Ayat ini menunjukkan barangsiapa mempertuhankan selain Allah dengan mencintainya seperti mencintai Allah maka dia adalah musyrik. </li>
<li>Tafsiran ayat dalam surah Bara'ah/At-Taubah. Ayat ini menunjukkan bahwa cinta kepada Allah dan cinta kepada yang dicintai Allah wajib didahulukan di atas segala-galanya. </li>
<li>Wajib mencintai Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi wa sallam</i> lebih daripada kecintaan terhadap diri sendiri, keluarga dan harta benda. </li>
<li>Pernyataan "tidak beriman", bukan berarti keluar dari Islam, (tetapi artinya ialah tidak beriman sempurna). </li>
<li>Bahwa iman ada rasa manisnya, kadangkala dapat diperoleh seseorang dan kadangkala tidak. </li>
<li>Disebutkan empat sikap yang merupakan syarat mutlak untuk memperoleh kewalian dari Allah, dan seseorang tidak akan menemukan rasa nikmatnya iman kecuali dengan keempat sikap itu. </li>
<li>Pemahaman Ibn 'Abbas terhadap realita, bahwa hubungan persahabatan pada umumnya didasarkan atas kepentingan duniawi. </li>
<li>Tafsiran ayat: <i>"... dan terputuslah segala hubungan antara mereka sama sekali."</i> Ayat ini menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang yang telah dibina orang-orang musyrik di dunia akan terputus sama sekali ketika di akherat, dan masing-masing dari mereka akan melepaskan diri darinya. </li>
<li>Disebutkan bahwa di antara orang-orang musyrik ada yang mencintai Allah dengan kecintaan yang sangat. </li>
<li>Ancaman terhadap seseorang yang kedelapan perkara tersebut di atas (orang tua, anak-anak, saudara, isteri, kaum keluarga, harta kekayaan, perniagaan dan tempat tinggal) lebih dicintainya daripada agamanya. </li>
<li>Memuja selain Allah dengan mencintainya sebagaimana mencintai Allah, itulah <i>syirik akbar</i>. </li>
</ol>
<small>---------------------------------------------------------------------------------------------------------------</small><br />
<small>Dikutip dari buku: "<b>Kitab Tauhid</b>" karangan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.<br />
Penerbit: Kantor Kerjasama Da'wah dan Bimbingan Islam, Riyadh 1418 H. </small><br />Omah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4988614099260665567.post-19593245272695895752011-12-20T18:35:00.000-08:002011-12-21T01:52:35.091-08:00Hadits Hudzaifah Radhiyallahu Ta'ala 'Anhu<link href="file:///C:%5CUsers%5CUSER%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5CUSER%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5CUSER%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link> <span style="font-size: small;"><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:1;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-format:other;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
.MsoPapDefault
{mso-style-type:export-only;
margin-bottom:10.0pt;
line-height:115%;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-H2abKhlaYRY/TvFVchi_6_I/AAAAAAAAAOE/K3XEenbyVeM/s1600/Simple_Islamic_Wallpaper_by_BrightKnight-690x431.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-H2abKhlaYRY/TvFVchi_6_I/AAAAAAAAAOE/K3XEenbyVeM/s1600/Simple_Islamic_Wallpaper_by_BrightKnight-690x431.jpg" /></a></span></div><span style="font-size: small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: small;"><b><i>Syaikh Salim bin 'Ied Al-Hilali</i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><link href="file:///C:%5CUsers%5CUSER%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5CUSER%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5CUSER%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link> <span style="font-size: small;"><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:1;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-format:other;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
.MsoPapDefault
{mso-style-type:export-only;
margin-bottom:10.0pt;
line-height:115%;}
@page Section1
{size:595.3pt 841.9pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:35.4pt;
mso-footer-margin:35.4pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:308750482;
mso-list-template-ids:812390236;}
@list l1
{mso-list-id:689066568;
mso-list-template-ids:-1581506436;}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Nash Hadits.</b></span><span style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i>"Artinya : Dari Hudzaifah Ibnul Yaman Radhiyallahu Ta'ala Anhu berkata : Manusia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena khawatir jangan-jangan menimpaku. Maka aku bertanya ; Wahai Rasulullah, sebelumnya kita berada di zaman Jahiliyah dan keburukan, kemudian Allah mendatangkan kebaikan ini. Apakah setelah ini ada keburukan ? Beliau bersabda : 'Ada'. Aku bertanya : Apakah setelah keburukan itu akan datang kebaikan ?. Beliau bersabda : Ya, akan tetapi didalamnya ada <b>dakhanun</b>. Aku bertanya : Apakah dakhanun itu ?. Beliau menjawab : <b>Suatu kaum yang mensunnahkan selain sunnahku dan memberi petunjuk dengan selain petunjukku</b>. Jika engkau menemui mereka maka ingkarilah. Aku bertanya : Apakah setelah kebaikan itu ada keburukan ?. Beliau bersabda : Ya, da'i - da'i yang mengajak ke pintu Jahannam. Barangsiapa yang mengijabahinya, maka akan dilemparkan ke dalamnya. Aku bertanya : Wahai Rasulullah, berikan ciri-ciri mereka kepadaku. Beliau bersabda : Mereka mempunyai kulit seperti kita dan berbahasa dengan bahasa kita. Aku bertanya : Apa yang engkau perintahkan kepadaku jika aku menemuinya ?. Beliau bersabda : Berpegang teguhlah pada Jama'ah Muslimin dan imamnya. Aku bertanya : Bagaimana jika tidak ada jama'ah maupun imamnya ? Beliau bersabda : <b>Hindarilah semua firqah itu, walaupun dengan menggigit pokok pohon hingga maut menjemputmu sedangkan engkau dalam keadaan seperti itu</b>".</i></span><span style="font-size: small;"> (Riwayat Bukhari VI615-616, XIII/35. Muslim XII/135-238 Baghawi dalam Syarh Sunnah XV/14. Ibnu Majah no. 3979, 3981. Hakim IV/432. Abu Dawud no. 4244-4247.Baghawi XV/8-10. Ahmad V/386-387 dan hal. 403-404, 406 dan hal. 391-399)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Makna Hadits</b></span><span style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>1. Mengenali Sabilul Mujrimin adalah kewajiban Syar'i.</b></span><span style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Perlu diketahui bahwa Manhaj Rabbani yang abadi yang tertuang dalam uslub Qur'ani yang diturunkan ke hati Penutup Para Nabi tersebut tidak hanya mengajarkan yang haq saja untuk mengikuti jejak orang-orang beriman (<i>sabilul Mu'minin</i>). Akan tetapi juga membuka kedok kebathilan dan menyingkap kekejiannya supaya jelas jalannya orang-orang yang suka berbuat dosa (<i>sabilul Mujrimin</i>). Allah berfirman.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i>"Artinya : Dan demikianlah, kami jelaskan ayat-ayat, supaya jelas jalannya orang-orang yang suka berbuat dosa".</i></span><span style="font-size: small;"> (Al-An'am : 55)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Yang demikian itu karena <i>istibanah</i> (kejelasan) jalannya orang-orang yang suka berbuat dosa (<i>sabilul Mujrimin</i>) secara langsung berakibat pada jelasnya pula <i>sabilul mu'minin</i>. Oleh karena itu <i>istibanah</i> (kejelasan) <i>sabilul Mujrimin</i> merupakan salah satu sasaran dari beberapa sasaran penjelasan ayat-ayat Rabbani. Karena ketidakjelasan <i>sabilul Mujrimin</i> akan berakibat langsung pada keraguan dan ketidakjelasan <i>sabilul Muminin</i>. Oleh karena itu, menyingkap rahasia kekufuran dan kekejian adalah suatu kebutuhan yang sangat mendesak untuk menjelaskan keimanan, kebaikan dan kemaslahatan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Ada sebagian cendikiawan syair menyatakan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i>"Artinya : Aku kenali keburukan tidak untuk berbuat buruk, akan tetapi untuk menjaga diri"</i></span><span style="font-size: small;">.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i>"Barangsiapa yang tidak dapat membedakan antara kebaikan dan keburukan, maka akan terjerumus ke dalamnya"</i></span><span style="font-size: small;">.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Hakikat inilah yang dimengerti oleh generasi pertama umat ini -Hudzaifah Ibnul Yaman Radhiyallahu 'anhu. Maka ia berkata : <i>"Manusia bertanya kepada Rasulullah tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya tentang keburukan, karena khawatir akan terjebak di dalamnya"</i>.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>2. Kekokohan Kita Dihancurkan dari Dalam</b></span><span style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi wa sallam</i> pernah bersabda berkenan dengan keinginan kaum kafir untuk membinasakan kaum muslimin dan Islam, seperti yang dinyatakan dalam hadits Tsaubah Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi wa sallam</i> bersabda.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i>"Artinya : Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian seperti menyerbu makanan di atas piring. Berkata seseorang : Apakah karena sedikitnya kami waktu itu ? Beliau bersabda : Bahkan kalian pada waktu itu banyak sekali, akan tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn. Seseorang bertanya : Wahai Rasulullah, apakah wahn itu ? Beliau bersabda : Mencintai dunia dan takut mati".</i></span><span style="font-size: small;"> (Riwayat Abu Dawud no. 4297. Ahmad V/278. Abu Na'im dalam Al-Hailah)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dari hadits di atas dapat disimpulkan bahwa :<o:p></o:p></span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kaum kafir saling menghasung untuk menjajah Islam, negeri-negerinya serta penduduknya. <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Negeri-negeri muslimin adalah negeri-negeri sumber kebaikan dan barakah yang mengundang air liur kaum kafir untuk menjajahnya. <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kaum kafir mengambil potensi alam negeri muslimin tanpa rintangan dan halangan sedikitpun. <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kaum kafir tidak lagi gentar terhadap kaum Muslimin karena rasa takut mereka kepada kaum Muslimin sudah dicabut Allah dari dalam hati mereka. Padahal pada mulanya Allah menjanjikan kepada kaum Muslimin dalam firman-Nya :<i>"Artinya : Akan kami jangkitkan di dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah, dimana Allah belum pernah menurunkan satu alasanpun tentangnya".</i> ( Ali-Imran : 151). Dan Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi wa sallam</i> pernah bersabda : <i>"Artinya : Aku diberi lima perkara yang belum pernah diberikan kepada seorang nabi pun sebelumku : Aku ditolong dengan rasa ketakutan dengan jarak satu bulan perjalanan ; dan dijadikan bumi untukmu sebagai tempat sujud ; .... dan seterusnya ".</i> (Riwayat Bukhari, lihat Fathul Bari I/436. Muslim dalam Nawawi V/3-4 dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu 'anhu) <o:p></o:p></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Akan tetapi kekhususan tersebut dibatasi oleh sabda beliau <i>Shallallahu 'alaihi wa sallam</i> dalam hadits Tsauban yang lalu, yang menyatakan : "<i>Allah akan mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian ...".</i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dari hadits ini mengertilah kita bahwa kekuatan umat Islam bukanlah terletak pada jumlah dan perbekalannya, atau pada artileri dan logistiknya. Akan tetapi kekuatannya terletak pada aqidahnya. Seperti yang kita saksikan ketika beliau <i>Shallallahu 'alaihi wa sallam</i> menjawab pertanyaan yang berkenan dengan jumlah, maka beliau jawab : <i>"Bahkan ketika itu kalian banyak sekali, akan tetapi kalian seperti buih di atas aliran air".</i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kemudian apa yang menjadikan "pohon yang akarnya menghujam ke bumi dan cabangnya menjulang ke langit" itu seperti buih yang mengambang di atas air ?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Sesungguhnya racun yang meluruhkan kekuatan kaum muslimin dan melemahkan gerakannya serta merenggut barakahnya bukanlah senjata dan pedang kaum kafir yang bersatu untuk membuat makar terhadap Islam, para pemeluknya dan negeri-negerinya. Akan tetapi adalah racun yang sangat keji yang mengalir dalam jasad kaum muslimin yang disebut oleh Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi wa sallam</i> sebagai <b><i>"Dakhanun"</i></b> Ibnu Hajar dalam <i>Fathul Bari XIII/36</i> mengartikannya dengan <i>hiqd</i> (kedengkian), atau <i>daghal</i> (penghianatan dan makar), atau <i>fasadul qalb</i> (kerusakan hati). Semua itu mengisyaratkan bahwa kebaikan yang datang setelah keburukan tersebut tidak murni, akan tetapi keruh. Dan Imam Nawawi dalam <i>syarh Shahih Muslim XII/236-237</i>, mengutip perkataan Abu 'Ubaid yang menyatakan bahwa arti <i>dakhanun</i> adalah seperti yang disebut dalam hadits lain.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i>"Artinya : Tidak kembalinya hati pada fungsi aslinya".</i></span><span style="font-size: small;"> (Riwayat Abu Dawud no. 4247)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Sedangkan makna aslinya adalah apabila warna kulit binatang itu keruh/suram. Maka seakan-akan mengisyaratkan bahwa hati mereka tidak bening dan tidak mampu membersihkan antara yang satu dengan yang lain. Kemudian berkata Al-Baghawi dalam <i>Syarhus Sunnah XV/15</i>: Bahwa sabda beliau : "Dan didalamnya ada <i>Dakhanun</i>, yakni tidak ada kebaikan murni, akan tetapi didalamnya ada kekeruhan dan kegelapan". Adapun Al 'Adzimul Abadi dalam <i>'Aunil Ma'bud XI/316</i> menukil perkataan Al-Qari yang berkata : "Asal kata <i>dakhanun</i> adalah <i>kadurah</i> (kekeruhan) dan warna yang mendekati hitam. Maka hal ini mengisyaratkan bahwa kebaikan tersebut tercemar oleh kerusakan (fasad)".<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dan sesungguhnya penanam racun yang keji dan menjalar di kalangan umat ini tidak lain adalah oknum-oknum dari dalam sendiri. Seperti yang dinyatakan Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi wa sallam</i> : <i>"Mereka adalah dari kalangan bangsa kita dan berbahasa dengan bahasa kita"</i>. Berkata Ibnu Hajar Rahimahullah dalam <i>Fathul Bari XIII/36</i> : "Yakni dari kaum kita, berbahasa seperti kita dan beragama dengan agama kita. Ini mengisyaratkan bahwa mereka adalah bangsa Arab". Sedangkan Al-Qabisi menyatakan -seperti dinukil oleh Ibnu Hajar- secara lahir maknanya adalah bahwa mereka adalah pemeluk <i>dien</i> (agama) kita, akan tetapi batinnya menyelisihi. Dan kulit sesuatu adalah lahirnya, yang pada hakikatnya berarti penutup badan". Mereka mempunyai sifat seperti yang dikatakan dalam hadits riwayat Muslim.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i>"Artinya : Akan ada di kalangan mereka orang yang berhati iblis dengan jasad manusia".</i></span><span style="font-size: small;"> (Riwayat Muslim)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Yakni mereka memberikan harapan-harapan kepada manusia berupa <i>mashalih</i> (pembangunan), <i>siyadah</i> (kepemimpinan) dan <i>istiqlal</i> (kemerdekaan dan kebebasan) .. dan umat merasa suka dengan propaganda mereka. Untuk itu mereka mengadakan pertemuan-pertemuan, muktamar-muktamar dan diskusi-diskusi. Oleh sebab itu mereka diberi predikat sebagai da'i atau du'at -dengan dlamah pada huruf dal- merupakan bentuk jama' dari da'a yang berarti sekumpulan orang yang melazimi suatu perkara dan mengajak serta menghasung manusia untuk menerimanya. (<i>Lihat 'Aunil Ma'bud XI/317</i>).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>3. Jama'ah minal Muslimin dan bukan Jama'ah Muslimin/'Umm.</b></span><span style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kalau kita mengamati kenyataan, maka kita akan melihat bahwa faham <i>hizbiyah</i> (kelompok) telah mengalir di dalam otak sebagian besar kelompok yang menekuni medan <i>da'wah ilallah</i>, dimana seolah-olah tidak ada kelompok lain kecuali kelompoknya, dan menafikan kelompok lain di sekitarnya. Persoalan ini terus berkembang, sehingga ada sebagian yang menda'wahkan bahwa merekalah Jama'ah Muslimin/<i>Jama'ah 'Umm</i> (Jama'ah Induk) dan pendirinya adalah imam bagi seluruh kaum muslimin, serta mewajibkan berba'iat kepadanya. Selain itu mereka mengkafirkan <i>sawadul a'dzam</i> (sebagian besar) muslimin, dan mewajibkan kelompok lain untuk bergabung dengan mereka serta berlindung di bawah naungan bendera mereka.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kebanyakan mereka lupa, bahwa mereka bekerja untuk mengembalikan kejayaan Jama'atul Muslimin. Kalaulah Jama'atul Muslimin dan imam-nya itu masih ada, maka tidaklah akan terjadi <i>ikhtilaf</i> dan perpecahan ini dimana Allah tidak menurunkan sedikit pun keterangan tentangnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Sebenarnya para pengamal untuk Islam itu adalah <i>Jama'ah minal muslimin</i> (kumpulan sebagian dari muslimin) dan bukan <i>Jama'atul Muslimin</i> atau <i>Jama'atul 'Umm</i> (Jama'ah Induk), karena kaum muslimin sekarang ini tidak mempunyai Jama'ah ataupun Imam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Ketahuilah wahai kaum muslimin, bahwa yang disebut Jama'ah Muslimin adalah yang tergabung didalamnya seluruh kaum muslimin yang mempunyai imam yang melaksanakan hukum-hukum Allah. Adapun jama'ah yang bekerja untuk mengembalikan <i>daulah khilafah</i>, mereka adalah <i>jama'ah minal muslimin</i> yang wajib saling tolong menolong dalam urusannya dan menghilangkan perselisihan yang ada diantara individu supaya ada kesepakatan di bawah kalimat yang lurus dalam naungan kalimat tauhid.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Al-Hafidz Ibnu Hajar Rahimahullah dalam <i>Fathul Bari XII/37 </i>menukil perkataan Imam Thabari Rahimahullah yang menyatakan : "Berkata kaum (yakni para ulama), bahwa Jama'ah adalah <i>Sawadul A'dzam</i>. Kemudian diceritakan dari Ibnu Sirin dari Abi Mas'ud, bahwa beliau mewasiatkan kepada orang yang bertanya kepadanya ketika 'Utsman dibunuh, untuk berpegang teguh pada Jama'ah, karena Allah tidak akan mengumpulkan umat Muhammad <i>Shallallahu 'alaihi wa sallam</i> dalam kesesatan. Dan dalam hadits dinyatakan bahwa ketika manusia tidak mempunyai imam, dan manusia berpecah belah menjadi kelompok-kelompok maka janganlah mengikuti salah satu firqah. Hindarilah semua firqah itu jika kalian mampu untuk menghindari terjatuh ke dalam keburukan".<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>4. Mejauhi Semua Firqah</b></span><span style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dinyatakan dalam hadits Hudzaifah tersebut supaya menjauhi semua firqah jika kaum muslimin tidak mempunyai jama'ah dan tidak pula imam pada hari terjadi keburukan dan fitnah. Semua firqah tersebut pada dasarnya akan menjerumuskan ke dalam kesesatan, karena mereka berkumpul di atas perkataan/teori mungkar (<i>mungkari minal qaul</i>) atau perbuatan mungkar, atau hawa nafsu. Baik yang mendakwahkan <i>mashalih</i> (pembangunan) atau <i>mathami'</i> (ketamakan) dan <i>mathamih</i> (utopia). Atau yang berkumpul di atas asas pemikiran kafir, seperti; sosialisme, komunisme, kapitalisme, dan demokrasisme. Atau yang berkumpul di atas asas kedaerahan, kesukuan, keturunan, kemadzhaban, atau yang lainnya. Sebab mereka semua itu akan menjerumuskan ke dalam neraka Jahannam, dikarenakan membawa misi selain Islam atau Islam yang sudah dirubah ...!<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>5. Jalan Penyelesaiannya</b></span><span style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi wa sallam</i> telah memerintahkan kepada Hudzaifah untuk menjauhi semua firqah yang menyeru dan menjerumuskan ke neraka Jahannam, dan supaya memegang erat-erat pokok pohon (<i>ashlu syajarah</i>) hingga ajal menjemputnya sedangkan ia tetap dalam keadaan seperti itu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dari pernyataan Nabi <i>Shallallahu 'alaihi wa sallam</i> tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Pertama.</b></span><span style="font-size: small;"><br />
Bahwa pernyataan itu mengandung perintah untuk melazimi Al-Kitab dan As-Sunnah dengan pemahaman Salafuna Shalih. Hal ini seperti yang diisyaratkan dalam hadits riwayat 'Irbadh Ibnu Sariyah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i>"Artinya : <b>Barangsiapa yang masih hidup diantara kalian maka akan melihat perselisihan yang banyak</b>. <b>Dan waspadalah terhadap perkara-perkara yang diada-adakan karena hal itu sesat</b>. <b>Dan barangsiapa yang menemui yang demikian itu, maka berpegang teguhlah pada sunnahku dan sunnah khulafa'ur rasyidin. Gigitlah ia dengan geraham-geraham kalian</b>"</i></span><span style="font-size: small;">. (Riwayat Abu Dawud no. 4607, Tirmidzi no. 2676, Ibnu Majah no. 440 dan yang lainnya)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Jika kita menggabungkan kedua hadits tersebut, yakni hadits Hudzaifah Ibnul Yaman Radhiyallahu 'anhu yang berisi perintah untuk memegang pokok-pokok pohon (<i>ashlu syajarah)</i> dengan hadits 'Irbadh ini, maka terlihat makna yang sangat dalam. Yaitu perintah untuk ber-<i>iltizam</i> pada As-Sunnah An-Nabawiyah dengan pemahaman Salafuna As-Shalih Ridlwanalahu Ta'ala 'alaihim manakala muncul firqah-firqah sesat dan hilangnya Jama'ah Muslimin serta Imamnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Kedua.</b></span><span style="font-size: small;"><br />
Di sini ditunjukkan pula bahwa lafadz (<i>an ta'adhdha bi ashli syajarah</i>) dalam hadits Hudzaifah tersebut tidak dapat diartikan secara dzahir hadits. Tetapi maknanya adalah perintah untuk berpegang teguh, dan bersabar dalam memegang Al-Haq serta menjauhi firqah-firqah sesat yang menyaingi Al-Haq. Atau bermakna bahwa pohon Islam yang rimbun tersebut akan ditiup badai topan hingga mematahkan cabang-cabangnya dan tidak tinggal kecuali pokok pohonnya saja yang kokoh. Oleh karena itu maka wajib setiap muslim untuk berada di bawah asuhan pokok pohon ini walaupun harus ditebus dengan jiwa dan harta. Karena badai topan itu akan datang lagi lebih dahsyat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Ketiga.</b></span><span style="font-size: small;"><br />
Oleh karena itu menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk mengulurkan tangannya kepada kelompok (firqah) yang berpegang teguh dengan pokok pohon itu untuk menghadapi kembalinya fitnah dan bahaya bala. Kelompok ini seperti disabdakan beliau <i>Shallallahu 'alaihi wa sallam</i> akan selalu ada dan akan selalu muncul untuk menyokong kebenaran hingga yang terakhir dibunuh dajjal.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Maraji' :</b></span><span style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Al Ilzamat wa at Tatabu oleh Ad-Daruquthni <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Tafsir Al-Qur'an Al-Adzim, oleh Ibnu Katsir <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Al Jami' As Shahih, oleh Bukhari dengan Fathul Bari <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Haliyatul Auliya' oleh Abu Na'im Al- Ashbahani. <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Silsilah Al-Hadits As-Shahihah, oleh Muhammad Nashiruddien Al-Albani <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">As-Sunnan, oleh Ibnu Majah <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">As-Sunnan, oleh Abu Dawud <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">As-Sunnan, oleh Tirmidzi <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Syiar A'lam An-Nubala, oleh Adz-Dzahabi <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Syarhu Sunnah, oleh Baghawi <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">As-Shahih, oleh Muslim bin Al-Hujjaj <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">'Aunil Ma'bud, oleh Syamsul Al-Abadi <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Al-Kaasyif, oleh Dzahabi <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Al-Mustadrak, oleh Hakim <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Al-Musnad, oleh Ahmad bin Hambal </span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">--------------------------------------------- </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Tulisan ini disadur dan diringkas dari kutaib yang berjudul "Qaulul Mubin fi Jama'atil Muslimin" karangan Salim bin 'Ied Al-Hilali, Penerbit Maktab Islamy Riyadh tanpa tahun, dan dimuat di majalah As-Sunnah edisi 07/1/1414-1993 hal. 8-13 </span><span style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">sumber : www.assunnah.or.id<o:p></o:p></span></div><span style="font-size: small;"><i> </i></span><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></div>Omah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4988614099260665567.post-87943329715338589182011-12-10T20:58:00.000-08:002011-12-10T22:25:45.825-08:00Kejayaan Hanya Milik Islam<link href="file:///C:%5CUsers%5CUSER%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5CUSER%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5CUSER%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 415 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
.MsoPapDefault
{mso-style-type:export-only;
margin-bottom:10.0pt;
line-height:115%;}
@page Section1
{size:595.3pt 841.9pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:35.4pt;
mso-footer-margin:35.4pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Oleh : Syaikh Abu Usamah Salim bin Id Al-Hilali<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-Rhrjl9FurQE/TuQ0jL1-_eI/AAAAAAAAANs/dVYsIhDDA08/s1600/emanmedia-pray_in_the_sky.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://2.bp.blogspot.com/-Rhrjl9FurQE/TuQ0jL1-_eI/AAAAAAAAANs/dVYsIhDDA08/s320/emanmedia-pray_in_the_sky.jpg" width="320" /></a>Sesungguhnya termasuk hal yang sangat menggembirakan, kita bisa bersua kembali dalam masjid ini, di universitas ini, di tengah saudara-saudara kami, kita bersatu dikalimat yang sama, yaitu kalimat tauhid dan di atas kebesaran Islam. Tema kita di pagi hiri yang cerah ini ialah kebesaran milik Allah dan RasulNya dan orang-orang yang beriman. Maksudnya, kebesaran hanya milik Islam semata.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dalil-dalil yang menunjukan bahwa kejayaan hanya milik Allah, RasulNya dan kaum muslimin serta Islam banyak sekali. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَلِلَّهِ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">الْعِزَّةُ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَلِرَسُولِهِ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَلِلْمُؤْمِنِينَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَلَٰكِنَّ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">الْمُنَافِقِينَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">لَا</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">يَعْلَمُونَ</span></div><o:p> </o:p> <br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i>Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi RasulNya dan bagi orang-orang yang beriman, tetapi orang-orang munafik tidak mengetahui.</i> [Al-Munafiqun : 8]<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ayat ini menegaskan bahwa kejayaan hanya milik Allah, RasulNya dan kaum mukminin.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">فَلَا</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">تَهِنُوا</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَتَدْعُوا</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">إِلَى</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">السَّلْمِ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَأَنتُمُ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">الْأَعْلَوْنَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَاللَّهُ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">مَعَكُمْ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَلَن</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">يَتِرَكُمْ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">أَعْمَالَكُمْ</span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i>Janganlah kamu merasa lemah dan meminta perdamaian, padahal kamulah yang di atas dan Allah (pun) beserta kamu dan dia sekali-kali tidak akan mengurangi (pahala) amal-amalmu.</i> [Muhammad : 35]<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dan sudah di ketahui bagi orang yang mendalami Al-Quran, ia menetapkan bahwa kalimatullah adalah paling tinggi, sedangkan kalimat orang kafir berada dalam tingkat yang paling rendah. Jadi kebesaran milik Islam dalam kitabullah. Demikian juga, hal ini di tegaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga pernyataan dari generasi salaf, sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">لَا</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">يَنْبَغِي</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">لِمُسْلِمٍ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">أَنْ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">يُذِلَّ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">نَفْسَهُ</span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i>Tidak selayaknya seorang mukmin menghinakan dirinya”</i> [Hadits Riwayat Ahmad]<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ini dalil agar setiap muslim merasa mulia dengan agamanya. Karena Islam mengajarkan al ‘izzah kepadanya.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Perhatikan dialog antara Abu Sufyan yang masih dalam kekufurannya -padawaktu itu- dengan Umar bin Khaththab, tatkala kaum musyrikin mendapatkan kemenangan dalam perang uhud.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Abu Sufyan berkata: Agungkanlah Hubal, kemudian nabi memerintahkan Umar bin Khaththab untuk menyanggah dengan (perkataan) : ”Allah lebih besar dan lebih tinggi”.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ini merupakan sebagian dalil dari al kitab dan as Sunnah yang menunjukan bahwa izzah (kebesaran) hanya milik Allah, RasulNya dan Islam.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Apabila kita telah mengetahui bahwa kebesaran itu milik Islam, apakah yang dimaksud dengan izzah dalam Islam, dan bagaimana Islam bisa mengangkat kaum muslimin dari konsep kebesaran jahiliyah menuju kosep izzah imani. Renungkanlah ayat ini, kita lihat dan bandingkanlah. "<i>Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mu’min, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui</i>” [Al–Munafiqun : 8]<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Lihatlah, Abdullah bin Ubay bin Salul, pimpinan kaum munafqin dalam perang bani Musthaliq. Setelah orang-orang pulang dari perang tersebut –termasuk Rasulullah- dia memunculkan ide penyebaran hadits ifk (berita palsu). Dia menuduh ummul mukminin ash Shiddiqah bin ash Shiddiq (‘Aisyah) dengan tuduhan zina. Wal iyyadzu billah.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Lihatlah, ia mengalihkan peperangan ke rumah beliau, pada kehormatan beliau. Dalam suasana panas penuh isu, simpang-siur sarat berita bohong, orang munafik ini ingin memanfaatkan kesempatan ini, atau ingin menghantam beliau, atau ingin memancing dalam air keruh.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pada situasi demikian ia mengatakan: <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">لَئِن</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">رَّجَعْنَآ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">إِلَى</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">الْمَدِينَةِ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">لَيُخْرِجَنَّ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">اْلأَعَزُّ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">مِنْهَا</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">اْلأَذَلَّ</span> (Sesungguhnya jika telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah darinya). Yang ia maksud dengan orang yang kuat adalah dia sendiri. Sedangkan yang ia maksud orang yang lemah adalah Rasullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Inilah konsep izzah dalam kaca mata jahiliyah, membanggakan diri, membanggakan kedudukan sosial, dengan nasab, nenek moyang, golongan, banyaknya pengikut, banyaknya harta, dengan jabatan dan harta. Inilah izzah menurut jahiliyah.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dalam masalah berita palsu ini, Allah tidak membiarkan ada orang yang membantah para penyebar isu berita palsu tersebut. Yang membantah adalah langsung Allah sendiri. Allah merehabilitasi nama baik Ummul Mukminin dalam sebelas ayat pertama dari surat An-Nur. Sementara di dalam surat Al-Munafiqin, Allah membantah Abdullah bin Ubay bin Salul (dengan firmanNya).<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَلِلَّهِ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">الْعِزَّةُ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَلِرَسُولِهِ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَلِلْمُؤْمِنِينَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَلَٰكِنَّ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">الْمُنَافِقِينَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">لَا</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">يَعْلَمُونَ</span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“<i>Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi RasulNya dan bagi orang-orang mu’min, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui</i>” [Al-Munafiqun : 8]<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Firman Allah ini seolah-olah mengatakan, tidak ada kebesaran kecuali milik Allah. Dialah yang maha perkasa dan bijak, Maha kuat dan perkasa.Tidak ada kebesaran, kecuali milik Allah. Tidak ada kejayaan, kecuali bersama dengan Allah.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Siapa saja yang tergantung dengan yang maha kuat, niscaya ia menjadi insan yang kuat. Oleh karena itu, Rasulullah berpegang dengan Allah, sehingga ia menjadi kuat. Dan demikian pula dengan kaum mukminin, mereka berpegang kepada Allah dan RasulNya, mereka menjadi insan–insan yang kuat.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Inilah makna izzah dalam kosep imani, bangga diri dengan agama, dengan Allah, Rasul, amal shalih, ilmu yang bermanfaat, serta dakwah kepada Allah. Lihatlah, bagaimana konsep Islam mengangkat manusia dari permukaan bumi menuju ketinggian izzah. Menuju tingginya tekad. Kendatipun jasad-jasad mereka bersentuhan dengan yang ada di bumi, tetapi jiwa-jiwa mereka terikat dengan malail a’la (majlis yang paling tinggi), dengan kenikmatan-kenikmatan yang ada di sisi Allah. Jadi izzah milik Islam.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Apakah (yang menjadi) sumbernya?<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sudah kami katakan tadi, bahwa tidak ada kebesaran kecuali milik Allah. Dan siapa saja yang bersama dengan yang maha perkasa, ia menjadi perkasa Dan siapa saja yang mencari kejayaan dengan selain Allah, niscaya akan hina.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Faktor paling besar yang mendukung kukuhnya izzah ini, adalah aqidah Islamiyyah. aqidah ini bertumpu pada tauhidullah (mentauhidkan Allah), terhadap dzatNya, tindakan-tindakanNya dan asma wa sifatNya,Tidak ada dzat yang berhak di sembah kecuali Allah. Karena itu, barang siapa menyambah Allah, ia menjadi insan yang perkasa. Dan orang yang meyekutukan Allah, akan menjadi manusia hina. Allah-lah yang mengangkat derajat atau menghinakan seseorang. Allah berfirman .<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَتُعِزُّ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">مَن</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">تَشَاءُ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَتُذِلُّ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">مَن</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">تَشَاءُ</span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i>Dan Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki.</i> [Ali–Imron : 26]<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Barang siapa konsisten pada aqidah yang benar dan tauhid yang lurus, niscaya Alloh akan memuliakannya dengan aqidah dan agama ini. Dan barang siapa yang menyimpang darinya, hendaknya tidak mencela kecuali dirinya sendiri saja.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Faktor lain yang juga dapat mewujudkan ‘ izzah adalah manhaj. Oleh karena itu, Alloh berfirman.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَمَنْ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">أَحْسَنُ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">قَوْلًا</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">مِّمَّن</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">دَعَا</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">إِلَى</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">اللَّهِ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَعَمِلَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">صَالِحًا</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَقَالَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">إِنَّنِي</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">مِنَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">الْمُسْلِمِينَ</span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i>Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal sholeh dan berkata : “Sesungguhnya aku termsuk orang–orang yang berserah diri.” </i>[Fushiliat : 33]<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Lihatah, setelah ia berpegangan dengan manhaj dan dakwah, kemudian mempunyai rasa bangga dengan agama. Dia mengumandangkan suaranya, bahwa ia seorang muslim, termasuk yang bertauhid kepada Allah dan mengikuti Allah dan RasulNya. Firman Allah :<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَمَنْ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">أَحْسَنُ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">قَوْلًا</span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">(Dan siapakah yang lebih baik perkataannya …), maka jawabannya, tidak ada seorang pun yang lebih baik darinya. Dalam ayat ini Allah mengikat dakwah dengan manhaj. Baru kemudian mengerjakan amalan shalih. Setelah itu, akhirnya ia bangga dengan Islam.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Oleh karena itu, berkaitan dengan syarat diterimanya amalan shalih, ada syarat sah dan syarat kamal (kesempurnaan).<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tentang syarat sah diterimanya amal adalah ikhls bagi Allah dan ittiba’ kepada Nabi. Sedangkan syarat kesempurnaannya amal ialah.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pertama : Seseorang harus menggenggam agamanya dengan kuat. Allah berfirman.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">يَا</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">يَحْيَىٰ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">خُذِ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">الْكِتَابَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">بِقُوَّةٍ</span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Hai, Yahya. Ambillah Al–Kitab (Taurat) itu dengan sungguh–sungguh. [Maryam : 12]<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Allah berfirman :<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">خُذُوا</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">مَا</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">آتَيْنَاكُم</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">بِقُوَّةٍ</span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">"<i>Pegangilah dengan teguh apa yang Kami berikan kepadamu</i>” [Al–Baqarah : 63]<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dan yang dimaksud dengan quwwah ini adalah berbangga diri dengan agama Islam.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kedua : Tidak malas beramal shalih dan menyegerakan diri dalam mengerjakan amal kebaikan maupun ketaatan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sumber kemuliaan Islam yang lain, yaitu menjadi seorang muslim yang mempunyai ciri khas tersendiri dalam aqidah, cara–cara beribadah, penampilan lahiriah atau batiniah.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dalam seluruh aspek, seorang muslim memiliki ciri khas tersendiri. Umat Islam memiliki nilai istimewa dengan menonjolnya kebaikannya. Allah berfirman :<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">كُنتُمْ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">خَيْرَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">أُمَّةٍ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">أُخْرِجَتْ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">لِلنَّاسِ</span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“<i>Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia</i>” [Al–Imran : 110]<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Memiliki nilai tersendiri sebagai umat yang adil dan pilihan. Allah berfirman :<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَكَذَٰلِكَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">جَعَلْنَاكُمْ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">أُمَّةً</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَسَطًا</span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kami (umat Islam), sebagai umat yang adil dan pilihan” [Al–Baqarah : 143]<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Mereka menjadi saksi–saksi Allah di bumi. Lihatlah nilai istimewa yang dimiliki kaum Muslimin dalam ayat.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">اهْدِنَا</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">الصِّرَاطَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">الْمُسْتَقِيمَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">صِرَاطَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">الَّذِينَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">أَنْعَمْتَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">عَلَيْهِمْ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">غَيْرِ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">الْمَغْضُوبِ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">عَلَيْهِمْ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَلَا</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">الضَّالِّينَ</span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“<i>Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Yaitu) jalan orang–orang yang telah Engkau anugerahkan kenikmatan kepada mereka, bukan (jalan) yang dimurkai Allah (yaitu : Yahudi) dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat (yaitu : Nashara”</i> )" [Al–Fatihah : 6–7]<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">"Tunjukilah kami wahai Rabb ke jalan yang benar dan lurus, bukan jalan orang–orang yang dimurkai Allah, yaitu kaum Yahudi. Juga bukan jalan orang–orang yang sesat, yaitu kaum Nashara. Seorang muslim berbeda dengan Yahudi dan Nashara, penganut agama dan golongan lain. Oleh karena itu Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salaam melarang tasyabbuh (berserupa) dengan orang–orang kafir. Larangan itu tertuang dalam nasihat beliau yang sangat mengagumkan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">بُعِثْتُ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">بَيْنَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">يَدَيْ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">السَّاعَةِ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">بِالسَّيْفِ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">حَتَّى</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">يُعْبَدَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">اللَّهُ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَجُعِلَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">الذُّلُّ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَالصَّغَارُ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">عَلَى</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">مَنْ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">خَالَفَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">أَمْرِي</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَجُعِلَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">رِزْقِي</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">تَحْتَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">ظِلِّ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">رُمْحِي</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَمَنْ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">تَشَبَّهَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">بِقَوْمٍ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">فَهُوَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">مِنْهُمْ</span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">"<i>Aku diutus dengan pedang, saat hari Kebangkitan sudah dekat, supaya Allah saja yang disembah. Ditimpakan kehinaan dan kerendahan pada orang yang menentang perintahku. Rezekiku ditetapkan berada di bawah ujung tombak. Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, niscaya ia termasuk dari mereka”</i> [Hadits Riwayat Ahmad]<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">بُعِثْتُ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">بَيْنَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">يَدَيْ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">السَّاعَةِ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">بِالسَّيْفِ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">حَتَّى</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">يُعْبَدَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">اللَّهُ</span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“<i>Aku diutus dengan pedang saat hari Kebangkitan sudah dekat, supaya Allah saja yang disembah”</i><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ini adalah ‘izzatul Islam. Kita memperjuangkan Islam sampai orang–orang menyembah Pencipta mereka. Kita berjuang untuk mengeluarkan orang–orang dari kegelapan menuju cahaya. Kita memperjuangkan Islam dengan kata–kata, dakwah, dengan hujjah dan burhan sebelum memasuki perjuangan dengan pedang, di setiap tempat dan moment.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kemudian Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa salaam mengatakan :<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">بُعِثْتُ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">بَيْنَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">يَدَيْ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">السَّاعَةِ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">بِالسَّيْفِ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">حَتَّى</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">يُعْبَدَ</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">اللَّهُ</span><o:p></o:p></div>Omah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4988614099260665567.post-6508258749634076222011-11-09T20:13:00.000-08:002011-11-09T21:01:35.500-08:00Sejarah Hitam Perpecahan Umat<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Oleh Dr. Nashir bin Abdul Karim Al-'Aql<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-9lie8FhZM_A/TrtSItYTj7I/AAAAAAAAANY/yGzWtY8bKTE/s1600/Puzzle.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="236" src="http://4.bp.blogspot.com/-9lie8FhZM_A/TrtSItYTj7I/AAAAAAAAANY/yGzWtY8bKTE/s320/Puzzle.jpg" width="320" /></a>Banyak sekali faidah yang dapat dipetik dari pembicaraan seputar sejarah perpecahan umat. Berbagai peristiwa yang terjadi di awal Islam tersebut sarat dengan ibrah (pelajaran). Tentunya kami tidak mampu menyuguhkan sejarah perpecahan itu secara terperinci, akan tetapi ada beberapa point yang dapat kita jadikan pelajaran. Sembari meluruskan beberapa persepsi keliru sebagian orang sekitar masalah tersebut dewasa ini.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
<br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Pertama<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sumbu perpecahan yang pertama kali muncul hanyalah berupa i'tiqad dan pemikiran yang tidak begitu didengar dan diperhatikan. Yang pertama kali di dengar oleh kaum muslimin dan para sahabat adalah aqidah Saba'iyah yang merupakan cikal bakal aqidah Syi'ah dan Khawarij. Itulah benih awal perpecahan yang ditaburkan di tengah-tengah kaum muslimin. Aqidah ini disebarkan oleh penganutnya secara terselubung nyaris tanpa suara. Orang pertama yang memunculkan juga asing, nama dan identitasnya tidak jelas. Orang menyebutnya Ibnu Sauda' Abdullah bin Saba'. Ia mengacaukan barisan kaum muslimin dengan aqidah sesat itu. Sehingga aqidah tersebut diyakini kebenarannya oleh sejumlah kaum munafikin, oknum-oknum yang merancang makar jahat terhadap Islam, orang-orang jahil dan pemuda-pemuda ingusan. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Begitu pula sekelompok barisan sakit hati yang negeri, agama dan kerajaan mereka telah ditundukkan oleh kaum muslimin, yaitu orang-orang yang baru memeluk Islam dari kalangan bangsa Parsi dan Arab Badui. Mereka membenarkan hasutan-hasutan Ibnu Saba', membuat makar tersembunyi atas kaum muslimin, hingga muncullah cikal bakal Syi'ah dan Khawarij dari mereka.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Hal ini ditinjau dari sudut pandang aqidah dan keyakinan sesat yang pertama kali muncul yang menyelisihi asas Islam dan Sunnah.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Adapun kelompok sempalan yang pertama kali muncul yang memisahkan diri dari imam kaum muslimin adalah kelompok Khawarij. Benih-benih Khawarij ini sebenarnya berasal dari aqidah Saba'iyah. Banyak orang yang mengira keduanya berbeda, padahal sebenarnya cikal bakal Khawarij berasal dari pemikiran kotor Saba'iyah. Perlu diketahui bahwa Saba'iyah ini terpecah menjadi dua kelompok utama : Khawarij dan Syi'ah.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kendati antara keduanya terdapat perbedaan-perbedaan yang mencolok, namun dasar-dasar pemikirannya setali tiga uang. Baik Khawarij maupun Syi'ah meuncul pada peristiwa fitnah atas diri Amirul Mukminin Utsman bin Affan Radhiyallahu 'anhu. Fitnah diprakarsai oleh Abdullah bin Saba' lewat ide, keyakinan dan gerakannya. Dari situlah muncrat aqidah sesat, yaitu aqidah Syi'ah dan Khawarij.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Perbedaan antara Khawarij dan Syi'ah direkayasa sedemikian rupa oleh tokoh-tokohnya supaya dapat memecah belah umat. Ibnu Saba' dan konco-konconya menabur beragam benih untuk menyuburkan kelompok-kelompok pengikut hawa nafsu itu. Kemudian membuat trik seolah-olah antara kelompok-kelompok itu terjadi permusuhan guna memecah belah umat sebagaimana yang terjadi dewasa ini. Itulah yang diterapkan oleh musuh-musuh Islam untuk mengadu domba kaum muslimin, yakni dengan istilah yang mereka namakan blok kanan dan blok kiri. Mereka mengkotak-kotakan kaum muslimin menjadi berpartai-partai, partai sayap kanan dan partai sayap kiri. Begitu berhasil melaksanakan program, mereka munculkan babak permainan baru dengan istilah sekularisme, fundamentalisme, modernisme, primitif, ekstrimisme, radikalisme dan lain-lain. Semuanya adalah permainan yang sama, dari sumber yang sama pula. Para pencetusnya juga itu-itu juga demikian pula tujuannya, hanya saja corak ragamnya berbeda-beda. Jadi secara keseluruhan ini mencerminkan kuatnya kebatilan, kendati satu sama lain saling bermusuhan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Kedua<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ada satu point penting yang perlu diperhatikan, yakni dalam sejarah tidak kita temui para sahabat saling berpecah belah satu sama lain. Yang terjadi diantara mereka hanyalah perbedaan pendapat yang kadang kala diselesaikan dengan ijma' (kesepakatan), atau salah satu pihak tunduk kepada pendapat jama'ah serta tetap komitment terhadap imam. Itulah yang terjadi dikalangan sahabat. Tidak ada seorang sahabat-pun yang memisahkan diri dari jama'ah. Tidak ada satupun diantara mereka yang melontarkan ucapan bid'ah atau mengada-ada perkara baru dalam agama. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sungguh, para sahabat merupakan imam dalam agama yang mesti diteladani oleh kaum muslimin. Tidak satupun dari kalangan sahabat yang memecah dari jama'ah. Dan tak satupun ucapan mereka yang menjadi sumber bid'ah dan sumber perpecahan. Adapun beberapa ucapan dan kelompok sempalan yang dinisbatkan oleh sejumlah oknum kepada para sahabat adalah tidak benar! Hanyalah dusta dan kebohongan besar yang mereka tujukan terhadap para sahabat. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sangat keliru bila Ali bin Abi Thalib disebut sebagai sumber Syi'ah, Abu Dzar Al-Ghifari sebagai sumber sosialisme, para sahabat Ahlus Suffah sebagai cikal bakal kaum sufi, Mua'wiyah diklaim sebagai sumber Jabariyah, Abu Darda' dituduh sebagai sumber Qadariyah, atau sahabat lain menjadi sumber pemikiran sesat ini dan itu, mengada-adakan bid'ah dan perkara baru, atau punya pendirian yang menyempal! Jelas itu semua merupakan kebatilan murni! [a]<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Iftiraq (perpecahan) itu sendiri mulai terjadi setelah Utsman bin Affan Radhiyallahu 'anhu terbunuh. Pada masa kekhalifahan Utsman, belum terjadi perpecahan yang serius. Namun ketika meletus fitnah di antara kaum muslimin pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, barulah muncul kelompok Khawarij dan Syi'ah. Sementara pada masa kekhalifahan Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu dan Umar Radhiyallahu 'anhu, bahkan pada masa kekhalifahan Utsman Radhiyallahu 'anhu, belum terjadi sama sekali perpecahan yang sebenarnya. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Selanjutnya, para sahabat justru melakukan penentangan terhadap perpecahan yang timbul. Janganlah dikira para sahabat mengabaikan atau tidak tahu menahu tentang fenomena negatif ini. Dan jangan pula disangka mereka kurang tanggap terhadap masalah perpecahan ini, baik seputar masalah pemikiran, keyakinan, pendirian maupun perbuatan. Bahkan mereka tampil terdepan menentang perpecahan dengan gigih. Mereka telah teruji dengan baik dalam sepak terjang menghadapi perpecahan tersebut dengan segala tekad dan kekuatan. Akan tetapi ketentuan Allah pasti terjadi!<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Tokoh-Tokoh Ahli Bid'ah<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Setelah berbicara tentang sejarah perpecahan umat, ada baiknya kita lanjutkan pembicaraan tentang asal usul bid'ah. Guna mengetahui tokoh-tokoh pencetus kelompok-kelompok sesat yang merupakan biang perpecahan. Yaitu oknum-oknum yang mengusung bid'ah tersebut hingga menjadi pemimpin-pemimpin sesat sampai hari Kiamat. Hingga sepeninggal mereka, terbuka lebarlah pintu perpecahan, semakin bertambahlah orang-orang yang menyesatkan. Di antara oknum-oknum tersebut ialah.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">[1] Pelopor perpecahan : Ibnu Sauda' Abdullah bin Saba' Al-Yahudi, seorang Yahudi yang mengaku-ngaku beragama Islam. berikut pengikut dan konco-konconya. Ide kotornya pertama kali muncul sekitar tahun 34H. Ibnu Sauda' ini memadukan antara bid'ah Khawarij dan Syi'ah.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">[2] Setelah itu Ma'bad Al-Juhani (meninggal dunia tahun 80H) meluncurkan pemikiran bid'ah seputar masalah takdir sekitar tahun 64H. Ia menggugat ilmu Allah dan takdirNya. Ia mempromosikan pemikiran sesat itu terang-terangan sehingga banyak meninggalkan ekses. Disamping orang-orang yang mengikutinya juga banyak. Namun bid'ahnya ini mendapat penentangan yang sangat keras dari kaum Salaf, termasuk di dalamnya para sahabat yang masih hidup ketika itu, seperti Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhuma.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">[3] Kemudian muncullah Ghailan Ad-Dimasyqi yang mengibarkan pengaruh cukup besar seputar masalah-masalah takdir sekitar tahun 98H. Dan juga dalam masalah ta'wil, ta'thil (mengingkari sebagian siaft-sifat Allah) dan masalah irja[1] Para salaf pun menentang pemikirannya itu. Termasuk diantara yang menentangnya adalah Khalifah Umar bin Abdil Aziz. Beliau menegakkan hujjah atasnya, sehingga Ghailan menghentikan celotehannya sampai Umar bin Abdul Aziz wafat. Namun setelah itu, Ghailan kembali meneruskan aksinya. Ini merupakan ciri yang sangat dominan bagi ahli bid'ah, yaitu mereka tidak akan bertaubat dari bid'ah. Sekalipun hujjahnya telah dipatahkan, mereka tetap kembali menentang dan kembali kepada bid'ahnya. Ghailan ini akhirnya dibunuh setelah dimintai taubat namun menolak bertaubat pada tahun 105H.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">[4] Setelah itu muncullah Al-Ja'd bin Dirham (yang terbunuh tahun 124H). Ia mengembangkan pendapat pendapat sesat itu. Dan meracik antara bid'ah Qadariyah dengan bid'ah Mu'aththilah[2] dan ahli ta'wil. Kemudian ia menyebarkan pemikiran rancu (syubhat) di tengah-tengah kaum muslimin. Sehingga para ulama Salaf memberi peringatan kepadanya dan menghimbaunya untuk segera bertaubat. Namun ia menolak bertaubat. Para ulama membantah pendapat-pendapat Al-Ja'd ini dan menegakkan hujjah atasnya, namun ia tetap bersikeras. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Maka semakin banyak kaum muslimin yang terkena racun pemikirannya, para ulama memutuskan hukuman mati atasnya demi tercegahnya fitnah (kesesatan). Ia pun dibunuh oleh Khalid bin Abullah Al-Qasri. Kisah terbunuhnya Al-Ja'd ini sangat mashur, Khalid berpidato seusai menunaikan shalat 'Idul Adha : "Sembelihlah hewan kurban kalian, semoga Allah menerima sembelihan kalian, sementara aku akan menyembelih Al-Ja'd bin Dirham, karena telah mendakwahkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak menjadikan Ibrahim sebagai khalilNya dan Allah tidak mengajak Nabi Musa berbicara ...... dan seterusnya". Kemudian beliau turun dari mimbar dam menyembelihnya. Peristiwa ini terjadi pada tahun 124H.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">[5] Sesudah peristiwa itu, api kesesatan sempat padam beberapa waktu. Hingga kemudian marak kembali melalui tangan Al-Jahm bin Shafwan. Yang mengoleksi bid'ah dan kesesatan generasi pendahulunya serta menambah bid'ah baru. Akibat ulahnya muncullah bid'ah Jahmiyah serta kesesatan dan penyimpangan kufur lainnya yang ditularkannya. Al-Jahm bin Shafwan ini banyak mengambil ucapan-ucapan Ghailan dan Al-Ja'd, bahkan ia menambah lagi dengan bid'ah ta'thil (penolakan sifat-sifat Allah), bid'ah ta'wil, bid'ah irja', bid'ah Jabariyah[3], bid'ah Kalam[4], tidak meyakini Allah bersemayam di atas Arsy, menolak sifat Al-'Uluw (yang maha tinggi) bagi Allah, menolak ru'yah[5]. Al-Jahm dihukum mati pada tahun 128H<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">[6] Dalam waktu yang bersamaan, munculah pula Washil bin Atha' dan Amr bin Ubeid. Mereka berdua meletakkan dasar-dasar pemikiran Mu'tazilah Qadariyah.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Setelah itu terbukalah pintu perpecahan. Kelompok Rafidhah mulai berani menyatakan terang-terangan aqidah dan keyakinannya. Kemudian sekte Syi'ah ini terpecah belah menjadi beberapa golongan. Lalu muncullah kaum Musyabbihah[6] dari kalangan Syi'ah melalui tokoh-tokohnya seperti Daud Al-Jawaribi, Hisyam bin Al-Hakam, Hisyam bin Al-Jawaliqi dan lain-lain. Mereka itulah peletak dasar ajaran Musyabbihah dan pelopornya. Mereka juga termasuk pengikut ajaran Syi'ah.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kemudian muncullah Al-Mutakallimun (Ahli Kalam) seperti Al-Kullabiyah[7], Al-Asy'ariyah[8] dan Al-Maturidiyah. Lalu muncul pula aliran-aliran sufi dan ahli-ahli filsafat. dengan demikian, pintu perpecahan terbuka luas bagi setiap orang sesat, ahli bid'ah dan pengiku hawa nafsu. Sehingga tertancaplah dasar-dasar perpecahan di antara kaum muslimin sekarang ini.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sampai hari ini, ekses-ekses perpecahan masih terlihat di antara kaum muslimin. Bahkan terus bertambah dengan muculnya bid'ah-bid'ah dan penyimpangan-penyimpangan baru di samping perpecahan yang sudah ada, sejalan dengan hawa nafsu manusia yang sudah begitu akrab dengan bid'ah kesesatan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sebagian orang mengira bahwa kelompok-kelompok bid'ah ini sudah sirna dan sudah menjadi koleksi sejarah masa lalu. Entah karena kejahilan mereka atau karena pura-pura tidak tahu! Asumsi seperti itu jelas keliru. Setiap golongan sesat yang besar dan berbahaya di masa lalu masih tetap ada sampai sekarang di tengah-tengah kaum muslimin. Bahkan semakin banyak, semakin berbahaya dan semakin menyimpang. Rafidhah dengan sekte-sektenya yang batil serta golongan Syi'ah lainnya, Khawarij, Qadariyah, Mu'tazilah, Jahmiyah, Ahli Kalam, Kaum Sufi dan Ahli Filsafat, masih berusaha menyesatkan umat. Bahkan mereka mulai berani menampakkan taring, mempromosikan aqidah mereka dengan cara yang lebih keji dari pada sebelumnya. Karena pada hari ini mereka mengklaim ajaran mereka sebagai ilmu pengetahun, wawasan dan pemikiran. Disamping minimnya pemaham kaum muslimin tentang agama mereka dan kejahilan mereka tentang aqidah yang benar. Cukuplah Allah sebagai pelindung kita, dan Dia adalah sebaik-baik pelindung.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">_________</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">[Disalin dari kitab Al-Iftiraaq Mafhumuhu ashabuhu subulul wiqayatu minhu, edisi Indonesia Perpecahan Umat ! Etiologi & Solusinya, oleh Dr. Nashir bin Abdul Karim Al-'Aql, terbitan Darul Haq, penerjemah Abu Ihsan Al-Atsari]<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">_________<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Foote Note<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">[a] Termasuk di antara kebatilan tersebut ialah klaim sebagian kaum sufi bahwa asal-usul bid'ah mereka adalah para shabat Ahlu Suffah Radhiyallahu anhu ajma'in. Sekali-kali tidak demikian ! Bahkan sebaliknya, kita katakan kepada mereka, "Teladanilah sunnah sahabat Ahlus Suffah tersebut jika kalian orang-orang yang benar!".</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">[1] Pemikiran bahwa Iman itu statis, tidak bertambah dan tidak berkurang <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">[2] Orang-orang yang menolak sifat-sifat Allah<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">[3] Radikal dalam penetapan takdir hingga meyakini bahwa manusia tidak ikhtiar dalam amal perbuatannya<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">[4] Yaitu meyakini bahwa Al-Qur'an adalah mahluk bukan Kalamullah<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">[5] Yaitu menolak meyakini Allah dalat dilihat kaum mukminin di Surga pada hari Kiamat<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">[6] Musyabbihah adalah orang-orang yang menyerupakan sifat Allah dengan sifat makhluknya<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">[7] Pengikut Ibnu Kullab. Inti aqidah mereka ialah hanya menetapkan beberapa sifat Allah saja yang menurut mereka dapat diterima falsafah akal mereka.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">[8] Pengikut Abul Hasan Al-Asy'ari yang inti aqidah mereka sama dengan Al-Kullabiyah dengan sedikit perbedaan-perbedaan<o:p></o:p><br />
<br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sumber : <a href="http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=628&bagian=0">almanhaj.or.id</a></div><br />
<div class="fb-like" data-action="like" data-colorscheme="light" data-layout="standard" data-send="false" data-show-faces="false" data-width="450"></div>Omah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4988614099260665567.post-75029372456881933282011-11-09T19:29:00.000-08:002011-11-09T19:57:21.793-08:00Fitnahnya Dakwah Syaithan<div style="text-align: justify;"><b>Oleh : Syaikh Muhammad bin Musa bin Nashr</b></div><div style="text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="text-align: justify;"><b><br />
</b></div>Allah Subhanahu wa Ta`ala telah mengutus nabi-Nya dan sekaligus pilihan-Nya, Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam dengan membawa hidayah dan agama yang benar, supaya Dia memenangkannya di atas segala agama. Maka Allah mengutus beliau untuk seluruh manusia supaya memberi kabar gembira bagi orang-orang yang mau taat dan memberi ancaman bagi mereka yang menolak. Allah menegakkan hujjah dan menerangkan jalan yang lurus, untuk membinasakan orang-orang yang menolak burhan (keterangan itu), dan untuk menghidupkan orang-orang yang mau menerima keterangan itu hingga beliau meninggalkan umat ini di atas syariat yang malamnya seperti siangnya.<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tidak akan menyeleweng seorang pun daripadanya kecuali ia akan binasa, dan tidak akan menolak seorang pun daripadanya kecuali dia akan sesat! Umat ini tidaklah ditinggalkan Rasulullah dalam keadaan kebingungan, tidak tahu jalan, seperti seekor unta yang buta yang tidak bisa melihat mukanya sendiri. Tidak mengetahui antara yang hak dan yang batil, tidak tahu yang gelap dari yang terang. Tetapi beliau menggambarkan kepada umatnya jalan dan menjelaskannya shirathal mustaqim. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-j5jqbm00EW4/TrtHxgFYz4I/AAAAAAAAANQ/GAIMeuiv_Mw/s1600/Allahu-Akbar-Sunset-690x517.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="298" src="http://1.bp.blogspot.com/-j5jqbm00EW4/TrtHxgFYz4I/AAAAAAAAANQ/GAIMeuiv_Mw/s400/Allahu-Akbar-Sunset-690x517.jpg" width="400" /></a></div>"Dan inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa." (Al-An'am: 153)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Oleh karena itu beliau menjelaskan amaliyah manhaj ini.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">"Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam membuat garis lurus dengan tangannya, lalu menggaris garis-garis sebelah kanan dan kiri kemudian membaca ayat (surat Al-An'am 153) kemudian meletakkan tangannya di atas jalan yang lurus dan kata beliau: inilah jalan Allah, dan yang ini adalah jalan-jalan lain, tiada satu jalanpun daripadanya melainkan di atasnya ada setan yang menyeru kepadanya." (HR. Nasai, Darimi dll, As-Syaikh Al-Albani menyatakan sanadnya HASAN)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Maka jalan Allah adalah satu, tidak ada duanya (terbilang). Sedangkan jalan-jalan syetan dari kalangan manusia dan jin ini banyak dan bermacam-macam. Mereka semua bertemu dan berkumpul saling bantu-membantu dalam satu kekuatan walaupun jumlah mereka dan keadaannya bermacam-macam. Tetapi mereka memiliki kesamaan warna dan perangai, karena agama kekafiran adalah satu, apapun warna dan rupa, walaupun memakai baju dari kulit domba. Ketika Allah menyebut tentang "nur" yakni Al-Haq, Dia menyebut dengan lafal mufrad (tunggal). Sementara ketika Allah menyebutkan "zhulumat" (kegelapan) yakni isyarat kepada kejahatan (kesesatan) dan simbol-simbolnya, Dia menyebut dengan bentuk jamak (banyak). Apakah kalian tidak mendengar firman Allah:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">"Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menjadikan berbagai kegelapan dan cahaya, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka." (Al-An'am: 1)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Yang dimaksud nur dalam ayat ini adalah shirathal mustaqim yang diperintahkan kepada kaum muslimin bahkan diwajibkan siang maupun malam untuk selalu minta petunjuk (shirathal mustaqim) kepada Rabbnya dan agar selalu istiqamah atas jalan itu sampai bertemu Tuhannya. Karena barang siapa menyimpang dari jalan itu, berarti terjatuh (ke kanan atau ke kiri) yang maknanya terjatuh ke dalam as-subul (jalan-jalan) yang sumbernya dari dua jalan: <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pertama, jalan orang-orang yang dilaknat (Yahudi). <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kedua, adalah jalan mereka yang sesat (Nasrani). Allah berfirman:</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">"Tunjukanlah kami kejalan yang lurus, yakni jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan jalannya orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalannya orang-orang yang sesat." (Al-Fatihah: 6-7)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dan telah dijelaskan pula martabat orang-orang yang mereka telah diberi nikmat:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">"Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi-Nabi,para shaddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang shalih. Mereka itulah teman yang paling baik." (An-Nisa: 69)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Barangsiapa mentaati Allah dan Rasulullah niscaya akan dikumpulkan bersama mereka semua, mudah-mudahan Allah menyatukan dan mengumpulkan kita bersama mereka, dengan karunia, rahmat dan karamah-Nya.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Apabila kita memperhatikan sabda Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam: "Tiada satu jalan pun melainkan di atasnya ada syetan yang menyeru kepadanya (pada dirinya)", ini menunjukkan kepada jalannya para pemimpin-pemimpin yang sesat dan tokoh-tokoh yang kafir yang mengajak kepada orang-orang untuk mengagungkan dirinya dan menanamkan manhaj mereka yang rusak dan pemikiran mereka yang sesat. Allah Subhanahu wa Ta`ala berfirman:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">"Dan kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong. Dan Kami ikutkan laknat kepada mereka di dunia ini. Dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah)." (Al-Qashash: 41-42)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam mensifati mereka dengan sabdanya:<o:p></o:p></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">"Para da'i yang mengajak ke pintu-pintu neraka Jahannam, barangsiapa mengikuti mereka, niscaya dilemparkan ke dalamnya. Para shahabat bertanya: dari kalangan kita wahai Rasulullah? Beliau bersabda: Sesungguhnya mereka dari anak-anak yang mempunyai kulit sama dengan kita dan mereka berbahasa dengan bahasa kita." (HR. Bukhari dan Muslim) Dan sungguh! Mereka (para da'i) itu telah bermunculan di mana-mana dan banyak sekali di jaman ini. Mudah-mudahan Allah tidak memperbanyak mereka.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Oleh karena itu, wahai da'i Islam, sabar dan tetaplah di atas shirathal mustaqim dengan mengikuti kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya dengan mengikuti pemahaman para pendahulu umat ini (Salafus Shalih) baik dalam hal iman, ilmu, amal shalih serta akhlak mereka. Kemudian berlepas diri dari pemimpin-pemimpin kafir. Sampai Allah mengkokohkan bagi kaum mukminin di muka bumi dan Dia kelak memanggilnya pada suatu hari di mana kaum mukminin akan diberi kebahagiaan dengan pertolongan-Nya. Dengan keperkasaan-Nya, Allah akan berikan yang demikian itu kepada kaum mukminin. (Al-Ashalah edisi Sya'ban 1413 H, hal. 16-17) <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Selanjutnya Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam sungguh telah mengkabarkan bahwa umat ini (Islam) akan terpecah menjadi beberapa golongan (kelompok). Bahwa umat ini akan mengikuti sunnah umat-umat sebelum, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam:</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">"Sungguh kamu akan mengikuti sunnah (cara hidup) orang-orang sebelummu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, bahkan seandainya mereka memasuki lubang biawak pun, tentu kamu akan mengikutinya. Para shahabat bertanya: Apakah (yang dimaksud) Yahudi dan Nasrani? Beliau menjawab: Siapa lagi kalau bukan mereka!" (HR. Bukhari)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dan kalau kita meneliti kepada ushul firqah yang sesat niscaya akan kita dapati didalamnya bahwa ushul-ushul mereka itu merupakan cabang-cabang (kalau tidak) dari Yahudi, pasti dari Nashara. <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dan juga Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam telah mengkabarkan bahwa perselisihan dalam umat ini keadaannya lebih banyak dan lebih dahsyat daripada perselisihannya Yahudi dan Nashara. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu `alaihi wa sallam:<o:p></o:p></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">"Akan berpecah belah Yahudi dan Nashara menjadi 72 golongan dan akan berpecah umatku menjadi 73 golongan. Semuanya di neraka kecuali satu. Shahabat bertanya: Siapakah mereka ya Rasulullah? Beliau menjawab: mereka itu adalah orang-orang yang mengikuti aku dan para shahabat lakukan hari ini." (HR. Tirmidzi dan Thabrani, HASAN)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Hadits ini merupakan tanda dari tanda-tanda kenabian Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam. Kita telah saksikan perpecahan dan perselisihan ini. Nampak di depan kita dengan terangnya bahwa setiap kali datang (berganti) atas manusia dari masa ke masa, terlihat bahwa mereka berselisih dan berpecah lebih banyak dan lebih parah dari sebelumya. Dan untuk menghadapi keadaan yang demikian, Nabi shallallahu `alaihi wa sallam menuntunkan kepada kita dengan sabdanya:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">"Sesungguhnya barangsiapa yang hidup di antara kamu setelahku maka ia akan melihat perselisihan yang banyak, maka wajib atas kalian berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah para khulafa'ur rasyidin. Mereka adalah orang-orang yang telah mendapat petunjuk setelahku dan gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham, dan hati-hatilah kalian dengan perkara-perkara yang baru dalam agama, karena setiap yang baru adalah bid'ah." (HR. Ibnu Abi Ashim, Al-Albani mengatakan SHAHIH)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Para shahabat yang masih hidup memahami kemungkinan adanya berbagai perselihan itu. Munculnya Khawarij, Mu'tazilah, dan Rafidhah dan kenyataan penyimpangan-penyimpangan itu merupakan tanda-tanda yang menunjukkan kebenaran terhadap hadits di atas. Namun demikian Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam telah melihat penyakit ini dan kemudian mengkaburkannya. Maka, supaya terhindar dari penyakit ini obatnya adalah berpegang terhadap kitabullah dan sunnah Rasul dengan pemahaman salafus shalih. Yang demikian itu telah ditegaskan Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam supaya mengikuti sunnah Khulafa'ur Rasyidin karena sunnah mereka tidak akan keluar dari sunnah Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Mereka senantiasa tegak dengan kebenaran, selalu berbicara dengan kebenaran. Dan dengan mereka (para shahabat) kebenaran telah tegak dan berkumandang. Allah Subhanahu wa Ta`ala telah memilih mereka menjadi shahabat-shahabat Nabi-Nya shallallahu `alaihi wa sallam yang Allah telah ridha kepada mereka dan mereka telah ridha terhadap keputusan Allah. Membuat perkara baru dalam agama merupakan sumber dan pokok kerusakan. Dan hal ini telah diperingatkan Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam dengan sabdanya:</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">"Dan hati-hatilah kalian terhadap perkara-perkara baru dalam agama, karena setiap yang baru adalah bid'ah dan yang bid'ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi: HASAN SHAHIH)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sebagian da'i menyangka (dengan sangkaan yang bathil) bahwa sesungguhnya kebanyakan jamaah dakwah nampak dalam keadaan sakit. Maka aku katakan kepadanya: bahwa kebanyakan jamaah-jamaah yang nampak sakit itu, menunjukkan bahwa mereka telah banyak berselisih. Semua perselisihan itu jelek dan setiap yang jelek tidak akan mendatangkan kebaikan! Apalagi sebagian jamaah-jamaah itu mempunyai ajaran-ajaran yang ekornya bersumber dari firqah-firqah yang sesat, seperti: mengkafirkan kaum muslimin yang berbuat maksiat dan dosa, mengingkari hadits ahad, menolak sunnah dan atsar dengan akal dan hawa nafsu, meniadakan asma' dan sifat Allah dll. Dan jamaah-jamaah ini di dalamnya ada perkara-perkara hak dan batil. Setiap apa saja yang dekat kepada al-haq berarti dekat kepada shirathal mustaqim dan setiap apa saja yang menjauhkan dari al-haq berarti lebih dekat kepada orang-orang yang mengikuti subul (jalan-jalan) yang jumlahnya 72 (firqah yang sesat) sebagaimana telah diperingatkan Rasulullah kepada kita.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dengan demikian, kita harus mengenali kebatilan, pelaku kebatilan, dan manhaj mereka. Sehingga kita akan selamat (dari kebatilannya) dan kemudian berhati-hati (waspada) terhadap mereka. Sebagaimana kita juga harus mengenali jalannya orang-orang yang telah Allah beri nikmat kepada mereka. Mereka adalah Al-Firqah An-Najiyah (kelompok yang selamat). Dan sesungguhnya yang demikian itu harus berdiri tegak dengan ilmu yang shahih. Berada di atas dalil-dalil yang jelas dan hujjah-hujjah yang gamblang dari Al-Kitab dan As-Sunnah As-Shahihah dengan pemahaman Salafus Shalih. <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Yang harus kita fokuskan di sini adalah pemahaman Salafus Shalih sebagaimana yang telah kita sebutkan, karena mereka adalah orang-orang yang tahu cara mengamalkan Al-Qur'an sesuai dengan kenyataan dimana pada waktu itu Nabi masih hidup. Al-Qur'an turun sementara mereka menyaksikannya, sehingga mereka menjadi orang yang dicintai dan diridlai Allah. Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam pun menjadi saksi atas kebaikan mereka. Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">"Sebaik-baik manusia adalah orang-orang yang hidup di masaku, kemudian yang mengikuti mereka (tabi'in) kemudian yang mengikuti mereka (tabi'it tabi'in)." (Muttafaqun alaih)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Perselisihan dalam perkara-perkara aqidah tidak pernah terjadi pada Salafus Shalih. Dan ingat! Jangan sekali-sekali kita menengok kepada pengakuan orang-orang yang mengatakan bahwa para shahabat juga berselisih (ikhtilaf) dalam masalah aqidah.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Majmu' Fatawa (6 / 394) berkata: "Semua perkara yang ada di dalam Al-Qur'an yang berkenaan dengan asma' dan sifat, maka tidaklah akan terjadi perselisihan di kalangan para shahabat dalam takwilnya. Dan sungguh aku telah meneliti tafsir-tafsir yang dinukil dari para shahabat dan hadits-hadits. Atas kehendak Allah, aku mencocoki baik dari kitab-kitab besar maupun kecil yang jumlahnya lebih dari 100 tafsir. Saya tidak dapati sampai jaman saya ini, seorang shahabat pun yang mentakwil ayat-ayat sifat dan hadits-hadits yang berkenaan dengan asma' dan sifat, atau menyelisihi makna zhahir ayat. Berbeda dengan perkataannya Ahlu Takwil yang menyimpang itu. Mereka (para shahabat) menerima dan menetapkannya karena tidak ada yang mengetahui makna nama-nama dan ayat-ayat itu kecuali Allah. Dan yang demikian itu telah disebutkan dalam atsar-atsar mereka dan penyebutan tentang perkara-perkara mengenai mereka sangatlah banyak."<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Oleh karena itu, harus diluruskan keyakinan manusia dan diperbaiki manhaj mereka dengan asas dakwah para Rasul dan dakwah sunnah yang shahih. Dan kita harus memperbaharui seluruh perkara-perkara syariah yang telah ditinggalkan dan masalah-masalah aqidah harus diutamakan, karena tidak mungkin mengumpulkan manusia sebelum memperbaiki aqidah mereka. Mengumpulkan manusia yang rusak aqidahnya hanyalah akan menimbulkan pertentangan yang tidak bermanfaat. Bahkan justru akan menjadi penghalang turunnya nashrullah (pertolongan Allah). Dan pertolongan-Nya tidak akan diberikan kepada ahli syirik, ahli khurafat dan pemimpin-pemimpin yang sesat. Allah Subhanahu wa Ta`ala berfirman:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">"Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong agama-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (Al-Hajj: 40)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dengan demikian, wajib bagi kita mengikuti jalan kaum mukminin dan menjauhi jalan-jalan kesesatan (subul) yang Allah dan Rasul-Nya telah memperingatkannya. Dan supaya kita menyelamatkan diri dari tempat-tempat yang akan menjerumuskan kita dari jalan-jalan itu. Hal ini sesungguhnya telah dijelaskan dalam Al-Kitab, As-Sunnah dan juga sejarah. Maka, apakah kita dapat memahaminya? (Al-Ashalah no. 3, 15 Syawal 1413 H.)</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">*diambil dari milis as-sunnah posting oleh : "M.J. Robbani" <muhjundu@yahoo.com</div><br />
<div class="fb-like" data-send="false" data-layout="standard" data-width="450" data-show-faces="false" data-action="like" data-colorscheme="light"></div>Omah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4988614099260665567.post-21163714087085508362011-10-28T18:13:00.000-07:002011-10-28T18:22:16.503-07:00Salafiyyah adalah Islam itu sendiri<a href="http://4.bp.blogspot.com/-Sdw2agArf54/TqtTF7VXxTI/AAAAAAAAANA/GGCJ-k85j1I/s1600/Islam_by_maniPakistani-690x517.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="237" src="http://4.bp.blogspot.com/-Sdw2agArf54/TqtTF7VXxTI/AAAAAAAAANA/GGCJ-k85j1I/s320/Islam_by_maniPakistani-690x517.jpg" width="320" /></a><b>Oleh : Syaikh DR Muhammad Musa Alu Nashr</b><br />
<div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Pertanyaan<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal">Syaikh DR Muhammad Musa Alu Nashr ditanya : Kapan seseorang dikatakan menyelisihi paham salaf, dengan kata lain kapan dia dikatakan bukan seorang salafi ? dan bolehkah kita katakan bahwa si fulan salafi aqidahnya tetapi ikhwani manhajnya?<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Jawaban<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal">Bukanlah tiap orang berhak -baik seorang alim ataupun penuntut ilmu- untuk mengeluarkan ataupun memasukkan seseorang kedalam salafiyyah. Karena salafiyyah bukanah perusahaan, yayasan sosial, ataupun partai politik. Salafiyyah adalah Islam itu sendiri.Tidak seorangpun dapat mengeluarkan seseorang dari dalam Islam, sebab seseorang tidak akan keluar dari Islam kecuali dengan kekafiran ataupun mengingkari sesuatu perkara prinsip yang telah diketahui secara pasti dalam agama. Seseorang tidak akan keluar dari Islam kecuali dengan beberapa persyaratan yang telah disebutkan ulama.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ungkapan yang diperbolehkan sebatas: " si fulan telah menyelisihi manhaj salaf, sifulan telah meyelisihi aqidah, menyelisihi apa-apa yang diperbuat salaf" hal ini kita nyatakan jika dia keliru dalam pemahaman salaf atau menjauhi kebenaran salaf.dalam masalah-masalah ataupun kaedah-kaedah tertentu .<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Adapun orang orang yang mencampur adukkan berbagai macam pola, dia menyatakan rela dengan aqidah salaf tetapi tidak dengan manhaj salaf, maka hal ini tidak pernah didapati dalam manhaj para salaf. Sebab seseorang harus menjadi seorang salaf yang tulen sejak dari ujung rambutnya hingga ujung kakinya.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Seorang yang mengaku salaf harus mengambil agama ini secara keseluruhannya. Dia harus rela dengan aqidah salaf dan manhaj salaf, berakhlak layaknya akhlak salaf, beramal sebagaimana yang diamalkan salaf. Inilah dia seorang salafi. Sebab Allah Subhanahu wa ta'ala mengatakan:" Hai orang-orang beriman masuklah kalian kedalam Islam secara keseluruahan". Kami tidak pernah tahu ada seseorang salafi yang rela atau mengakui kebenaran aqidah salaf sementara dia mengambil pemikiran hizbiyyah. Melihat dengan kaca mata hizbiyyah, dan tidak mendekat kecuali kepada hizbnya, loyalnya dan cintanya hanya pada hizb-nya , dia tidak akan tenang jika yang datang kepadanya bukan dari kelompoknya, sekalipun orang yang paling alim, paling benar dan paling tunduk mengikuti sunnah Nabi dan petunjuk para sahabatnya.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sifat talfiq (memilih-milih mana yang dia suka berdasarkah hawa nafsu-pent) ataupun ganti-ganti warna ini, sangat bertentangan sekali dengan manhaj salaf.Ketika anda mengatakan "manhaj salaf" maka sebenarnya manhaj ini adalah manhaj yang sempurna yang masuk didalam cakupannya aqidah, negara, muamalah dan segala sesuatu yang menyangkut Islam baik hukum-hukumnya dan kaedah-kaedahnya.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tetapi kesempurnaan hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala semata , dan yang maksum hanyalah Rasulullah seorang, dengan demikian kita jangan mengganggap bahwa seseorang salafi itu dapat steril dari berbagai kekurangan dan aib, atau steril dari segala ketergelinciran dan kekeliruan. Namun pasti sangat jelas beda seseorang yang keliru karena salah dalam memahami sesuatu masalah dengan seseorang yang dengan sengaja membangun mazhabnya dengan hal-hal yang bertentangan dengan paham salaf ; mencurahkan energi dan daya pikirya untuk membela dan mempertahankan ideologinya itu ; memberikan wala dan baro berdasarkan itu. wabillahi at-taufik.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b>Bagaimana Metode Membantah Ahli Bid'ah<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal">Pertanyaan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal">Syaikh DR Muhammad Musa Alu Nashr ditanya : Bagaimana metode yang digunakan untuk membantah ahli bid'ah?<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Jawaban<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal">Apabila ahli bid'ah tersebut seorang tokoh ternama yang dikenal selalu menyebarkan bid'ahnya kepada khalayak ramai, maka dia harus dibantah didepan khalayak ramai pula dan di-tahzir agar orang-orang menjauhinya.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sebaliknya jika dia orang biasa yang tidak dikenal dikhalayak ramai dan bid'ahnya hanya pada masalah-masalah yang kecil maka jangan dibantah didepan khalayak ramai dan disebarluaskan. Sebab ini merupakan salah satu metode yang ditempuh ahli bid'ah agar dapat dikenal dan masyhur.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Yaitu seorang ahli bidah yang tidak terkenal membuat bantahan terhadap salafiyyin pada satu masalah, kemudian dibantah kembali oleh salafiyyun dan tullabul-ilmi dengan menyebarkannya kepada orang banyak. Hal seperti ini membuat nama ahli bi'ah tersebut masyhur dan dikenal.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tetapi perlu diperhatikan juga dalam membantahnya haruslah dengan dalil, hujjah dan dalil aqliyyah maupun naqliyyah.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal">-----------------<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal">[Seri Soal Jawab DaurAh Syar'iyah Surabaya 17-21 Maret 2002. Dengan Masyayaikh Murid-murid Syaikh Muhammad Nashirudiin Al-Albani Hafidzahumullahu diterjemahkan oleh Ustadz Ahmad Ridwan , Lc]<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sumber : <a href="http://almanhaj.or.id/index.phpaction=more&article_id=1481&bagian=0">almanhaj.or.id</a></div><br />
<div class="fb-like" data-href="http://jejakjejakcinta.blogspot.com/2011/10/salafiyyah-adalah-islam-itu-sendiri.html" data-send="true" data-show-faces="true" data-width="450"></div>Omah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4988614099260665567.post-34703094766921162102011-10-27T16:49:00.000-07:002012-11-21T03:00:23.244-08:00Mereka Yang Berjatuhan Dari Dakwah Salafiyah<div class="MsoNormal">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-lP08OT5M39c/UKyz3vAkwVI/AAAAAAAAASA/gsxcWFcprJ0/s1600/Falling+Leaves.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="238" src="http://1.bp.blogspot.com/-lP08OT5M39c/UKyz3vAkwVI/AAAAAAAAASA/gsxcWFcprJ0/s320/Falling+Leaves.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">source : softpedia.com</td></tr>
</tbody></table>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">source : fisip.uns.ac.id</td></tr>
</tbody></table>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">source : fisip.uns.ac.id</td></tr>
</tbody></table>
<b>Oleh : Syaikh Abdul Malik bin Ahmad Ramdhani Al-Jazairi</b></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pertanyaan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: right;">
</div>
Syaikh Abdul Malik bin Ahmad Ramdhani Al-Jazairi ditanya : Sesungguhnya kami memuji Allah Ta’ala atas nikmatnya berupa majelis yang diberkahi ini, insya Allah, bersama Syaikh Al Fadhil Abdul Malik Ramdhani. Kami katakan pada permulaan majelis ini, “Wahai Syaikh –semoga Allah memelihara anda- tentunya sudah tersembunyi bagi antum mengenai kondisi dakwah Salafiyah zaman ini yang terus menyaring dan membersihkan barisannya. Kami sangat menginginkan antum memberikan (membekali) kami dengan sebuah nasihat yang berarti, menjelaskan kewajiban seorang Salafi terhadap penyaringan dan pemurniaan dakwah ini, serta penyebab terjatuhnya para da’i dari dakwah Salafiyah ini. Semoga Allah memberkahi antum.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jawaban.<o:p></o:p></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">source : fisip.uns.ac.id</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="data:image/jpg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBhQSERQUEhQWFRUWGB0YGBgXGRwcGxcfGxseHhscHxgfHCYfHxojHxobHy8gJCcqLSwsHB4yNTAqNSYrLCoBCQoKDgwOGg8PGiwkHyQsLC0sKiwtLCwsLCwsKSwsLCwvKiwsLCwsLCwsLCwsLCwtLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLP/AABEIALgBEwMBIgACEQEDEQH/xAAbAAACAwEBAQAAAAAAAAAAAAAEBQIDBgABB//EADwQAAIBAgUDAgQEBAUEAwEBAAECEQMhAAQSMUEFIlETYQYycYFCkaGxFCPB4TNSYtHwBxUk8RZyglPC/8QAGgEAAgMBAQAAAAAAAAAAAAAAAgMAAQQFBv/EADMRAAICAQMCAgkEAgIDAAAAAAECABEDEiExBEFRYRMiMnGBkaGx8BTB0eEF8SNCFTNS/9oADAMBAAIRAxEAPwD5I3SyqUSQCayFgIYkAOy7AbnQfNvGPMtkZOlkNidW4YRM88aSPz9sSyFdwi/KFDju0ibyvc4GsLDG0wfqMMc104U9J1RJkG3G5H1tEk4Q71tJEWcy41vonSCY5txfFCJeL+9sOs3TaSVAAJ7vIIEbn7/liGXoknuUMDYgHusBP03/APeLGTaXtB+mogrUy6KyhgWViYYT3A6e7bwZw2z+Xy/qP6dCFVmCw7MGXtC3MEMLkzvqiARhXWX0whAIUkwxAMxuNuJFvfDB6zapMAPqC2JBldJud7QN484FmNSwKgSZZGR2C8wN4X6En5sdR6YIElYJINjKxsYm4PnaY84LpqQCmoLT1lgtjfYTfgAcf2LSnTUS5V5M/eIAtER584W2UiEFuLMn0xah0gbXYzxf6YIqdERSrDvvGn5Q/iDM3/8AWDaOQKwUIh2AHOyy0xe29gfHOJZXMlW+RR2jctsxsRKzBgCQORtOFtkY7qY3SANxB36CkSFEb3aPHvaJxLLdCpE6CpLzupsPvtH64m3V3p1FJVPTcMQi7cgHULzI2tIwVQ6omsKUhj+JiYE2giLrF5FrjzhTNmA/gyUpi3/tmXMreYJ1D2O2/Iv+WPKHQqcVNQbUAPSAB7mkE6ryF0yQQDuMaE1kKk0TcjvAMxH4RI3n7bcQcDvWIpOHRiwIfUIK6hAA0i4WwEzEAWucRc7/AO5Cq9pn0yCC7JzzPkTaRIjj3xXmulfKUWZG1wJAk7/lxxjVUER8utQgEFkEMZJBFzAJJghp5FrXsK+WI9LSIUguv0Agi5PDf+8EOoYGRkFRBl8khSWWCLGQ0zFtjF9r/ri/LdMowdd94YG0gjiZ5jbePfBZLBgDTMkSp2DgHzyP67Yuyxh1hADs9KpAR1Ebu0w3zCbiI2w3WT3r4xUUt0WxZU1iLETF/wCo5G45x2R6JrMaDP3F/H1PA3ONxlny5p52qKJCLREL6i06lKoQyhglwz9pJ7ySt4M2T5ShUpaKheqhdD3ISpBECCVPkBSLHbxi2dlG5lVcT/8Ax8AVJpnUnzLcFQDFwTvOKaPTkBXUloIM6jqIJnxx4/tjVpl9ZJYp/mLPU7jZY/mEtLTf7GY4szlWjVFSoy6HkKAO1V1SA2kypYgXIvY+8q9MfOH6OJcr8N0HQWJkFxDaWcL8wUsCBsd9yCBh3lPhvLV1alQyL1cwpAIVm0iYKl2LhZ0ySEkE3tNluT6MdQgnUGCqDe7CB4ET2xY3GPp3T8gaD09dVkqOq/zaobRVVJWHUFdJMqbmVkAzqwSZD43Iqgz5b0rplGlmi+ayy1KRM+inqiUaYqUmBuBFgWuJ+ol1jodLL0RUXI1QtQwj12LCCCRo0QpJ31MSCAukC+PsnSqFXUBmmpOBJAN1ZLkFVIlwC3JBG0XnGe+L8vT0s9LNTUqEqBVZm0K14QEkrDwZtGkCLY16vVsxTpRqfJepdCDUWr0kCLSCLUUvLEm2sAgGCACY2JNgrCEukembd2oCZ4jxjS9Z6eyZfWQSrACTvqN59tiItxbGfFEegx51re3Ibn7YrHk1i/OVIVaYFMEKJncTz598Mem9I9YgKgnSSZJAAiQSSYBN482xfnfSGRpBVZKhZS+qYf5+9TERBAibYe/D1RGdqi021EIiwlRkVaaquqwJ9Ro1eBOFZshRC0Yi6mAkU+HqDIdNKTTBFSC06wNlMmY57Y2vgej8EylNnAp8tLSxEbRaG+0AcnGizOcYMFIzBpKJf+WFkk7FiymNxGkGwH1H6t1Ok0irTqqSO01KWrSRFggIvJiTwRvOOUufPwDz8ZuK4z8Jm1+G6ba9KvCn5t5W4tBAJmNid8LKXTNUkUzAk8xAtvO0kD3sPrqyHZXp00dgYmo6mFIFlRDpabjY7ebSozWU0rULhhU8qSumQTECFuCBAE7/AOYY3YsrWQTM74xyBMnmFhiPfjHuJ54RUaxF9m3+8Y8x0RxM0d9Ky2qkQokkEmAT8t7gHiJ284tpornu0naGXjcxAsGP9DgLomfqUmV6ROpTMRIIkWINiNrGRh1naj1TUZ0RSQKlSLFi27WsCTcwPPE4yZNid4Si4rruA2lwSIkECTJtB87R9sUOugysme6AZi28jmDfF+YHdLEJKixMHcXtxOx+vvgbMvoUj8U/MDsOP0/fBL2gmW5pS6gFydyont8k+x3nB1b/AA6dQBSQYAsxA0wdV4HnYSfJ2X5WvFEMQh0sR3SSbAiB94nBuV0+mD5I+VeY7gRefvim2+cICVVOnlaXqqqlQRPdubzv507f74llqqSGZQV7YAJ2JIm9txETGIUtmExo4Ft5g/WCeNvpiOdyroxZl/ESw3i9yPrex9sTnYmXxxDlrCiQ6m61W0zpIUAGCRJBPcOSLHeMRrAkhvUkuwUsCQqkBYIPszsftbfFdfPaydFT5h+JZ1EsfPPBMcm2LcnkU0Q1R9fa6aTCnm8CdY8k4Xso1GQm9hOyOmSHpgDtLNAkiZnTtcGD7RadzUyA/l6SQadu27Rvs1rHxYarzOPcxlFEtTqd2x7izb23JEzH0tvfAb9MqKAwcsyMCI/CGuTsCZv2+1t8KLBtwajNJjdMujVPWVzAkaiqqSYE6iqgyNvseL4YU9LUiYAeYCc6TGpiYJIAcKCYJMQDBIXZLMvoXUglmZgAPmmZ024PJHP5+5YMtZdDFP5ZHcBeD2KGLSeR2ye3kyMZSpNg9uPhHhgOIyzVMU1lZcXmmIINu1rg7fKQNwBacKOmEBV+YaVgMCRB0wWiTxHBF2GDepk1FDS2qIaO4MpAUBtROk2ERNp+3nTaMRrjQzFhK/LeQPa52Jmw+mAU1jNymYloBmMya5FJqirpe73CdwPcQomTuYB2mDgLP0msr6ldGKOGubXk87Hc8fTGh6llEiF+aVKqIgHkBhA2AN44PmUNdvUcsXJdiNSmxU21X2FwAIkRH20YXDVXETkBHMty+ap3UsackFmgiSAQCADf5jaCY23EE0mqKqBQCWsYO1rEGD27ze19uKaOWUXu0p3Wn09UwSSIBFhNr/WMECjpQBlNrahPm20cf8tinIB2gXUuOUfWaqGAoDQQAEIfuUypDEMy+TEbgYh1/qThkDKGqu6hrAkgQx9phlH+0YC/741GoHRmYgwdRJnbYjj78cjHUswc1nXb021mkopBGjRsSTtfRrsDuecPRNR1N4QC+00/R/it6FLO1qNGkAO06iupNTDTF+/SwkLeJm98bf4T+JKtfKAkUGanAbUWAAFgQGE9xiCBY2jx8ryPR0NZvXcU1VjqQg6lBEAiBAjULeRcY1fTlpaV1VWqglAQdWshQAoNytgNpsCBuDi/SqmwMPFiLHebetl6dDL1KmacqhgKQhKlmXTpWjBbUungAEGbXjC0fjNqAZM1QDghjoaFqlW2ctBhSI2Cx5JuXvRc5RDt6lRqtGnIJrDUFWV0Eb6SCP8A8mPNsT8b5dv4hmpmmaANOmioQupFUECxnSB26539yRh4KstiVlBU1EnV3etTqMAy09JqemghKak6Vm+0yPeMZSlmWAanJCsQSBsdMwSOYk/mcbTO5Eik9RfUh006HBgE6jUUNJDFBcC1mm0YxwTuP0wePa4oR91o/wDg5bQZQhdXH8wagygcwIOr3G++NSnUTlqIpOEV/TWEoAl2FpZ9gCBFibnm0YymSd85Vy9GoQlKgmnyAACWMCJZoj2t4Jxsa6olWm1TSC0CmyqZuLtrMgCN7yItGOd1deqrDxND6f3Oj0w5INcf3EwytfNsxrJXAImmoHaoAks3ab28STbGhqAehqIqBkMBQhNR1BMfzA0qW3NweJvinP8AWqaVkQVDUYQFB1gCW+YuW0tb2vBBM4A+KM7XSkvosQP8ywDsYggiBF9sYwWyMq0ADxyIR0YwTd+MbdZy5oUg5JJCEU6anXMgnWXNTUDY3+3jGLz2ab0F0FDThhBIJAmxKkfMdgwJnaZF2nw11GpXporZhVdKhIepoUqLDV6hLOxhrIEvFrkwr6v05suGT/EbupszKSytrOoLO1xGoWOojk462LplTmY3zF+Jkax7jjse5hCGINiDtj3G8RMb9Nq6VGo2I8kbNMH/AE24w1rU3qUyy1UIfuKloZbhYKixExxhflnRqVMBWBX5yBv3EiLHeY+wwwSitQC5GkwABBI5kjzYSP745+Q73GKOwiv4mnVTYuXZkkngQYAFoAEbXvM4CzbuVUugCkWItPv/AGtgr4iHcndq7d9U87e0bRhY9dioUk6RsMacQ9QQTzKxjWdHzjtlxSmxkAtssqA0CNyECzwARecZ7p/pX9WeIj9T9rfrh90qiCn8tgAGmTGqBq9hv+2Bzt6stVkc5kgKjFG+YQwvfUAZ4NyGP9se1ckWDL6nefnMShnYKRx77kzvhmmRp6TrZlc2WDM6bn2BAn7TiOTp02LIFgACCRBjyT7Qd7ATjH6Y17o30ZAsxJlMi9R2gdwUqQBINm992gRFjOLaFJGpuQwAp29QmzdpiAb6mtCg2GqxAODOoZABw1F4IjcnvgnTtcNbfAdVKlGsTAI+ZAVBUkzPbBHLWPH2xoXIr94sipfkqhZHmnq0QZkwJsCYYXgwCwIn6wXeRWmyu9SoGJdiaQDciwDASZIAFokeN8/SVyRTCGmQe7UTB33BF7QACTcHzg/L9NKtpRzpAkNMAGII1Wm19udt8LzFJFu4f0oMG9FQBV3URfsJMK34RIO3BI8YZUcwjMyOpBUaixBMzFz7Ss+d74W0qpSZC3GnaPlaJDci/gHb64lWio9IopSIVwwtN7k7AMREcnHPddTfvNuI0N+fCMKud9Sm/bTntCkagwudWkAaGkW3vqWwg4DpVNSOO1ipNhcARPMC8HcQYHjEqiKHDNTlVUyBtcbcxyYI9hj2nlkpKNPaWsWuCYHMSRvG324wFgLQHui1tjxI5XMX9MuxhgEPdeZMjYxYbHz7DCzOondUEs1tIAkDtvMb2INuR7YY1UVGOotIiZAYNIgGOBaJ4M7xeObQLSDUwqsWsd2jUDLGQBEDYH3M4ajBWsd4o3VeEDaiAe1p2U3vewBkbT9t/bHi5lkYo44JIvxvzAn+m2Kc3WLBxUViRK23DKYI5kRvxYYHqoUp6ge3YExbiCY3tuf64eEsbxLEw7L5KmwIdCWedMMezgjkSRBnxFsU5ChTXMOp76YFli5IkAM3AETyI073wb0KoaSO5AFwQT9DbY2vx7+MVfCvTvUoNVYfM5NxItb5bE3LbEffAM5UMSdth85rTFrChaveXZfLB2ZXcgrpMC7MrKPaSPw+32nDvM0fTICroUkkAgAfW2+A8o7tXzAC2ApJq2XtW3Bm52H5jfBX8BGo1D6pACkKCBFtwTExeZ4+xx5W3Fnw294H5vOn0uE4vZHx+MKy2aYU3Ahg6qszBWDJvadhMzEDbAXX/TqKtJgFtwIJibatysHYeJwflaq7QFIuh07W5EWnkR+WEzVoqgkK1yIJ7TY83M73jj2GFY2Yt7oXWKoFVz3inqNc6GUVKzk2HcWUlxBJM7wIvjMuvcbQI/XGs6nUVa9KnSVU7WDxOmbXC2MiYB5+2MyVOs2gKY+pHn8sd3pmJXecLIukxpTqlFpsKaskau4AqWbckfX9hinq/U6teoutlmzAXUWsAv8Aq32+0Y9zPaIsQAAJtwOBx7/XAlWiCNRb622Hvfa364iAFtRgF6GntJPSNtTeRvMQT4/P8sXUdGlQ7MQJIAvBkwdJgAbXmcCoh1QCIABnf6f7YJ6XkxWqAOTEWgaifC6QQYN9vsME2wsmAASaEJ6D0lKq1NT6dLkBSYnUe07z52BMhd5OGz52n6hSpT9QIDL1GdZYGxN2Lao+WLWHsG+QdaCGnSoENquNJLMJ31QZj6/S+AOpZoltbaiwI0BNR8yGWNIm3eN/bHP9O2Rztt23/ibgoRRtvPn3VnBr1CAACxMLt9vbHYj1In1X1ABtRkCIB+1sdjtrwJjJswjK1YA7wsbecPENVnY06sAUgSXMELvtsRzHgjFHT66HL6QiBtLd8XmbX4PE/wC+Lsp0hw01LFAYuG1MJsCs4x5GG97RqrXECcBqlIVHGmGWSotEmCOLnm/6YjSFIepTU3Y2aJWN4PIgiZF/fFXXQZQtpkgyFgRew0iwxZQqUqTI1N21EAN4Ei/HBjnjDP8ArYlAiRbpQaQqnUBEgyhgSbm87W4nDDp+TcZdDcL6hDAACYk/NuSCu1pgATGJ0epj1tBNOIku1xtJtO/gT5xcmsgdheTE9wBk8ccCMJfI9UZZUciXZympEhoYQVFybDUbQSDsf3wFnFYLrUAgTIi95UyJ8kbG1ubYNGXCaWYVAJE6QCe4kAi9yTAgf+qFoFg7FdSxAEOpDAmTH2PvfabBOMge6NK3CcifWQDUBU9Ke4AkxyIMyd/qfriD9XYaEaRp5ZbtuLi8GLT58Yj0xXpuBANQqsIBYqI8Gf8AVaLjFj0la8vBALaD8sA7jxt+gnAkLq34i7sec8ps7gkBWVrDSZI3swIuLbj+uJ9JzJptolgDJIKxHtqFtvPn7Yoy+WqoVuoQyHsZG8EDcCPB874hQp1NWlg67y0SIsARtPcDEe31xZUEEWKhBqAMZrSDG1wgFxAhgZsQJn2gGxnFZpk9vYqncEkHVsPqPc4jSyq6iCRTUAELqYSw37v1gxH1xSCmpnbugxYEgACDLH/6k8be2EgeEM7xrWJcKzSQWBOjwONMdw4IP6bYnkqn8wwgAUxaTZ5gkDbkedsDVKRVidRgkFhIkaSDvxvv9dtOKfW1JUZNaxpDvzuNu4SJAG5ieMK06hXaB+oKnaTzdf1ZBMIxJVrjcWUjiCog+8++Kut59xWo9gDGkQxqLGsmATG02F+SMe5moGgkNG7f6oN78TIFxxPOF3XCDVpqCSqoxUzYkkEwD458m+H4kBYD3/aJ13ZMozObhR3/AInBUi67EGYjfjft98QzFRmWGJKvBiZtMi/9MCZySHJEammBMbe9+Tvg2ghqikAJAK6gpIPA87mPONhAUAwCbjjPZylUy1WopYMqFdE2BaBqIEWlt78YJ+Hc4UoU0gABZvadRJttO+AetVKfoeisFp06uTDA3PvbzgzI9VXQqFo0hVEidh9Ptjnut4qANXNmLMEYG+0L6Rmw7V4sQ8AAkWCiJN/ewwZXiP8AE2iSDMX958eZwiy+cFM1rg6qmqQYYiAI2448XwFV6nqUqF0jwt4n/fa5/bCz05ZrHG32mluuCIANzNUvV6QUlyRwdyJvEHxhBT6gz6yGCAwCCLm5NhcyCB9P2HFVEVgQHZniLi15B8GYsPJ8DC6p1Ah+waQthJNpH9/1w/F0wF1MOfqnyVZ4jLIdWCZhatSKhVdIA0yCZE7RtbYi+EdSrDEwQCxIkAcz/wA/LHtJJqaoJk3j+2CKmRDAkjkfbfxv/Y43Kqob8pn9ISKM7M1jUJc7zihSTx+RIP6fQ4lXo6RZhYxFr+ftidGqq7yDvNpX7eP74sbcRcrp5aZJsre+21sa3onTadCCsFwp72LKRwQApsbgffe8jO021WOmODEfrbBlLMH02pmGsD2nSN4Ik8x+QxmzhnFXGo1GzNMmapKhIKM8bGTN40jgAn6e98IeodbzLlmbUEm01I2Pyld7i1/7YlRyyhxSWJKm1jABJBtMWjcf2Q5rrMTpUDcLJ1afccaj5/LCcGAarq/fHnKa/iJc+5ao5IgkkwJt7XvjsV1nJYkmSTcnnHY7Y2ERH/SslrRYcLqB1A7GGMA+xjnDelkFVXvqVe7tJXRJ2AIIPB8/c4RdNbsH/POGuUzsJDfKSSptOoXBM73AE8Xxzs2qzBGYg1FXxMztUD1AqlpOlTOkWsfHn74THDTrNQuVaDeffFXUcn6bKulthqnnzttjXiNKBCB1bwGmDII34xsMtmqdRFhio1AANBZoPdAFrySBPG4wgpZwUKrNSBZSsAHiQD+h/bBXSWaNUmQ5OkAztJ+gN8BnXUL8IanTNK9QnLOsaQT2sxKiVIIUKDYyszvb8g831EujHWVDNC7g0zwCbm0MCJJ2nnHv8QZpNWKslTUQp+VItrA2Jj23H1xHM06agxADkggHUskGQPyuZ4PnHPVQp3Hf/f2j7btJU/5oAVnFUwdVtQA1EiBbti4tNiRzi/ptI1kepQ/xmB3J7TJ1amIgqQDAj62wJTpw2sOzF4hlghSOGE76SVv4xPN5claSmv6c7dvaukEiHCg6hABAmZBg4JgDsD+d/hKHhCMtlS47qsNoBcG5UiL+wsDBHB95hRzCNVKy3KuxB00zBgyO6AZkfXxJF6DWNaszv3uFk6SLKOSBuu1vefMDP1ep6zMp1EudTAb+JIEAR498T0bFivlBLCrqabMgJV9NtJCKGYjTAIsCRtaRHkEb4XdNzyehWJUuKhcgDixkwb2B5mPvgJ6RaopVwGIiHUhSp5AI950/Xzhi8qTSQBFYatRuJvyAIJkWtza+FaAo0/1xLclzYkX6ygRHCqoshC2MMILEeQQPqCTziS1z6vaAAtiZgyOJvP8AsMXnOMTUoilTZPlkDtJvMHiZAC7yeJnEs2tJhTFT52ACSCIaIuAJJkAXv9cBsNq/fzgNj1b3FhqFCSysFkgXJN9zwN48Xk+MJ89nPVqK62BDQPHkb4a9YVD/AITLSYWdCG07iCsKTPt7+xlfW6YSwc1F7jYqrbm3gDfc+2N2FQRqivRsNoAzG6tMzcH2x2XzJWRxth5U+GPTKepUkOT/AIa3BAE3YjyPyOKqnw2povVRnlWgKwXyBuD/AMjGglaoyaDUU1K5Ik3g87m354vXMTAFvpxj1umOyqNJU8mDfaAP1/PBGV6IAoYNU1XkemY5i8+w/P64BmSt4GmA1cwTO874PyOeUIQ0CTMyfsCAJ/4dsVjpdS38onuJPEyf6CfzwYvw9UNO47p2JsR9Y9zzz9sAz46omVQgWZbU3c4An3sPsOf+ecVValrSNheP3Ht5840Od6AmgwG1EAgDgzBU77C+qftzhGemtqAkRIHz/cWjkbfbExurcShPKVEsbCFYFgIksJgXkdsg3tjs2HtedO4W0R4PGG3VsotOmopIAxKqGPc3zREn7cYATMMCEdfUO99Cx+dNjN+D/XDgL3jNBiuq1gRubH3wS2YBiUkAbiZ+k8jnE83m6YAY0jvw4B/SmMTyqpU+SjWBUXPqAgD3lVHjnjBFZWmQp1dSaWJAI+bj/SPt5+vnHumGFxtce/v97bYOfKMoUf4YcWDBSGE7gozfnHO+JZrpBc6wVAsWa7C0A20zFx3ER74VK0mKM7l2EMWh/UALT/mFjYSNvfAOeoFSAY28nfne4OHuY+H0diVrWJFoYmfyG+O6l0xXfU9VQSdgpEnY78nxhiuAB/ElzKNvjsXZ2jpqMvgkY7GgG94ccdLpMNGki4k6gDF28j/ThtTLaZeoxYbAEm3P0H5c+MVdBg00tMKRce5aB7kDFmYUio66QqyAQIkTfcGIsb/XGfkywJZQ6hUplAokRM1ACTqmIuDECY8zhhU6nWKFiVUMADpWI3Nrnugn7cbYp6OlzGmSNYUSBAgW/qL/AEjFFKszwNJLFmMEwLLG1t9/974kKJviIlXA3tEyfJ5x78N2qCpIE6l3gGNPsT+L9ME/EocadR7oI4tFx+k/ngDplzTYgMAxVpA/HYfrH0xHFoRINjG/U2y1R9NQ9wYmUZYvuBwZPtxJxXkRlwCDUYaGIQfMIMTZRE739sCGg65gpMagEJ2uZYC3nTjqGXJqVATAgmf/AKQG/cYzhQFqzxchNmG9PdKQDJqZamnVY/ON9JIC7zH5TfEKNSp68im7Ml1BAhQxPvBJtB3tHvhcMifTAk69YIE8en6g/eMNMvWoElwWTQoJv85IF4mxE2NsRwBZ5uWoszzOZFzS9UJBTVNM0gBpb3m4E28Xvi3p+bBpzQJpNr7gwJUkiIEeRE8ydtsQynUFFaulTV6OkkIdRBMrzM+Tvg/o2cp+gKRqKBq1KCSIDXKkx+EgiZj87pyFgu4vj5GOAB4MNz1VhRXR8zllhu0hSpmfusb7afpiX8GhFN2QEizBj2khTLeP/RPnFSegTrZVeIvImZidQvJMXP7YrFLWirreSSpJ7jsSDaZg2F9iQeIx9qG0bv8A/MYuAdrQJRVIMQATJ5kbEcEfXFPUygADrJMQ34lvcEmZEf02nAldIVFAmKpIYA/KCCFAO9iTH2vvgOkrqrgGEBDMVXcLpBIkTbTcjYwDi8eIE3cDvRlyXbSsmTCgcwQPIi5OJVFmBaNrm8/f7flis5QzySPysQP1b9jieZ/lA9gGk2mJkRO9zwBH++N6iuIJqo56xQ/k0GXfUwgCeB72PM/3wOaX/iuGMCAW5juHjElzq1vTp6ibzpBAItNx/f8A2wZkeiVAwMUgoM6GY3F7A3UL9Re84jnfT5SFSVsROlJQo0l6mr5f95iBvv8ATDChkWZQQDaBcESNo1bMd740q0X+UaE2GlQIH5Nb3txxgg5AsSCeL3Ftp42tt+uOe2DqG4H1idBrczNU+kMCbwDeJEH64t/7cIH81QfAkz52H1w6zvThqJDBREREyPEz/czycRbIKLioRbYwR/Q3/wCecL/SZzDOBB5xGMmPLGOFBkfnGM7mvhysarMqsqzqEgn87yZ87b8Y275FP/6EnfgfsP1njAuZyCmdLPJtIMySbEwtzjRiw5sZuD6JQdpk+uV0qKj09mYR76XI/cYX1acOIBOkx3biI38xhjm8rmFX0wjqiEqPkEqOb3BvPnAPpEkB5kSBxP18EGQRwQRjpA0JfezFvUKRLG0yP2xZle5rjwd7G548mf2wSEBt7G/7YqyVY9hA7lCkfpBv5wd+rKreGUqKh9UEld4N7e3jiOMW5pFBAGss09qgmbkgBbT5nyMX5KixZibeT4tcflH1nF2osd4ZAJ2GwAmbEGwiPGKBlEQWE9VQwY2BNoHkAjbUZFvp7jC/OOJgjnUsH3gQdp+9vGHPVsmpoioJvB5Myb4CfKwKZvEnjif8v5/li7lVMn10/wDk1v8A7t++PMd1xpzNYxHebeL47GhPZEE8zT/DzhqCqQYFyw+rWPMH28YLy2V1ZVmLBoYywMNIEadriCb2gCcUfDtMrl1JkK4J/wDtpeP6xixH106lhqDdtrKR+KB7C1zbi2M47+8y1kcnkmSSGqFkWSv1iZvuLbTaMHZLLMloKklgSYMkiRpI4/X+hXorNMCxqICV1z80EljvANvsD9DM+FMmmdRQKV2FlEyAYMi8+IHjEh1Md8XPaiRsST9TpSf1nk4o6RkgaNUGb/LETIlkNxtMT7YL+LG1rTfSVGsiPt9v8uLehpqFe+4B43JbT+YI/LA5WpLH5vAMqSotSlmKxaKitTZV0mSVVZvsLyL74pzrD+CSsm7Vaqn21hpH5aTizomQapRzO/yEn2hWaTzA/pi3LdP9TIrR2qHMrAPBcKFtckFWBthLMoNDsR8qlgSNNB/G0Evpamp/NDpPPGE9JoFRYgq0gxtpNwbXsNsaB3mvlKgtpp0hFwQGY04LERIM3H74EcrTcPU7xXf1NItYVzInnUARb+2LQ+PgPoT+0m096dkVzGZqCqT8muEm5EWtJj2+gwTkMrSpl3VmDozj02iVF4kbzpv/AOsJVaqlUtTY2JQNMEgSBfkaYvwI2gY6t040gwrEpVUakmCtQTBG3ze84t8dmtW220aGocTUvWRQ0aXUKS4BvpsrMfBGq8e/jEMy6imwEmqqnQ15mmuon2Y3X3t9sxSzuqbAfhM7sAIgwJ2t7xjeNm8ukFF9RjpfU4MM3paHUWAnaIF4sScZMuP0VckwtTPxBMnkG7VTU5UqDckXK6iIMTpqQDPtgzKZKG01G0kuG03MiVDL7XDze87HfFNHrrOW9QTaAosJCqpBkEzCAzwRgyg4VCQrCbekGYMJEkmT2gkyAZ5wC4yfb2ljGSLM6p0t6kLTcoe0lgAphRGxU+TcgfvgzK/C6awaihzaXPM7SQu4iJt9sCp1+J0roEjfSSDJYSSQ0z9djtgmln2f5VJYySAGOrYghQd7XM+dpONKggbCHpUQ9OnUkKxTp64EGFAueW0gzH7YIqqVPyhT519vMkGASI/5GFtTMyd3WozQFZSu+4DiFEXmfF9oxerkwJQk3YD0yVtcwjQQL2JJvcnbAHIQYwY1IhNHvLaSpj3J8SDBgfWf7etRH+ifAVj/AP6wBQzTl6aqtL0ysDS3dqAlY4axE2i9jG5NQBCHYlgilG0h2CHlSoUKBfaDczNsAepI7RnoB2loy1p7Z8ab/SdQHOKGaBci8gRe/wBm34+wxOjmA4JLNqMSoSNMkSZYgD5pE77wSb01a5Z2WnWUEAwNRYkkgX0gbb87m2KHVA8yHp4QJmCsEr4NvzsRyBfYzvgZ6osSCJX2n8ot+QxGpmWHbFxM9wtAt+HYkWvzxOKjV0pqapqMTIIABkfNuQINpO8Ab4emVf8AtEtjPadVUvAVGJPC82vO5/KMY34l006oUAglQTqEE7jb6CJvIAxrs6jJoqeoqr4MstSRbTqQBv7SDvHznqvUj/EVg8EhmiVFoJtva1v+Th6U5sROT1QBLqDDuOoCFNpHg8f0x3TFPeGjVHO9sD5fMyjQEuCLDiO42bxxhjlWH81t4ZVk/wCouP6YJxQMWsa5OmhGpp8gxa8f1x2XqLU1iwDi5PyrcbgGd4ED8xvgnpyRKiJB+sRt7j7eecU16PdRVrhTBK35JmYiff74WrQqhecIq5eFgFXBIRZgCJjibgxP7YEzmT0oHncCFi9mknT9z/y2GvT6ITXTpoYOktN4b28i0HkfewHVac6YEkkib2AYebDB3BInzjq9XVXqNtLE7RufHGOx3V6ASvUQbKxFwRt7G+OxrXgRM1fRgP4ejPOr7nV724jB2XzCotQquoMxGoiCsxcxEdwB5598KMkymhlVLAd7TPAOoAsfGqNzGL8n1RKTmlqOkWDGLyN/zgn6DGRQd/efvDmgqIjoFkAqAi6RMkERBH4ZIvGGmUSigKkkzqBG4MbGJErFweTtMRhJSzSA1NdRElVIggtLG1hewmPYicEpVRlnX3aQRpDMRBJO2zBo3jYnjFxggX/UHLg5WkwMxUKzMyO6L8gGY+uFXw/n1p1WLg6CrDSDp0siBwQRsTLG3jDL4kp1KlNCUYKCohjtIa0exYxMTNhxhEaw9ComiT6pqapjSAsbfSfb64jUy6TAO8Zt/IooZk5nKmlsZD6rTIiSrtthl1SkKWfoLrVVZldiCe1qKusxaJBTbxxhJnnr1FprVZQiFSoAFo7ZgEmw8n98VU/h41CBqJI1PCiZUAliJMbgb+RjJpFWzVzx9PlGDGx4ELrZxF/jKQYurELTKiRE1H+abRUdTzt+YNeq5FHsCqFUAzM9gUmY5ufbjbGjy3w0yrr0pUUiCpGlkgm5k7XBF+OMVVuntSsWLKs6dasR7aeBBP8AwxgB1CXS7n+qmlOkI5iLM9Jr1nZqZDkyTJUn3k2E78DDPpvwwyqKzEluC1wIvY7gm8EgAHYnBVPp0y7BAiC9TU2mDcDtWZuZm1zgvPsgpJpZocmCEb02MwwJIF/FjMfbAZOodqVftNAxJjN8wDO9JpyS6CoysS7gRZjCjtIuIO9rWwetR2psBTVXCkKHsKY2MLBIPMnaJHOI5Dp4q1DoqKk2hzG/AG5HsTg+hlKio8KqaTpNRJTUTsYA1A2mAfxbb4zPlHBO4j1Xfbv4RJ07p7EMvqU3A3VXvOq5gqJJ/wB/YYYHKkVgzBqiHUr/AM7T8wgqe2CQJGm54NsG0shqEGqajqO6S3yyB/l1NvpgGeIwXTyb0gED007iChm2u4M7Em8WkR74DJmuzDJ7RYKQNVj6sLFgxDQDGmbkE2gkn98WVKbKC6OGVbOFgadoLEGALxffTF9yfS+Fsk5JdyWBYsCZIIgGQLkbQDO5EXwNlc3QosVqAOpMg/KIFj2gze/bH+Xi+AGaz6tmu1RelmNHeD0MwnqqNVOoWIXS1MGmoPP4iwMi4J54g4a+sz6UevqcNBpbR57YM7zBi1vpTl2p6i3cjmNICAgyBBdyCTJXY3tyMdRqJqDs4YxHyPJvyIG0aZ1H3jBnI0PQvYVLsqVgoGDckRp7ZPETMGflvzib5SsaSOoSEZoIAlSLEmUJki95vMcYhmFpnSGbVUT2cP5Uq+okngckHnFdXNOR2qbMKZeo4QgA/wD8wgbnc3+XfbCUYk2PrtGMvFmEisWDPUchRNl7m52EAftYcDFVIuoDCtVVXHZEz76UiCTcfe0YHOTeoyRWhFYwH0qRpaTblW2H6gYJAkCoFbULGAIvffSIPFu07G2G6wo4EUUHYyjOVvUZEllqGRYH+YCebXaPqB74IXJV3B0UVICE9wgiJvETqubNckDkDF9Fq09qhIJh6fM8aZXuFu0NBIIIIjE6zUn1NXLyAWFokiRBFRTGqTBmJkQNOGjNYqh9YlkI4MV9S6TmKFqrsFKSunSYNvKhpv8Aij9JGS/+BGq7fzWmA2pwQsHnVBkTI3Gx8Y14zrMdSltbfKpUBCe4jUATpIiTBMwTMWMqWWcoKpqDadZCPpMTA5FyDMmJ4i5DqWxcUCYH6cORqMz1X4Io5ZVYs5qIw7mDKAwPGnYDck+LGJwI/RmpComllL6SSQQO0K0AEzMk/n4Ftg2adwabVNeomSV06UNwpaIYwQb7xN8KurlEWiqEP8xYkzN1J3ufpGw2AxWHqshbQxsmTLgQLYFRXlKpRmlQSYMgnukSI9iLwROLKtRWZSLgGYi4tNz7XvHjBWeIVO3ttI0gKSSLA8gWIj9N8D9NyJbdR3bMb6TPmw+/E+2OioMwHaHrXJ2HzH5gdiNhF7cTbe+IZsmNMSNMyLbkH7+PyxacnpB0hityTcmdlgEXi4HG0xIx71JQKetNZBBsRtENzzM+xjByp8v+JabLm64YQwqNI8Gfqf3x2PPiKP4qtG2sx+eOxuT2RM8I6bnEAAqaoA+ZSJ3sL3AvsDHMY1SZZnUaKVW4OkkIshRMwWuBbfzjFpTlAIgzI4kX+3/rDLKZippADVC02EnkRAE/32wt6liP8g8EaUeoZv3URIESILNJm364NHW3LuPRDsVjQ9QbCBdUQahOk+IB2jCEZ5k9OmaVLt1AMQVA1EWjgiBJ398M89VUv6pcq5AEIe4FJuQRcGSIMm2x4QXqPVYZ1nNVEhS6yRBFFCNMjsDVHJaD3RAG3timl02lUp6adTSAZIf6AFoB3HiDxtfC/ptdatZluDWqCQb6RJtsACAYj3wwbp01To7U1aQziAdO8GADBBkjxfGTqHN1dR2NaF+O0M/hkVQrw4MXZyAD5iADYbA8XxPpfQhqDhtHp3MHQQWsApEggxBEwSBh1R6HUNAqFotqIIsQSD8sSdEjf7D2wsJrIzBKQDd1j/MlVMHciWUsPcW8AY5YzawQjfWdIUvIlWqrRrMtNSUEFi7GwI1m/vEXMz9b0dQzNVncNqJPcYtpXTqULVA5EfhO5m8YcZGjSr0gAuZqBGEqKZprIIsxNtIsYXYXwT1DKvTpslFkLMQVCQpBWSR+LVHmB+8UMqhqI343+8LVe9xPUovTC061GqKjr5AEgEi1gzbCbmZODYWiAalGqgHAqKQS0xY3klLwf9sNcpUrFtFVnVgDfWsNHAiYtzESCPGFR6iteuitTq1TuqmAWtIMN2qIN3BO+F62c0RxuaJjA6je54+cpkLqQDSTAPzMJ1ABgZ1AmPmEg+QJt6VUSqHKkyurRrdlC2HYSdp5EQPG0NlyVSmJp0qTCCCoheZ3KwRHk/lgXPUqztqpZcKzqNZdg0kb6Lx4kfQxJOADBgQNvOx9pTZAOBFObqunZTIZi0kqzaJM2AIsTwQRidHK12RlL07FoLElGBBGkraZN5kxvExhbmsgzSohNJ0nSp4O0nkbHm35MxkPTpA1KTv4IKrqBJFyBcyCBJ1bgm+NxwEKCCLiV6pvYZfvDegZJ11AGmtUlTpJDK0ESZifMTM+BM4K6l0fLsarEUVrXN3fSNIAJChQJiCRG8bxOM+lClOqkXWpvIqqug+PkJMXvfa+04LzVR2u2ZZXIAlhTmQbEPpn/wDQ8kbRgB0uVnsGvHsf32gP1AJs/CMem9OmgxLLRZQU1aDLRMQx0hhsQSp+k7VB9KoA4V2P4CO8cCIBVfxbHnjHZ3M1alHRUJYN2+oKhBO87KELRvAH0xFshqorSUOG2lKjDXe+pdpHMb+2IuDKDbqOYz06MPaMvpV2RTrYC4gqQGIvaYgi0Xn23jAozqaJC/OYGtGA/cajAIsbXx1GgcuUQs1zCK1emCxsI9OSQYMdt7wYtBNKq6EGBtJLU/lkmzJr0mRBEgX9xhiK2Mmu8XkKnmXUOnOwYKtMrPco1MQfosg38H9jiDZ86tIXSylUkhyBJJkg9ovIDQPE4hmqa1BdioMnStMBTPlAANXAkAWuROKP+2KWU1Fq1gptNMRcGRocxINydR2H1F5Mbjn7SsboZ6KVMVWqBlQv8+wG8EalC3knmfc2wSKFRiKnrAzI/wAJjEiCWqNBEgC+q/afBwK3RnHqENJb8AOj5vl2diNvJ5GJ0xUpEjL1H7x/NXW9UsxAWDqi+mZB1RAxTWgp69+0shXb1LglYtTKUQxOqfnWUBVtv8x2vJ03E4JytIlH1pSqhWMDVcjaJBaAYubyL4MyLenSNNNMq0EsrqzEEAlbfLtEkaoM8nHufyihGOZq0qTm8RBFoiZO4mbHe0EEHEzl2K/n0mgFVG8Fq0UB9OnTcKIYKoUrZYa5gmdu6dxvjA5/rDMxNUaXDwQI3BPA2vO3OG+Y6y5qAUqjnSpuokxzEXi3/L4zVcq1XMM4IFyoHkkaR+s/bHT6TAQSWnN6nIGpVjCnnFYDXqYgWJuIE+8kXO2wn720864QojsqlpMaoB3382H1GF1CqtpYYIpkE+PAGx8ncmZ/r99xWpjO8INGojB1d4mEIqGfobhhLewuJwrz2dZNKVKtR2ksykkhSY8mCffDHLVFYlxbSALgS14iTve4nFOZcVGdFVXNgpHd9b8HwdrYJTvvAqZLOvNRjMyd/OOx5mx3t9TjsbhxAmx+F61JaSh11Ayzm0gCYEHdRvvyeRhtkenKnp1qasZVnAMAIxIiBsQASbmCQOLY74Z+GjVydBqdQq76tXEDWQBqNjMbe5wbT+ESqVGq5lfTMgDUQdM2iJnkCY+hxwM+fHrYat7qtz5TrYV2BYccQvpuTHos1QpUNQirSlmZ1KiFhRSM/KOBGCf4WmKlTUpUVXDMyN6hWNpiSpBFwbgzGxwu6dRyyFgyFkNrEu3NwTAF5+UAeQcaPKdLpBSadJqBUQrFQGWYBNgRcePf6nm5n0Enff4fv+01Kbo7fDeJKOSylPOpUJaqRq1MwF30yupYJaxuYmdO98FfEmYpPXVqsVQoC00U3OoyZBiINtMH6b4qzvQ3X+avru+phBIZngE6hILACN/yF8MEp1Kams0fxGmVMTqIIEFxe4kwDM+cCzqWV9Vmq5k/47Iq5LJ1oH/jyVgNpliJm3aRKx4sBEg4jm+uIzS9WrTamyBVAALlrMBT1ajYkamAAifqG9EZh1msyOsdtNJpifxGVMCCLvbicL2+EhqgsoixYAg3+SWkrH0H2i+IuLFdud/d+/ePoHnaNuuU6yywQssXEgskAkszAhiL7KLRudsdk62ZWm4WaRsdRp01QgKBd2M8HdTsPfBWcyynLoihaukASGIkjcahBBvG9rYXGtmadOGYsgXaoNRkz2kgEsL7k8DA4ntaoXfeWMJyCwdvGRytFXDoK4Y/i9MK7Ft5LspCg3JAIAABkYuqdT9JqeimW1LDKpSzCwYspsSLQrLbziZyVGrSFNmZDEuoEBrdwAgAgzO02PAw6rfD2WZUeAum+piQeLsQwnbmxxH6nGhGoHe+3+oGnTs0zFbOg1EAWvLNIioAGKxESeAx7G355w96fXqBy9doFlBNRdJBNhERbfb8W+PUzdLL06hpUlqkAAaSIPiZc3245++ExOezCr6b0AjECB/L0AfKJ1GbiNMG24jEF5hpqh4nv/Hxk9WrraNs7lqq1GNBxXqMPlIHaAQZDBlgiBBCnb2wEvWKQouauXqU9ICmoqGHltRYAroIMA2DYAzWSr0npzQRnHaXoNp0kkGZSCbTcE2OwJs/X1WdWTTSKrBplWXVa1wwOw/HMe98GxVFAY2PEbfaUSXFKN4rodZpvWprTpuY0qC5gDWwhgSQsgAjtBU7QCcOc9RTUA6I4LXYANAAgfKJUQAQvMRuQDTmqDLbXJ2EVmU0p5IB2mTx7AYV1Ph8lv5uYBIhlcA6hqswle8KRuCWvfziekx5CGsj57wQtecbZrJqpKU66+nUGuNIKmOAokGbfkcIko1kqHTWVWiQFQmQbGysZIEXG3OGuc6ulJGV2Q0yvz6GOojfUoiCRaL2BPgYrp5fI5lqlWnWDkabKGT022DCQCd7k6hYbQMFj9ktW3jVxuplFHvBaXTK7EBqtQS24ClvYgXJm4KLbaTwK85WStXDU1SrKwSkI7NcygMiY3UExv2g4K+JKNaipOn1lJ0lnrKrxYwF0rpYgbg3i0zatmd/SdgE7oKiVYkzpBKtENbkc3vGGplIUE1v+e+BpDmcckjIJoVaTmAutdVN9jtSaDIBiPcxiea64FTT/Eeo7GJpoVg+DoqXGwiNotGCs5SqkMWJNMAF6RVgoAMxqJBiTOonxtJgQ9Io0woP8szZxqaTc2Ag7WgAcX836QZPa33/ADneCqVvvCXrqgAzNUAOoI9VbT/lOreLTsNvbC80qJcGk9KnB2SFFiIHqEkEzEEX+mJVeiK380VA5I/m6SyGN1EkK0HxJ8TtiI6atOoGSqFdVUkLT1RtDS34RNyFm/3wKpW2vc9u0sEDcj6RrTBWm5zjrSGreopAcWi4JI54HnmMZmn6IqNXb0qwTSFYeoyDk9jd07/WPDW0Obz1aoNdXQ1PUJpgCfbSzMoBMwJA8YrpUBVEvl6dMP3f+QZaUkWspX5vmvva0YJNOEEn6QWDPMx1fqKVk9ahTamgUpqNPSItANwgEiwTUwi/GMiyAwXJk7ReZ2mPp+2Ppmf+HaWhe1VA39NWMAbztO8kn89wV9D4OoMSfXdSJDQAdxvETETcjz7414+twIu1/Kc/LhyXZmEp9NJYyNIVQzAjcbQObzv/AMNwqQQFU7SIFgPrHFvz32xreodApUgGo1GYsbOyAgQIBvGl7kTJBjg7R6VlxlSxQq+qNXqIrQBYQRPkjeDvGHjq1ZdX04iHXRuYpyzAjTWQlW+XQ3BBvqmPrPvztd0tqVOidFQKZm47iDIXUf2i1zacdnsimrUJXSQCkQp5EDa9x7YrTL0TLOBr+ZQVaDswk7QZIiwvscAdLryYS51VwDXvmJ6xU1V6pmZYmfOOx51Ug1qkRGoxG329se47SeyJkY2bn0H4b6yKeTogAs4PavqMogu07Rt4vvxfGsyXxYp1LoBKL2yCSNotaRxadvfHz7oLRRo/yzJ1XtpaCdzeAJ2I43w8yGdoEhndgUvCLOowLapC6YmfM7efOdV06szGu5naxMox+se0aLmK1TNmrRoSdMFmRkVgTw0e28eb3nBgfOMr6lWGESrEkKJJIYyxi/F4G8YT1OrhxUK5cenp1I0EexJEEWIJ45scEZTqK0gDUSrSKrMgLzG2zAWJiPE4yvjahSj3cn7wMWRQTvz8pbla1aofVao/bBWkpjcWBIBmR+Egn6YPy+WzNapqcaKTppUh21DyCU0wxO442jc4Upm6IYVaj0sxpMoNNRaiAzpWBOu8bi0/SI5zPgvrR6u0imRA2uCLELvLcecRsZPsivOuPdx8yIxXCjYn41vHHVMqclTDVNdSnJQBRMAr2kgkAXkTfjzjLnVVKUjqTXdmb1GYbjtJIBG42uRxjYp1ukqaWB2upM/W5a/64Gr9ay3qDUNFJQGDyCQQJIIBbtNhb6++BwNkVCStnx/qHlQ5Ni1DyifKfEdekppK/qgdotci40qADBm/MWHM4Mo0JRRWGYBCllirKqJudVm/y/NJ3xdWTLl2rZeovap+RgZESTEE6ot7Rg3O1qdLvRwKoCtdoLT4CiYMCwIW3vejlBIpaJ8u8BMDKLZr8IuyZpI/q+rUBQkEbFwQAbOePaYgGRIwb1SquYoxTSvWlyhFN1UqRctvoNrc28RhN1T4izQqaWam40/MQp+aRBMgiLwQAMXZH4vVX1110sQNJU8qNOzcbyEgXPnBZML7ZF3Pb82isnV40bQ80Of6PppsadP1H06QghQRYQQYBAib3xlKTNTbSVCOphxIJG8SdRiLNaDNp3l70f4vaovpl0k7VDP8zjtULB3iDBkrEnCPreS0V4SlNtexv/mJ1AqLki4iI23wvpkdCUycxfUOzqMmJvz4Rr0XpFXNeo5rmmWO8hnFh+CQoFt/YeMSr/C2ZSm3p16R0tOoEhidvoL2g+LG+E4zdeo+pRoYWLMvpsNoTUAJFoH18Ya9QdnyyUmolqhYHU9bWoGruYsXLSIgwv4jAvi3TKuQAEUSNqG3zqPxlio5kl6fSos9N6HcVlqlNtepj3EFZLjaAJ4MxInk6WlbLsdNSkxZtGqDaR+AmI3WRB/LAud6e2gmggUnt7HK64NpDSJ3INrW5GJdP+JMyA1P+GaoydpRRF4ncC5In5RBmRhjJkPr4+e9mbA+nZrldToFJgz1LsT3LSkD/wDIgSDI534nHUuhUmIWk1ZGp9wRSBBmZKkSSY/F7e2BKfWqzOxVSxWGFNXso1XkwDYDc7RfwGPQa3r1qv8AGZaqmqIanIIkAAagZb6i35Y068iAg1+eUjIlXZlaZSmG9bMsVYkgFyEJY3gBUKkgAEC0RzGDum9QIphdTVe+xZAFb/LJEEwRwL22m2npei+WWi1NqoCwKdXQzjSCATf5gIFjIn74z3TepXKjLJCr2UpBZFEjYKYiZIJF28jGAv6QVXfy28K7ykNg2D85Z8Q5it/D9lE1XQkt2lVXnY1AZjt7dW/POWGfY0kzBak1d3YG6j0xpsWBsRIkgQOIkYe5343OXC0jRem+k6QylYAtdYMXEA3Bg74Hq5EsDUcEOboaSwSb6p+SRa8eYxo6Yuv/ALVrwPjAN76SIN/2PMrTda1Y1C3cwGlg3iHMDVO49wb8QzGerKtOkjI0k/6nJgTThZkDngX8A4tzCu4lncKwsHJ0f5ZLAypJEwTEbgchdNqV8q9RsrSeoSe0rBQgj/K5BBJmw9sOXGXsmiew4hPlpQI6r9SIpCqaaadQ9TbWSbEDaYJJ7R+HbwJn6NJsuymr/Lcqw1EtqIlgEmGO8Hew5uRDqecz2ZZKbEKKigkvQ0wZJCzD2BEAzuTYcyR8waTLWy2XzBpvIgj1EJAAYpqhljYgcHEw49PNX4A9u3hEHK1V4/KW5Xq2u9OsAqKJY0ADMyAar1l4A/GARFycKs7nKdSsDlqy863eQQL8mUbf/O0kneQA9yPwRTp6zmUmVJQhgigAGQz3gzzBG30xV0/pRr5Y+lSTtYGm61Z1QSG/mLAItOkbceMMvEh2H55+MysrON4F0UUqc6qiaSph6ilUnyhftNrCSBcmbDEc7mskhYZYPVbSBZtKXkGIHduNgBA3tdkOkPRTWhq0qzKqlzpaCWn/AAw5J3MEzbzhdU6IBqf+KpuWaSagXQZMNKhgymfCkyCIGKCoxJv6/wAQcmMhQFAlOW6iqLcomqV0kDfaYIJkA2I997jFfpUwj0lKNVuJBhdoFkMQPpP9D/h/4ao1WLIyVqiqRpCKyrq1wSGNog7yed7YX51KuWrqq5dEaFUKv8wE3uQrWY8SBYW97GPV7F/HaRNCj/k3nzLqoivUH+s/vjsEfEur+Lr6hDeo0jeDNxcD9sdj0KeyJzyKMadI6+tNAGI7VIiPmkkxtA3F77Yu/wC90ajHWFQSSIJi8XMDxx+2PcdhJ6dCSe8suWGk8Q3pvUaBZdWaFMBCJKOdJiFFokxub7CJxTT69SiajeqTc+ozNt5BEaufy+uOx2A/RpfJl430cCWr8VZcyDTF7CDpO4uxiBtEiTBODMr8cZRZ/klW06dTQ53H4jsIvtNtxvjsdgT0OI7b/OPPUtzQ+U96p8S5etUp1Gqq12+ZGDISNwghdMxF/tbAi9cpU7LmKTKbwKbi4GxaOZ2iPyv7jsWvRIo0gmvh/EM9Y/lKavxDl2BDbwIIJgEHdhokjkQRfcYrr9fQd61ZcWkEyY2Mld/a2Ox2L/SIJmfIznWTuPCXZvrOUcgvUeqSCDrWyibANEk83Fh+WGeQ+MMrQj0oWfnaJa20CAPJiR9TjsdgX6NGFEmpoXqmWyAIX0v/AKm0Fc6/UAIMvCXi4U0wIje8zcSce1f+oys7hqqVKUyp76bX37QDySNxbHmOws/43Ae0n6zJdzzrPx5QqZdMtTqKKSxZkJgC9iL7zjP53rFJ6VNRXUemSQAjKZZiWItfdeQSF+2Ox2HJ0eNePfAfqGNwjp/xuyroqZlnAjSdCkiGndgSbSLnaMXU/jRFqd1T1aW4VhBkzv2QIN4FoNjvjsdiz0mM/GQdTkG1wzLfHORLaGo+ihM6qZaJt+AMoG07HfB1H4+yyMFpVNKRbUWIHgEmT4EcfbHY7GZ/8Zhbm/n/ADHY+uyIO0Az3xBQOa9Va1EqYtrqrpbljppc+xvGOH/UI9xapSsTGlIaBBgPJaWjczb6xjsdhi9BiAAlHrMjHeH9J+M8lRpEh1VyZYgO1Rt76mXe+/1sBAx63/UKlWua1NHEEtVDENEggaaZ3B2YCftjzHYX/wCNxaiSTvL/AFr1wJCj8UZdSW/jUMCEAFQwONQ0gMVB2kCfa2Bs/wDGFEEgZlSCDBpJUhTxaoTH1G0HHY7Fr/jsam7P0/iEeuyHkCA//L10KVrJ6moklg4C+LaWtB4/bDrJ9b6eq+nXzNOtTKRoSlUQAzqDGoT6jMDMbASbXx2Owz9BjHskj5fxFN1btzFXUuo5EQctmHAIMp6jr3SYZppsYg2APAuMD5D/AKgOIRsxWFNYhRUI7U/ASF1HVsTIMAXx2Ow0dMoFExJzEm5d1H/qRrZDS0oVOo6tRk8EEdwIE8mSZwqr/F5q1CWqaQJKkcTwBG36/nbsdil6TEnAgtkZ+ZDKdUoEHXVMmLsCYvJuNx/yOME9Q6lRRIy+ZnVZxoCRfcQt5v8Ab7jHY7BegHNyg3lMh1JgarkNqE2MRP2x2Ox2HjYQTzP/2Q==" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="212" src="data:image/jpg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBhQSERQUEhQWFRUWGB0YGBgXGRwcGxcfGxseHhscHxgfHCYfHxojHxobHy8gJCcqLSwsHB4yNTAqNSYrLCoBCQoKDgwOGg8PGiwkHyQsLC0sKiwtLCwsLCwsKSwsLCwvKiwsLCwsLCwsLCwsLCwtLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLP/AABEIALgBEwMBIgACEQEDEQH/xAAbAAACAwEBAQAAAAAAAAAAAAAEBQIDBgABB//EADwQAAIBAgUDAgQEBAUEAwEBAAECEQMhAAQSMUEFIlETYQYycYFCkaGxFCPB4TNSYtHwBxUk8RZyglPC/8QAGgEAAgMBAQAAAAAAAAAAAAAAAgMAAQQFBv/EADMRAAICAQMCAgkEAgIDAAAAAAECABEDEiExBEFRYRMiMnGBkaGx8BTB0eEF8SNCFTNS/9oADAMBAAIRAxEAPwD5I3SyqUSQCayFgIYkAOy7AbnQfNvGPMtkZOlkNidW4YRM88aSPz9sSyFdwi/KFDju0ibyvc4GsLDG0wfqMMc104U9J1RJkG3G5H1tEk4Q71tJEWcy41vonSCY5txfFCJeL+9sOs3TaSVAAJ7vIIEbn7/liGXoknuUMDYgHusBP03/APeLGTaXtB+mogrUy6KyhgWViYYT3A6e7bwZw2z+Xy/qP6dCFVmCw7MGXtC3MEMLkzvqiARhXWX0whAIUkwxAMxuNuJFvfDB6zapMAPqC2JBldJud7QN484FmNSwKgSZZGR2C8wN4X6En5sdR6YIElYJINjKxsYm4PnaY84LpqQCmoLT1lgtjfYTfgAcf2LSnTUS5V5M/eIAtER584W2UiEFuLMn0xah0gbXYzxf6YIqdERSrDvvGn5Q/iDM3/8AWDaOQKwUIh2AHOyy0xe29gfHOJZXMlW+RR2jctsxsRKzBgCQORtOFtkY7qY3SANxB36CkSFEb3aPHvaJxLLdCpE6CpLzupsPvtH64m3V3p1FJVPTcMQi7cgHULzI2tIwVQ6omsKUhj+JiYE2giLrF5FrjzhTNmA/gyUpi3/tmXMreYJ1D2O2/Iv+WPKHQqcVNQbUAPSAB7mkE6ryF0yQQDuMaE1kKk0TcjvAMxH4RI3n7bcQcDvWIpOHRiwIfUIK6hAA0i4WwEzEAWucRc7/AO5Cq9pn0yCC7JzzPkTaRIjj3xXmulfKUWZG1wJAk7/lxxjVUER8utQgEFkEMZJBFzAJJghp5FrXsK+WI9LSIUguv0Agi5PDf+8EOoYGRkFRBl8khSWWCLGQ0zFtjF9r/ri/LdMowdd94YG0gjiZ5jbePfBZLBgDTMkSp2DgHzyP67Yuyxh1hADs9KpAR1Ebu0w3zCbiI2w3WT3r4xUUt0WxZU1iLETF/wCo5G45x2R6JrMaDP3F/H1PA3ONxlny5p52qKJCLREL6i06lKoQyhglwz9pJ7ySt4M2T5ShUpaKheqhdD3ISpBECCVPkBSLHbxi2dlG5lVcT/8Ax8AVJpnUnzLcFQDFwTvOKaPTkBXUloIM6jqIJnxx4/tjVpl9ZJYp/mLPU7jZY/mEtLTf7GY4szlWjVFSoy6HkKAO1V1SA2kypYgXIvY+8q9MfOH6OJcr8N0HQWJkFxDaWcL8wUsCBsd9yCBh3lPhvLV1alQyL1cwpAIVm0iYKl2LhZ0ySEkE3tNluT6MdQgnUGCqDe7CB4ET2xY3GPp3T8gaD09dVkqOq/zaobRVVJWHUFdJMqbmVkAzqwSZD43Iqgz5b0rplGlmi+ayy1KRM+inqiUaYqUmBuBFgWuJ+ol1jodLL0RUXI1QtQwj12LCCCRo0QpJ31MSCAukC+PsnSqFXUBmmpOBJAN1ZLkFVIlwC3JBG0XnGe+L8vT0s9LNTUqEqBVZm0K14QEkrDwZtGkCLY16vVsxTpRqfJepdCDUWr0kCLSCLUUvLEm2sAgGCACY2JNgrCEukembd2oCZ4jxjS9Z6eyZfWQSrACTvqN59tiItxbGfFEegx51re3Ibn7YrHk1i/OVIVaYFMEKJncTz598Mem9I9YgKgnSSZJAAiQSSYBN482xfnfSGRpBVZKhZS+qYf5+9TERBAibYe/D1RGdqi021EIiwlRkVaaquqwJ9Ro1eBOFZshRC0Yi6mAkU+HqDIdNKTTBFSC06wNlMmY57Y2vgej8EylNnAp8tLSxEbRaG+0AcnGizOcYMFIzBpKJf+WFkk7FiymNxGkGwH1H6t1Ok0irTqqSO01KWrSRFggIvJiTwRvOOUufPwDz8ZuK4z8Jm1+G6ba9KvCn5t5W4tBAJmNid8LKXTNUkUzAk8xAtvO0kD3sPrqyHZXp00dgYmo6mFIFlRDpabjY7ebSozWU0rULhhU8qSumQTECFuCBAE7/AOYY3YsrWQTM74xyBMnmFhiPfjHuJ54RUaxF9m3+8Y8x0RxM0d9Ky2qkQokkEmAT8t7gHiJ284tpornu0naGXjcxAsGP9DgLomfqUmV6ROpTMRIIkWINiNrGRh1naj1TUZ0RSQKlSLFi27WsCTcwPPE4yZNid4Si4rruA2lwSIkECTJtB87R9sUOugysme6AZi28jmDfF+YHdLEJKixMHcXtxOx+vvgbMvoUj8U/MDsOP0/fBL2gmW5pS6gFydyont8k+x3nB1b/AA6dQBSQYAsxA0wdV4HnYSfJ2X5WvFEMQh0sR3SSbAiB94nBuV0+mD5I+VeY7gRefvim2+cICVVOnlaXqqqlQRPdubzv507f74llqqSGZQV7YAJ2JIm9txETGIUtmExo4Ft5g/WCeNvpiOdyroxZl/ESw3i9yPrex9sTnYmXxxDlrCiQ6m61W0zpIUAGCRJBPcOSLHeMRrAkhvUkuwUsCQqkBYIPszsftbfFdfPaydFT5h+JZ1EsfPPBMcm2LcnkU0Q1R9fa6aTCnm8CdY8k4Xso1GQm9hOyOmSHpgDtLNAkiZnTtcGD7RadzUyA/l6SQadu27Rvs1rHxYarzOPcxlFEtTqd2x7izb23JEzH0tvfAb9MqKAwcsyMCI/CGuTsCZv2+1t8KLBtwajNJjdMujVPWVzAkaiqqSYE6iqgyNvseL4YU9LUiYAeYCc6TGpiYJIAcKCYJMQDBIXZLMvoXUglmZgAPmmZ024PJHP5+5YMtZdDFP5ZHcBeD2KGLSeR2ye3kyMZSpNg9uPhHhgOIyzVMU1lZcXmmIINu1rg7fKQNwBacKOmEBV+YaVgMCRB0wWiTxHBF2GDepk1FDS2qIaO4MpAUBtROk2ERNp+3nTaMRrjQzFhK/LeQPa52Jmw+mAU1jNymYloBmMya5FJqirpe73CdwPcQomTuYB2mDgLP0msr6ldGKOGubXk87Hc8fTGh6llEiF+aVKqIgHkBhA2AN44PmUNdvUcsXJdiNSmxU21X2FwAIkRH20YXDVXETkBHMty+ap3UsackFmgiSAQCADf5jaCY23EE0mqKqBQCWsYO1rEGD27ze19uKaOWUXu0p3Wn09UwSSIBFhNr/WMECjpQBlNrahPm20cf8tinIB2gXUuOUfWaqGAoDQQAEIfuUypDEMy+TEbgYh1/qThkDKGqu6hrAkgQx9phlH+0YC/741GoHRmYgwdRJnbYjj78cjHUswc1nXb021mkopBGjRsSTtfRrsDuecPRNR1N4QC+00/R/it6FLO1qNGkAO06iupNTDTF+/SwkLeJm98bf4T+JKtfKAkUGanAbUWAAFgQGE9xiCBY2jx8ryPR0NZvXcU1VjqQg6lBEAiBAjULeRcY1fTlpaV1VWqglAQdWshQAoNytgNpsCBuDi/SqmwMPFiLHebetl6dDL1KmacqhgKQhKlmXTpWjBbUungAEGbXjC0fjNqAZM1QDghjoaFqlW2ctBhSI2Cx5JuXvRc5RDt6lRqtGnIJrDUFWV0Eb6SCP8A8mPNsT8b5dv4hmpmmaANOmioQupFUECxnSB26539yRh4KstiVlBU1EnV3etTqMAy09JqemghKak6Vm+0yPeMZSlmWAanJCsQSBsdMwSOYk/mcbTO5Eik9RfUh006HBgE6jUUNJDFBcC1mm0YxwTuP0wePa4oR91o/wDg5bQZQhdXH8wagygcwIOr3G++NSnUTlqIpOEV/TWEoAl2FpZ9gCBFibnm0YymSd85Vy9GoQlKgmnyAACWMCJZoj2t4Jxsa6olWm1TSC0CmyqZuLtrMgCN7yItGOd1deqrDxND6f3Oj0w5INcf3EwytfNsxrJXAImmoHaoAks3ab28STbGhqAehqIqBkMBQhNR1BMfzA0qW3NweJvinP8AWqaVkQVDUYQFB1gCW+YuW0tb2vBBM4A+KM7XSkvosQP8ywDsYggiBF9sYwWyMq0ADxyIR0YwTd+MbdZy5oUg5JJCEU6anXMgnWXNTUDY3+3jGLz2ab0F0FDThhBIJAmxKkfMdgwJnaZF2nw11GpXporZhVdKhIepoUqLDV6hLOxhrIEvFrkwr6v05suGT/EbupszKSytrOoLO1xGoWOojk462LplTmY3zF+Jkax7jjse5hCGINiDtj3G8RMb9Nq6VGo2I8kbNMH/AE24w1rU3qUyy1UIfuKloZbhYKixExxhflnRqVMBWBX5yBv3EiLHeY+wwwSitQC5GkwABBI5kjzYSP745+Q73GKOwiv4mnVTYuXZkkngQYAFoAEbXvM4CzbuVUugCkWItPv/AGtgr4iHcndq7d9U87e0bRhY9dioUk6RsMacQ9QQTzKxjWdHzjtlxSmxkAtssqA0CNyECzwARecZ7p/pX9WeIj9T9rfrh90qiCn8tgAGmTGqBq9hv+2Bzt6stVkc5kgKjFG+YQwvfUAZ4NyGP9se1ckWDL6nefnMShnYKRx77kzvhmmRp6TrZlc2WDM6bn2BAn7TiOTp02LIFgACCRBjyT7Qd7ATjH6Y17o30ZAsxJlMi9R2gdwUqQBINm992gRFjOLaFJGpuQwAp29QmzdpiAb6mtCg2GqxAODOoZABw1F4IjcnvgnTtcNbfAdVKlGsTAI+ZAVBUkzPbBHLWPH2xoXIr94sipfkqhZHmnq0QZkwJsCYYXgwCwIn6wXeRWmyu9SoGJdiaQDciwDASZIAFokeN8/SVyRTCGmQe7UTB33BF7QACTcHzg/L9NKtpRzpAkNMAGII1Wm19udt8LzFJFu4f0oMG9FQBV3URfsJMK34RIO3BI8YZUcwjMyOpBUaixBMzFz7Ss+d74W0qpSZC3GnaPlaJDci/gHb64lWio9IopSIVwwtN7k7AMREcnHPddTfvNuI0N+fCMKud9Sm/bTntCkagwudWkAaGkW3vqWwg4DpVNSOO1ipNhcARPMC8HcQYHjEqiKHDNTlVUyBtcbcxyYI9hj2nlkpKNPaWsWuCYHMSRvG324wFgLQHui1tjxI5XMX9MuxhgEPdeZMjYxYbHz7DCzOondUEs1tIAkDtvMb2INuR7YY1UVGOotIiZAYNIgGOBaJ4M7xeObQLSDUwqsWsd2jUDLGQBEDYH3M4ajBWsd4o3VeEDaiAe1p2U3vewBkbT9t/bHi5lkYo44JIvxvzAn+m2Kc3WLBxUViRK23DKYI5kRvxYYHqoUp6ge3YExbiCY3tuf64eEsbxLEw7L5KmwIdCWedMMezgjkSRBnxFsU5ChTXMOp76YFli5IkAM3AETyI073wb0KoaSO5AFwQT9DbY2vx7+MVfCvTvUoNVYfM5NxItb5bE3LbEffAM5UMSdth85rTFrChaveXZfLB2ZXcgrpMC7MrKPaSPw+32nDvM0fTICroUkkAgAfW2+A8o7tXzAC2ApJq2XtW3Bm52H5jfBX8BGo1D6pACkKCBFtwTExeZ4+xx5W3Fnw294H5vOn0uE4vZHx+MKy2aYU3Ahg6qszBWDJvadhMzEDbAXX/TqKtJgFtwIJibatysHYeJwflaq7QFIuh07W5EWnkR+WEzVoqgkK1yIJ7TY83M73jj2GFY2Yt7oXWKoFVz3inqNc6GUVKzk2HcWUlxBJM7wIvjMuvcbQI/XGs6nUVa9KnSVU7WDxOmbXC2MiYB5+2MyVOs2gKY+pHn8sd3pmJXecLIukxpTqlFpsKaskau4AqWbckfX9hinq/U6teoutlmzAXUWsAv8Aq32+0Y9zPaIsQAAJtwOBx7/XAlWiCNRb622Hvfa364iAFtRgF6GntJPSNtTeRvMQT4/P8sXUdGlQ7MQJIAvBkwdJgAbXmcCoh1QCIABnf6f7YJ6XkxWqAOTEWgaifC6QQYN9vsME2wsmAASaEJ6D0lKq1NT6dLkBSYnUe07z52BMhd5OGz52n6hSpT9QIDL1GdZYGxN2Lao+WLWHsG+QdaCGnSoENquNJLMJ31QZj6/S+AOpZoltbaiwI0BNR8yGWNIm3eN/bHP9O2Rztt23/ibgoRRtvPn3VnBr1CAACxMLt9vbHYj1In1X1ABtRkCIB+1sdjtrwJjJswjK1YA7wsbecPENVnY06sAUgSXMELvtsRzHgjFHT66HL6QiBtLd8XmbX4PE/wC+Lsp0hw01LFAYuG1MJsCs4x5GG97RqrXECcBqlIVHGmGWSotEmCOLnm/6YjSFIepTU3Y2aJWN4PIgiZF/fFXXQZQtpkgyFgRew0iwxZQqUqTI1N21EAN4Ei/HBjnjDP8ArYlAiRbpQaQqnUBEgyhgSbm87W4nDDp+TcZdDcL6hDAACYk/NuSCu1pgATGJ0epj1tBNOIku1xtJtO/gT5xcmsgdheTE9wBk8ccCMJfI9UZZUciXZympEhoYQVFybDUbQSDsf3wFnFYLrUAgTIi95UyJ8kbG1ubYNGXCaWYVAJE6QCe4kAi9yTAgf+qFoFg7FdSxAEOpDAmTH2PvfabBOMge6NK3CcifWQDUBU9Ke4AkxyIMyd/qfriD9XYaEaRp5ZbtuLi8GLT58Yj0xXpuBANQqsIBYqI8Gf8AVaLjFj0la8vBALaD8sA7jxt+gnAkLq34i7sec8ps7gkBWVrDSZI3swIuLbj+uJ9JzJptolgDJIKxHtqFtvPn7Yoy+WqoVuoQyHsZG8EDcCPB874hQp1NWlg67y0SIsARtPcDEe31xZUEEWKhBqAMZrSDG1wgFxAhgZsQJn2gGxnFZpk9vYqncEkHVsPqPc4jSyq6iCRTUAELqYSw37v1gxH1xSCmpnbugxYEgACDLH/6k8be2EgeEM7xrWJcKzSQWBOjwONMdw4IP6bYnkqn8wwgAUxaTZ5gkDbkedsDVKRVidRgkFhIkaSDvxvv9dtOKfW1JUZNaxpDvzuNu4SJAG5ieMK06hXaB+oKnaTzdf1ZBMIxJVrjcWUjiCog+8++Kut59xWo9gDGkQxqLGsmATG02F+SMe5moGgkNG7f6oN78TIFxxPOF3XCDVpqCSqoxUzYkkEwD458m+H4kBYD3/aJ13ZMozObhR3/AInBUi67EGYjfjft98QzFRmWGJKvBiZtMi/9MCZySHJEammBMbe9+Tvg2ghqikAJAK6gpIPA87mPONhAUAwCbjjPZylUy1WopYMqFdE2BaBqIEWlt78YJ+Hc4UoU0gABZvadRJttO+AetVKfoeisFp06uTDA3PvbzgzI9VXQqFo0hVEidh9Ptjnut4qANXNmLMEYG+0L6Rmw7V4sQ8AAkWCiJN/ewwZXiP8AE2iSDMX958eZwiy+cFM1rg6qmqQYYiAI2448XwFV6nqUqF0jwt4n/fa5/bCz05ZrHG32mluuCIANzNUvV6QUlyRwdyJvEHxhBT6gz6yGCAwCCLm5NhcyCB9P2HFVEVgQHZniLi15B8GYsPJ8DC6p1Ah+waQthJNpH9/1w/F0wF1MOfqnyVZ4jLIdWCZhatSKhVdIA0yCZE7RtbYi+EdSrDEwQCxIkAcz/wA/LHtJJqaoJk3j+2CKmRDAkjkfbfxv/Y43Kqob8pn9ISKM7M1jUJc7zihSTx+RIP6fQ4lXo6RZhYxFr+ftidGqq7yDvNpX7eP74sbcRcrp5aZJsre+21sa3onTadCCsFwp72LKRwQApsbgffe8jO021WOmODEfrbBlLMH02pmGsD2nSN4Ik8x+QxmzhnFXGo1GzNMmapKhIKM8bGTN40jgAn6e98IeodbzLlmbUEm01I2Pyld7i1/7YlRyyhxSWJKm1jABJBtMWjcf2Q5rrMTpUDcLJ1afccaj5/LCcGAarq/fHnKa/iJc+5ao5IgkkwJt7XvjsV1nJYkmSTcnnHY7Y2ERH/SslrRYcLqB1A7GGMA+xjnDelkFVXvqVe7tJXRJ2AIIPB8/c4RdNbsH/POGuUzsJDfKSSptOoXBM73AE8Xxzs2qzBGYg1FXxMztUD1AqlpOlTOkWsfHn74THDTrNQuVaDeffFXUcn6bKulthqnnzttjXiNKBCB1bwGmDII34xsMtmqdRFhio1AANBZoPdAFrySBPG4wgpZwUKrNSBZSsAHiQD+h/bBXSWaNUmQ5OkAztJ+gN8BnXUL8IanTNK9QnLOsaQT2sxKiVIIUKDYyszvb8g831EujHWVDNC7g0zwCbm0MCJJ2nnHv8QZpNWKslTUQp+VItrA2Jj23H1xHM06agxADkggHUskGQPyuZ4PnHPVQp3Hf/f2j7btJU/5oAVnFUwdVtQA1EiBbti4tNiRzi/ptI1kepQ/xmB3J7TJ1amIgqQDAj62wJTpw2sOzF4hlghSOGE76SVv4xPN5claSmv6c7dvaukEiHCg6hABAmZBg4JgDsD+d/hKHhCMtlS47qsNoBcG5UiL+wsDBHB95hRzCNVKy3KuxB00zBgyO6AZkfXxJF6DWNaszv3uFk6SLKOSBuu1vefMDP1ep6zMp1EudTAb+JIEAR498T0bFivlBLCrqabMgJV9NtJCKGYjTAIsCRtaRHkEb4XdNzyehWJUuKhcgDixkwb2B5mPvgJ6RaopVwGIiHUhSp5AI950/Xzhi8qTSQBFYatRuJvyAIJkWtza+FaAo0/1xLclzYkX6ygRHCqoshC2MMILEeQQPqCTziS1z6vaAAtiZgyOJvP8AsMXnOMTUoilTZPlkDtJvMHiZAC7yeJnEs2tJhTFT52ACSCIaIuAJJkAXv9cBsNq/fzgNj1b3FhqFCSysFkgXJN9zwN48Xk+MJ89nPVqK62BDQPHkb4a9YVD/AITLSYWdCG07iCsKTPt7+xlfW6YSwc1F7jYqrbm3gDfc+2N2FQRqivRsNoAzG6tMzcH2x2XzJWRxth5U+GPTKepUkOT/AIa3BAE3YjyPyOKqnw2povVRnlWgKwXyBuD/AMjGglaoyaDUU1K5Ik3g87m354vXMTAFvpxj1umOyqNJU8mDfaAP1/PBGV6IAoYNU1XkemY5i8+w/P64BmSt4GmA1cwTO874PyOeUIQ0CTMyfsCAJ/4dsVjpdS38onuJPEyf6CfzwYvw9UNO47p2JsR9Y9zzz9sAz46omVQgWZbU3c4An3sPsOf+ecVValrSNheP3Ht5840Od6AmgwG1EAgDgzBU77C+qftzhGemtqAkRIHz/cWjkbfbExurcShPKVEsbCFYFgIksJgXkdsg3tjs2HtedO4W0R4PGG3VsotOmopIAxKqGPc3zREn7cYATMMCEdfUO99Cx+dNjN+D/XDgL3jNBiuq1gRubH3wS2YBiUkAbiZ+k8jnE83m6YAY0jvw4B/SmMTyqpU+SjWBUXPqAgD3lVHjnjBFZWmQp1dSaWJAI+bj/SPt5+vnHumGFxtce/v97bYOfKMoUf4YcWDBSGE7gozfnHO+JZrpBc6wVAsWa7C0A20zFx3ER74VK0mKM7l2EMWh/UALT/mFjYSNvfAOeoFSAY28nfne4OHuY+H0diVrWJFoYmfyG+O6l0xXfU9VQSdgpEnY78nxhiuAB/ElzKNvjsXZ2jpqMvgkY7GgG94ccdLpMNGki4k6gDF28j/ThtTLaZeoxYbAEm3P0H5c+MVdBg00tMKRce5aB7kDFmYUio66QqyAQIkTfcGIsb/XGfkywJZQ6hUplAokRM1ACTqmIuDECY8zhhU6nWKFiVUMADpWI3Nrnugn7cbYp6OlzGmSNYUSBAgW/qL/AEjFFKszwNJLFmMEwLLG1t9/974kKJviIlXA3tEyfJ5x78N2qCpIE6l3gGNPsT+L9ME/EocadR7oI4tFx+k/ngDplzTYgMAxVpA/HYfrH0xHFoRINjG/U2y1R9NQ9wYmUZYvuBwZPtxJxXkRlwCDUYaGIQfMIMTZRE739sCGg65gpMagEJ2uZYC3nTjqGXJqVATAgmf/AKQG/cYzhQFqzxchNmG9PdKQDJqZamnVY/ON9JIC7zH5TfEKNSp68im7Ml1BAhQxPvBJtB3tHvhcMifTAk69YIE8en6g/eMNMvWoElwWTQoJv85IF4mxE2NsRwBZ5uWoszzOZFzS9UJBTVNM0gBpb3m4E28Xvi3p+bBpzQJpNr7gwJUkiIEeRE8ydtsQynUFFaulTV6OkkIdRBMrzM+Tvg/o2cp+gKRqKBq1KCSIDXKkx+EgiZj87pyFgu4vj5GOAB4MNz1VhRXR8zllhu0hSpmfusb7afpiX8GhFN2QEizBj2khTLeP/RPnFSegTrZVeIvImZidQvJMXP7YrFLWirreSSpJ7jsSDaZg2F9iQeIx9qG0bv8A/MYuAdrQJRVIMQATJ5kbEcEfXFPUygADrJMQ34lvcEmZEf02nAldIVFAmKpIYA/KCCFAO9iTH2vvgOkrqrgGEBDMVXcLpBIkTbTcjYwDi8eIE3cDvRlyXbSsmTCgcwQPIi5OJVFmBaNrm8/f7flis5QzySPysQP1b9jieZ/lA9gGk2mJkRO9zwBH++N6iuIJqo56xQ/k0GXfUwgCeB72PM/3wOaX/iuGMCAW5juHjElzq1vTp6ibzpBAItNx/f8A2wZkeiVAwMUgoM6GY3F7A3UL9Re84jnfT5SFSVsROlJQo0l6mr5f95iBvv8ATDChkWZQQDaBcESNo1bMd740q0X+UaE2GlQIH5Nb3txxgg5AsSCeL3Ftp42tt+uOe2DqG4H1idBrczNU+kMCbwDeJEH64t/7cIH81QfAkz52H1w6zvThqJDBREREyPEz/czycRbIKLioRbYwR/Q3/wCecL/SZzDOBB5xGMmPLGOFBkfnGM7mvhysarMqsqzqEgn87yZ87b8Y275FP/6EnfgfsP1njAuZyCmdLPJtIMySbEwtzjRiw5sZuD6JQdpk+uV0qKj09mYR76XI/cYX1acOIBOkx3biI38xhjm8rmFX0wjqiEqPkEqOb3BvPnAPpEkB5kSBxP18EGQRwQRjpA0JfezFvUKRLG0yP2xZle5rjwd7G548mf2wSEBt7G/7YqyVY9hA7lCkfpBv5wd+rKreGUqKh9UEld4N7e3jiOMW5pFBAGss09qgmbkgBbT5nyMX5KixZibeT4tcflH1nF2osd4ZAJ2GwAmbEGwiPGKBlEQWE9VQwY2BNoHkAjbUZFvp7jC/OOJgjnUsH3gQdp+9vGHPVsmpoioJvB5Myb4CfKwKZvEnjif8v5/li7lVMn10/wDk1v8A7t++PMd1xpzNYxHebeL47GhPZEE8zT/DzhqCqQYFyw+rWPMH28YLy2V1ZVmLBoYywMNIEadriCb2gCcUfDtMrl1JkK4J/wDtpeP6xixH106lhqDdtrKR+KB7C1zbi2M47+8y1kcnkmSSGqFkWSv1iZvuLbTaMHZLLMloKklgSYMkiRpI4/X+hXorNMCxqICV1z80EljvANvsD9DM+FMmmdRQKV2FlEyAYMi8+IHjEh1Md8XPaiRsST9TpSf1nk4o6RkgaNUGb/LETIlkNxtMT7YL+LG1rTfSVGsiPt9v8uLehpqFe+4B43JbT+YI/LA5WpLH5vAMqSotSlmKxaKitTZV0mSVVZvsLyL74pzrD+CSsm7Vaqn21hpH5aTizomQapRzO/yEn2hWaTzA/pi3LdP9TIrR2qHMrAPBcKFtckFWBthLMoNDsR8qlgSNNB/G0Evpamp/NDpPPGE9JoFRYgq0gxtpNwbXsNsaB3mvlKgtpp0hFwQGY04LERIM3H74EcrTcPU7xXf1NItYVzInnUARb+2LQ+PgPoT+0m096dkVzGZqCqT8muEm5EWtJj2+gwTkMrSpl3VmDozj02iVF4kbzpv/AOsJVaqlUtTY2JQNMEgSBfkaYvwI2gY6t040gwrEpVUakmCtQTBG3ze84t8dmtW220aGocTUvWRQ0aXUKS4BvpsrMfBGq8e/jEMy6imwEmqqnQ15mmuon2Y3X3t9sxSzuqbAfhM7sAIgwJ2t7xjeNm8ukFF9RjpfU4MM3paHUWAnaIF4sScZMuP0VckwtTPxBMnkG7VTU5UqDckXK6iIMTpqQDPtgzKZKG01G0kuG03MiVDL7XDze87HfFNHrrOW9QTaAosJCqpBkEzCAzwRgyg4VCQrCbekGYMJEkmT2gkyAZ5wC4yfb2ljGSLM6p0t6kLTcoe0lgAphRGxU+TcgfvgzK/C6awaihzaXPM7SQu4iJt9sCp1+J0roEjfSSDJYSSQ0z9djtgmln2f5VJYySAGOrYghQd7XM+dpONKggbCHpUQ9OnUkKxTp64EGFAueW0gzH7YIqqVPyhT519vMkGASI/5GFtTMyd3WozQFZSu+4DiFEXmfF9oxerkwJQk3YD0yVtcwjQQL2JJvcnbAHIQYwY1IhNHvLaSpj3J8SDBgfWf7etRH+ifAVj/AP6wBQzTl6aqtL0ysDS3dqAlY4axE2i9jG5NQBCHYlgilG0h2CHlSoUKBfaDczNsAepI7RnoB2loy1p7Z8ab/SdQHOKGaBci8gRe/wBm34+wxOjmA4JLNqMSoSNMkSZYgD5pE77wSb01a5Z2WnWUEAwNRYkkgX0gbb87m2KHVA8yHp4QJmCsEr4NvzsRyBfYzvgZ6osSCJX2n8ot+QxGpmWHbFxM9wtAt+HYkWvzxOKjV0pqapqMTIIABkfNuQINpO8Ab4emVf8AtEtjPadVUvAVGJPC82vO5/KMY34l006oUAglQTqEE7jb6CJvIAxrs6jJoqeoqr4MstSRbTqQBv7SDvHznqvUj/EVg8EhmiVFoJtva1v+Th6U5sROT1QBLqDDuOoCFNpHg8f0x3TFPeGjVHO9sD5fMyjQEuCLDiO42bxxhjlWH81t4ZVk/wCouP6YJxQMWsa5OmhGpp8gxa8f1x2XqLU1iwDi5PyrcbgGd4ED8xvgnpyRKiJB+sRt7j7eecU16PdRVrhTBK35JmYiff74WrQqhecIq5eFgFXBIRZgCJjibgxP7YEzmT0oHncCFi9mknT9z/y2GvT6ITXTpoYOktN4b28i0HkfewHVac6YEkkib2AYebDB3BInzjq9XVXqNtLE7RufHGOx3V6ASvUQbKxFwRt7G+OxrXgRM1fRgP4ejPOr7nV724jB2XzCotQquoMxGoiCsxcxEdwB5598KMkymhlVLAd7TPAOoAsfGqNzGL8n1RKTmlqOkWDGLyN/zgn6DGRQd/efvDmgqIjoFkAqAi6RMkERBH4ZIvGGmUSigKkkzqBG4MbGJErFweTtMRhJSzSA1NdRElVIggtLG1hewmPYicEpVRlnX3aQRpDMRBJO2zBo3jYnjFxggX/UHLg5WkwMxUKzMyO6L8gGY+uFXw/n1p1WLg6CrDSDp0siBwQRsTLG3jDL4kp1KlNCUYKCohjtIa0exYxMTNhxhEaw9ComiT6pqapjSAsbfSfb64jUy6TAO8Zt/IooZk5nKmlsZD6rTIiSrtthl1SkKWfoLrVVZldiCe1qKusxaJBTbxxhJnnr1FprVZQiFSoAFo7ZgEmw8n98VU/h41CBqJI1PCiZUAliJMbgb+RjJpFWzVzx9PlGDGx4ELrZxF/jKQYurELTKiRE1H+abRUdTzt+YNeq5FHsCqFUAzM9gUmY5ufbjbGjy3w0yrr0pUUiCpGlkgm5k7XBF+OMVVuntSsWLKs6dasR7aeBBP8AwxgB1CXS7n+qmlOkI5iLM9Jr1nZqZDkyTJUn3k2E78DDPpvwwyqKzEluC1wIvY7gm8EgAHYnBVPp0y7BAiC9TU2mDcDtWZuZm1zgvPsgpJpZocmCEb02MwwJIF/FjMfbAZOodqVftNAxJjN8wDO9JpyS6CoysS7gRZjCjtIuIO9rWwetR2psBTVXCkKHsKY2MLBIPMnaJHOI5Dp4q1DoqKk2hzG/AG5HsTg+hlKio8KqaTpNRJTUTsYA1A2mAfxbb4zPlHBO4j1Xfbv4RJ07p7EMvqU3A3VXvOq5gqJJ/wB/YYYHKkVgzBqiHUr/AM7T8wgqe2CQJGm54NsG0shqEGqajqO6S3yyB/l1NvpgGeIwXTyb0gED007iChm2u4M7Em8WkR74DJmuzDJ7RYKQNVj6sLFgxDQDGmbkE2gkn98WVKbKC6OGVbOFgadoLEGALxffTF9yfS+Fsk5JdyWBYsCZIIgGQLkbQDO5EXwNlc3QosVqAOpMg/KIFj2gze/bH+Xi+AGaz6tmu1RelmNHeD0MwnqqNVOoWIXS1MGmoPP4iwMi4J54g4a+sz6UevqcNBpbR57YM7zBi1vpTl2p6i3cjmNICAgyBBdyCTJXY3tyMdRqJqDs4YxHyPJvyIG0aZ1H3jBnI0PQvYVLsqVgoGDckRp7ZPETMGflvzib5SsaSOoSEZoIAlSLEmUJki95vMcYhmFpnSGbVUT2cP5Uq+okngckHnFdXNOR2qbMKZeo4QgA/wD8wgbnc3+XfbCUYk2PrtGMvFmEisWDPUchRNl7m52EAftYcDFVIuoDCtVVXHZEz76UiCTcfe0YHOTeoyRWhFYwH0qRpaTblW2H6gYJAkCoFbULGAIvffSIPFu07G2G6wo4EUUHYyjOVvUZEllqGRYH+YCebXaPqB74IXJV3B0UVICE9wgiJvETqubNckDkDF9Fq09qhIJh6fM8aZXuFu0NBIIIIjE6zUn1NXLyAWFokiRBFRTGqTBmJkQNOGjNYqh9YlkI4MV9S6TmKFqrsFKSunSYNvKhpv8Aij9JGS/+BGq7fzWmA2pwQsHnVBkTI3Gx8Y14zrMdSltbfKpUBCe4jUATpIiTBMwTMWMqWWcoKpqDadZCPpMTA5FyDMmJ4i5DqWxcUCYH6cORqMz1X4Io5ZVYs5qIw7mDKAwPGnYDck+LGJwI/RmpComllL6SSQQO0K0AEzMk/n4Ftg2adwabVNeomSV06UNwpaIYwQb7xN8KurlEWiqEP8xYkzN1J3ufpGw2AxWHqshbQxsmTLgQLYFRXlKpRmlQSYMgnukSI9iLwROLKtRWZSLgGYi4tNz7XvHjBWeIVO3ttI0gKSSLA8gWIj9N8D9NyJbdR3bMb6TPmw+/E+2OioMwHaHrXJ2HzH5gdiNhF7cTbe+IZsmNMSNMyLbkH7+PyxacnpB0hityTcmdlgEXi4HG0xIx71JQKetNZBBsRtENzzM+xjByp8v+JabLm64YQwqNI8Gfqf3x2PPiKP4qtG2sx+eOxuT2RM8I6bnEAAqaoA+ZSJ3sL3AvsDHMY1SZZnUaKVW4OkkIshRMwWuBbfzjFpTlAIgzI4kX+3/rDLKZippADVC02EnkRAE/32wt6liP8g8EaUeoZv3URIESILNJm364NHW3LuPRDsVjQ9QbCBdUQahOk+IB2jCEZ5k9OmaVLt1AMQVA1EWjgiBJ398M89VUv6pcq5AEIe4FJuQRcGSIMm2x4QXqPVYZ1nNVEhS6yRBFFCNMjsDVHJaD3RAG3timl02lUp6adTSAZIf6AFoB3HiDxtfC/ptdatZluDWqCQb6RJtsACAYj3wwbp01To7U1aQziAdO8GADBBkjxfGTqHN1dR2NaF+O0M/hkVQrw4MXZyAD5iADYbA8XxPpfQhqDhtHp3MHQQWsApEggxBEwSBh1R6HUNAqFotqIIsQSD8sSdEjf7D2wsJrIzBKQDd1j/MlVMHciWUsPcW8AY5YzawQjfWdIUvIlWqrRrMtNSUEFi7GwI1m/vEXMz9b0dQzNVncNqJPcYtpXTqULVA5EfhO5m8YcZGjSr0gAuZqBGEqKZprIIsxNtIsYXYXwT1DKvTpslFkLMQVCQpBWSR+LVHmB+8UMqhqI343+8LVe9xPUovTC061GqKjr5AEgEi1gzbCbmZODYWiAalGqgHAqKQS0xY3klLwf9sNcpUrFtFVnVgDfWsNHAiYtzESCPGFR6iteuitTq1TuqmAWtIMN2qIN3BO+F62c0RxuaJjA6je54+cpkLqQDSTAPzMJ1ABgZ1AmPmEg+QJt6VUSqHKkyurRrdlC2HYSdp5EQPG0NlyVSmJp0qTCCCoheZ3KwRHk/lgXPUqztqpZcKzqNZdg0kb6Lx4kfQxJOADBgQNvOx9pTZAOBFObqunZTIZi0kqzaJM2AIsTwQRidHK12RlL07FoLElGBBGkraZN5kxvExhbmsgzSohNJ0nSp4O0nkbHm35MxkPTpA1KTv4IKrqBJFyBcyCBJ1bgm+NxwEKCCLiV6pvYZfvDegZJ11AGmtUlTpJDK0ESZifMTM+BM4K6l0fLsarEUVrXN3fSNIAJChQJiCRG8bxOM+lClOqkXWpvIqqug+PkJMXvfa+04LzVR2u2ZZXIAlhTmQbEPpn/wDQ8kbRgB0uVnsGvHsf32gP1AJs/CMem9OmgxLLRZQU1aDLRMQx0hhsQSp+k7VB9KoA4V2P4CO8cCIBVfxbHnjHZ3M1alHRUJYN2+oKhBO87KELRvAH0xFshqorSUOG2lKjDXe+pdpHMb+2IuDKDbqOYz06MPaMvpV2RTrYC4gqQGIvaYgi0Xn23jAozqaJC/OYGtGA/cajAIsbXx1GgcuUQs1zCK1emCxsI9OSQYMdt7wYtBNKq6EGBtJLU/lkmzJr0mRBEgX9xhiK2Mmu8XkKnmXUOnOwYKtMrPco1MQfosg38H9jiDZ86tIXSylUkhyBJJkg9ovIDQPE4hmqa1BdioMnStMBTPlAANXAkAWuROKP+2KWU1Fq1gptNMRcGRocxINydR2H1F5Mbjn7SsboZ6KVMVWqBlQv8+wG8EalC3knmfc2wSKFRiKnrAzI/wAJjEiCWqNBEgC+q/afBwK3RnHqENJb8AOj5vl2diNvJ5GJ0xUpEjL1H7x/NXW9UsxAWDqi+mZB1RAxTWgp69+0shXb1LglYtTKUQxOqfnWUBVtv8x2vJ03E4JytIlH1pSqhWMDVcjaJBaAYubyL4MyLenSNNNMq0EsrqzEEAlbfLtEkaoM8nHufyihGOZq0qTm8RBFoiZO4mbHe0EEHEzl2K/n0mgFVG8Fq0UB9OnTcKIYKoUrZYa5gmdu6dxvjA5/rDMxNUaXDwQI3BPA2vO3OG+Y6y5qAUqjnSpuokxzEXi3/L4zVcq1XMM4IFyoHkkaR+s/bHT6TAQSWnN6nIGpVjCnnFYDXqYgWJuIE+8kXO2wn720864QojsqlpMaoB3382H1GF1CqtpYYIpkE+PAGx8ncmZ/r99xWpjO8INGojB1d4mEIqGfobhhLewuJwrz2dZNKVKtR2ksykkhSY8mCffDHLVFYlxbSALgS14iTve4nFOZcVGdFVXNgpHd9b8HwdrYJTvvAqZLOvNRjMyd/OOx5mx3t9TjsbhxAmx+F61JaSh11Ayzm0gCYEHdRvvyeRhtkenKnp1qasZVnAMAIxIiBsQASbmCQOLY74Z+GjVydBqdQq76tXEDWQBqNjMbe5wbT+ESqVGq5lfTMgDUQdM2iJnkCY+hxwM+fHrYat7qtz5TrYV2BYccQvpuTHos1QpUNQirSlmZ1KiFhRSM/KOBGCf4WmKlTUpUVXDMyN6hWNpiSpBFwbgzGxwu6dRyyFgyFkNrEu3NwTAF5+UAeQcaPKdLpBSadJqBUQrFQGWYBNgRcePf6nm5n0Enff4fv+01Kbo7fDeJKOSylPOpUJaqRq1MwF30yupYJaxuYmdO98FfEmYpPXVqsVQoC00U3OoyZBiINtMH6b4qzvQ3X+avru+phBIZngE6hILACN/yF8MEp1Kams0fxGmVMTqIIEFxe4kwDM+cCzqWV9Vmq5k/47Iq5LJ1oH/jyVgNpliJm3aRKx4sBEg4jm+uIzS9WrTamyBVAALlrMBT1ajYkamAAifqG9EZh1msyOsdtNJpifxGVMCCLvbicL2+EhqgsoixYAg3+SWkrH0H2i+IuLFdud/d+/ePoHnaNuuU6yywQssXEgskAkszAhiL7KLRudsdk62ZWm4WaRsdRp01QgKBd2M8HdTsPfBWcyynLoihaukASGIkjcahBBvG9rYXGtmadOGYsgXaoNRkz2kgEsL7k8DA4ntaoXfeWMJyCwdvGRytFXDoK4Y/i9MK7Ft5LspCg3JAIAABkYuqdT9JqeimW1LDKpSzCwYspsSLQrLbziZyVGrSFNmZDEuoEBrdwAgAgzO02PAw6rfD2WZUeAum+piQeLsQwnbmxxH6nGhGoHe+3+oGnTs0zFbOg1EAWvLNIioAGKxESeAx7G355w96fXqBy9doFlBNRdJBNhERbfb8W+PUzdLL06hpUlqkAAaSIPiZc3245++ExOezCr6b0AjECB/L0AfKJ1GbiNMG24jEF5hpqh4nv/Hxk9WrraNs7lqq1GNBxXqMPlIHaAQZDBlgiBBCnb2wEvWKQouauXqU9ICmoqGHltRYAroIMA2DYAzWSr0npzQRnHaXoNp0kkGZSCbTcE2OwJs/X1WdWTTSKrBplWXVa1wwOw/HMe98GxVFAY2PEbfaUSXFKN4rodZpvWprTpuY0qC5gDWwhgSQsgAjtBU7QCcOc9RTUA6I4LXYANAAgfKJUQAQvMRuQDTmqDLbXJ2EVmU0p5IB2mTx7AYV1Ph8lv5uYBIhlcA6hqswle8KRuCWvfziekx5CGsj57wQtecbZrJqpKU66+nUGuNIKmOAokGbfkcIko1kqHTWVWiQFQmQbGysZIEXG3OGuc6ulJGV2Q0yvz6GOojfUoiCRaL2BPgYrp5fI5lqlWnWDkabKGT022DCQCd7k6hYbQMFj9ktW3jVxuplFHvBaXTK7EBqtQS24ClvYgXJm4KLbaTwK85WStXDU1SrKwSkI7NcygMiY3UExv2g4K+JKNaipOn1lJ0lnrKrxYwF0rpYgbg3i0zatmd/SdgE7oKiVYkzpBKtENbkc3vGGplIUE1v+e+BpDmcckjIJoVaTmAutdVN9jtSaDIBiPcxiea64FTT/Eeo7GJpoVg+DoqXGwiNotGCs5SqkMWJNMAF6RVgoAMxqJBiTOonxtJgQ9Io0woP8szZxqaTc2Ag7WgAcX836QZPa33/ADneCqVvvCXrqgAzNUAOoI9VbT/lOreLTsNvbC80qJcGk9KnB2SFFiIHqEkEzEEX+mJVeiK380VA5I/m6SyGN1EkK0HxJ8TtiI6atOoGSqFdVUkLT1RtDS34RNyFm/3wKpW2vc9u0sEDcj6RrTBWm5zjrSGreopAcWi4JI54HnmMZmn6IqNXb0qwTSFYeoyDk9jd07/WPDW0Obz1aoNdXQ1PUJpgCfbSzMoBMwJA8YrpUBVEvl6dMP3f+QZaUkWspX5vmvva0YJNOEEn6QWDPMx1fqKVk9ahTamgUpqNPSItANwgEiwTUwi/GMiyAwXJk7ReZ2mPp+2Ppmf+HaWhe1VA39NWMAbztO8kn89wV9D4OoMSfXdSJDQAdxvETETcjz7414+twIu1/Kc/LhyXZmEp9NJYyNIVQzAjcbQObzv/AMNwqQQFU7SIFgPrHFvz32xreodApUgGo1GYsbOyAgQIBvGl7kTJBjg7R6VlxlSxQq+qNXqIrQBYQRPkjeDvGHjq1ZdX04iHXRuYpyzAjTWQlW+XQ3BBvqmPrPvztd0tqVOidFQKZm47iDIXUf2i1zacdnsimrUJXSQCkQp5EDa9x7YrTL0TLOBr+ZQVaDswk7QZIiwvscAdLryYS51VwDXvmJ6xU1V6pmZYmfOOx51Ug1qkRGoxG329se47SeyJkY2bn0H4b6yKeTogAs4PavqMogu07Rt4vvxfGsyXxYp1LoBKL2yCSNotaRxadvfHz7oLRRo/yzJ1XtpaCdzeAJ2I43w8yGdoEhndgUvCLOowLapC6YmfM7efOdV06szGu5naxMox+se0aLmK1TNmrRoSdMFmRkVgTw0e28eb3nBgfOMr6lWGESrEkKJJIYyxi/F4G8YT1OrhxUK5cenp1I0EexJEEWIJ45scEZTqK0gDUSrSKrMgLzG2zAWJiPE4yvjahSj3cn7wMWRQTvz8pbla1aofVao/bBWkpjcWBIBmR+Egn6YPy+WzNapqcaKTppUh21DyCU0wxO442jc4Upm6IYVaj0sxpMoNNRaiAzpWBOu8bi0/SI5zPgvrR6u0imRA2uCLELvLcecRsZPsivOuPdx8yIxXCjYn41vHHVMqclTDVNdSnJQBRMAr2kgkAXkTfjzjLnVVKUjqTXdmb1GYbjtJIBG42uRxjYp1ukqaWB2upM/W5a/64Gr9ay3qDUNFJQGDyCQQJIIBbtNhb6++BwNkVCStnx/qHlQ5Ni1DyifKfEdekppK/qgdotci40qADBm/MWHM4Mo0JRRWGYBCllirKqJudVm/y/NJ3xdWTLl2rZeovap+RgZESTEE6ot7Rg3O1qdLvRwKoCtdoLT4CiYMCwIW3vejlBIpaJ8u8BMDKLZr8IuyZpI/q+rUBQkEbFwQAbOePaYgGRIwb1SquYoxTSvWlyhFN1UqRctvoNrc28RhN1T4izQqaWam40/MQp+aRBMgiLwQAMXZH4vVX1110sQNJU8qNOzcbyEgXPnBZML7ZF3Pb82isnV40bQ80Of6PppsadP1H06QghQRYQQYBAib3xlKTNTbSVCOphxIJG8SdRiLNaDNp3l70f4vaovpl0k7VDP8zjtULB3iDBkrEnCPreS0V4SlNtexv/mJ1AqLki4iI23wvpkdCUycxfUOzqMmJvz4Rr0XpFXNeo5rmmWO8hnFh+CQoFt/YeMSr/C2ZSm3p16R0tOoEhidvoL2g+LG+E4zdeo+pRoYWLMvpsNoTUAJFoH18Ya9QdnyyUmolqhYHU9bWoGruYsXLSIgwv4jAvi3TKuQAEUSNqG3zqPxlio5kl6fSos9N6HcVlqlNtepj3EFZLjaAJ4MxInk6WlbLsdNSkxZtGqDaR+AmI3WRB/LAud6e2gmggUnt7HK64NpDSJ3INrW5GJdP+JMyA1P+GaoydpRRF4ncC5In5RBmRhjJkPr4+e9mbA+nZrldToFJgz1LsT3LSkD/wDIgSDI534nHUuhUmIWk1ZGp9wRSBBmZKkSSY/F7e2BKfWqzOxVSxWGFNXso1XkwDYDc7RfwGPQa3r1qv8AGZaqmqIanIIkAAagZb6i35Y068iAg1+eUjIlXZlaZSmG9bMsVYkgFyEJY3gBUKkgAEC0RzGDum9QIphdTVe+xZAFb/LJEEwRwL22m2npei+WWi1NqoCwKdXQzjSCATf5gIFjIn74z3TepXKjLJCr2UpBZFEjYKYiZIJF28jGAv6QVXfy28K7ykNg2D85Z8Q5it/D9lE1XQkt2lVXnY1AZjt7dW/POWGfY0kzBak1d3YG6j0xpsWBsRIkgQOIkYe5343OXC0jRem+k6QylYAtdYMXEA3Bg74Hq5EsDUcEOboaSwSb6p+SRa8eYxo6Yuv/ALVrwPjAN76SIN/2PMrTda1Y1C3cwGlg3iHMDVO49wb8QzGerKtOkjI0k/6nJgTThZkDngX8A4tzCu4lncKwsHJ0f5ZLAypJEwTEbgchdNqV8q9RsrSeoSe0rBQgj/K5BBJmw9sOXGXsmiew4hPlpQI6r9SIpCqaaadQ9TbWSbEDaYJJ7R+HbwJn6NJsuymr/Lcqw1EtqIlgEmGO8Hew5uRDqecz2ZZKbEKKigkvQ0wZJCzD2BEAzuTYcyR8waTLWy2XzBpvIgj1EJAAYpqhljYgcHEw49PNX4A9u3hEHK1V4/KW5Xq2u9OsAqKJY0ADMyAar1l4A/GARFycKs7nKdSsDlqy863eQQL8mUbf/O0kneQA9yPwRTp6zmUmVJQhgigAGQz3gzzBG30xV0/pRr5Y+lSTtYGm61Z1QSG/mLAItOkbceMMvEh2H55+MysrON4F0UUqc6qiaSph6ilUnyhftNrCSBcmbDEc7mskhYZYPVbSBZtKXkGIHduNgBA3tdkOkPRTWhq0qzKqlzpaCWn/AAw5J3MEzbzhdU6IBqf+KpuWaSagXQZMNKhgymfCkyCIGKCoxJv6/wAQcmMhQFAlOW6iqLcomqV0kDfaYIJkA2I997jFfpUwj0lKNVuJBhdoFkMQPpP9D/h/4ao1WLIyVqiqRpCKyrq1wSGNog7yed7YX51KuWrqq5dEaFUKv8wE3uQrWY8SBYW97GPV7F/HaRNCj/k3nzLqoivUH+s/vjsEfEur+Lr6hDeo0jeDNxcD9sdj0KeyJzyKMadI6+tNAGI7VIiPmkkxtA3F77Yu/wC90ajHWFQSSIJi8XMDxx+2PcdhJ6dCSe8suWGk8Q3pvUaBZdWaFMBCJKOdJiFFokxub7CJxTT69SiajeqTc+ozNt5BEaufy+uOx2A/RpfJl430cCWr8VZcyDTF7CDpO4uxiBtEiTBODMr8cZRZ/klW06dTQ53H4jsIvtNtxvjsdgT0OI7b/OPPUtzQ+U96p8S5etUp1Gqq12+ZGDISNwghdMxF/tbAi9cpU7LmKTKbwKbi4GxaOZ2iPyv7jsWvRIo0gmvh/EM9Y/lKavxDl2BDbwIIJgEHdhokjkQRfcYrr9fQd61ZcWkEyY2Mld/a2Ox2L/SIJmfIznWTuPCXZvrOUcgvUeqSCDrWyibANEk83Fh+WGeQ+MMrQj0oWfnaJa20CAPJiR9TjsdgX6NGFEmpoXqmWyAIX0v/AKm0Fc6/UAIMvCXi4U0wIje8zcSce1f+oys7hqqVKUyp76bX37QDySNxbHmOws/43Ae0n6zJdzzrPx5QqZdMtTqKKSxZkJgC9iL7zjP53rFJ6VNRXUemSQAjKZZiWItfdeQSF+2Ox2HJ0eNePfAfqGNwjp/xuyroqZlnAjSdCkiGndgSbSLnaMXU/jRFqd1T1aW4VhBkzv2QIN4FoNjvjsdiz0mM/GQdTkG1wzLfHORLaGo+ihM6qZaJt+AMoG07HfB1H4+yyMFpVNKRbUWIHgEmT4EcfbHY7GZ/8Zhbm/n/ADHY+uyIO0Az3xBQOa9Va1EqYtrqrpbljppc+xvGOH/UI9xapSsTGlIaBBgPJaWjczb6xjsdhi9BiAAlHrMjHeH9J+M8lRpEh1VyZYgO1Rt76mXe+/1sBAx63/UKlWua1NHEEtVDENEggaaZ3B2YCftjzHYX/wCNxaiSTvL/AFr1wJCj8UZdSW/jUMCEAFQwONQ0gMVB2kCfa2Bs/wDGFEEgZlSCDBpJUhTxaoTH1G0HHY7Fr/jsam7P0/iEeuyHkCA//L10KVrJ6moklg4C+LaWtB4/bDrJ9b6eq+nXzNOtTKRoSlUQAzqDGoT6jMDMbASbXx2Owz9BjHskj5fxFN1btzFXUuo5EQctmHAIMp6jr3SYZppsYg2APAuMD5D/AKgOIRsxWFNYhRUI7U/ASF1HVsTIMAXx2Ow0dMoFExJzEm5d1H/qRrZDS0oVOo6tRk8EEdwIE8mSZwqr/F5q1CWqaQJKkcTwBG36/nbsdil6TEnAgtkZ+ZDKdUoEHXVMmLsCYvJuNx/yOME9Q6lRRIy+ZnVZxoCRfcQt5v8Ab7jHY7BegHNyg3lMh1JgarkNqE2MRP2x2Ox2HjYQTzP/2Q==" style="cursor: move;" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">source : fisip.uns.ac.id</td></tr>
</tbody></table>
Segala puji hanya milik Allah, kami memujinya memohon pertolongan dan ampunan-Nya, berlindung kepada-Nya dari kejahatan dari-diri kami dan kejelekan-kejelekan perbuatan kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, tiada seorangpun yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan maka tiada seorangpun yang dapat memberinya petunjuk kepadanya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak untuk disembah, kecuali Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwasannya, Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, Amma ba’du.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sebagaimana telah disebutkan dalam pertanyaan, merupakan suatu yang sangat jelas dalam pandangan kita. Pada zaman ini, banyak para da’i yang menisbatkan dirinya kepada ‘dakwah Salafiyah’ telah berjatuhan dalam barisan ini. Telah terang dan jelas pula aib yang ada pada kebanyakan mereka. Juga menjelaskan kepada kita, bahwa penisbatan mereka kepada dakwah ini yang pernah mereka lakukan mengandung dakhan (kekeruhan).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tidak diragukan lagi, bahwa kejadian ini sangat membekas dalam diri dan sangat menyedihkan mereka yang ikhlas dalam dakwah ini, yang mencintai merebaknya kebaikan dan benci kepada kebatilan yang terus menerus menampakkan dirinya. Karena seorang yang berpegang teguh dengan sunnah, ia mencintai sunnah dan pengikutnya, serta menolongnya dan membela pengikutnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Bukankah cinta yang hakiki adalah cinta karena Allah, dan murka yang hakiki adalah murka karena Allah. Bahkan tali keimanan yang paling kokoh adalah cinta karena Allah, dan benci karenaNya. Sebagaimana telah digambarkan oleh Rasulullah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Apa yang kita saksikan pada zaman ini, banyaknya para da’i yang menisbatkan diri mereka pada dakwah Salafiyah telah terpengaruh pada manhaj-manhaj asing dan aneh. Lalu meninggalkan manhaj serta dakwah Salaf yang lurus dan penuh berkah ini. Pada hakikatnya pengaruh yang ada pada diri mereka itu merupakan sari dari hawa nafsu yang selalu menyuruh kepada kejelekan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ada dua hal pada seseorang, ia menyalahkan atau disalahkan. Jika disalahkan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
tentunya kita mengajak orang yang menyalahkannya untuk (memberikan kesempatan agar ia) bertobat, serta memaafkannya agar ia meninggalkan kesalahannya yang telah lalu, dan segera kembali ke jalan Allah. Hendaknya juga ia mengetahui pula, bahwa segala urusan adalah sebagaimana yang difirmankan Allah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
"Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tidaklah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun, pasti kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah kami sebagai pembuat perhitungan". (Al-Anbiya’:47).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dengan demikian jelaslah, bahwa pada hari kiamat urusannya besar dan tidak remeh. Manusia, pada hari itu akan dihisab karena segala yang pernah dilakukannya. Yang paling besar pada perhitungan tersebut ialah antara dua orang, yang menzhalimi dan dizhalimi, yang menganiaya dan dianiaya. Allah berfirman :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
"Dan (ingatlah) hari (ketika) orang yang dzalim itu menggigit dua tangannya, seraya berkata: “aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan (yang lurus) bersama Rasul". (Al-Furqan:27)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kezhaliman yang paling besar adalah kesyirikan, menyekutukan Allah. Termasuk kezhaliman, yaitu seseorang yang menzhalimi saudaranya. Rasulullah telah mengabarkan, bahwa padea hari kiamat kelak akan diqishash atas seekor kambing yang bertanduk oleh seekor kambing yang tidak bertanduk.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Subhanallah, Maha Suci Allah. Kalau saja pada binatang ternak dituntut qishash (tindakan pembalasan), yaitu seekor kambing yang menanduk kambing lainnya tanpa hak, akan dibalas. Maka bagaimana halnya dengan manusia?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Allah telah menganugerahi manusia akal pikiran. Menurunkan kitab dan menjelaskan kepada mereka syariatNya. Firman Allah:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
"Dan kami telah menunjukannya dua jalan" (Al-Balad : 10)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Yakni, memperkenalkan kebaikan dan kejelekan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dan Allah berfirman:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
"Dan kami uji mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk agar mereka kembali (kepada kebenaran)". (Al-A’raf : 168)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Nash-nash Al-Qur’an dan Al-Hadist dalam masalah ini banyak sekali. Kezhaliman adalah sebuah padang rumput yang menumbuhkan kejelakan. Rasulullah bersabda:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
"Takutlah kamu kepada kezhaliman, karena kezhaliman adalah kegelapan pada hari kiamat". (HR. Bukhari dan Muslim).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Adapun orang yang berbuat salah, hendaknya ia bertaubat dan meninggalkan kesalahannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Yang perlu dicermati pada saat ini, bahwa banyak da’i yang menisbatkan kepada diri mereka dalam kepemimpinan dakwah ini telah berjatuhan. Adapun jatuhnya mereka tidak ditindak-lanjuti dengan sebuah kebangkitan. Penyebabnya, karena gengsi dan keengganan untuk bertaubat dan kembali kepada kebenaran.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Saya sebutkan kepada kalian sesuatu yang saya anggap sangat penting. Bahwasanya generasi Salaf pengemban dakwah yang diberkahi ini telah banyak<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
yang pergi di panggil Allah, dan kita selalu berprasangka baik baik kepada mereka. Bahwa mereka berada di atas kemurnian dan kejernihan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Insya Allah sangat gamblang dan setiap orang bias mengetahui, bahwa keberkahan dakwan mereka tampak jelas. Mereka telah pergi meninggalkan dunia, sedangkan dakwah Salafiyah dalam keadaan menang, tampak dengan jelas dan ditolong oleh Allah. Walhamdulillah, kemudian barulah nampak kemunafikan orang yang jauh dan asing dari dakwah ini. Dia berbasa-basi kepada pengikut dakwah ini dan berpura-pura, bahwa ia seolah-olah merupakan bagian dari dakwah ini. Itulah yang kalian dengar dengan istilah Quthubiyyah Salafiyah (Salafiyah versi pemikiran Sayyid Quthb), Sururiyah Salafiyah (Salafiyah versi Muhammad Surur Naif Zainal abidin) dan Bannaiyah Salafiyah (Salafiyah versi Hasan Al Banna). Sungguh hal yang aneh tapi nyata. Ketika Allah menampakkan dakwah Salafiyah, mereka tidak memiliki keleluasaan kecuali dengan berbasa-basi dan menggabungkan diri kepadanya. Padahal dakwah Salafiyah berkata kepada mereka, “biarkanlah aku!”….. “tinggalkanlah aku!”.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Inilah realita yang kita saksikan pada zaman sekarang. Terungkap realita ini, tentunya karena karunia Allah, kemudian karena kesungguhan mereka –para ulama dakwah- yang diberkahi ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Saya yakin, bahwa pijakan seseorang akan tertancap dengan kokoh dalam dakwah ini, teguh dan kuat karena beberapa sebab:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pertama. Ikhlas dalam mengemban dakwah Salafiyah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kedua. Tidak mengajak manusia kepada dirinya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dan tidak terlintas dalam benaknya, bahwa suatu saat, ia akan menunggangi dakwah ini. Atau dakwah ini akan menanggungnya. Bahkan semestinya dialah yang menanggung beban dakwah ini dan menyampaikannya (hingga tercapai tujuan).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Namun, bagi mereka yang menghendaki agar dakwah salafiyah inilah yang berkhidmat dan menanggung mereka, lalu dicatat dan mereka ditampakkan sebagai tokoh dalam dakwah ini, hanya karena menisbatkan diri kepadanya, maka -saya katakan dengan berterus terang- bahwa, semua itu mengakibatkan mereka dipermalukan oleh Allah Azza wa Jalla. Hal ini tampak jelas .....<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dakwah Salafiyah merupakan sebuah dakwah yang paling jelas, terang benderang dan paling kokoh. Sedangkan dakwah-dakwah yang selainnya memiliki perbedaan yang sangat jelas dalam manhaj-manhajnya. Meskipun bernisbat dalam satu manhaj, namun dalam waktu sangat cepat, nampak dengan jelas perbedaan mereka. Sebagian melaknat sebagian yang lain, dan akan tiba saatnya sebagian akan dihapus oleh sebagian yang lain.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pada masa era tertentu, mereka menggunakan sebuah metode (cara), kemudian pada era berikutnya menggunakan metode yang lain. Setiap hari mereka melepaskan diri dari “prinsip-prinsip dasar” yang dahulunya menjadi pijakan mereka, serta berwala’ dan memusuhi karenanya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Adapun dakwah Salafiyah, semenjak Allah menciptakan para pengembannya, dia tetap teguh, kokoh dan istiqomah (berada dalam jalur kebenaran). Maka, segala puji hanya milik Allah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Yang dijadikan ibroh adalah keteguhan dakwah ini dan prinsip-prinsipnya, serta para syeikhnya (sesepuh) yang terus-menerus meletakkan pokok-pokok dan dasar-dasar baginya serta mentajdid agama ini dengannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dengan demikian, berdasarkan pengalaman kami bahwa penyebab besar jatuhnya mereka dari dakwah ini dan tersingkapnya aib-aib mereka, karena ketidak-ikhlasan mereka dalam mengembannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Anda akan mendengar salah seorang diantara mereka berkata, “Bagaimana mungkin sebagian orang bertanya kepada ulama di negeri seberang, sementara saya seorang syeikh Salafiyah di tengah-tengah mereka?!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Apakah mungkin orang seperti ini dikatakan mukhlis dalam berdakwah?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Yang lebih aneh lagi, perkataan mungkar dan dusta ini diucapkannya pada siang hari bolong. Hal ini menunjukkan, bahwa neraca-neraca (timbangan-timbangan) itu sudah terbalik atas si miskin ini. Jika tidak demikian, tentu tidak akan diucapkannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jika bukan karena mabuk kekuasaan atau ingin menguasai dan memimpin, tentunya tidak akan diucapkannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Subhanallah, keinginan untuk memimpin bisa membuat seseorang menjadi mabuk, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ibnul Qayyim, “keinginan untuk menjadi pemimpin lebih memabukkan daripada mabuk yang diakibatkan oleh gelas-gelas arak.” (Al-Fawaid). Keinginan untuk memimpin adalah musibah besar. Seseorang hendaknya mengetahui tentang hal-hal ‘yang tersembunyi’ dalam dirinya. Jika berupa penyakit, hendaknya segera diatasi. Jika tidak demikian, jiwa itu akan ditimpa sesuatu yang bisa mematikannya dan berbicara sesuatu yang justeru akan membunuhnya. Sementara tidak diketahuinya, bahwa dia sedang membinasakan dirinya sendiri golongan-golongan seperti ini dapat dilihat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Segolongan yang lain dapat dilihat dari sisi mutaba’ah (mengikuti sunnah Rasulullah). Bisa jadi memiliki keikhlasan, namun cenderung menganggap ringan dan enteng mengikuti Rasulullah. Padahal sebagimana kalian ketahui, bahwasanya Allah akan memberikan balasan berdasarkan dua pokok yang mulia ini. Yaitu, keikhlasan dan mutaba’ah. Namun, masalah keikhlasan lebih besar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Oleh sebab itu kami katakanan, “barangsiapa yang dizhalimi oleh orang-orang yang menyampaikan kritikan kepadanya, hendaknya ia mengharap pahala dari Allah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Hendaknya menyadari, bahwa ia bukanlah orang pertama yang disakiti dan ditimpakan hal-hal yang sama sebagaimana yang telah kalian ketahui. Maka, tidaklah mengherankan. Jika hal-hal yang sama menimpa atas orang-orang selain mereka, dan itu lebih patut terjadi jalan itu satu, jihad pun satu. Allah berfirman.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
”Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”. (Al-Ankabut : 69).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Maka orang-orang yang disakiti, hendaknya bersabar. Dan mereka yang menyakiti saudara-saudaranya, hendaknya mengingat firman Allah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
”Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata” (Al-Ahzab : 58).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Seorang yang manusia yang takut dan khawatir (terhadap adzab Allah-pent), adalah orang yang membaca Al-Qur’an dengan hati yang hidup. Tentunya akan benar- benar takut terhadap nash-nash seperti ini. Adapun seorang yang cahaya takwanya kepada Allah redup, maka cahaya yang ada pada wajahnya akan sirna. Dia hanya mondar-mandir di sekitar urusannya dengan sekehendaknya. Hanya Allah tempat memohon pertolongan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Adapun orang-orang yang bersalah dan mendzalimi dakwah Salafiyah ini, serta menisbatkan diri mereka kepdanya hanya untuk sebuah kezhaliman dan penipuan, mereka pasti akan dipermalukan dengan terbongkarnya kedok penipuan mereka.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sementara kelompok ahlul haq harus bersungguh-sungguh melawan mereka. Menjelaskan (kepada ummat) penyimpangan-penyimpangan mereka, demi menjaga dan memelihara agama ini. Hal ini disebabkan kehormatan mereka tidak lebih utama untuk dijaga dan dipelihara dibandingkan dengan kehormatan agama ini. Jika tidak demikian, pasti Allah jualah yang akan mempermalukan merka.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
[Sumber : Majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun VI/1423H/2002M, Diterjemahkan oleh Tim Penerjemah Ma'had Al-Irsyad Surabaya]<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
________<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Footnote :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
[1].Dikeluarkan oleh Majelis “Al-Huda” Al-Jazair. Disadur dari kaset Al-<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Mutasaqithuun Fi Thariqid Dakwah (Mereka Yang Berjatuhan Dari Dakwah Salafiyah). Rangkuman pertemuan yang membicarakan mengenai manhaj, bersama ulama-ulama dakwah Salafiyah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
[2]. Diterjemahkan oleh: Tim Penerjemah Ma’had Al Irsyad Surabaya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sumber : <a href="http://almanhaj.or.id/index.php?action=mo%20re&article_id=811&bagian=0">almnahaj.or.id</a></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<br />
<div class="fb-like" data-href="http://jejakjejakcinta.blogspot.com/2011/10/mereka-yang-berjatuhan-dari-dakwah.html" data-send="true" data-show-faces="true" data-width="450">
</div>
Omah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4988614099260665567.post-18072952674644981612011-10-27T16:33:00.000-07:002011-10-27T16:33:22.047-07:00Kapankah dakwah Salafiyah dimulai ?<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-m2r5bzH5Y_I/TqnpHERpm-I/AAAAAAAAAMI/pehA0RDmPWU/s1600/Calligraphy-Tahlil_1024-690x517.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="238" src="http://4.bp.blogspot.com/-m2r5bzH5Y_I/TqnpHERpm-I/AAAAAAAAAMI/pehA0RDmPWU/s320/Calligraphy-Tahlil_1024-690x517.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">source : alhabib.com</td></tr>
</tbody></table><br />
<div style="text-align: justify;">Pertanyaan :</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kapankah Da'wah Salafiyyah itu dimulai? Apakah da'wah Salafiyyah itu dimulai, menurut perkataan orang-orang, baru dimulai 200 tahun yang lalu?<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jawaban :<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Alhamdulillahiir Rabbil 'Alamiin, Akhir yang baik (atau Surga) adalah untuk orang-orang yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhaq untuk disembah selain Allah, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan bagi beliau dan keluarganya, serta bagi para shahabatnya. Amma ba'du,<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pertama, aku (Syaikh 'Ubaid Al Jabiri) akan menjelaskan tentang pengertian dari Salafiyyah secara bahasa dan secara syar'iy. Secara bahasa, Salafiyyah berhubungan dengan orang-orang yang mendahului kita. Maka, Salif (kata tunggal) berarti pendhulu. Dan pengertian dari Salafa berarti hal-hal yang telah berlalu, jaman yang silam, atau dahulu. Dan secara syar'iy, pengertian Salafiyyah adalah semua orang yang mendahului kita setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dari kalangan shahabat dan yang mengikuti mereka dalam hal al haq dan keshalihan, yang mengikuti Al Qur'an dan As Sunnah yang shahihah. Maka mereka disebut Salafi.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Berdasarkan hal tersebut, Da'wah Salafiyyah adalah da'wah yang sesuai dengan apa yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya berada diatasnya, mulai dari menyembah Allah dengan penuh keikhlasan dan beramal berdasarkan Al Qur'an dan As Sunnah dalam beribadah. Inilah Salafiyyah.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kemudian, untuk menjawab pertanyaan ini, yaitu tentang kapan da'wah Salafiyyah itu dimulai, maka ada dua penjelasan.Pertama, Da'wah Salafiyyah adalah da'wah Islam yang murni dalam menyeru kepada Tauhid, dan keikhlasan dalam beribadah. Da'wah Salafiyyah adalah da'wah kepada Iman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, Iman kepada Malaikat-Nya, Iman kepada kitab-kitab-Nya, Iman kepada Rasul-Nya dan Iman kepada hari Akhir, serta Iman kepada Qadar.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dengan demikian, Da'wah Salafiyyah adalah da'wahnya seluruh Nabi, mulai dari Nabi Nuh sebagai Rasul pertama sampai dengan Nabi Muhammad yang merupakan Nabi dan Rasul terakhir yang diutus kepada umat manusia, semoga damai dan rahmat Allah selalu tercurah bagi mereka semua. Maka sejarah dari Da'wah Salafiyyah dimulai sejak dari Nabi pertama. Hal ini bahkan ada yang mengatakan bahwa dimulainya Da'wah Salafiyyah ini dimulai dari Nabi Adam 'alaihis Salam, sebab da'wah ini adalah da'wah yang murni. Dan Da'wah Salafiyyah adalah da'wah dalam rangka memahami Al Qur'an dan As Sunnah, sebagaimana Allah dan Rasul-Nya telah memerintahkan umat ini untuk melakukan hal tersebut. Da'wah ini dilakukan atas perintah dari Allah dan Rasul-nya kepada kita guna mendapatkan pahala yang akan diberikan oleh Allah. Dan da'wah ini menjauhkan kita dari apa-apa yang telah Allah dan Rasul-Nya larang untuk dilakukan, karena takutnya pada siksa dari Allah. Jadi, sejarah dimulainya Da'wah Salafiyyah ini adalah tidak hanya terjadi sejak satu abad, dua abad atau lima abad yang lalu. Sedangkan da'wah yang dimulai pada periode waktu tertentu adalah da'wah yang dilakukan oleh berbagai kelompok-kelompok sesat, seperti Ikhwanul Muslimin, Jama'ah Tabligh, Hizbut Tahrir, Sururiyyah/Qutubiyyah dan selainnya dari berbagai macam kelompok da'wah yang baru bermunculan. Itulah hal pertama yang ingin saya jelaskan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Untuk yang kedua, Da'wah Salafiyyah tidaklah ditemukan atau didirikan oleh orang-orang tertentu. Dan mungkin inilah alasan yang menjadikan orang-orang bertanya kapan Da'wah Salafiyyah ini dimulai. Maka saya tegaskan sekali lagi bahwa Da'wah Salafiyyah tidaklah ditemukan atau didirikan oleh orang tertentu. Malah para Nabi dan Rasul 'alayhimus salam diutus dengan da'wah ini (Da'wah Salaf) oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Demikianlah, kemudian dasar dari Da'wah Salafiyyah yaitu Al Qur'an dan As Sunnah serta ijma'. Da'wah Salafiyyah ini tidaklah berdasarkan pada ide-ide, konsep-konsep, ataupun pendapat-pendapat. Maka Imam dari Da'wah Salafiyyah ini adalah para Nabi 'alayhimussalam sedangkan mereka adalah imamnya para makhluq di dunia. Dan kemudian sepeninggal mereka, yang menjadi Imam adalah para shahabatnya. Kemudian yang memimpin sepeninggal mereka adalah para 'Ulama, seperti yang telah disabdakan oleh Rasulullah dalam haditsnya,<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">"Imam dari Bani Israil adalah para Nabi dan setiap nabi telah mati dibunuh, maka nabi yang lain datang setelahnya, dan tidak ada nabi lagi setelahku" (HR. Muslim)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Maka Allah memberikan kepimpinan umat ini kepada para 'ulama.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Para 'ulama adalah mereka yang telah dijelaskan dan dikenal mempunyai ilmu dan mereka menjelaskan permasalahan dien berdasarkan Al Qur'an dan As Sunnah. Dan mereka menjelaskan dan memecahkan berbagai permasalahan dan kesulitan-kesulitan yang mereka temui dalam memahami Al Qur'an dan As Sunnah dengan merujuk pada sirahnya Salafus Shalih dari kalangan Shahabat dan dari Ulama dari kalangan Tabi'in dan Tabi'it tabi'in. Dan mereka adalah sebaik-baik generasi dari umat ini, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">"Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian setelahnya, kemudian setelahnya" (HR. Bukhari no.2652 dan Muslim no.2533)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Oleh karena itu, tidaklah benar bila mengatakan bahwa Salafiyyah adalah sebuah ide, atau sebuah pemikiran atau sebuah konsep yang datang dari seseorang, sebab Da'wah Salafiyyah tidaklah ditemukan atau didirikan oleh seseorang, tapi da'wah ini da'wah yang datang dari para Nabi dan Rasul, kemudian dilanjutkan oleh para shahabatnya, dan orang-orang setelah mereka yang berda'wah kepada dienullah berdasarkan ilmu. Mereka itulah Salafiyyah.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">* Diterjemahkan dan diringkas dari artikel berbahasa Inggris, berjudul Questions and answers concerning Ad Da'watus Salafiyyah, yang dipublikasikan oleh http://www.troid.org<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dipublikasiakn kembali oleh : http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=70</div>Omah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4988614099260665567.post-76033661606902664282011-10-24T02:17:00.001-07:002011-10-29T19:22:58.231-07:00Bisa Jadi Engkau Tiada Akan Mendapati Hari Esok.........Disalin dari catatan <a hre="http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150631847390175" href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4988614099260665567">Abah Abu Muhammad Herman</a> berjudul "MUNGKIN HARI ESOK AKAN HADIR NAMUN ENGKAU TELAH TIADA"<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><a href="data:image/jpg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBhQQEBQUEBAQFRQUFhAUFxASFBAPEBQQFBUVFRQQFBQXGyYeFxkjGRUUHy8gIycpLCwsFR4xNTAqNSYrLikBCQoKDgwOGg8PGiwcHRwsKSwpLCkpKSwpLCksLCksLCksKSwsLCkpLCksKSwpLCkpLCksLCwsLCwpKSwsLCwpKf/AABEIAKwBJQMBIgACEQEDEQH/xAAcAAABBQEBAQAAAAAAAAAAAAAAAgMEBQYBBwj/xABUEAABAwIDAwcGBwsJBgcAAAABAAIDBBEFEiExQVEGEyIyYXGBBxRykaGxIzNSYpPB0RVCQ1NUgpKUwtLTFiQ0g4SjssPwJTVEVXPiF0VjZKLh8f/EABcBAQEBAQAAAAAAAAAAAAAAAAABAgP/xAAhEQEBAQACAgICAwAAAAAAAAAAARECEiExQWETUQMisf/aAAwDAQACEQMRAD8A9MQhCAQhCDQU3Ub6LfcnCEim6jfRb7k4ggTtsUlpupU7eP8AoqOYP9bCg6CupIYRvKUgZKi1uJiEC9y53Vjbq93cNw2amw1HEXdr6kRNLj4d6rpZ8kWcxh00bWtN8sYEbiSx7jbotF3CwDiNQASdQbnkmewvnmEEY1LWO5sgfPmNnDwy9yppaunb8TSZ3EG0spdGD84XBkeO1rSO1TocLfORJUOdpq0WyFvaxlyIe/WTi5uwT20zYwcjQL3JI2ntJ2k96mDNNnqHAc1EGgaB0ccznXtr8JJPHr+aFPoquraPhIpJDpZzuYjkG2/TjmDtdNpOxHJ6taKVhcdTcW1Ljls02aNTsVrEZJBdkVm/LeQB37bEfnX7EnFEaj5V6uD46phj64extQ1rdgJLbPt26qxj5VQH8LGTe2S4jkzfJDJMpJ7FHnwdkljK8OLdnNgnTe24tcHgSQoT2Ux51xhne5jrS3LGu1s4Ehz9QdoPZpsVGrNt4seGl1wxhVEuIwQzCF7J73bGJnOvG55a1zWZy++azh1hrY2uiHlBSPDS2qDQ8Zm5yALXI1J2G4IsTuTwq2NOEk0oTXMvy5mPa8bi0jXu1t7Uwat7dtweBFiqJJpEnzRNDEHcAltxDsUAaRJdTFPCtHBOGoG9XRCNMUkwFTxO3iErM08EFWYSuGNWuQLhhCgqixXGGfF+JTRpwpNO3K23egeuhJzIzIFISbrl0C0JF1xBn0IQgEIQg0NN1G+i33JxN03Ub6LfcnECJG3CjFTFGmZYoG0ITNZVthY5775W2JsCTqQAAN5uQEFXXVQfNYkZIPhHXNrv1EbSeAIe4+g1RKYFgNUb5XG7gRZzqd1g6Q7xYZXNbuaziSVUYc3n3xxA5hVPlq5thIo2luSIkadORzR6JetwWjYbW1vfZbfdRDD4LXudm/dbj6lXzZpG3ZZse+odYNtxZfb2HfuB2h004DWCRt4mhrIoBfPOWjo5wdjABexNtrnWAsp3Nk3fJYuAJAGrGabGX2n5x1PYNFVVmEUMLY2ugZcG9nvbbQEi4YdmoNi7VSpWOJu6579U/gsoNPGQLdEdvFTbjggqchCouUUJZllb99lgk7WPcObcfRkLR3SFbIsHBVnKGBvm0n9X6+cZY+uyl9BiupmyPqGvaHNc8NLXDQjmYdFTMiDXeb1IbIyxMUkga8ujB6THE/hGXGv3wIO29tBT1Eb6iojzt5wSBxZcZspiiANkjG8FMsJyW5xvTj/6rb2b3OBLD2PKtRXQYaYf6O8s+abvb67h3gXEdimwY89vQqoCWnTnorTMHa9oAeO8NsFH5NVXnER+UwhpvtLXNa+N54Xa4eIKtHUZUxSZ6HTPEc7DqA0gut2bnD296gMqmk2vZ3yXAsf+i4AqzgzRnTZvbuP/AN9qVLTXfzrGsPRIcxw1DtoeO3aO3jprRCzJ5zrgHst6k1zJSmt0KoTddSC1csroc5wrrJncSmkXWRIFU7ip9JPmbc8Sqi6nUbuh4lBPzrmZMZ0Z0D2dGdRzIjnEEjOhR+cQgq0IQgEIQg0NN1G+i33JxN03Ub6LfcnEAkvZdKQgiuiIVBy2flopNbaxG/Yx7Xn2MK1KyflMfahcNOlzo1GbZTzu2XHyeKJfSk8l1EQyWR+0MoqYX3CKnZNIPpah4/MHBbaadsbXPf1W7gLkuOgaBvJJAA3khZ3kNKG0T3ADM6onAbr1i4NA46ADwCu6eLnpdfi4DYW2PqSOm/uYDlHznO3tCK7TsJJfJbnHC1r3EbNvNtO/iTvI4BoDsx6LvRd7ipTqTtVZXPcxjwQeq/tB0KBnk08mjgJ0JjYbd6srqmwd7o6eFhAu2OMHvDQpzaviEIl5lX4+7+bu7X0w9dREPrT4qhwKh41ODEBxmoxb+1QpRIxLCGTXzXa8OdkmZZsjO47x803B4KC3HX0rgys2EhrKpt+aeTsa+/xb+wnXcTsVzI8Bztd5Tc0bZGlrw1zXAhzXAOaWnaCDtCIy3JV/N19TGOqeesN3wU+dmnYyqa3uaFss68uwiqdS1ssdNTulySYh0RI50raaPzJnNxteemQctgTezbDgt1g/KCKqbeJ+o0cwgte072uadWnsPtUguMyA62oTN0XVUtsQGy1js7OI7t/s3LvMhItcEA2J2Hg4ag+v61yKW4B2cRwOwjwNx4IFGmCQaQJzMjOiGXUSQaJSg9dzoIJoyutGXRTQ5Q6p3S8Aiu84uZ0znXM6B7OjOmc65mQP50Ji66gZQhCAQhCDQ03Ub6LfcnE3TdRvot9ycQCEIQCyHlKk/mzW26wrPC1HUa+23itesb5QmBxivsEWIuPH+j5Lj6RCqXkNWPEVQcoyRSnmr3s+onbGACOAJb9IeC3OEtLI2sblOUak3u5xuXSHtc4kntK86fUPiocNiY/JJNepe8Na/XILDK7T8M0XP4saK38wmIv90qoE72R0Lf8AJWpNjly5ZWrxfF307M5jBaHNDjfY0m1xquPxTMLFjtd+VjhY77CQrAYjgVU9ptidWWnSzvN7HssIlRCjrnNtHiVXZvRteBpFt3VCzZSc3rIxRjAAWmwAFzFJu03ApH8ooNmaG/a4N968Pr+SlVKSZaurfe+ri151NyNuy4TuBYRJRuLs07jp1gLDtAykX3Kdavb7ev0fK1jpJI5GQtLDdrg9pY+M7HA228QlYtiTXtja1rDeeiuWkXAFTCb9o0Xm2IY0+Vo6UrJGkFsoczM3iB0RoRfRXWG4yyWWBvwuczUu0RllxKwnUajYUsqTl9vSqKqZLnylpLHvY4aEtc07D4WPipJjHALxrGsUlw+unqKN5c8vk56neCGOGd2gt1rCxB0I7dh9U5N8oI66mjniIs9rSW3BLHkAljrbxfbvFiNCrjpLrFckAHYzU9gxE/pVkTf8pajlDyWjl+GjcYaho0njHW+bK3ZI3v14ELJeT5p+7Nffc2U+ElbOR/hXpFWLsd3KRWKo+UzoXiGtAikOjJCb00x4Rym2V3zH27Fetrb7tm7YR3jcotTTNkaWSMa9rtCxwDmkdoKo3YJLTm9JIXMH/DSuJyj5MUpuQPmvuO0KjUGs32Omvq3erRPSzBruxwzA8SNHfsn85Zuh5QNcckgMcg2seMpA42JOnaCW9qmurRzUGovz8kHeAyW1vCJhU+RbipHFLEo4qtQqLMPXbqsBShKeJQWV1Dqj0vUmhOeKS99zcoBCShApCShApCShAIQhALq4hBoabqN9FvuTibpuo30W+5OIBCEIBZPl1SlwD87WtEFbGS6/WlbGGnsHRNzuutYsz5R/92zf1euht02669l0GC5bTc1NQtadI6aK1tLguc29u6MK2gxS7AezYqHygaT0l9opIP8AHIkRynKNFqenDn7ammnD2uBsSD2HQqmFmVD2HY4Zm6ka79nj6lDhrzEbjUbCL2TGI4s1743tDg5p1B+T3+v1rN9srwxdrv0n/agM+c72H3hR48RY7ZIz9IA+op8OUUoxH5V/Sa0+6ybocO/nlM8ZfjobgDLexuCNTronQ9SsM1qacf8ArM9jXn6lSe1biuHNkmldlN+dm6TX63EjhsdpuVNQ4rLg9TzzGkwP+Nj0ta9zIACQNpPYSSNC4GxqKkw1DyT8HNJK4O3NcXu/1/8AikVlOJGFptr2X13FXV3Kk+SmsbPiOIys1aW09j2OlqHL1CRtwRxBXgOB4u/B6nMwNbE6zZGkOyjUluYi/wAH0jZwF2X3i4PuOD4xHVRh8Z7HMNs7HWByuA7CCCNCCCCQQVMx1l1VvGqSpFbHZ5UdGkauw6OdtpWB1tQdWvaflMcNWntCzdUeZghAlLS3E3xtleGOsXQuju8WALQHuJI104m41qytZrJQj5WJ4hJ9FHUD6gosaiO9tXNcRpmZcMd2gEmw8T3lKQhVAugLiUx1igShT3TsI6TbnsUEoOIQhAIQhAIQhB2yEqyLIEoSrLiC/puo30W+5OJun6je5vuTiAQhCAWd5fNvQSDTXLt7Df6lollvKNJakFt8jR4ZHk+5Erzzyij4WkPGkjHqeftXMLw6eaLNFHI8DQ5BmseFhr7FN5fsaYMPdvMBF+wNid7yfWqjBuUUED2ue+BwGjo3FjrjeOw8Crvhzs/sVWwvjNpGPYeD2uYfaAquZy9cpcbwyVl2VsTWn73zp8NuwsLwPYodTguHTk2q4CTwfRuP6QGb2rPZr8f6eTOKXDUObsLh3Ej3K65S4HFSzhpnBilvzckYE3SGW7HtD+jq7aSdAnIuSIMhiEwfMMpMLXRRuDTLGzpZ3Xa4sc9zQQL82RpcEu8T8dVseNyt/CE+lZ3vWh5G4w+aup2ODbZ3G4BB0il7VEjwClMjo/ObG8sZlfJAxsczcwAMbrSPF2nYAO0XBVhyMwgR11NIyRsjXXByXeGP82Lntc/KARmLsugJG7TWd5Vn8fKeVQ/HGOYWSMdbUXBB1uekL7Cu4bjYaMsjjYdV1idPkkC6y0mLxXIz63Oml7370j7sR8Xeq/uXTw52XWnxqpilZcOBdstZ1i3eDcKPyU5RPw+QBrwI9GtLycjW3v5vMdvNEk5X7Yyb6tLmmgdjEfyj+i77E1Ji0RFi7Tta77FfBNj6BixWOqjEkdwQckkbrCSOS18jwOw3BFwRYgkFJXinJflkaeRrOeAAGWOZ+bK1l7+a1A2uhuei/bGTcaXC9fwvFW1DSQC17bB8TrF7HHYCRo5p2hw0cNm8DDumrMTM/nOGj5+NTetxaD/eLThZ97f9oUQ+RRVj/GSanH2qfKxfoQhVAhCEChquELi6g4hCEAhCEAhCED2VBanci5kQNWXMqdyLmVBc0/Ub3N9ycTcHVb3D3JxAIQhALEeVqSUUTBThpkMptmtbK2CdzzrpfKCtush5QtWwA7L1TvVTSN/bRKwflFgEtNhbD1TECSNukMWntCqcO5OQZReFp7XFzveVe8qxmpMJsB8S3208Vz6gSn6DC5HDRpt3Gyskc+VupnI2rhoi9joW5H2PRa0kOGm/dZbGeCimaOepYi075aYFnfmLC32rHHCHDcnoKOZvxb3t7Guc33FTrF48s9tE3kPhU3Vo6F3/AE2xg/8AwUuPkRSMLS2GxZo3pOdlGmjcxNhoNBposnLhE79XPce1xLj6yhlLVx9Sd47M7req6dWu7UycioCScrLk3uYKJ+p26uhJ9qbbgTKZ8bmiHrSWLIIYX/EyE9JgFxpstw4LLS43VxfGSSW4hxKscExvzmQDnzJlZO7ISMw6Fr28SPFTqvczJ5K6eSNp81pMxazps5yBxOUXJBD2knjZUlb5IXN+Lp4HDXS8ZPrLW39QW5i84sAJwLAC3Q3C3BLzVQ2Sg94YfqVys3lK8prfJ/JELvobAbxGx49bbhU0mExj8FH+g37F7eauqbtdEe8Ae5QK9nPfH09K/wCdqx/g8G49avlnx+3idRhzLaMZ4NA9yoIq+fD5myQyyNsRkIccmW93RPbvaeHvOz1rE+S7bksAAOxpcHEdl96zOK8lczSNCDuuFbNOPLHrlHXNljD2EFrgHC2osRceFt6qIHZ8SYfkYdB/ezuPujXl/JflbLhLjT1Ic+BwcGEavjcb2txZfa3xG8H0/DR/tKoG+OkwyO36w4+8LHy6r9CEKgQhCAQhCAQhCAQhCAQhCCx5tcLFILEZEEbIuZFILEZEEyLqjuHuS0mPYO4JSAQhCAWY5bYUZWsf95G2oD9bFrJGAOkGhuQ0OsLbSFp1Cxtt6aYWveKbS9r9B2l9yDzrG4qCShw7zqpkp/gYzFlD3kjmosw0YdnR4Jyjmoo2AivqHtG/mXEf4Ask3LiFNFDV1TYZ4HtMbJWRxRBhY0cwzK0Fgy2sCXEix13WlXhMtLFl5mSQaG8cb5N23QbNeCl8fDNxoX8oaDfWTnuhk/cTbuUWH/lVV4Qn+GsFJXPH/CVf6tOR68q43E3/AJFWeFLOf2VdqeG9fyloPx9Wf6ln1sTR5R4f+MrT/VQj9lYn7oPt/Qa7wpJvsSRWy7qCv/VpAptPDZzY7hrhYmvPcyEfUmsGxTC6SV0sTcQzvY6M5hGQGOIJsARY9EarLNqqndhtef7O8e9PtNY4f7qxD6AgeskJqtQ7lDhxN8lf4NgH1o/lPQDYzEf7j95ZUQ1hPRwyu+jYDb9NHmNcdmG1d+GWIftptNjV/wAq6D8XiPrhH7SS/lRh5/B4gey8X7yzRwTEHAWw2p9dOPA3kQOTmIf8vm14ug+p5V2nheO5S4b+S1x7c7P4ibPKPDDtoq098o+qVVDeR2Iu2UL/ABkgH7Seb5OcRdtpmDvmh+olTaeD8mNYJO7LJQzhzQC0STFpddwbZnw1nEZgcu217A2WkoonPxCvka1ps+mhaS5zObc2CJ0hIy9PR4Fjbq7r3GA5Q8i46WnvVyc3Vtlz/BO5xrafJ0WWOW783Su29reC0PktxuarqKyQlxgcI9XgAc+OiGtI63wY1On3ug0Vz9tT6ehLiWQk2QcQhCAQhdAQcQukIsg4hdshBxCEIL/KuZU7Zcsgayrhansq5ZAtuxdXAuoBCEIBIljDmkHYQQe4ixS0IPLceweJ4oJZegI3GhnmYG5o525WU8ryQbtEseXXYJwbhajEKqpw+nlnkMM8cMbnuDecp5CxgubMu6O9h2J7H8HN5HthE8MzctTSb3gCwmj+eGgAi4uGttqNaKd1Q6imgpCyuhfFLCGSScxiEIcws5uTOMsuW+12R2muY6q+hBwny0QVs0MTKeoZJM8sYSYiwuAvlJvptG7et22ql/Jj4zRr5swjktXUdRTPfQ1WaCeKYgRuddjXNLgLberbgvdP/Epn/LsW/VP+9TtE2NB53L+Tt8Zh+6uCrl/J4/pj+4qH/wAQ2n/yzF/1T/vShy7vswvF/wBWYPfInaGxdmrl/ERfTP8A4aPPZfxMP0r/AOEqI8tnbsJxc/2eMe+RcHK+U9XB8V8WUrPfMnaLsX33Qm/FQ/SSfw1XYvyjqIObIp4nte8Mc5sj/gwQcryCzUXAHiFDPKWp3YLX+L6Fv+ampsdq3Aj7h1ZB01qKEftppqiwbyzuqa7zQ08MTiXtZI+R72Pe06MsGixNjbtsN6h1/lvmpq00tVRxRZXhjps8kjAw9WYNsCWEEO7j4LEVnkpxWSUvjonsOcva4zUwc3pXbqJNo08QtLy25C4jikdO5+Htjq4mhkk4qaXJK3b1Abg5rka6ZnDgnYlemivrDqH0VjqCI53AjcQec1VfjvKKppYTJLUUzBcNa2Onkklkkdo2KNrpuk8nQC3bsWY5PMxjD6MQzUlK4R6MqJ6uKOOOLcx4Bu4N3ajSw3JvBxLUT87HIyurG3a2rDXNwnDwetzN/j5fRuTpdwF7tvx/gVPgBxCujZXvlmdDTiSpjztZDFPMWmGlYIg0ghoe52utmra0OHRwRtjhjbGxuxjAGtHHTj270rB8CbSx5WlznOc58kz7GWWZ3WleeJ4bAAANim80gj2QnjGuGNAyQuWTxYk5EDaU1dypTWoEWRZOWRZA3ZcS7IsgQhLshBfoXUIOLlkpCAQhCAQhCAQhCAVbiPJ+Gclz4m57WErbslHDptId7VZIQeNeRvlJV1IrG1VRLJzDQGh7tjvhM2osT1d503WXpmFUfOwRyc9OecZHJ19Om0O002a7F5f5NohT1WMsNhaWqaBxy864exelcgKjnMKonf8AtqcHvbG1p9oTTU44KPxtR9K4LhwJv42o+mk+1WSFdFZ/J9ny6j6aX7Vz+T8fyp/ppftVohNq6qjyci4z/Tz/ALySeTMO/nvpp/3lboTajy3ys4JNS0jamhmnYInfDMEj35on2Ak6ZNi11tm5x4LyWPygYg2VjRWzljnNt0gRqRpsX1NV0jZY3RyNDmPa5jmnY5jgQ5p7wSvlflPyadQYh5u/ZHJGY5D9/C54LHn83Q9rSptNr2vC8Ep6vFKznoIpWww4bkbI0SNY6Rkr3uDXXGY9G526Lcspg0ANAAGgaAGgDgANAvP/ACZ4oyTEK9pe3nHR4e4NvqYoojGXDja7QfSHFek2QRjCkmFSsqMqCGYUnmVNyLnNoIJgSTCp5jSTEggGFJ5tWHNJiVmqCLlXMqkZFzIgj5VzKpGVJyIGcqE9kQgtkIQgEIQgEIQgEIQgEIQgEFCEHmU3IMCtrJzV1kYlfJIYqcbW5bG4sS699ALk3IspnII1LJfNudtBT5uhJTPZK9jruaRMXWOrr6C4tY2K9BQomBCEKqEIQgEIQgF5j5cuRxqqRtTE1zpqYi7WNL3Pgc4BzbAXJaTm7sy9OQg+TuS8lZQ10NTFS1XwbgHNEMwDozo9h6O9t/EBfVdJVCWNr23yvaHC4LTYi+oOoKeQgEIQgEIQg5ZFl1CDlkxKzVSE28II+RcLE8WriBnIuFiesgoGMi6nbIQf/9k=" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="233" src="data:image/jpg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBhQQEBQUEBAQFRQUFhAUFxASFBAPEBQQFBUVFRQQFBQXGyYeFxkjGRUUHy8gIycpLCwsFR4xNTAqNSYrLikBCQoKDgwOGg8PGiwcHRwsKSwpLCkpKSwpLCksLCksLCksKSwsLCkpLCksKSwpLCkpLCksLCwsLCwpKSwsLCwpKf/AABEIAKwBJQMBIgACEQEDEQH/xAAcAAABBQEBAQAAAAAAAAAAAAAAAgMEBQYBBwj/xABUEAABAwIDAwcGBwsJBgcAAAABAAIDBBEFEiExQVEGEyIyYXGBBxRykaGxIzNSYpPB0RVCQ1NUgpKUwtLTFiQ0g4SjssPwJTVEVXPiF0VjZKLh8f/EABcBAQEBAQAAAAAAAAAAAAAAAAABAgP/xAAhEQEBAQACAgICAwAAAAAAAAAAARECEiExQWETUQMisf/aAAwDAQACEQMRAD8A9MQhCAQhCDQU3Ub6LfcnCEim6jfRb7k4ggTtsUlpupU7eP8AoqOYP9bCg6CupIYRvKUgZKi1uJiEC9y53Vjbq93cNw2amw1HEXdr6kRNLj4d6rpZ8kWcxh00bWtN8sYEbiSx7jbotF3CwDiNQASdQbnkmewvnmEEY1LWO5sgfPmNnDwy9yppaunb8TSZ3EG0spdGD84XBkeO1rSO1TocLfORJUOdpq0WyFvaxlyIe/WTi5uwT20zYwcjQL3JI2ntJ2k96mDNNnqHAc1EGgaB0ccznXtr8JJPHr+aFPoquraPhIpJDpZzuYjkG2/TjmDtdNpOxHJ6taKVhcdTcW1Ljls02aNTsVrEZJBdkVm/LeQB37bEfnX7EnFEaj5V6uD46phj64extQ1rdgJLbPt26qxj5VQH8LGTe2S4jkzfJDJMpJ7FHnwdkljK8OLdnNgnTe24tcHgSQoT2Ux51xhne5jrS3LGu1s4Ehz9QdoPZpsVGrNt4seGl1wxhVEuIwQzCF7J73bGJnOvG55a1zWZy++azh1hrY2uiHlBSPDS2qDQ8Zm5yALXI1J2G4IsTuTwq2NOEk0oTXMvy5mPa8bi0jXu1t7Uwat7dtweBFiqJJpEnzRNDEHcAltxDsUAaRJdTFPCtHBOGoG9XRCNMUkwFTxO3iErM08EFWYSuGNWuQLhhCgqixXGGfF+JTRpwpNO3K23egeuhJzIzIFISbrl0C0JF1xBn0IQgEIQg0NN1G+i33JxN03Ub6LfcnECJG3CjFTFGmZYoG0ITNZVthY5775W2JsCTqQAAN5uQEFXXVQfNYkZIPhHXNrv1EbSeAIe4+g1RKYFgNUb5XG7gRZzqd1g6Q7xYZXNbuaziSVUYc3n3xxA5hVPlq5thIo2luSIkadORzR6JetwWjYbW1vfZbfdRDD4LXudm/dbj6lXzZpG3ZZse+odYNtxZfb2HfuB2h004DWCRt4mhrIoBfPOWjo5wdjABexNtrnWAsp3Nk3fJYuAJAGrGabGX2n5x1PYNFVVmEUMLY2ugZcG9nvbbQEi4YdmoNi7VSpWOJu6579U/gsoNPGQLdEdvFTbjggqchCouUUJZllb99lgk7WPcObcfRkLR3SFbIsHBVnKGBvm0n9X6+cZY+uyl9BiupmyPqGvaHNc8NLXDQjmYdFTMiDXeb1IbIyxMUkga8ujB6THE/hGXGv3wIO29tBT1Eb6iojzt5wSBxZcZspiiANkjG8FMsJyW5xvTj/6rb2b3OBLD2PKtRXQYaYf6O8s+abvb67h3gXEdimwY89vQqoCWnTnorTMHa9oAeO8NsFH5NVXnER+UwhpvtLXNa+N54Xa4eIKtHUZUxSZ6HTPEc7DqA0gut2bnD296gMqmk2vZ3yXAsf+i4AqzgzRnTZvbuP/AN9qVLTXfzrGsPRIcxw1DtoeO3aO3jprRCzJ5zrgHst6k1zJSmt0KoTddSC1csroc5wrrJncSmkXWRIFU7ip9JPmbc8Sqi6nUbuh4lBPzrmZMZ0Z0D2dGdRzIjnEEjOhR+cQgq0IQgEIQg0NN1G+i33JxN03Ub6LfcnEAkvZdKQgiuiIVBy2flopNbaxG/Yx7Xn2MK1KyflMfahcNOlzo1GbZTzu2XHyeKJfSk8l1EQyWR+0MoqYX3CKnZNIPpah4/MHBbaadsbXPf1W7gLkuOgaBvJJAA3khZ3kNKG0T3ADM6onAbr1i4NA46ADwCu6eLnpdfi4DYW2PqSOm/uYDlHznO3tCK7TsJJfJbnHC1r3EbNvNtO/iTvI4BoDsx6LvRd7ipTqTtVZXPcxjwQeq/tB0KBnk08mjgJ0JjYbd6srqmwd7o6eFhAu2OMHvDQpzaviEIl5lX4+7+bu7X0w9dREPrT4qhwKh41ODEBxmoxb+1QpRIxLCGTXzXa8OdkmZZsjO47x803B4KC3HX0rgys2EhrKpt+aeTsa+/xb+wnXcTsVzI8Bztd5Tc0bZGlrw1zXAhzXAOaWnaCDtCIy3JV/N19TGOqeesN3wU+dmnYyqa3uaFss68uwiqdS1ssdNTulySYh0RI50raaPzJnNxteemQctgTezbDgt1g/KCKqbeJ+o0cwgte072uadWnsPtUguMyA62oTN0XVUtsQGy1js7OI7t/s3LvMhItcEA2J2Hg4ag+v61yKW4B2cRwOwjwNx4IFGmCQaQJzMjOiGXUSQaJSg9dzoIJoyutGXRTQ5Q6p3S8Aiu84uZ0znXM6B7OjOmc65mQP50Ji66gZQhCAQhCDQ03Ub6LfcnE3TdRvot9ycQCEIQCyHlKk/mzW26wrPC1HUa+23itesb5QmBxivsEWIuPH+j5Lj6RCqXkNWPEVQcoyRSnmr3s+onbGACOAJb9IeC3OEtLI2sblOUak3u5xuXSHtc4kntK86fUPiocNiY/JJNepe8Na/XILDK7T8M0XP4saK38wmIv90qoE72R0Lf8AJWpNjly5ZWrxfF307M5jBaHNDjfY0m1xquPxTMLFjtd+VjhY77CQrAYjgVU9ptidWWnSzvN7HssIlRCjrnNtHiVXZvRteBpFt3VCzZSc3rIxRjAAWmwAFzFJu03ApH8ooNmaG/a4N968Pr+SlVKSZaurfe+ri151NyNuy4TuBYRJRuLs07jp1gLDtAykX3Kdavb7ev0fK1jpJI5GQtLDdrg9pY+M7HA228QlYtiTXtja1rDeeiuWkXAFTCb9o0Xm2IY0+Vo6UrJGkFsoczM3iB0RoRfRXWG4yyWWBvwuczUu0RllxKwnUajYUsqTl9vSqKqZLnylpLHvY4aEtc07D4WPipJjHALxrGsUlw+unqKN5c8vk56neCGOGd2gt1rCxB0I7dh9U5N8oI66mjniIs9rSW3BLHkAljrbxfbvFiNCrjpLrFckAHYzU9gxE/pVkTf8pajlDyWjl+GjcYaho0njHW+bK3ZI3v14ELJeT5p+7Nffc2U+ElbOR/hXpFWLsd3KRWKo+UzoXiGtAikOjJCb00x4Rym2V3zH27Fetrb7tm7YR3jcotTTNkaWSMa9rtCxwDmkdoKo3YJLTm9JIXMH/DSuJyj5MUpuQPmvuO0KjUGs32Omvq3erRPSzBruxwzA8SNHfsn85Zuh5QNcckgMcg2seMpA42JOnaCW9qmurRzUGovz8kHeAyW1vCJhU+RbipHFLEo4qtQqLMPXbqsBShKeJQWV1Dqj0vUmhOeKS99zcoBCShApCShApCShAIQhALq4hBoabqN9FvuTibpuo30W+5OIBCEIBZPl1SlwD87WtEFbGS6/WlbGGnsHRNzuutYsz5R/92zf1euht02669l0GC5bTc1NQtadI6aK1tLguc29u6MK2gxS7AezYqHygaT0l9opIP8AHIkRynKNFqenDn7ammnD2uBsSD2HQqmFmVD2HY4Zm6ka79nj6lDhrzEbjUbCL2TGI4s1743tDg5p1B+T3+v1rN9srwxdrv0n/agM+c72H3hR48RY7ZIz9IA+op8OUUoxH5V/Sa0+6ybocO/nlM8ZfjobgDLexuCNTronQ9SsM1qacf8ArM9jXn6lSe1biuHNkmldlN+dm6TX63EjhsdpuVNQ4rLg9TzzGkwP+Nj0ta9zIACQNpPYSSNC4GxqKkw1DyT8HNJK4O3NcXu/1/8AikVlOJGFptr2X13FXV3Kk+SmsbPiOIys1aW09j2OlqHL1CRtwRxBXgOB4u/B6nMwNbE6zZGkOyjUluYi/wAH0jZwF2X3i4PuOD4xHVRh8Z7HMNs7HWByuA7CCCNCCCCQQVMx1l1VvGqSpFbHZ5UdGkauw6OdtpWB1tQdWvaflMcNWntCzdUeZghAlLS3E3xtleGOsXQuju8WALQHuJI104m41qytZrJQj5WJ4hJ9FHUD6gosaiO9tXNcRpmZcMd2gEmw8T3lKQhVAugLiUx1igShT3TsI6TbnsUEoOIQhAIQhAIQhB2yEqyLIEoSrLiC/puo30W+5OJun6je5vuTiAQhCAWd5fNvQSDTXLt7Df6lollvKNJakFt8jR4ZHk+5Erzzyij4WkPGkjHqeftXMLw6eaLNFHI8DQ5BmseFhr7FN5fsaYMPdvMBF+wNid7yfWqjBuUUED2ue+BwGjo3FjrjeOw8Crvhzs/sVWwvjNpGPYeD2uYfaAquZy9cpcbwyVl2VsTWn73zp8NuwsLwPYodTguHTk2q4CTwfRuP6QGb2rPZr8f6eTOKXDUObsLh3Ej3K65S4HFSzhpnBilvzckYE3SGW7HtD+jq7aSdAnIuSIMhiEwfMMpMLXRRuDTLGzpZ3Xa4sc9zQQL82RpcEu8T8dVseNyt/CE+lZ3vWh5G4w+aup2ODbZ3G4BB0il7VEjwClMjo/ObG8sZlfJAxsczcwAMbrSPF2nYAO0XBVhyMwgR11NIyRsjXXByXeGP82Lntc/KARmLsugJG7TWd5Vn8fKeVQ/HGOYWSMdbUXBB1uekL7Cu4bjYaMsjjYdV1idPkkC6y0mLxXIz63Oml7370j7sR8Xeq/uXTw52XWnxqpilZcOBdstZ1i3eDcKPyU5RPw+QBrwI9GtLycjW3v5vMdvNEk5X7Yyb6tLmmgdjEfyj+i77E1Ji0RFi7Tta77FfBNj6BixWOqjEkdwQckkbrCSOS18jwOw3BFwRYgkFJXinJflkaeRrOeAAGWOZ+bK1l7+a1A2uhuei/bGTcaXC9fwvFW1DSQC17bB8TrF7HHYCRo5p2hw0cNm8DDumrMTM/nOGj5+NTetxaD/eLThZ97f9oUQ+RRVj/GSanH2qfKxfoQhVAhCEChquELi6g4hCEAhCEAhCED2VBanci5kQNWXMqdyLmVBc0/Ub3N9ycTcHVb3D3JxAIQhALEeVqSUUTBThpkMptmtbK2CdzzrpfKCtush5QtWwA7L1TvVTSN/bRKwflFgEtNhbD1TECSNukMWntCqcO5OQZReFp7XFzveVe8qxmpMJsB8S3208Vz6gSn6DC5HDRpt3Gyskc+VupnI2rhoi9joW5H2PRa0kOGm/dZbGeCimaOepYi075aYFnfmLC32rHHCHDcnoKOZvxb3t7Guc33FTrF48s9tE3kPhU3Vo6F3/AE2xg/8AwUuPkRSMLS2GxZo3pOdlGmjcxNhoNBposnLhE79XPce1xLj6yhlLVx9Sd47M7req6dWu7UycioCScrLk3uYKJ+p26uhJ9qbbgTKZ8bmiHrSWLIIYX/EyE9JgFxpstw4LLS43VxfGSSW4hxKscExvzmQDnzJlZO7ISMw6Fr28SPFTqvczJ5K6eSNp81pMxazps5yBxOUXJBD2knjZUlb5IXN+Lp4HDXS8ZPrLW39QW5i84sAJwLAC3Q3C3BLzVQ2Sg94YfqVys3lK8prfJ/JELvobAbxGx49bbhU0mExj8FH+g37F7eauqbtdEe8Ae5QK9nPfH09K/wCdqx/g8G49avlnx+3idRhzLaMZ4NA9yoIq+fD5myQyyNsRkIccmW93RPbvaeHvOz1rE+S7bksAAOxpcHEdl96zOK8lczSNCDuuFbNOPLHrlHXNljD2EFrgHC2osRceFt6qIHZ8SYfkYdB/ezuPujXl/JflbLhLjT1Ic+BwcGEavjcb2txZfa3xG8H0/DR/tKoG+OkwyO36w4+8LHy6r9CEKgQhCAQhCAQhCAQhCAQhCCx5tcLFILEZEEbIuZFILEZEEyLqjuHuS0mPYO4JSAQhCAWY5bYUZWsf95G2oD9bFrJGAOkGhuQ0OsLbSFp1Cxtt6aYWveKbS9r9B2l9yDzrG4qCShw7zqpkp/gYzFlD3kjmosw0YdnR4Jyjmoo2AivqHtG/mXEf4Ask3LiFNFDV1TYZ4HtMbJWRxRBhY0cwzK0Fgy2sCXEix13WlXhMtLFl5mSQaG8cb5N23QbNeCl8fDNxoX8oaDfWTnuhk/cTbuUWH/lVV4Qn+GsFJXPH/CVf6tOR68q43E3/AJFWeFLOf2VdqeG9fyloPx9Wf6ln1sTR5R4f+MrT/VQj9lYn7oPt/Qa7wpJvsSRWy7qCv/VpAptPDZzY7hrhYmvPcyEfUmsGxTC6SV0sTcQzvY6M5hGQGOIJsARY9EarLNqqndhtef7O8e9PtNY4f7qxD6AgeskJqtQ7lDhxN8lf4NgH1o/lPQDYzEf7j95ZUQ1hPRwyu+jYDb9NHmNcdmG1d+GWIftptNjV/wAq6D8XiPrhH7SS/lRh5/B4gey8X7yzRwTEHAWw2p9dOPA3kQOTmIf8vm14ug+p5V2nheO5S4b+S1x7c7P4ibPKPDDtoq098o+qVVDeR2Iu2UL/ABkgH7Seb5OcRdtpmDvmh+olTaeD8mNYJO7LJQzhzQC0STFpddwbZnw1nEZgcu217A2WkoonPxCvka1ps+mhaS5zObc2CJ0hIy9PR4Fjbq7r3GA5Q8i46WnvVyc3Vtlz/BO5xrafJ0WWOW783Su29reC0PktxuarqKyQlxgcI9XgAc+OiGtI63wY1On3ug0Vz9tT6ehLiWQk2QcQhCAQhdAQcQukIsg4hdshBxCEIL/KuZU7Zcsgayrhansq5ZAtuxdXAuoBCEIBIljDmkHYQQe4ixS0IPLceweJ4oJZegI3GhnmYG5o525WU8ryQbtEseXXYJwbhajEKqpw+nlnkMM8cMbnuDecp5CxgubMu6O9h2J7H8HN5HthE8MzctTSb3gCwmj+eGgAi4uGttqNaKd1Q6imgpCyuhfFLCGSScxiEIcws5uTOMsuW+12R2muY6q+hBwny0QVs0MTKeoZJM8sYSYiwuAvlJvptG7et22ql/Jj4zRr5swjktXUdRTPfQ1WaCeKYgRuddjXNLgLberbgvdP/Epn/LsW/VP+9TtE2NB53L+Tt8Zh+6uCrl/J4/pj+4qH/wAQ2n/yzF/1T/vShy7vswvF/wBWYPfInaGxdmrl/ERfTP8A4aPPZfxMP0r/AOEqI8tnbsJxc/2eMe+RcHK+U9XB8V8WUrPfMnaLsX33Qm/FQ/SSfw1XYvyjqIObIp4nte8Mc5sj/gwQcryCzUXAHiFDPKWp3YLX+L6Fv+ampsdq3Aj7h1ZB01qKEftppqiwbyzuqa7zQ08MTiXtZI+R72Pe06MsGixNjbtsN6h1/lvmpq00tVRxRZXhjps8kjAw9WYNsCWEEO7j4LEVnkpxWSUvjonsOcva4zUwc3pXbqJNo08QtLy25C4jikdO5+Htjq4mhkk4qaXJK3b1Abg5rka6ZnDgnYlemivrDqH0VjqCI53AjcQec1VfjvKKppYTJLUUzBcNa2Onkklkkdo2KNrpuk8nQC3bsWY5PMxjD6MQzUlK4R6MqJ6uKOOOLcx4Bu4N3ajSw3JvBxLUT87HIyurG3a2rDXNwnDwetzN/j5fRuTpdwF7tvx/gVPgBxCujZXvlmdDTiSpjztZDFPMWmGlYIg0ghoe52utmra0OHRwRtjhjbGxuxjAGtHHTj270rB8CbSx5WlznOc58kz7GWWZ3WleeJ4bAAANim80gj2QnjGuGNAyQuWTxYk5EDaU1dypTWoEWRZOWRZA3ZcS7IsgQhLshBfoXUIOLlkpCAQhCAQhCAQhCAVbiPJ+Gclz4m57WErbslHDptId7VZIQeNeRvlJV1IrG1VRLJzDQGh7tjvhM2osT1d503WXpmFUfOwRyc9OecZHJ19Om0O002a7F5f5NohT1WMsNhaWqaBxy864exelcgKjnMKonf8AtqcHvbG1p9oTTU44KPxtR9K4LhwJv42o+mk+1WSFdFZ/J9ny6j6aX7Vz+T8fyp/ppftVohNq6qjyci4z/Tz/ALySeTMO/nvpp/3lboTajy3ys4JNS0jamhmnYInfDMEj35on2Ak6ZNi11tm5x4LyWPygYg2VjRWzljnNt0gRqRpsX1NV0jZY3RyNDmPa5jmnY5jgQ5p7wSvlflPyadQYh5u/ZHJGY5D9/C54LHn83Q9rSptNr2vC8Ep6vFKznoIpWww4bkbI0SNY6Rkr3uDXXGY9G526Lcspg0ANAAGgaAGgDgANAvP/ACZ4oyTEK9pe3nHR4e4NvqYoojGXDja7QfSHFek2QRjCkmFSsqMqCGYUnmVNyLnNoIJgSTCp5jSTEggGFJ5tWHNJiVmqCLlXMqkZFzIgj5VzKpGVJyIGcqE9kQgtkIQgEIQgEIQgEIQgEIQgEFCEHmU3IMCtrJzV1kYlfJIYqcbW5bG4sS699ALk3IspnII1LJfNudtBT5uhJTPZK9jruaRMXWOrr6C4tY2K9BQomBCEKqEIQgEIQgF5j5cuRxqqRtTE1zpqYi7WNL3Pgc4BzbAXJaTm7sy9OQg+TuS8lZQ10NTFS1XwbgHNEMwDozo9h6O9t/EBfVdJVCWNr23yvaHC4LTYi+oOoKeQgEIQgEIQg5ZFl1CDlkxKzVSE28II+RcLE8WriBnIuFiesgoGMi6nbIQf/9k=" width="400" /></a>Ingatlah kematian setiap pagi dan petang hari, dan peliharalah waktumu yang teramat pendek. Taruhlah engkau telah mendapatkan semua yang di bumi, maka adakah setelahnya selain kematian?<br />
<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Saudaraku muslim,<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Hari-harimu engkau lewati begitu saja, sesaat demi sesaat. Semua berlalu begitu cepatnya. Begitulah, dirimu berpindah dari pagi ke petang, dan dari petang hingga pagi kembali. Apakah engkau pernah bermuhasabah (introspeksi) terhadap dirimu sendiri pada suatu hari? Sehingga engkau bisa melihat lembaran-lembaran harimu, dengan amal apa engkau membukanya dan dengan amal apa pula engkau menutupnya?<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Bakr Al Muzni berkata:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">"Tidak ada satu hari pun yang dikeluarkan oleh Allah ke dunia, kecuali berkata, 'Wahai anak Adam, manfaatkanlah aku. Karena mungkin saja tidak ada hari lagi buatmu setelahku.' Dan tidaklah ada malam, kecuali berseru, 'Wahai anak Adam, manfaatkanlah aku. Karena mungkin saja tidak ada malam lagi bagimu setelah aku.'"<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Maka telah berapa banyak hari yang engkau lewati. Berapa banyak umur telah engkau lalui. Namun, teramat sedikit orang yang mau bermuhasabah terhadap dirinya. Dan sedikit sekali orang yang mau mengetuk jiwanya dengan cemeti muhasabah. Mereka menjalani hari-harinya dalam kelalaian dan panjang angan-angan yang tak ada faidahnya.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Ketika fajar menampakkan benang-benang cahayanya, engkau saksikan, kebanyakan manusia menyambut hari-harinya dengan niat yang tidak benar. Setelah berlalunya siang dan berganti malam, engkau bisa saksikan, mereka kembali ke peraduan mereka dengan niat seperti itu pula.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Saudaraku muslim,<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Matahari senantiasa terbit dan tenggelam. Tetapi apakah engkau telah menghisab dirimu sendiri pada suatu hari? Amal shalih apakah yang hendak kuperbuat? Amal apakah yang akan aku hadirkan untuk hari ini?<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Memang benar, umumnya manusia tidak pandai dalam mengatur hari-hari mereka. Padahal dirimu wahai anak Adam, akan senantiasa dihitung dan ditulis pada hari-hari itu.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Allah Ta'ala berfirman:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">"Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang jua pun.'" (Al Kahfi : 49).<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">"Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al Infithaar : 10-12).<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Maka jiwa-jiwa akan dihisab, amal-amal akan ditulis. Dan seandainya orang yang lalai itu sadar, sungguh mereka akan memelihara diri dan menjaganya dari jalan kebinasaan. Namun sedikit sekali orang yang sadar, sedikit sekali orang yang memperhatikan jalan itu.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Sebagian orang yang bijak berkata, "Jika seseorang memasuki waktu pagi, hendaklah ia berniat dengan empat perkara:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">1. Melaksanakan yang diperintahkan Allah.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">2. Menjauhi larangan-Nya.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">3. Inshaf (berbuat adil) terhadap orang yang ada di antara mereka, dan dalam bermu'amalah.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">4. Ishlah (memperbaiki hubungan) antara ia dengan musuh-musuhnya. Apabila ia berada di atas niat ini, maka aku berharap ia termasuk orang yang shalih dan beruntung."<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Maka perhatikanlah wahai orang-orang yang berakal, hisablah dirimu! Apakah engkau termasuk jenis ini? Jika ya, perbanyaklah pujian kepada Allah dan mohonlah tambahan fadhilah serta istiqamah di atas petunjuk-Nya. Tetapi, jika engkau tidak termasuk jenis ini, kembalilah ke jalan itu sebelum waktunya lewat. Berlapanglah untuk memperbaiki dirimu, dan mintalah taufiq kepada-Nya menuju jalan kebahagiaan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Wahai orang yang lalai dari hari-harinya. Ketahuilah, bahwa dirimu tidak akan di campakkan! Wahai orang yang suka berbuat sia-sia, ketahuilah, dirimu akan dihitung tentang semua amalanmu! Tidak akan berlalu waktu pagi, kecuali ia mengajak dirimu menuju Rabb-mu.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Rasulullah bersabda:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">"Tidaklah terbit matahari, kecuali diutus dua malaikat pada kedua sisinya. Keduanya memperdengarkan kepada penduduk bumi, kecuali tsaqalain (manusia dan jin), "Wahai sekalian manusia, marilah menuju kepada Rabb kalian. Sesungguhnya sedikit dan cukup lebih baik daripada banyak namun melalaikan." Dan tidaklah matahari itu terbenam, kecuali diutus dua malaikat pada kedua sisinya. Mereka berkata,"Ya Allah percepatlah untuk orang yang berinfaq gantinya, dan percepatlah untuk orang yang bakhil kehancurannya." (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, dan Al Hakim; Lihat Shahih Targhib, Syaikh Al Albani).<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Sungguh kasihan bagi orang-orang yang telah berlalu hari-hari mereka dengan sia-sia, tidak berada dalam ketaatan kepada Allah. Terbitnya matahari di tengah hari-hari mereka, disambutnya dengan perbuatan maksiat. Ketika tenggelamnya ditutup pula dengan kemaksiatan. Ketahuilah! Umurmu tidak lain hanyalah hari-harimu saja. Maka, ketika maut datang, menjadi terputuslah hari-harimu.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Daud At Thay berkata:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">"Sesungguhnya malam dan siang hanya marhalah-marhalah (tahapan). Manusia menempuhnya, marhalah demi marhalah. Sehingga hal seperti itu akan berhenti di akhir safar mereka. Jika engkau mampu mengetengahkan bekal pada setiap marhalah, maka kerjakanlah. Sesungguhnya terputusnya safar adalah suatu yang amat dekat. Dan urusan itu bisa lebih cepat. Maka, berbekallah untuk safarmu."<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Saudaraku muslim,<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Begitulah perkataan orang-orang shalih yang sadar terhadap hari-harinya. Mereka ingin sekali menghabiskan waktunya dalam ketaatan kepada Allah. Maka, sepatutnya bagi orang yang berakal untuk menghisab dirinya, mengarahkannya menuju jalan ketaatan untuk menyongsong hari-harinya yang baru.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Adapun thariqah (methode) muhasabah, sebagaimana dikatakan oleh Al Mawardi, "Hendaklah seseorang memperhatikan pada malam hari terhadap apa yang telah ia kerjakan pada siang harinya. Karena malam lebih bisa memberi peringatan dan lebih memunkinkan untuk konsentrasi. Seandainya perbuatannya itu terpuji, maka ia bisa menyetujui dan bisa mengikutinya lagi dengan hal-hal yang dapat menghiasinya. Sebaliknya, apabila perbuatannya tercela, ia bisa mengetahuinya dan bisa mengakhiri di masa mendatang."<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Saudaraku muslim,<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Orang-orang shalih selalu bermuhasabah terhadap dirinya. Tidak akan terlewat waktu-waktu mereka dengan percuma. Tidak akan berlalu umur mereka, kecuali dalam ketaatan. Maka, jangan sampai engkau kecolongan wahai orang-orang yang berakal. Sesungguhnya hari-harimu itu dianggap sebagai ghanimah, maka seharus engkau mensyukurinya. Sebagaimana perkataan Sa`id bin Jubair, "Setiap hari yang dilalui oleh seorang mukmin adalah ghanimah."<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Memang benar, karena hal itu merupakan kesempatan untuk menambah kebaikan, menabung amal-amal shalih, serta merupakan kesempatan untuk bertaubat dan kembali kepada Allah. Namun sedikit sekali orang yang memahami hal ini, dan mau memanfaatkan waktu-waktu mereka. Bahkan umumnya mereka menghabiskan umur dan hari-hari mereka dalam kelalaian dan kesia-siaan. Dunia berserta mimpi-mimpinya telah melalaikan mereka. Dan keindahan dunia, telah menghalangi mereka dari jalan petunjuk. Sementara itu, syetan terus memperpanjang khayalan-khayalan mereka. Allah berfirman (yang artinya), "Syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka." (Muhammad: 25)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Hasan Al Bashri berkata:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">"Dia (syetan) menghiasi kesalahan dan memanjangkan angan-angan bagi mereka."<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Al Hafidz Ibnu Hajar berkata:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">"Yang akan terlahir karena banyaknya berangan-angan adalah kemalasan menjalankan ketaatan, menunda-nunda taubat, ambisi terhadap dunia, lupa akhirat, serta mengeraskan hati. Karena kelembutan dan kejernihan hati terbentuk hanyalah dengan mengingat kematian, alam kubur, pahala, dosa dan dahsyatnya hari kiamat."<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Sesungguhnya orang-orang yang berakal akan menjadikan hari-harinya ladang untuk akhirat. Dia akan menanam, mengairi dan mengolahnya dengan amal-amal shalih, sehingga bisa memetik hasilnya di kemudian hari, yaitu pada saat manusia hanya mendapatkan kebaikan atau keburukan yang pernah ia kerjakan. Rasulullah bersabda:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">"Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara. Masa mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum tiba masa sakitmu, kayamu sebelum tiba masa fakirmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan hidupmu sebelum masa matimu." (Riwayat Al Hakim, Lihat Shahih Thargib Al Albani, 3355).<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Saudaraku muslim,<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Apa yang telah engkau persiapkan untuk suatu hari; yang engkau akan disendirikan di dalam kuburmu? Apakah dirimu termasuk orang-orang yang terlalaikan oleh angan-angan kosong, ataukah termasuk orang yang memperhatikan hari esok?<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Sesungguhnya orang yang yang mendapatkan taufik ialah orang yang bisa memanfaatkan hari-harinya. Sedangkan orang yang benar-benar celaka ialah orang yang menyia-nyiakan hari-harinya. Adakah orang yang lebih celaka daripada orang yang diberikan panjang umur kemudian menghadap Rabbnya dengan membawa sedikit kebaikan? Maka sadarlah, hai orang-orang yang lalai.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Ketahuilah! Bahwa dalam hari-harimu ada kesempatan. Maka, manfaatkanlah dan jangan engkau menunda-nunda kebaikan hingga hari esok.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Jika kemarin engkau berbuat dosa,<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">maka, lipat-gandakanlah kebaikan, niscaya engkau akan terpuji.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Jika engkau manfaatkan hari-harimu, maka faidahnya akan kembali kepadamu.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Hari kemarin telah berlalu, tak mungkin akan kembali.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Janganlah engkau menunda-nunda kebaikan hingga esok.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Mungkin hari esok akan hadir, namun engkau telah tiada<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">Semoga bermanfaat...<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"> (Dikutip dengan diringkas dari catatan yang berjudul BAGAIMANA MENYAMBUT HARI-HARIMU, oleh: Syaikh Azhari Ahmad Mahmud, Majalah As Sunnah, Edisi 10/Tahun VI/1423H-2003M)</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><br />
<div class="fb-like" data-href="http://jejakjejakcinta.blogspot.com/2011/10/bisa-jadi-engkau-tiada-akan-mendapati.html" data-send="true" data-width="450" data-show-faces="true"></div>Omah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4988614099260665567.post-67036959268897062852011-10-24T01:33:00.000-07:002011-10-24T01:33:38.690-07:00Perselisihan Bisa Jadi Sebagai Bumbu Keharmonisan Rumah TanggaDisalin dari catatan <a href="http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150767448005175">Abah Abu Muhammad Herman</a><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://a3.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/296058_2117194124486_1084713685_32020500_6179671_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="http://a3.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/296058_2117194124486_1084713685_32020500_6179671_n.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td></tr>
</tbody></table>Adalah sangat jarang sekali suatu kehidupan rumah tangga luput dari hantaman badai perselisihan dan terpaan angin pertengkaran. Terkadang perselisihan bisamenjadi bumbu keharmonisan di dalam rumah tangga, namun adakalanya pula menjadi duri yang menimbulkan petaka jika tidak disikapi dengan bijak.<br />
<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Allah Ta'ala telah memuliakan manusia, menjadikan bagi mereka pasangan dari diri mereka sendiri supaya cenderung kepadanya serta merasa tentram dengannya.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Allah Ta'ala juga telah mensyari'atkan perkawinan dan menjadikan di antara pasangan suami-istri rasa cinta dan kasih sayang untuk membangun keluarga yang sakinah dan kehidupan yang kokoh, yang merupakan pilar inti ketentraman masyarakat dan umat.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Islam telah mewajibkan kepada segenap pasangan suami-istri agar menunaikan HAK dan KEWAJIBAN masing-masing. Di antara kemaslahatan yang dikehendaki fithrah, dikuatkan syara' dan dibenarkan akal adalah bahwa masing-masing pihak dari keduanya harus mengerahkan segenap usaha dan upayanya untuk menciptakan dan mewujudkan rasa cinta, kasih sayang, saling membantu, saling toleran, dan ikhlas dalam menghadapi segala kekurangan dari pasangannya, tentunya dalam koridor yang disyari'atkan-Nya.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Allah Ta'ala berfirman:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (Ar-Ruum: 21)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Dalam rumah tangga yang Islami, seorang suami atau istri harus saling memahami kekurangan dan kelebihannya, harus tahu pula hak dan kewajiban, memahami tugas dan fungsinya masing-masing, melaksanakan tugasnya itu dengan penuh tanggung jawab, ikhlas, serta mengharapkan ganjaran dan ridha dari Allah Ta’ala. Sehingga, upaya untuk mewujudkan pernikahan dan rumah tangga yang mendapat keridhaan Allah ‘Azza wa Jalla dapat menjadi kenyataan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Akan tetapi, mengingat kondisi manusia yang tidak bisa lepas dari kelemahan dan kekurangan, sementara ujian dan cobaan selalu mengiringi kehidupan manusia, maka tidak jarang pasangan yang sedianya hidup tenang, tenteram dan bahagia mendadak dilanda “kemelut” berupa perselisihan dan percekcokan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Apabila terjadi perselisihan dalam rumah tangga, maka harus ada upaya ishlah (mendamaikan). Yang harus dilakukan pertama kali oleh suami dan istri adalah harus lebih dahulu saling introspeksi, menyadari kesalahan masing-masing, dan saling memaafkan, serta memohon kepada Allah agar disatukan hati, dimudahkan urusan dalam ketaatan kepada-Nya, dan diberikan kedamaian dalam rumah tangganya.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Jika cara tersebut gagal, maka harus ada juru damai dari pihak keluarga suami maupun istri untuk mendamaikan keduanya. Mudah-mudahan Allah memberikan taufiq kepada pasangan suami istri tersebut.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Apabila sudah diupayakan untuk damai sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an, surat an-Nisaa’ ayat 34-35, tetapi masih juga gagal, maka Islam memberikan jalan terakhir, yaitu “perceraian”.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Syaikh Mushthafa al-‘Adawi berkata:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> “Apabila masalah antara suami-istri semakin memanas, hendaknya keduanya saling memperbaiki urusan keduanya, berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk, dan meredam perselisihan antara keduanya, serta mengunci rapat-rapat setiap pintu perselisihan dan jangan menceritakannya kepada orang lain.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Apabila suami marah sementara istri ikut emosi, hendaklah keduanya berlindung kepada Allah, berwudhu’ dan shalat dua raka’at. Apabila keduanya sedang berdiri, hendaklah duduk; apabila keduanya sedang duduk, hendaklah berbaring, atau hendaklah salah seorang dari keduanya mencium, merangkul dan menyatakan alasan kepada yang lainnya. Apabila salah seorang berbuat salah, hendaknya yang lainnya segera memaafkannya karena mengharapkan wajah Allah semata.” (Fiqhut Ta’amul bainaz Zaujaini, hal. 37)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Di tempat lain beliau berkata:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> “Sedangkan berdamai adalah lebih baik, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Ta’ala. Berdamai lebih baik bagi keduanya daripada berpisah dan bercerai. Berdamai lebih baik bagi anak daripada mereka terbengkalai (tidak terurus). Berdamai lebih baik daripada bercerai. Perceraian adalah rayuan iblis dan termasuk perbuatan Harut dan Marut.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Allah Ta’ala berfirman:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> “Maka mereka mempelajari dari keduanya (Harut dan Marut) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka tidak dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah.” (Al Baqarah: 102).<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Dari Shahabat Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> "Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas lautan. Kemudian ia mengirimkan bala-tentaranya. Tentara yang paling dekat kedudukannya dengan iblis adalah yang menimbulkan fitnah yang paling besar kepada manusia. Seorang dari mereka dating dan berkata, ‘Aku telah melakukan ini dan itu.’ Iblis menjawab, ‘Engkau belum melakukan apa-apa.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan, ‘Lalu datanglah seorang dari mereka dan berkata,‘Tidaklah aku meninggalkannya sehingga aku telah berhasil memisahkan ia (suami) dan istrinya.’ Beliau melanjutkan, ‘Lalu iblis mendekatkan kedudukannya. Iblis berkata, ‘Sebaik-baik pekerjaan adalah yang telah engkau lakukan.” (HR. Muslim)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Ini menunjukkan bahwa perceraian adalah perbuatan yang dicintai syaitan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Apabila dikhawatirkan terjadinya perpecahan antara suami-istri, hendaklah hakim atau pemimpin mengirim dua orang juru damai. Satu dari pihak suami dan satu lagi dari pihak istri untuk mengadakan perdamaian antara keduanya. Apabila keduanya damai, maka Alhamdulillah.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">Namun apabila permasalahan terus berlanjut antara keduanya kepada jalan yang telah digariskan dan keduanya tidak mampu menegakkan batasan-batasan Allah (syari’at dan hukum-hukum-Nya) di antara keduanya, yaitu istri tak lagi mampu menunaikan hak suami yang disyari’atkan dan suami tidak mampu menunaikan hak istrinya, serta batas-batas Allah menjadi terabaikan di antara keduanya dan keduanya tidak mampu menegakkan ketaatan kepada Allah, maka ketika itu urusannya seperti yang Allah firmankan:</div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> “Dan jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masing dari karunian-Nya. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya), Maha Bijaksana.” (An-Nisaa’: 130)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> “Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dank arena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dan hartanya. Maka perempuan-perempuan yang shalih adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz (meninggalkan kewajibannya selaku istri, seperti meninggalkan rumah tanpa seizing suaminya), hendaklah kamu beri nasehat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Maha Tinggi, Maha Besar. Dan jika kamu khawatir terjadi persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang juru damai dari keluarga laki-laki dan seorang juru damai dari keluarga perempuan. Jika keduanya (juru damai itu) bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah member taufiq kepada suami-istri itu. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.” (An Nisaa': 34-35)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Pada hakikatnya, perceraian dibolehkan menurut syari’at Islam, dan ini merupakan hak suami. Hukum thalaq (cerai) dalam syari’at Islam adalah dibolehkan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Adapun hadits yang mengatakan bahwa:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> “Perkara halal yang dibenci Allah adalah thalaq (cerai).”<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2178), Ibnu Majah (no. 2018) dan al-Hakim (II/196) adalah HADITS LEMAH.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Hadits ini dilemahkan oleh Ibnu Abi Hatim rahimahullah dalam kitabnya al-‘Ilal, dilemahkan juga oleh Syaikh al-Albani rahimahullah dalam Irwaa-ul Ghaliil (no. 2040).<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Meskipun thalaq (cerai) dibolehkan dalam ajaran Islam, akan tetapi seorang suami tidak boleh terlalu memudahkan masalah ini. Ketika seorang suami akan menjatuhkan thalaq (cerai), ia harus berpikir tentang maslahat (kebaikan) dan mafsadah (kerusakan) yang mungkin timbul akibat perceraian agar jangan sampai membawa penyesalan yang panjang. Ia harus berpikir tentang dirinya, istrinya dan anak-anaknya, serta tanggung-jawabnya di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla pada hari kiamat.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Kemudian bagi istri, bagaimana pun kemarahannya kepada suami, hendaknya ia tetap sabar dan janganlah sekali-kali ia menuntut cerai kepada suaminya. Terkadang ada istri yang minta cerai disebabkan masalah kecil karena suaminya menikah lagi (berpoligami) atau menyuruh suaminya menceraikan madunya. Hal ini tidak dibenarkan dalam agama Islam. Jika si istri masih terus menuntut cerai, maka HARAM ATASNYA AROMA SURGA, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> “Siapa saja wanita yang menuntut cerai kepada suaminya tanpa ada alasan yang benar, maka haram atasnya surga.”<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> [Hadits shahiah. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2226), at-Tirmidzi (no. 1187), Ibnu Majah (no. 2055), ad-Darimi (II/162), Ibnul Jarud (no. 748), Ibnu Hibban (no. 1320), ath-Thabari dalam Tafsiir-nya (no. 4843-4844), al-Hakim (II/200), al-Baihaqi (VII/316), dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu].<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Dalam agama Islam dibolehkan poligami dan ini sama sekali bukan untuk menyakiti wanita atau berbuat zhalim kepada wanita, akan tetapi disyari’atkan untuk mengangkat derajat wanita dan menghormati mereka. Sebab poligami telah disyari’atkan oleh Allah Yang Maha Adil, Maha Bijaksana, Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Setiap keluarga selalu mendambakan terwujudnya rumah tangga yang bahagia, diliputi sakinah, mawaddah wa rahmah. Oleh karena itu, setiap suami dan istri wajib nenunaikan hak dan kewajibannya sesuai dengan syari’at Islam dan bergaul dengan cara yang baik.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Kesimpulannya, wanita tidak boleh meminta cerai dari suaminya tanpa alasan syar’i.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> Kepada suami-istri, hendaknya selalu melaksanakan kewajiban yang Allah bebankan kepadanya, menjauhi apa-apa yang dilarang, dan selalu berdo’a kepada Allah agar dikaruniai pasangan dan keturunan yang shalih dan shalihah:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> “…Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyatinaa qurrata a’yuniw waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa.” (Al Furqaan: 74)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"> (Dikutip dari buku “Bingkisan Istimewa Menuju Keluarga Sakinah”, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas hafizhahullah, Pustaka At-Taqwa)</div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;"><br />
</div>Omah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4988614099260665567.post-78561585500283824502011-10-20T17:41:00.003-07:002011-10-29T19:27:28.918-07:00Umar Bin Abdul Aziz dan Putranya Abdul Malik<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-cF1b8eacclE/TqC8z6i4R3I/AAAAAAAAAKU/SdpqYUDgI6E/s1600/salafy2%255Bzigzagwallpapers.com%255D.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="238" src="http://4.bp.blogspot.com/-cF1b8eacclE/TqC8z6i4R3I/AAAAAAAAAKU/SdpqYUDgI6E/s320/salafy2%255Bzigzagwallpapers.com%255D.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">source : zigzagwallpaper.com</td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 16px;">Disalin dari catatan <a href="http://www.facebook.com/note.php?note_id=262544187120356">Abu Arini Ahmad</a></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 16px;"><br />
</span></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Belum lagi tabi'in yang agung amirul mukminin Umar bin Abdul Aziz membersihkan tangannya dari mengebumikan jenazah khalifah sebelumnya Sulaiman bin Abdul Malik. Tiba-tiba beliau mendengar suara gemuruh tanah di sekitarnya, lalu beliau berkata : "Ada apa ini?" Mereka menjawab : "Ini adalah kendaraan-kendaraan khilafah wahai amirul mukminin, telah dipersiapkan agar anda sudi menaikinya." Beliau memandang dengan sebelah matanya dan berkata dengan terputus-putus karena lelahnya dan rasa kantuknya setelah semalam tidak tidur : "Apa urusanku dengan kendaraan ini?! Jauhkan ia dariku, semoga Allah memberkahi kalian. Dekatkan saja bighal milikku, karena itu cukup bagiku."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Belum sempat beliau meluruskan posisi punggungnya di atas bighal, tiba-tiba datanglah kepala prajurit yang berjalan mengawal di depan beliau beserta beberapa pasukan yang berjalan berbaris di kanan dan kiri beliau, sedang di tangan mereka menggenggam tombak yang berkilau.</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Khalifah berkata kepada kepala prajurit tersebut : "Aku tidak membutuhkan anda dan juga mereka. Aku hanyalah orang biasa dari kaum muslimin, berjalan sebagaimana mereka berjalan. Kemudian beliau berjalan dan orang-orang pun berjalan hingga sampai ke mesjid, lalu dikumandangkanlah adzan serta seruan "shalat jama'ah... shalat jama'ah..." Lalu manusia memenuhi setiap sisi di dalam masjid. Setelah manusia berkumpul, Umar bin Abdul Aziz naik mimbar dan berkhutbah. Beliau memuji Allah dan menyanjung-Nya lalu mengucapkan shalawat atas Nabi kemudian berkata :</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">"Wahai manusia, sesungguhnya aku telah mendapat musibah dengan urusan ini (yakni diangkatnya beliau sebagai khalifah), tanpa pertimbangan dariku, tanpa aku memintanya, tanpa musyawarah antara kaum muslimin, maka aku lepaskan bai'at yang melilit leher kalian dariku... lalu silakan kalian memilih pemimpin lagi yang kalian ridhai."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Maka manusia berteriak dengan satu suara : "Kami memilih anda wahai amirul mukminin dan kami ridha kepada anda. Kami serahkan urusan kami dengan harapan keberuntungan dan keberkahan."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ketika beliau melihat suara-suara mulai tenang dan hatipun mulai tertata, maka beliau bertahmid kepada Allah untuk kesekian kalinya dan mengucapkan shalawat atas Nabi Muhammad sebagai hamba dan utusan-Nya.</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Beliau menganjurkan manusia untuk senantiasa bertakwa kepada Allah, zuhud di dunia, berharap kenikmatan akhirat serta mengingatkan kepada mereka tentang kematian. Hingga sanggup melunakkan hati yang keras dan meneteskan air mata orang yang sadar akan dosanya. Begitulah nasihat yang keluar dari hati akan sampai di hati orang yang mendengarnya.</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Beliau mengeraskan suara agar semua orang mendengarnya : "Wahai manusia, barangsiapa yang taat kepada Allah maka wajib untuk ditaati dan barangsiapa yang memerintahkan maksiat maka tiada ketaatan kepadanya siapapun dia. Wahai manusia, taatilah aku selagi aku mentaati Allah dalam memerintah kalian. Namun jika aku bermaksiat kepada Allah, maka tiada kewajiban sedikitpun bagi kalian untuk mentaatiku."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Selanjutnya beliau turun dari mimbar dan beranjak menuju rumahnya dan masuk ke dalam kamarnya. Beliau ingin sekali istirahat barang sejenak setelah menguras tenaganya karena banyaknya kesibukan pasca wafatnya khalifah sebelumnya.</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Akan tetapi, belum lagi lurus pinggangnya di tempat tidur, tiba-tiba datanglah putra beliau yang bernama Abdul Malik -ketika itu dia berumur 17 tahun- dia berkata :</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Abdul Malik : "Apa yang ingin anda lakukan wahai amirul mukminin?"</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Umar bin Abdul Aziz : "Wahai anakku, aku ingin memejamkan mata barang sejenak karena sudah tak ada lagi tenaga tersisa."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Abdul Malik : "Apakah anda akan tidur sebelum mengembalikan hak orang-orang yang dizhalimi wahai amirul mukminin?"</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Umar bin Abdul Aziz : " Wahai anakku, aku telah begadang semalaman untuk mengurus pemakaman pamanmu Sulaiman, nanti jika telah datang waktu dhuhur aku akan shalat bersama manusia dan aku akan kembalikan hak orang-orang yang dizhalimi kepada pemiliknya, insya Allah."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Abdul Malik : "Siapa yang menjamin bahwa anda masih hidup hingga datang waktu dhuhur wahai amirul mukminin?"</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kata-kata ini telah menggugah semangat Umar, hilanglah rasa kantuknya, kembalilah semua kekuatan dan tekad pada jasadnya yang telah lelah, beliau berkata : "Mendekatlah engkau nak!" lalu mendekatlah putra beliau kemudian beliau merangkul dan mencium keningnya sembari berkata : "Segala puji bagi Allah yang telah mengeluarkan dari tulang sulbiku seorang anak yang dapat membantu melaksanakan agamaku."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kemudian beliau bangun dan memerintahkan untuk menyeru kepada manusia : "Barangsiapa yang merasa dizhalimi hendaklah segera melapor."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">***</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Siapakah gerangan Abdul Malik itu? Orang-orang berkata tentang beliau ini : "Sesungguhnya dialah yang memberikan motivasi kepada ayahnya hingga menjadi seorang ahli ibadah dan dia pula yang membimbing ayahnya menempuh jalan zuhud." Maka marilah kita menelusuri kisah pemuda yang shalih ini dari awalnya.</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Umar bin Abdul Aziz memiliki 15 anak, tiga diantaranya adalah wanita. Mereka seluruhnya memiliki prestasi dalam hal takwa dan tingkat keshalihannya. Akan tetapi Abdul Malik bagaikan inti kalung di antara saudara-saudaranya, atau seperti bintang di tengah-tengah mereka. Beliau adalah orang yang sopan, mahir dan cerdas, umurnya masih muda namun akalnya begitu dewasa.</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Beliau tumbuh dalam ketaatan kepada Allah <em>subhanahu wa ta'ala</em> sejak memasuki usia remaja. Beliau adalah orang yang paling mirip dengan Abdullah bin Umar di antara seluruh keturunan Al-Khathab. Khususnya dalam hal ketakwaan, rasa takutnya bermaksiat dan taqarrubnya kepada Allah dengan ketaatan.</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">***</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Putra paman beliau yang bernama 'Ashim bercerita :</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">"Aku tiba di Damaskus dan menginap di rumah putra pamanku Abdul Malik yang ketika itu masih bujang. Kami shalat Isya' dan setelah itu masing-masing masuk ke kamar tidurnya. Lalu Abdul Malik mendekati lampu dan memadamkannya. Kamipun telah merasa kantuk. Ketika aku bangun di tengah malam dan ternyata Abdul Malik tengah berdiri shalat dalam kegelapan, sedangkan ia mambaca firman Allah subhanahu wa ta'ala :</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">[yang artinya]</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">"Maka bagaiman pendapatmu jika Kami berikan kepada mereka kenikmatan hidup bertahun-tahun. Kemudian datang kepada mereka adzab yang telah diancamkan kepada mereka, niscaya tidak berguna bagi mereka apa yang mereka selalu menikmatinya."</span></em></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">(QS. Asy-Syu'ara' : 205-207).</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kudengar dia mengulang-ulang ayat tersebut sembari menahan tangisnya dan akhirnya keluar pula air matanya yang tak mampu dia tahan. Setiap kali sampai di ayat tersebut dia mengulanginya sampai-sampai aku berkata dalam hati : "Tangisan itu bisa menyebabkan kematiannya." Maka tatkala aku melihatnya aku mengatakan : <em>"Laa ilaaha illallah wal hamdulillah"</em> seperti yang biasa diucapkan orang tatkala terjaga dari tidurnya, dengan harapan agar ia menghentikan tangisnya begitu mendengar ada orang yang bangun. Tatkala dia mendengarku maka ia pun diam dan aku tidak mendengar lagi isak tangisnya.</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">***</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pemuda keturunan Umar ini berguru kepada ulama-ulama senior pada zamannya hingga begitu akrab dengan kitabullah, mengambil bagian yang banyak dari hadits Rasulullah <em>shallallahu 'alaihi wa sallam</em>dan mendalami ilmu-ilmu agama. Hingga pada gilirannya beliau masuk dalam kelompok pertama dari fuqaha' penduduk Syam pada zamannya kendati masih muda belia.</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Telah diriwayatkan bahwa Umar bin Abdul Aziz pernah mengumpulkan para penghafal Kitabullah dan para fuqaha' di Syam lalu berkata : "Sesungguhnya aku mengundang kalian untuk suatu urusan kezhaliman yang terjadi dalam keluargaku (yakni pada masa Khalifah Sulaiman), bagaimana pendapat kalian?"</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mereka menjawab : "Wahai amirul mukminin, sesungguhnya hal itu bukanlah tanggung jawab anda, dan dosanya ditanggung oleh orang yang merampas hak tersebut." Namun jawaban tersebut belum bisa memuaskan hati Umar. Kemudian salah seorang diantara mereka yang tidak sependapat dengan pendapat tersebut berkata : "Undanglah Abdul Malik wahai amirul mukminin, karena beliau layak untuk anda undang karena ilmu, kefaqihan dan kecerdasanya."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tatkala putra Umar, yakni Abdul Malik masuk, amirul mukminin bertanya : "Bagaimana pendapatmu tentang harta yang diambil oleh anak-anak paman kita (Sulaiman) secara zhalim? Padahal oarng-orang yang memiliki hak tersebut telah datang dan menuntutnya, sementara kita mengetahui hak mereka?"</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Abdul Malik berkata : "Menurut hemat saya, hendaknya anda mengembalikan barang tersebut kepada yang memiliki selagi anda mengetahui urusannya, karena jika anda tidak melakukannya maka anda telah berserikat dengan orang yang mengambil hak dengan cara yang zhalim." Menjadi teranglah hati Umar, menjadi tenanglah jiwa beliau dan hilanglah rasa gelisah yag menyelimuti hatinya.</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pemuda keturunan Umar ini lebih memilih hidup di bumi <em>ribath</em> (perbatasan untuk menjaga serangan musuh) dan menetap di salah satu desa yang dekat dengannya daripada tinggal di Syam. Beliau menuju kesana dan beliau tinggalkan Damaskus yang penuh dengan taman yang subur, pepohonan yang rindang dan sungai-sungai yang indah.</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ayahanda beliau -kendati telah mengetahui betul akan keshalihan dan ketakwaannya- masih merasa khawatir jika anaknya tergelincir oleh tipu daya syetan, amat mendambakan jika anaknya senantiasa menjadi pemuda yang tegar. Beliau selalu ingin mengetahui urusannya selagi mampu mengetahuinya. Beliau sama sekali tidak meremehkan urusan ini.</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">***</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Maimun bin Mahran, menteri Umar bin Abdul Aziz sekaligus penasihat yang membantu beliau, bercerita :</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Aku menemui Umar bin Abdul Aziz sedangkan aku lihat beliau tengah menulis surat yang ditujukan untuk putra beliau Abdul Malik. Beliau bermaksud menasehati putranya, memberikan pengarahan, peringatan dan kabar gembira. Di antara yang beliau tulis adalah :</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">"<em>Amma ba'du</em>, sesungguhnya orang yang paling berhak menjaga dan memahami perkataanku adalah engkau. Dan sesungguhnya Allat <em>ta'ala</em> -alhamdulillah- telah mengaruniakan kebaikan kepada kita sejak kecil hingga sekarang. Maka ingatlah wahai anakku akan karunia Allah kepadamu dan juga kepada kedua orang tuamu. Jauhilah olehmu sifat takabur dan merasa besar, karena hal itu adalah perbuatan syetan, sedangkan syetan adalaha musuh yang nyata bagi orang-orang beriman."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">"Ketahuilah, sesungguhnya aku mengirim surat ini untukmu bukan karena aku mendengar suatu berita tentangmu, aku tidak mendengar berita tentangmu kecuali yang baik-baik. Hanya saja telah sampai kepadaku tentang kebanggaanmu terhadap dirimu. Seandainya rasa ujub ini muncul pada dirimu hingga menyebabkan aku tidak menyukainya, maka engkau akan melihat sesuatu yang tidak kau sukai dariku."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Maimun berkata : "Kemudian Umar menoleh kepadaku dan berkata : "Wahai Maimun, sesungguhnya dalam pandangan mataku Abdul Malik begitu baik, namun aku khawatir jika kecintaanku kepadanya mengalahkan pengetahuanku terhadapnya, sehingga aku menempatkan diriku seperti orang tua yang buta, pura-pura tidak tahu terhadap kekurangan anaknya."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Maka datanglah kepadanya, selidikilah keadaannya dan lihatlah apakah engkau melihat tanda-tanda kesombongan dan kebanggaan pada dirinya? Karena dia masih terlalu muda, belum tentu aman dari tipu daya syetan."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Maimun berkata : "Maka aku melakukan perjalanan menemui Abdul Malik hingga bertemu dengannya. Aku meminta ijin lalu masuk. Ternya dia adalah seorang pemuda yang masih belia, pemuda yang gagah, tampan dan tawadhu', dia duduk di atas alas dari rambut. Dia mendekat kepadaku kemudian berkata :</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Abdul Malik : "Aku telah mendengar ayah menyebut-nyebut kebaikan anda, saya berharap agar Allah memberikan manfaat karena anda."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Maimun : "Bagaimanakah keadaan anda hari ini?"</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Abdul Malik : "Mendapatkan keyakinan dan nikmat dari Allah subhanahu wa ta'ala. Hanya saja aku takut jika terpedaya oleh sikap <em>husnudhan</em> ayah kepadaku, padahal saya belum mencapai keutamaan sebagaimana yang beliau duga. Aku khawatir jika kecintaan beliau kepadaku telah mengalahkan pengetahuan beliau tentang diriku, sehingga hal itu menjadi bencana bagiku."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Maimun : (aku sungguh heran bagaimana keduanya bisa sepakat pemikirannya) "Beritahukanlah kepadaku, darimana engkau mencari nafkah?"</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Abdul Malik : "Dari hasil bumi yang telah aku beli dari orang yang mendapatkan warisan dari ayahnya, aku membayarnya dengan uang yang tidak ada syubhat di dalamnya. Dengannya aku dapat mencukupi kebutuhanku."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Maimun : "Apa yang kau makan setiap harinya?"</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Abdul Malik : "Sehari daging, sehari adas dan sehari makan cuka dan zaitun, dengan ini cukup untuk hidup."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Maimun : "Apakah engkau merasa bangga dengan keadaanmu?"</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Abdul Malik : "Begitulah pada awalnya, namun manakala ayah menasehatiku dan memberikan pengertian kepadaku dan mengingatkan akan kekuranganku, maka Allah memberikan manfaat kepadaku dengannya, semoga Allah membalas kebaikan ayah dengan balasan yang baik."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kemudian aku (Maimun) duduk-duduk beberapa saat sambil berbincang-bincang dengannya, maka aku tidak melihat pemuda yang lebih tampan, lebih berakal, lebih bagus adabnya darinya kendati masih sangat muda dan sedikit pengalamannya.</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ketika waktu telah menjelang sore, seseorang mendatanginya dan berkata :"Semoga Allah menjadikan anda sejahtera, kami telah mengosongkannya."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dia terdiam, lalu aku bertanya :</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Maimun : "Apa maksud dia berkata, "kami telah mengosongkannya?"</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Abdul Malik : "Kolam mandi"</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Maimun : "Ada apa dengan kolam mandi itu?"</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Abdul Malik : "Orang-orang mengosongkannya untukku"</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Maimun : "Sungguh engkau telah melakukan sesuatu yang besar, hingga aku mendengar berita ini"</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Abdul Malik : (dengan rasa takut dan membaca <em>istirja'</em>[<em>inna lillahi wa inna ilaihi raji'un</em>]) Lalu berkata : "Dalam hal mana wahai paman?"</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Maimun : "Apakah kolam tersebut milikmu?"</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Abdul Malik : "Bukan!"</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Maimun : "Lantas atas dasar apa engkau menyuruh manusia keluar darinya kemudian engkau memakainya? Seakan engkau ingin mengunggulkan dirimu di atas mereka dan engkau menjadikan kehormatanmu di atas kehormatan mereka? Engkau juga mengganggu pemilik kolam tersebut untuk memenuhi kebutuhan hariannya dan engkau membuat orang-orang kecewa karena harus pulang lantaran tak boleh masuk."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Abdul Malik : "Tentang pemilik kolam, dia telah merelakan dan memberikan haknya kepadaku."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Maimun : "itulah pelayanan yang dengannya engkau dapat tercemari oleh takabur. Apa yang menghalangimu untuk masuk bersama manusia, sedangkan engkau seperti mereka juga?"</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Abdul Malik : " yang menghalangiku adalah, sebagian orang-orang miskin masuk kolam tanpa menggunakan penutup, maka aku tidak suka melihat aurat mereka. Dan aku tidak bisa pula memaksa mereka untuk menggunakan penutup karena mereka akan menganggap saya menggunakan kekuasaan saya yang mana saya memohon kepada Allah agar membersihkan kami dari tendensi semacam itu. Maka berilah nasihat kepadaku semoga anda mendapatkan rahmat dari Allah, sehingga saya bisa mengambil manfaatnya. Dan berilah masukan agar saya bisa memecahkan persoalan ini."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Maimun : "Tunggulah sampai orang-orang keluar semua dari kolam di malam hari dan mereka telah kembali ke rumah mereka masing-masing, kemudian barulah kamu masuk kolam."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Abdul Malik : "Baik, aku janji tidak akan masuk ke dalamnya di siang hari setelah hari ini." Kemudian dia diam sejenak seakan memikirkan sesuatu. Lalu dia mengangkat kepalanya dan berkata : "Saya mohon kepada anda agar tidak menyampaikan kabar ini kepada ayah, karena aku khawatir dia akan marah kepadaku. Aku takut jika sewaktu-waktu ajal tiba sedangkan beliau dalam keadaan tidak ridha kepadaku."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Maimun : "Jika amirul mukminin bertanya apakah aku melihat suatu kejanggalan pada dirimu, maka apakah engkau rela jika aku harus berdusta kepada beliau?"</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dia menjawab : "Tentu saja tidak, <em>na'udzu billah</em>, akan tetapi anda bisa berkata : "aku memang melihat sesuatu darinya, lalu aku menasehatinya dan memberikan gambaran bahwa urusannya itu besar, kemudian dia mau memperbaiki dirinya."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Karena ayah tidak akan meminta anda untuk membuka rahasia ini selagi anda tidak menceritakan kepada beliau. Dan Allah <em>subhanahu wa ta'ala</em> telah menjaga beliau dari mengorek sesuatu yang menjadi rahasia."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Maimun berkata : "aku belum pernah melihat seorang anak dan orang tua semisal keduanya, semoga Allah merahmati keduanya."</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Semoga Allah meridhai khalifah rasyidin yang kelima Umar bin Abdul Aziz, semoga Allah memberikan kebahagiaan kepada beliau di kuburnya dan juga Abdul Malik putra dan jantung hatinya. Semoga keselamatan menyertai mereka di hari perjumpaan dengan <em>Ar-Rafiqul A'la</em>, keselamatan menyertai keduanya di hari kebangkitan bersama orang-orang yang berbuat kebaikan.</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">***</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Untuk menambah keterangan tentang biografi Umar bin Abdul Aziz lihatlah :</span></div></div><ol style="padding-bottom: 0px; padding-left: 25px; padding-right: 10px; padding-top: 0px;"><li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Siirah Umar bin Abdul Aziz Ibnu Al-Jauzi.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Siirah Umar bin Abdul Aziz Ibnu Abdil Hakim.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Thabaqat Al-Kubra Ibnu Sa'ad jilid 1-8.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Shifatu Ash-Shofwah Ibnu Al-Jauzi 2/113-126 dan pada halaman 127 dan seterusnya khusus biografi Abdul Malik.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hilyatu Al-Auliya' Al-Ashbahani 5/302-353, pada halaman 303 dan seterusnya terdapat biografi Abdul Malik secara khusus.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Wafiyaat Al-A'yaan Ibnu Khulkan jilid 2-5.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tarikh Ath-Thabari (lihat daftar isi kitab tersebut pada jilid 10).</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Al Aqdu Al-Fariid Ibnu Abdi Rabb-ihi (lihat daftar isi kitab tersebut pada jilid 8)</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Al-Bayan wa At-Tabyiin oleh Al-Jahahizh (lihat daftar isi kitab tersebut pada jilid 1).</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tarikh Madinatu Damsyik Ibnu Asakir 2/115-127.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tahdzib At-tahdzib Ibnu Hajar Al-Asqalani 7/475-478.</span></li>
</ol><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Disalin dari buku :</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">"Mereka adalah para TABI'IN, kisah-kisah paling menakjubkan yang belum tertandingi hingga hari ini"</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Penerbit :</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">At-Tibyan</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Judul Asli :</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Shuwaru min Hayati At-Tabi'in</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 1.5em;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Penulis : DR. Abdurrahman Ra'fat Basya</span></div></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div><br />
<div class="fb-like" data-href="http://jejakjejakcinta.blogspot.com/2011/10/umar-bin-abdul-aziz-dan-putranya-abdul.html" data-send="true" data-width="450" data-show-faces="true"></div>Omah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4988614099260665567.post-87733950692179343832011-10-20T17:11:00.003-07:002011-10-20T17:11:46.079-07:00Hasan Al-Bashri<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px;"></span><br />
<div style="line-height: 1.5em;"><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-xjF4wqdBmwE/TqC2O6wvKFI/AAAAAAAAAKE/1r1o0wt4yco/s1600/zaitun%255Bmenitijalansunnah.wordpress.com%255D.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="161" src="http://2.bp.blogspot.com/-xjF4wqdBmwE/TqC2O6wvKFI/AAAAAAAAAKE/1r1o0wt4yco/s200/zaitun%255Bmenitijalansunnah.wordpress.com%255D.jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: xx-small;">zaitun, source : menitijalansunnah.wordpress.com</span></td></tr>
</tbody></table>Disalin dari catatan <a href="http://www.facebook.com/note.php?note_id=263627157012059">Abu Arini Ahmad</a></div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Telah datang berita gembira kepada istri Rasulullah <em>shallallahu 'alaihi wa sallam</em> Ummu Salamah, bahwa budaknya yang bernama Khairah telah melahirkan seorang bayi laki-laki. Ummul Mukmini hanyut dalam kegembiraa dan wajahnya berseri-seri.</div><div style="line-height: 1.5em;">Dia mengutus seseorang untuk membawa ibu dan bayinya ke rumah selama masa-masa pemulihan pasca melahirkan. Khairah adalah budak yang paling beliau sayangi dan beliau telah rindu menantikan kelahiran bayi pertama dari budaknya itu.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Tak lama setelah itu Khairah pun datang dengan bayi di gendongannya. Ketika Ummu Salamah memandangnya, beliau langsung menyukai bayi itu karena wajahnya yang tampan dan cerah, menarik hati siapapun yang memandangnya.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Ummu Salamah bertanya kepada budaknya : "Sudahkah engkau memberikan nama untuknya wahai Khairah?" Khairah menjawab : "Belum, aku ingin andalah yang memilihkan nama untuknya sesuka anda."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Ummu Salamah berkata : "Kita akan memberi nama yang diberkahi Allah <em>subhanahu wa ta'ala</em> yaitu Hasan." Lalu beliau mengangkat tangannya untuk mendoakan kebaikan bagi sang bayi.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Kebahagiaan atas kelahiran Hasan itu tidak hanya dirasakan oleh keluarga Ummul Mukminin Ummu Salamah saja. Namun juga dirasakan oleh seisi rumah di Madinah, yaitu di rumah shahabat utama yang juga penulis wahyu Rasulullah, Zaid bin Tsabit. Sebab si ayah bayi, yakni Yasaar, adalah budak Zaid bin Tsabit yang paling disayangi dan diutamakan di antara budak yang lain.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hasan bin Yassar (yang pada akhirnya lebih terkenal dengan sebutan Hasan Al-Bashri) tumbuh di salah satu rumah Nabi <em>shallallahu 'alaihi wa sallam</em>, besar di pangkuan salah satu istri beliau, yaitu Hindun binti Suhail yang lebih sering dipanggil dengan Ummu Salamah.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Adapun Ummu Salamah -kalau pembaca belum tahu- adalah seorang wanita Arab yang paling sempurna akalnya, paling banyak keutamaannya dan paling teguh pendiriannya. Beliau adalah istri yang paling luas pengetahuannya dan paling banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah <em>shallallahu 'alaihi wa sallam</em>. Beliau meriwayatkan sebanyak 387 hadits. Beliau juga termasuk sedikit dari bilangan wanita di masa jahiliyyah yang mampu baca-tulis.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hubungan bayi yang beruntung itu dengan Ummu Salamah tidak hanya sebatas itu. Lebih jauh lagi, karena seringkali ibunda beliau Khairah, harus keluar rumah untuk mengurus kebutuhan Ummul Mukminin sehingga harus meninggalkan bayinya. Bila sang bayi menangis karena lapar, maka Ummul Mukminin meletakkan bayi itu di pangkuannya, lalu disusui supaya diam. Karena rasa cintanya terhadap bayi itu, Ummul Mukminin bisa mengeluarkan air susu yang kemudian diminum oleh si bayi hingga merasakan kenyang dan diam dari tangisnya. Dengan demikian kedudukan Ummu Salamah bagi Hasan Al-Bashri adalah sebagai ibu dalam dua sisi.. pertama karena Hasan Al-Bashri adalah seorang dari mukminin sedang Ummu Salamah adalah Ummul Mukminin. Kedua : Ummu Salamah adalah ibu susuan bagi beliau.</div><div style="line-height: 1.5em;">***</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Anak ini meraih kesempatan emas untuk bergaul dengan istri-istri Nabi <em>shallallahu 'alaihi wa sallam</em>, sebab rumah-rumah mereka berdekatan sehingga ia bisa bermain dari satu rumah ke rumah yang lain. Sudah barang tentu akhlak beliau terwarnai oleh para penghuni rumah itu dan mendapatkan bimbingan mereka.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Seperti yang diceritakan oleh Hasan Al-Bashri sendiri, dia mengisi rumah Ummul Mukminin dengan ketangkasannya yang menyenangkan. Sering dia naik atap rumah lalu berpindah-pindah dengan lincahnya.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hasan dibesarkan dalam suasana yang diterangi oleh cahaya nubuwah dan meneguk sumber air jernih (ilmu) yang tersedia di rumah ummahatul mukminin. Beliau juga berguru kepada shahabat-shahabat utama di Masjid Nabawi. Beliau meriwayatkan dari Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abu Musa Al-Asy'ari, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Anas bin Malik, Jabir bin Abdillah dan lain-lain.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Meski demikian kekaguman yang paling menonjol jatuh kepada Ali bin Abi Thalib <em>radhiyallahu 'anhu</em>. Dia mengagumi keteguhan agamaya, ketekunan ibadahnya, kezuhudannya terhadap dunia, kefasihan lidahnya, hikmah-hikmahnya yang berkesan di hatinya, kemantapan tutur katanya dan nasihat-nasihatnya yang menggetarkan hati. Sehingga beliau berusaha berakhlak dengannya dalam hal takwa dan ibadah serta mengikuti jejaknya dalam memberikan keterangan dan kefasihan bahasanya.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Menginjak usia 14 tahun, ketika memasuki usia remaja, beliau berpindah bersama kedua orang tuanya ke Bashrah dan menetap disana. Dari sinilah muncul julukan Al-Bashri, yang di nisbahkan pada kota Bashrah. Lalu keutamaan beliau mulai dikenal orang-orang Bashrah.</div><div style="line-height: 1.5em;">***</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Di saat Hasan Al-Bashri menjadi imam, kota Bashrah merupakan benteng Islam yang terbesar dalam bidang ilmu pegetahuan. Masjidnya yang agung penuh dengan para shahabat dan tabi'in yang hijrah ke sana dan halaqah-halaqah keilmuan dengan beraneka ragam dan coraknya memakmurkan masjid-masjid dan suraunya.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;">Hasan Al-Bashri tinggal di Masjid itu dan menekuni halaqah Abdullah bin Abbas <em>Habru Umati Muhammad</em> (Ustadznya umat Muhammad). Dia mengambil pelajaran tafsir, hadits, qira'ah, fiqh, adab, bahasa dan sebagainya. Hingga beliau menjadi seorang ulama besar dan fuqaha yang terpercaya.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Maka, umat banyak menggali ilmunya, mendatangi majelisnya serta mendengarkan ceramahnya yang mampu melunakkan jiwa-jiwa yang keras dan mencucurkan air mata orang-orang yang terlanjur berbuat dosa. Banyak orang terpikat dengan hikmahnya yang mempesona.</div><div style="line-height: 1.5em;">Nama Hasan Al-Bashri telah menyebar di seluruh daerah dan terkenal di mana-mana.</div><div style="line-height: 1.5em;">Para gubernur dan khalifah menanyakan dan mengikuti beritanya.</div><div style="line-height: 1.5em;">***</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Khalid bin Shafwan bercerita : "Aku bertemu dengan Maslamah bin Abdul Malik di daerah Hijaz, beliau berkata : "Wahai Khalid, ceritakan kepadaku tentang Hasan Al-Bashri, aku rasa engkau lebih mengenalnya dari yang lain."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Aku berkata : "Semoga Allah menjaga anda. Saya sebaik-baik orang yang akan memberikan keterangan tentang Hasan Al-Bashri wahai Amir, karena saya adalah tetangga sekaligus muridnya yang setia. Saya lebih mengenal beliau daripada orang Bashrah lainnya. "</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Beliau berkata : "Ceritakan apa yang anda ketahui tentangnya." Saya berkata : "Beliau adalah orang yang hatinya sama dengan lahiriyahnya, perkataannya serasi dengan perbuatannya. Jika menyuruh perkara yang ma'ruf, maka beliau pula yang paling sanggup melakukanya. Jika melarang yang mungkar, beliau pula yang paling mampu meninggalkannya. Saya mendapatinya sebagai orang yang tidak memerlukan pemberian; dan zuhud terhadap apa yang ada di tangan orang lian. Sebaliknya saya dapati betapa orang-orang memerlukan dan menginginkan apa yang dia miliki."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Maslamah berkata : "Cukup wahai Khalid, cukup. Bagaimana kaum itu bisa sesat, bila ada orang semisal dia di tengah-tengah mereka?"</div><div style="line-height: 1.5em;">***</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Ketika Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi berkuasa di Irak, bertindaksewenang-wenang dan kejam di wilayahnya, Hasan Al-Bashri termasuk dalam bilangan sedikit orang yang berani menentang dan mengecam keras akan kezhaliman penguasa itu secara terang-terangan.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Suatu ketika Hajjaj membangun istana yang megah untuk dirinya di kota Wasit. Ketika pembangunan selesai diundangnya orang untuk melihat dan mendoakannya. Hasan Al-Bashri tak mau menyia-nyiakan kesempatan yang baik di mana banyak orang sedang berkumpul. Dia tampil memberikan ceramah, mengingatkan mereka agar bersikap zuhud di dunia dan menganjurkan manusia untuk mengejar apa yang ada di sisi Allah <em>subhanahu wa ta'ala</em>.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Begitulah, ketika Hasan Al-Bashri tiba di tempat itu dan melihat begitu banyak orang-orang mengelilingi istana yang megah dan indah dengan halamannya yang luas, beliau berdiri untuk berkhutbah. Di antara yang beliau sampaikan adalah : "Kita mengetahui apa yang dibangun oleh manusia yang paling kejam dan kita dapati Fir'aun yang membangun istana yang lebih besar dan lebih megah daripada bangunan ini. Namun kemudian Allah membinasakan Fir'aun beserta apa yang dibangunnya. Andai saja Hajjaj sadar bahwa penghuni langit telah membencinya dan penduduk bumi telah memperdayakannya..."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Beliau terus mengkritik dan mengecam hingga beberapa orang mengkhawatirkan keselamatannya dan memintanya berhenti : "Cukup wahai Abu Sa'id, cukup."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Namun Hasan Al-Bashri berkata : "Wahai saudaraku, Allah <em>subhanahu wa ta'ala</em> telah mengambil sumpah dari ulama agar menyampaikan kebenaran kepada manusia dan tak boleh menyembunyikannya."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Keesokan harinya Hajjaj menghadiri pertemuan bersama para pejabatnya dengan memendam amarah dan berkata keras : "Celakalah kalian! Seorang dari budak-budak Bashrah itu memaki-maki kita dengan seenaknya dan tak seorangpun dari kalian berani mencegah dan menjawabnya. Demi Allah, akan kuminumkan darahnya kepada kalian wahai pengecut!"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj memerintahkan pengawalnya untuk menyiapkan pedang beserta algojonya dan menyuruh polisi untuk menangkap Hasan Al-Bashri.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Dibawalah Hasan Al-Bashri, semua mata mengarah kepadanya dan hati mulai berdebar menunggu nasibnya. Begitu Hasan Al-Bashri melihat algojo dan pedangnya yang terhunus dekat tempat hukuman mati, beliau menggerakkan bibirnya membaca sesuatu. Lalu berjalan mendekati Hajjaj dengan ketabahan seorang mukmin, kewibawaan seorang muslim dan kehormatan seorang da'i di jalan Allah.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Demi melihat ketegaran yang demikian, mental Hajjaj menjadi ciut. Terpengaruh oleh wibawa Hasan Al-Bashri, dia berkata ramah: "Silakan duduk di sini wahai Abu Sa'id, silakan..."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Seluruh yang hadir menjadi bengong dan terheran-heran melihat perilaku amirnya yang mempersilakan Hasan Al-Bashri duduk di kursinya. Sementara itu, dengan tenang dan penuh wibawa Hasan Al-Bashri duduk di tempat yang telaah disediakan. Hajjaj menoleh kepadanya lalu menanyakan berbagai masalah agama, dan dijawab Hasan Al-Bashri dengan jawaban-jawaban yang menarik dan mencerminkan pengetahuan yang luas.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Merasa cukup dengan pertanyaan yang diajukan, Hajjaj berkata: "Wahai Abu Sa'id, anda benar-benar tokoh ulama yang hebat." Dia semprotkan minyak ke jenggot Hasan Al-Bashri lalu diantarnya sampai dekat pintu.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Sesampainya di luar istana, pengawal yang mengikuti Hasan Al-Bashri berkata: "Wahai Abu Sa'id sesungguhnya Hajjaj memanggil anda untuk suatu urusan yang lain. Ketika anda masuk dan melihat algojo dan pedangnya yang terhunus, saya lihat anda membaca sesuatu, apa sebenarnya yang anda lakukan ketika itu?"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Beliau berkata: (aku berdo'a) "Wahai Yang Maha Melindungi dan tempatku bersandar dalam kesulitan, jadikanlah amarahnya menjadi dingin dan menjadi keselamatan bagiku sebagaimana Engkau jadikan api menjadi dingin dan keselamatan bagi Ibrahim."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Kejadian serupa sering dialami Hasan Al-Bashri berhubungan dengan para wali negeri dan amir, dimana beliau selalu lolos dari setiap kesulitan tanpa menjatuhkan wibawanya dimata para penguasa dengan lindungan dan pemeliharaan Allah <em>subhanahu wa ta'ala</em>.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Setelah wafatnya khalifah yang zuhud, Umar bin Abdul Aziz, kekuasaan beralih ke tangan Yazid bin Abdul Malik. Khalifah baru ini mengangkat Umar bin Hubairah Al-Farazi sebagai gubernur Irak sampai Khurasan. Yazid ditengarai telah berjalan tidak seperti jalannya kaum salaf yang agung. Dia senantiasa mengirim surat kepada walinya, Umar bin Hubairah agar melaksanakan perintah-perintah yang adakalanya melenceng dari kebenaran.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Untuk memecahkan problem itu, Umar bin Hubairah memanggil para ulama di antaranya Asy-Sya'bi dan Hasan Al-Bashri. Dia berkata: "Sesungguhnya amirul mukminin, Yazid bin Abdul Malik telah diangkat oleh Allah <em>subhanahu wa ta'ala</em> sebagai khalifah atas hamba-hamba-Nya. Sehingga wajib ditaati dan aku diangkat sebagai walinya di negeri Irak sampai daerah Persia. Dia selalu menulis surat perintah yang ada kalanya kupandang tidak adil. Dalam keadaan yang demikian, bisakah kalian memberikan jalan keluar untukku, apakah aku harus mentaati perintah-perintahnya yang bertentangan dengan agama?"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Asy-Sya'bi menjawab dengan jawaban yang lunak dan sesuai dengan jalan pikiran pemimpinnya itu, sedangkan Hasan Al-Bashri tidak berkomentar sehingga Umar menoleh kepadanya dan bertanya : "Wahai Abu Sa'id, bagaimana pendapatmu?"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Beliau berkata: "Wahai ibnu Hubairah, takutlah kepada Allah atas Yazid dan jangan takut Yazid karena Allah. Sebab ketahuilah bahwa Allah <em>subhanahu wa ta'ala</em> bisa menyelamatkanmu dari Yazid, sedangkan Yazid tak mampu menyelamatkanmu dari murka Allah. Wahai Ibnu Hubairah aku khawatir akan datang kepadamu malaikat maut yang keras dan tak pernah menentang perintah Rabb-nya lalu memindahkanmu dari istana yang luas ini menuju liang kubur yang sempit. Di situ engkau tidak akan bertemu dengan Yazid. Yang kau jumpai hanyalah amalmu yang tidak sesuai dengan perintah Rabb-mu dan Rabb[nya] Yazid."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">"Wahai Ibnu Hubairah, bila engkau bersandar kepada Allah dan taat kepada-Nya, maka Dia akan menahan segala kejahatan Yazid bin Abdul Malik atasmu di dunia dan di akhirat. Namun jika engkau lebih suka menyertai Yazid dalam bermaksiat kepada Allah, niscaya Dia akan membiarkanmu dalam genggaman Yazid. Dan sadarilah wahai Ibnu Hubairah, tidak ada ketaatan kepada makhluk, siapapun dia, bila untuk bermaksiat kepada Allah."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Umar bin Hubairah menangis hingga basah jenggotnya karena terkesan mendengarnya. Dia berpaling dari asy-Sya'bi kepada Hasan Al-Bashri, Umar semakin bertambah hormat dan memuliakannya. Setelah kedua ulama itu keluar dan menuju masjid, orang-orang pun datang berkerumun ingin mengetahui berita pertemuan mereka dengan amir Irak tersebut.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Asy-Sya'bi menemui mereka dan berkata: "Wahai manusia, barangsiapa mampu mengutamakan Allah atas makhluk-Nya dalam segala keadaan dan masalah, maka lakukanlah. Demi yang jiwaku ada di tangan-Nya, semua yang dikatakan Hasan Al-Bashri kepada Umar bin Hubairah juga aku ketahui. Tapi yang kusampaikan kepadanya adalah untuk wajahnya, sedangkan Al-Bashri menyampaikan kata-katanya demi mengharap wajah Allah <em>subhanahu wa ta'ala</em>. Maka akau disingkirkan Allah <em>subhanahu wa ta'ala </em>dari Ibnu Hubairah, sedangkan Al-Bashri didekati dan dicintai..."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Allah memberikan karunia umur kepada Hasan Al-Bashri hingga berusia lebih dari 80 tahun dan telah memenuhi dunia ini dengan ilmu, hikmah dan fiqih. Warisan yang diunggulkannya bagi generasi kini di antaranya adalah kehalusannya yang mampu menyegarkan jiwa dan nasehat-nasehatnya yang mampu menyentuh hati dan menjadi petunjuk bagi mereka yang lalai akan hakikat kehidupan dan dunia serta ihwal manusia dalam menyikapi dunia.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Beliau pernah ditanya oleh seseorang tentang dunia dan keadaannya. Beliau berkata: "Anda bertanya tentang dunia dan akhirat. Sesungguhnya perumpamaan dunia dan akhirat adalah seperti timur dan barat, bila yang satu mendekat, maka yang lain akan menjauh.</div><div style="line-height: 1.5em;">Dan bila anda memintaku supaya menggambarkan tentang keadaan dunia ini, maka aku katakan bahwa dunia di awali dengan kesulitan dan di akhiri dengan kebinasaan, yang halal akan dihisab dan yang haram kan berujung siksa. Yang kaya akan menghadapi ujian fitnah, sedang yang miskin selalu dalam kesusahan."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Adapun jawaban tehadap pertanyaan orang lain tentang keadaannya dan keadaan orang lain dalam menyikapi dunia beliau berkata: "Duhai celaka, apa yang telah kita perbuat terhadap diri kita? Kita telah menelantarkan agama kita dan menggemukkan dunia kita, kita rusak akhlak kita dan kita perbarui rumah, ranjang serta pakaian kita. Bertumpu pada tangan kiri, lalu memakan harta yang bukan haknya.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"><em>Makanannya hasil menipu</em></div><div style="line-height: 1.5em;"><em>Amalnya karena terpaksa</em></div><div style="line-height: 1.5em;"><em>Ingin yang manis setelah yang asam</em></div><div style="line-height: 1.5em;"><em>Ingin yang panas setelah yang dingin</em></div><div style="line-height: 1.5em;"><em>Ingin yang basah setelah yang kering</em></div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hingga manakala telah penuh perutnya ia berkata: "Wahai anakku, ambillah obat pencerna."</div><div style="line-height: 1.5em;">Hai orang dungu, sesungguhnya yang kau cerna itu adalah agamamu.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"><em></em></div><div style="line-height: 1.5em;"><em>Mana tentanggamu yang lapar?</em></div><div style="line-height: 1.5em;"><em>mana yatim-yatim kaummu yang lapar?</em></div><div style="line-height: 1.5em;"><em>Mana orang miskin yang menantikan uluranmu?</em></div><div style="line-height: 1.5em;"><em>Mana nasehat Allah dan Rasul-Nya?</em></div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Kalau saja engkau sadari hisabmu. Tiap kali terbenam matahari, berkuranglah satu hari usiamu dan lenyaplah sebagian yang ada padamu.</div><div style="line-height: 1.5em;">***</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Kamis malam bulan Rajab 110 H, Hasan Al-Bashri pergi memenuhi panggilan Rabbnya. Pagi harinya menjadi pagi duka cita bagi kota Bashrah.</div><div style="line-height: 1.5em;">Jenazahnya dimandikan, dikafani dan dishalatkan setelah shalat Jum'at di masjid Jami' Bashrah, masjid dimana beliau menghabiskan banyak waktu hidupnya, belajar dan mengajar serta menyeru ke jalan Allah.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">***</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">*Untuk menambah keterangan tentang Hasan Al-Bashri lihatlah :</div><ol style="padding-bottom: 0px; padding-left: 25px; padding-right: 10px; padding-top: 0px;"><li><strong>Thabaqaat Al-Kubra Ibnu Sa'ad</strong> 7/156, 179, 182, 188, 195, 197, 202 dan halaman lain (lihat daftar isi kitab tersebut pada jilid terakhir).</li>
<li><strong>Shifatu Ash-Shofwah Ibnu Al-Jauzi</strong> 3/233-237 (Cetakan Daar An-Nasyir bi Halb).</li>
<li><strong>Hilyatu Al-Auliya' Al-Shifatu Ash-Shofwah Ibnu Al-Jauziahani</strong> 2/131-161.</li>
<li><strong>Tarikh Khalifah Ibnu Khayyath</strong> 123, 189, 287,331, 356.</li>
<li><strong>Wafiyaat Al-'Ayaan Ibnu Khulkan</strong> 1/354-356.</li>
<li><strong>Syazarat Adz-Dzahab</strong> 1/138-139.</li>
<li><strong>Mizaan Al-I'tidal</strong> 1/254 dan setelahnya.</li>
<li><strong>Amali Al-Murtadha</strong> 1/152, 153, 158, 160.</li>
<li><strong>Al Bayaan wa At-Tabyiin</strong> 2/173 dan 3/144.</li>
</ol><div style="line-height: 1.5em;">10. <strong>Al Muhabbar</strong> oleh Muhammad bin Hubaib 235, 278.</div><ol style="padding-bottom: 0px; padding-left: 25px; padding-right: 10px; padding-top: 0px;"><li><strong>Kitab Al-Wafiyaat Ahmad binHasan bin Ali bin Al-Khatib </strong>108, 109.</li>
</ol><div style="line-height: 1.5em;">12. <strong>Al-Hasan Al-Bashri</strong> oleh Ihsan Abbas.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Disalin dari buku :</div><div style="line-height: 1.5em;">"Mereka adalah para TABI'IN, kisah-kisah paling menakjubkan yang belum tertandingi hingga hari ini"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Penerbit :</div><div style="line-height: 1.5em;">At-Tibyan</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Judul Asli :</div><div style="line-height: 1.5em;">Shuwaru min Hayati At-Tabi'in</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Penulis : DR. Abdurrahman Ra'fat Basya</div>Omah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4988614099260665567.post-41587306955555792082011-10-20T16:47:00.000-07:002011-10-20T16:47:42.286-07:00Syuraih Al Qadhi<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px;"></span><br />
<div style="line-height: 1.5em;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-B3j5DBtHER4/TqCxacmGbOI/AAAAAAAAAJ8/Bs2xetN_Ubs/s1600/jejak2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212" src="http://4.bp.blogspot.com/-B3j5DBtHER4/TqCxacmGbOI/AAAAAAAAAJ8/Bs2xetN_Ubs/s320/jejak2.jpg" width="320" /></a>Disalin dari catatan <a href="http://www.facebook.com/notes/abu-arini-ahmad/syuraih-al-qadhi/264092700298838">Abu Arini Ahmad</a></div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Beliau bernama Syuraih bin Al-Harits, lahir di kota Al-Kindi di Yaman dan sempat hidup di masa jahiliyah. Syuraih termasuk golongan awal yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya ketika cahaya Islam menyentuh Yaman. Kalaulah beliau sempat bertemu Rasulullah <em>shallallahu 'alaihi wa sallam</em> di Madinah, tentu kehormatan sebagai shahabat menambah keutamaan dan keistimewaannya, namun takdir yang ditetapkan atas dirinya telah berlaku.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Beliau diangkat sebagai qadhi di masa khalifah Umar bin Al-Khathab, ketika itu Syuraih adalah orang yang memiliki kedudukan di antara para ahli ilmu, tokoh masyarakat, para shahabat dan pemuka tabi'in. Termasuk ulama terhormat lagi utama, disukai kecerdasannya, perilaku yang terpuji serta pengalaman yang banyak dan wawasan yang dalam.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Dengarkan kisah di hari amirul mukminin Umar bin Khathab membeli dari seorang dusun seekor kuda. Kuda tersebut dinaiki setelah membayarnya dengan tujuan pulang ke rumah. Namun tidak terlalu jauh dari tempat transaksi, mendadak kuda tersebut lemah dan tidak dapat melanjutkan perjalanan. Umar pun kembali dan membawanya kepada si penjual.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Umar berkata : "Ternyata kuda ini cacat, maka aku kembalikan."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">"Tidak wahai amirul mukminin, aku telah menjualnya dalam keadaan baik," bantahnya.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Umar berkata : "Permasalahan kita ini sebaiknya diputuskan oleh seseorang yang pantas."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">"Setuju! Dan aku ingin agar yang menjadi hakim bagi kita adalah Syuraih bin Al-Harits Al-Kindi, "sambut orang itu.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Maka pergilah penjual kuda tersebut bersama amirul mukminin Umar bini Khathab kepada Syuraih. Setelah Umar menyampaikan pengaduannya dan orang dusun itu menyampaikan pembelaannya, Syuraih berkata kepada Umar bin Khathab : "Benarkah anda membeli darinya seekor kuda dalam keadaan baik?"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Umar menjawab : "Ya, Benar!"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Syuraih pun melanjutkan ucapannya : "Wahai amirul mukminin, jika anda hendak mengembalikannya, kemballikanlah kuda tersebut seperti waktu anda membelinya. Tetapi jika tidak, maka ambillah apa yang telah anda beli."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Tercenganglah Umar, ia pandangi Syuraih dengan takjub.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Umar berkata : "Hanya begini? <em>Subhanallah. </em>Kalimat yang ringkas dan hukum yang adil! Wahai Syuraih, aku mengangkatmu menjadi qadhi di Kufah, berangkatlah!"</div><div style="line-height: 1.5em;">***</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Suatu ketika amirul mukminin Ali bin Abi Thalib kehilangan pakaian perang kesayangannya, lalu dicari dan ditemui barang itu di pasar Kufah, di tangan seorang kafir dzimmi yang sedang berjualan (kafir yang dilindungi).</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Ali berkata : "Baju perang ini terjatuh dari ontaku pada sebuah malam di sebuah tempat. Ini milikku!"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">"Barang ini ada di tanganku amirul mukminin. Ini milikku!" kilahnya.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Ali berkata : "Aku tidak pernah menjualnya atau memberikan pada orang lain. Ini milikku!"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">"Kita datangi qadhi, biar dia yang memutuskan," tantangnya.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Ali berkata : "Benar. Kita ambil keputusan qadhi."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Maka pergilah si kafir dzimmi bersama amirul mukminin Ali bin Abi Thalib kepada qadhi Syuraih, masuk dan duduk dalam sidangnya.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">"Apa tuduhan anda wahai amirul mukminin?" tanya Syuraih.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Ali berkata : "Aku kehilangan baju perang kesayanganku. Tidak pernah aku menjualnya atau memberikan ke orang lain. Aku yakin barang itu jatuh dari ontaku pada sebuah malam di sebuah tempat. Lalu aku dapati barangku berada di tangannya."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">"Apa jawabanmu?" tanya Syuraih kepada si dzimmi.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">"Aku tidak menuduh amirul mukminin berdusta. Tapi barang ini di tanganku. Ini milikku," jawab si dzimmi.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Syuraih berkata kepada Ali bin Abi Thalib : "Wahai amirul mukminin, aku tidak meragukan kejujuranmu bahwa barang ini milikmu. Namun harus ada dua orang saksi untuk membuktikannya."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Ali berkata: "Pembantuku Qanbar dan putraku Hasan, itulah dua saksiku."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">"Maaf amirul mukminin, kesaksian anak bagi ayahnya tidak berlaku," ujar Syuraih.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Ali berkata : "Kesaksian seorang ahli surga ditolak? <em>Subhanallah.</em> Tidakkah engkau pernah mendengar sabda Rasulullah <em>shallallahu 'alaihi wa sallam</em> bahwa Hasan dan Husein adalah pemuka para pemuda penduduk surga?"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Syuraih menjawab : "Anda benar wahai amirul mukminin, dan aku mengetahui hal itu. Akan tetapi, maaf, kesaksian anak terhadap ayahnya tidak berlaku." </div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Mendengar jawaban itu, amirul mukminin Ali bin Abi Thalib <em>radhiyallahu 'anhu</em> menoleh dan berkata kepada si dzimmi : "Aku tidak punya saksi kecuali keduanya. Ambillah barang itu."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Berkatalah si dzimmi dengan terharu : "Ya Allah, seorang amirul mukminin menghadapkan aku kepada hakimnya yang dapat saja membelanya, sementara mereka pun tahu bahwa mereka benar, lalu hakimnya memenangkan aku hanya karena kurang satu orang saksi? </div><div style="line-height: 1.5em;">Aku bersaksi bahwa hanyalah agama yang benar dan suci yang mengajarkan ini.</div><div style="line-height: 1.5em;">Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang haq kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.</div><div style="line-height: 1.5em;">Ketahuilah bahwa barang ini sungguh-sungguh milik amirul mukminin.</div><div style="line-height: 1.5em;">Ketika menuju Shiffin, aku mengikuti pasukannya. Pakaian ini jatuh dari onta dan aku mengambilnya."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Ali berkata : "Kini anda telah menjadi muslim. Pakaian ini aku hadiahkan untukmu. Dan kuda ini aku hadiahkan juga untukmu."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Di hari An-Nahwarain, orang itu tampak di bawah panji Ali bin Abi Thalib <em>radhiyallahu 'anhu</em> memerangi kelompok khawarij, bertempur dengan penuh semangat sampai menemui syahid.</div><div style="line-height: 1.5em;">***</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"> Kesaksian sebagian saksi terkadang meragukannya, namun dia tak kuasa menolak kesaksian yang memenuhi syarat pengadilan. Jika menemui hal ini maka Syuraih berkata kepada mereka sebelum bersaksi :</div><div style="line-height: 1.5em;">"Dengarkanlah, semoga Allah memberi hidayah kepada kalian. Sesungguhnya yang menghukum orang ini adalah kalian. Sesungguhnya aku takut jika kalian masuk neraka karena bersaksi palsu, semestinya kalian lebih layak untuk takut. Berfikirlah kembali sebelum memberi kesaksian mumpung masih ada waktu."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Jika mereka tak bergeming, Syuraih berkata kepada terdakwa :</div><div style="line-height: 1.5em;">"Ketahuilah saudara, aku menghukum anda atas dasar kesaksian mereka.</div><div style="line-height: 1.5em;">Andai saja kulihat engkau memang zhalim sekalipun, aku tidak akan menghukum atas dasar tuduhan, melainkan atas dasar kesaksian. Keputusanku tidak menghalalkan apa yang diharamkan Allah atasmu."</div><div style="line-height: 1.5em;">***</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Beliau pernah memenjarakan anaknya sendiri, karena sang anak memberikan jaminan kepada seseorang yang kemudian lari dari pengadilan. Lalu setiap hari beliau menjenguk putranya dan membawakan makanan.</div><div style="line-height: 1.5em;">***</div><div style="line-height: 1.5em;">Seorang sahabatnya bercerita : "Syuraih mendengar keluhanku kepada seorang kawan suatu ketika. Beliau kemudian mengajakku ke sebuah tempat dan berkata :</div><div style="line-height: 1.5em;">"Wahai anak saudaraku, janganlah engkau mengeluh kepada selain Allah.</div><div style="line-height: 1.5em;">Barangsiapa mengeluh kepada selain Allah, artinya mengeluh kepada teman atau kepada lawan.</div><div style="line-height: 1.5em;">Jika mengeluh kepada teman, berarti kamu membuat temanmu bertambah sedih.</div><div style="line-height: 1.5em;">Jika mengeluh kepada lawan (orang yang membencimu), tentu dia akan mengejekmu.</div><div style="line-height: 1.5em;">Tidakkah anda dengar ucapan hamba Allah yang shalih :</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"><em>Aku hanya mengeluhkan segala kesedihan dan keresahanku kepada Allah</em></div><div style="line-height: 1.5em;">(QS. Yusuf :86)</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Maka jadikanlah Allah sebagai tempat mengadu dan mencurahkan keresahan setiap musibah menimpa, karena Dia Maha Pemurah dan sangat dekat."</div><div style="line-height: 1.5em;">***</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Syuraih berkata :</div><div style="line-height: 1.5em;">"Wahai putra saudaraku, barangsiapa meminta kepada orang lain untuk suatu hajat, maka dia menyiapkan dirinya untuk diperbudak.</div><div style="line-height: 1.5em;">Jika diberi maka [sama halnya] dia [telah] dibeli.</div><div style="line-height: 1.5em;">Jika ditolak maka keduanya menjadi hina.</div><div style="line-height: 1.5em;">Yang satu [menjadi hina] karena kikir</div><div style="line-height: 1.5em;">Yang satu [menjadi hina] karena ditolak.</div><div style="line-height: 1.5em;">Ketahuilah bahwa tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah, tidak ada pertolongan kecuali dari Allah."</div><div style="line-height: 1.5em;">***</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Semoga Allah <em>subhanahu wa ta'ala </em>merahmati Al- Faruq <em>radhiyallahu 'anhu</em> atas keputusannya meletakkan sebutir berlian yang tak ternilai harganya dalam keadilan Islam, seorang tabi'in meski dalam masyarakat Islam saat itu masih banyak shahabat Nabi yang bersinar cemerlang bagai cahaya bintang.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Syuraih bin Al Harits berumur 107 tahun. Peristiwa dan pujian menghiasi hidupnya. Keindahan keputusan-keputusan Syuraih dan kepatuhan kaum muslimin maupun non muslim menjadikan semerbak dan bersinar indahnya pengadilan Islam. Itu semua karena ditegakkannya syari'at Allah oleh Syuraih dan kerelaan semua orang menerima keputusannya.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Semoga Allah <em>subhanahu wa ta'ala </em>merahmati Syuraih yang telah menegakkan neraca keadilan selama 60 tahun, berturut-turut semenjak masa khilafah Umar bin Khathab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Muawiyah serta khalifah dari Bani Umayyah. Hingga akhirnya mengundurkan diri di awal pemerintahan Hajjaj bin Yusuf sebagai wali di Irak. Beliau tidak pernah takut kepada sesama manusia, tidak melanggar batas-batas kebenaran dan tidak membedakan raja dengan rakyat jelata.</div><div style="line-height: 1.5em;">***</div><br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px;"><em>::dinukil dengan susunan dan gaya bahasa sendiri dari buku Mereka Adalah Para Tabi'in...::</em></span>Omah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4988614099260665567.post-80869644057075373512011-10-19T23:47:00.000-07:002011-10-19T23:47:16.461-07:00Sa'id bin Jubair<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px;"></span><br />
<div style="line-height: 1.5em;">Disalin dari catatan :<a href="http://www.facebook.com/notes/abu-arini-ahmad/tegarnya-tabiin-said-bin-jubair-dan-kejamnya-hajjaj-bin-yusuf/266203470087761">Abu Arini Ahmad</a></div><br />
<div style="line-height: 1.5em;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-LvRtaWzNHCc/Tp_Dr-xU1yI/AAAAAAAAAJ0/cAwK7eCI2_U/s1600/Tabiin.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="138" src="http://1.bp.blogspot.com/-LvRtaWzNHCc/Tp_Dr-xU1yI/AAAAAAAAAJ0/cAwK7eCI2_U/s320/Tabiin.jpg" width="320" /></a>Badannya kekar, sempurna bentuk tubuhnya, lincah gerak-geriknya, cerdas otaknya, jenius akalnya, antusias terhadap kebajikan dan menjauhi dosa. Meski hitam warna kulitnya, keriting rambutnya dan asalnya dari Habsyi, namun tidaklah jatuh rasa percaya dirinya untuk menjadi manusia yang istimewa, apalagi umurnya masih muda.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Pemuda yang berasal dari Habsyi asli dan menjadi warga Arab ini sadar betul bahwa ilmu adalah jalan yang bisa mengantarkan kepada Allah <em>subhanahu wa ta'ala</em>. Dan takwa adalah jalan yang menuntunnya ke surga. Oleh sebab itu dijadikannya takwa di sisi kanannya dan ilmu di sisi kirinya. Keduanya dipadukan dengan ikatan yang erat.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Dengan dua hal tersebut beliau mengarungi samudera kehidupan tanpa berleha-leha dan berpangku tangan. Sejak beliau masih muda, orang-orang telah mengenalnya sebagai pemuda yang akrab dengan buku-buku yang ia baca. Atau jika mereka tidak mendapatkannya sedang membaca buku, maka beliau di tengah mehrabnya untuk ibadah. Itulah dia manusia pilihan di zamannya, Said bin Jubair.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Pemuda Sa'id ini berguru kepada banyak shahabat senior, seperti Abu Sa'id Al-Khudri, Adi bin Hatim Ath-Thayy, Abu Musa Al-Asy'ari, Abu Hurairah Ad-Dausi, Abdullah bin Umar maupun Ummul Mukminin Aisyah <em>radhiyallahu 'anha</em>. Tapi guru utamanya adalah Abdullah bin Abbas <em>radhiyallahu 'anhu</em>, guru besar umat Islam dan lautan ilmu yang luas.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;">Dengan setia Sa'id bin Jubair mengikuti Abdullah bin Abbas layaknya bayangan yang selalu mengikuti orangnya.<em> </em>Dari shahabat inilah beliau menggali tafsir Al-Qur-an, hadits-hadits dan seluk beluknya. Darinya pula beliau mendalami persoalan agama maupun tafsirnya. Juga mempelajari bahasa hingga mahir dengannya. Dan pada gilirannya, tidak ada seorang pun di muka bumi ini kecuali memerlukan ilmunya.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Selanjutnya beliau mengembara dan berkeliiling di negara-negara muslimin untuk mencari ilmu sesuai kehendak Allah. Setelah merasa cukup, beliau memutuskan Kufah sebagai tempat tinggalnya. Dan kelak beliau menjadi guru dan imam di kota itu.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Beliau menjadi imam shalat bagi kaum muslimin di bulan Ramadhan, terkadang membaca Al Qur-an dengan qira'ah Abdullah bin Mas'ud <em>radhiyallahu 'anhu</em> , terkadang dengan qira'ah Zaid bin Tsabit<em>radhiyallahu 'anhu</em> dan terkadang dengan qira'ah selainnya.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Jika beliau shalat sendirian, adakalanya beliau khatamkan Al Qur-an dalam sekali shalat. Dan sudah menjadi kebiasaan bagi beliau apabila membaca ayat Allah :</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"><em>"Yaitu orang-orang yang mendustakan Al-Kitab (Al Qur-an) dan wahyu yang dibawa oleh rasul-rasul Kami yang telah Kami utus. Kelak mereka akan mengetahui, ketika belenggu dan rantai di pasang di leher mereka, seraya mereka diseret, ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api."</em></div><div style="line-height: 1.5em;">QS. Al-Mukmin :70-72</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Atau ketika membaca ayat-ayat serupa yang berisi ancaman, maka menjadi gemetarlah badannya, gentar hatinya dan menetes air matanya. Kemudian mengulang-ulang ayat tersebut sampai adakalanya hampir pingsan.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;">***</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Beliau melakukan perjalanan ke Baitullah Al-Haram dua kali setiap tahunnya. Pertama pada bulan Rajab untuk melakukan umrah, lalu di bulan Dzulqa'idah hingga usai ibadah haji.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Orang-orang yang merindukan ilmu dan kebaikan datang berduyun-duyun ke Kufah untuk menghirup sumber air yang jernih dari Sa'id bin Jubeir. Beliau ditanya: "Apakah khasyyah (takut) itu?" Beliau menjawab: "Khasyyah adalah bahwa engkau harus takut kepada Allah <em>subhanahu wa ta'ala</em> hingga rasa takutmu menghalangi dirimu dari perbuatan maksiat.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Ketika ditanya tentang dzikir, beliau berkata: "Dzikir itu adalah taat kepada Allah <em>subhanahu wa ta'ala</em>. Barangsiapa menyahut seruan Allah <em>subhanahu wa ta'ala</em> dan mentaati-Nya, berarti dia berdzikir kepada-Nya. Adapun orang yang berpaling dan tak mau taat, maka dia bukanlah termasuk ahli dzikir, meski dia bertasbih dan membaca Al Qur-an semalam suntuk."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Kota Kufah menjadi pilihan beliau untuk menetap ketika itu di bawah kepemimpinan gubernur Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi. Kekuasaan Hajjaj meliputi Irak dan seluruh masyriq serta negeri di seberangnya, dia memegang kedudukan dan kekuasaannya dengan penuh kesombongan. Dia telah membunuh Abdullah bin Zubair, menumpas gerakannya, menundukkan Irak dibawah kekuasaan Bani Umayah dan memadamkan pemberontakan disana-sini. Menghunus pedangnya di tengkuk manusia dan menyebarkan rasa takut di seluruh negeri kekuasaannya. Hingga para penduduk merasa ngeri dan takut akan kekejamannya.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">***</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Suatu ketika takdir Allah menghendaki terjadinya perselisihan antara Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi dengan salah satu pendampingnya yang bernama Abdurrahman bin Asy'ats. Perang argumen akkhirnya berkembang menjadi fitnah besar yang menelan sangat banyak korban, meninggalkan bekas luka yang dalam dan menyedihkan hati kaum muslimin.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;">Ada yang berkata bahwa fitnah tersebut terjadi ketika Hajjaj mengutus Ibnu Asy-'ats bersama pasukannya untuk menaklukkan kota Ratbil di Turki, di belakang daerah yang bernama Sajistan.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Maka berangatlah panglima yang tangguh tersebut dengan membawa pasukan besarnya dan berhasil menguasai sebagian besar wilayah negeri tersebut. Termasuk merebut beberapa benteng yang kokoh dan mendapatkan banyak ghanimah dari kota-kota dan desa-desa. Kemudian panglima itu mengirim utusan untuk menghadap kepada Hajjaj agar menyampaikan berita gembira dan sekaligus mengirimkan seperlima dari ghanimah untuk baitul maal milik kaum muslimin. Selain itu dia juga menulis surat, minta izin untuk sementara menghentikan perang. Agar dia dapat mempelajari seluk beluk medan maupun keadaan dan kebiasaan penduduk negeri itu, sebelum memutuskan untuk menyerbu daerah pedalaman yang belum diketahui medannya oleh pasukan yang sebelumnya telah berhasail mendapatkan kejayaan.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Namun Hajjaj murka dengan pendirian panglima tersebut. Dia menulis surat balasan berisi kecaman pedas dan menuduh Abdurrahman sebagai pengecut serta mengancam akan memecatnya. Begitu surat dari gubernur datang, Abdurrahman bin Asy-'ats segera mengumpulkan para komandan pasukan dan perwiranya. Beliau membaca surat tersebut untuk kemudian dimusyawarahkan bagaimana sikap yang harus mereka ambil.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Ternyata komandan itu menyarankan untuk menentang perintah Hajjaj. Maka Abdurrahman berkata: "Apakah kalian bersedia berbai'at untuk berjihad kepadanya hingga Allah membersihkan bumi Irak dari kezhalimannya??" Akhirnya mereka melakukan bai'at kepada panglimanya....</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Tentara Abdurrahman bin Asy-'ats bergerak menyerang pasukan Hajjaj dengan kebencian berkobar di dada. Terjadilah pertempuran dahsyat antara mereka dengan pasukan ibnu Yusuf, dan pasukan Abdurrahman berhasil memenangkannya hingga mampu menguasai Sajistan serta sebagian besar wilayah Persia. Selanjutnya Abdurrahman berhasrat merebut Kufah dan Bashrah dari kekuasaan Hajjaj bin Yusuf.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Perang masih berkecamuk antara dua kubu. Ibnu Asy-'ats terus menguasai kota demi kota. Hal itu membuat kemarahan Hajjaj memuncak ke ubun-ubun. Bersamaan dengan itu, para wali di berbagai daerah telah menulis surat kepada Hajjaj yang melaporkan banyaknya ahli dzimmah yang memeluk Islam untuk melepaskan diri dari kewajiban membayar jizyah. Mereka meninggalkan pedesaan menuju ke kota-kota. Ini berarti makin menipisnya pendapatan negara.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Kemudain Hajjaj menulis surat kepada walinya di Bashrah dan kota-kota lainnya untuk mengumpulkan para ahli dzimmah yang telah berpindah dan mengembalikan semuanya ke tempat asal masing-masing. Tak luput pula bagi mereka yang telah lama tinggal di kota. Perintah Hajjaj segera dilaksanakan. Sejumlah besar ahli dzimmah tersebut dikumpulkan dan dijauhkan dari mata pencahariannya. Di pinggiran kota, mereka dikumpulkan beserta anak-istrinya dan dipaksa kembali ke desa-desa yang telah lama mereka tinggalkan.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Para wanita, anak-anak dan orang-orang tua menangis beruraian air mata. Mereka minta tolong sambil berseru: "Wahai umat Muhammad... wahai umat Muhammad..." Mereka bingung hendak berbuat apa, tak tahu harus pergi kemana. Kemudian, keluarlah para ulama dan ahli-ahli fikih Bashrah untuk menolong dan mengusahakan agar perintah tersebut dibatalkan. Namun hasilnya nihil, sehingga mereka pun ikut menangis karena tangisan mereka, lalu berdo'a agar Allah mengentaskan mereka dari musibah tersebut.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">***</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Kekecewaan para ulama itu dimanfaatkan oleh Abdurrahman. Dia mendekati para alim ulama untuk mendukung perjuangannya. Kemudian beberapa tokoh tabi'in dan pemuka-pemuka Islam turun tangan, diantaranya termasuk Sa'id bin Jubair, Abdurrahman bin Laila, Imam Asy-Sya'bi, Abul Buhtari dan lain-lain.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Perang besar antara keduanya meletus. Mulanya kemenangan berpihak di pasukan Ibnu Asy-'ats, tapi kemudian sedikit demi sedikit keseimbangan beralih..... pasukan Hajjaj mulai berada di atas angin, sampai akhirnya kekuatan Ibnu Asy-'ats dapat dihancurkan. Ibnu Asy-'ats melarikan diri dan pasukanya menyerah kepada Hajjaj.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">***</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">setelah itu Hajjaj memerintahkan pegawainya untuk menyeru kepada para pemberontak agar memperbaharui bai'atnya. Diantara mereka ada yang mentaati dan sebagian kecil menghilang, termasuk Sa'id bin Jubair.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Orang-orang yang menyerah itu datang untuk berbai'at, namun mereka dikejutkan oleh kejadian yang tidak mereka duga. Hajjaj berkata kepada salah seorang di antara mereka: "Apakah engkau mengaku kafir karena telah membatalkan bai'atmu kepada amirmu? Jika dia menjwab "Ya" maka diterima bai'atnya yang baru lalu dibebaskan. Namun jika mereka menjawab : "Tidak" maka dibunuh.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Sebagian dari mereka yang lemah, tunduk dan terpaksa mengaku kafir demi keselamatan dirinya. Sedangkan sebagian lagi tetap teguh dan tidak mengindahkan perintah tersebut, tetapi mereka harus membayar dengan lehernya.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Menurut kabar yang tersebar, penjagalan tersebut telah memakan ribuan orang, sedangkan ribuan lainnya selamat setelah mengaku kafir.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">***</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Dalam kejadian lain, ada orang tua dari suku Khat'am. Ketika terjadi huru hara dan kekacauan antara dua kubu, dia tidak berpihak kepada siapapun dan tinggal di suatu tempat yang jauh di belakang sungai Eufrat. Kemudian dia digiring menghadap Hajjaj, lalu ditanya tentang dirinya.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Orang tua :</div><div style="line-height: 1.5em;">"Semenjak meletus pertempuran, aku mengasingkan diri ke tempat yang jauh sambil menunggu perang usai. Setelah anda menang dan perang usai, maka aku datang kemari untuk melakukan bai'at."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj :</div><div style="line-height: 1.5em;">"Celaka engkau! Engkau tinggal diam menjadi penonton dan tidak ikut membantu pemimpinmu, sekarang apakah engkau mengaku bahwa dirimu telah kafir?"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Orang tua :</div><div style="line-height: 1.5em;">"Terkutuklah aku jika selama 80 tahun ini mengabdi kepada Allah, lalu mengaku sebagai kafir."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj :</div><div style="line-height: 1.5em;">"Jika demikian aku akan membunuhmu!"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"> </div><div style="line-height: 1.5em;">Orang tua :</div><div style="line-height: 1.5em;">"Jika engkau membunuhku... demi Allah, yang tersisa dari usiaku selama ini hanyalah seperti waktu kesabaran seekor keledai yang kehausan. Pagi hari dia minum dan sorenya mati. Aku memang sudah menanti kematian itu siang dan malam hari. Oleh karena itu lakukanlah semaumu.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Akhirnya orang tua itupun dipenggal lehernya. Tak seorangpun dari pengikut ataupun musuh Hajjaj yang hadir disitu yang tak memuji dan merasa iba kepada syaikh tua tersebut serta memintakan rahmat untuknya.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">***</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Kemudian giliran hajjaj memanggil Kamil bin Ziyad An-Nukhai dihadapkan dan ditanya:</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj : "Apakah engkau mengakui dirimu telah kafir?"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Kamil : "Tidak. Demi Allah aku tidak mengakuinya."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj : "Bila demikian, aku akan membunuhmu!"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Kamil :</div><div style="line-height: 1.5em;">"Silakan saja kalau engkau mau melakukannya. Kelak akan bertemu disisi Allah dan setiap pembunuhan ada perhitungannya."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj : "Ketika itu kesalahan ada di pihakmu."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Kamil : "Benar, bila engkau yang menjadi hakimnya di hari kiamat itu."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj : "Bunuh dia!"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Lalu, beliau pun dibunuh...</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">***</div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Selanjutnya dihadapkan pula seseorang yang sudah lama menjadi buronan Hajjaj karena dianggap menghinanya. Hajjaj berkata:"Kurasa orang yang di hadapanku ini mustahil mengakui dirinya kafir." Namun orang itu menjawab: "Janganlah tuan memojokkan aku dulu dan jangan pula berdusta tentang diriku. Sesungguhnya akulah orang yang paling kafir di muka bumi ini, lebih kafir daripada Fir'aun yang semena-mena itu." Hajjaj terpaksa membebaskannya, padahal ia sudah gatal untuk membunuhnya.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Konon, pembantaian besar-besaran tersebut telah menelan ribuan korban dari orang-orang mukmin yang teguh pendiriannya. Dan ribuan lain yang selamat adalah yang dipaksa mengaku dirinya kafir. Sa'id bin Jubair merasa yakin bahwa kalu dia tertangkap, maka akan menghadapi dua pilihan seperti yang lain juga, yaitu dipenggal lehernya atau mengakui dirinya kafir.</div><div style="line-height: 1.5em;">Dua pilihan, yang paling manis dari keduanya pun begitu pahit. Oleh sebab itu, beliau memilih keluar dari Irak, ia menyembunyikan diri dari masyarakat. Maka berkelilinglah ia di bumi Allah dengan sembunyi-sembunyi agar tak diketahui oleh Hajjaj dan kaki tangannya, hingga akhirnya tinggal di sebuah desa di dekat Mekah.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Selama sepuluh tahun beliau tinggal di sana, waktu yang cukup lama untuk menghilangkan dendam dan kedengkian Hajjaj.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Akan tetapi, ternyata ada perkembangan situasi yang tak terduga. Seorang amir baru didatangkan ke Makkah, yaitu Khalid bin Abdullah Al-Qasri yang juga berasal dari banu Umayah. Para sahabat Sa'id bin Jubair menjadi gelisah dan khawatir karena mereka tahu tentang kekejaman wali baru tersebut. Mereka menduga bahwa wali baru tersebut pasti akan menangkap Sa'id bin Jubair.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Di antara mereka segera menemui sa'id bin Jubair lalu berkata : "Orang itu telah datang ke Makkah. Demi Allah, kami khawatir akan diri anda, maka sebaiknya anda keluar saja dari sini."</div><div style="line-height: 1.5em;">Namun beliau menjawab : "Demi Allah, sudah lama aku bersembunyi sampai malu rasanya kepada Allah. Aku telah memutuskan akan tetap tinggal disini, pasrah dengan kehendak Allah."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Dugaan orang-orang tentang kekejaman Khalid ternyata tak meleset. Begitu mendengar dan mengetahui tempat persembunyian Sa'id bin Jubeir, dia langsung mengirimkan pasukannya untuk menangkap Sa'id, mengikat lalu mengirimkannya kepada Hajjaj di kota Wasit nanti.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div><div style="line-height: 1.5em;">Tentara Khalid mengepung rumah syaikh tersebut lalu menangkap dan mengikatnya di depan murid-murid dan para shahabatnya. Setelah itu mereka bersiap-siap untuk membawanya kepada Hajjaj. Sa'id menghadapi semua itu dengan tenang. Beliau menoleh kepada para shahabatnya dan berkata:</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">"Saya merasa akan terbunuh di tangan penguasa zhalim itu. Sesungguhnya pada suatu malam aku pernah melakukan ibadah bersama dua orang teman. Kami merasakan manisnya ibadah dan doa kepada Allah, lalu kami bertiga memohon syahadah (mati syahid). Kedua kawan tersebut sudah mendapatkannya, tinggal aku yang masih menunggu."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Belum lagi selesai beliau bicara, seorang gadis cilik muncul dan demi melihat beliau diikat dan diseret oleh para prajurit, dia langsung merangkul Sa'id sambil menangis. Sa'id menghiburnya dengan lembut dan berkata: "Katakanlah kepada ibumu wahai putriku, kita akan bertemu nanti di surga, insya Allah." Bocah itu pun pergi.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Sampailah utusan yang membawa Sa'id seorang imam yang zahid, abid dan berbakti itu di kota wasit. Sa'id dihadapkan kepada Hajjaj bin Yusuf.</div><div style="line-height: 1.5em;">Setelah Sa'id berada di hadapan Hajjaj, dengan pandangan penuh kebencian Hajjaj bertanya :</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj : "Siapa namamu?"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Sa'id : "Sa'id (bahagia) bin Jubair (perkasa)."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj : "yang benar engkau adalah Syaqi (celaka) bin Kasir (lumpuh)."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Sa'id : "ibuku lebih mengetahui namaku daripada engkau."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj : "Bagaimana pendapatmu tentang Muhammad?"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Sa'id : "Apakah yang kau maksud adalah Muhammad bin Abdullah <em>shallallahu 'alaihi wa sallam?"</em></div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj : "Benar."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Sa'id :</div><div style="line-height: 1.5em;">"Manusia utama di antara keturunan Adam <em>'alaihis salaam</em> dan nabi yang terpilih. Yang terbaik di antara manusia yang hidup dan yang paling mulia di antara yang telah mati. Beliau telah mengemban risalah dan menyampaikan amanat, beliau telah menunaikan nasihat bagi Allah, kitab-Nya , bagi seluruh kaum muslimin secara umum dan khusus."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj : "Bagaimana pendapatmu tentang Abu Bakar?"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Sa'id :</div><div style="line-height: 1.5em;">"Ash-Shiddiq khalifah Rasulullah. Beliau wafat dengan terpuji dan hidup dengan bahagia. Beliau mengambil tuntunan Nabi s<em>hallallahu 'alaihi wa sallam</em> tanpa merubah atau pun mengganti sedikitpun darinya."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj : "Bagaimana pendapatmu tentang Umar?"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Sa'id : "Beliau adalah al-Faruq, dengannya Allah membedakan antara yang haq dengan yang batil. Beliau adalah manusia pilihan Allah dan Rasul-Nya, beliau melaksanakan dan mengikuti jejak kedua pendahulunya, maka dia hidup terpuji dan mati sebagai syuhada."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj : "Bagaimana dengan Utsman??"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Sa'id :</div><div style="line-height: 1.5em;">"Beliau yang membekali pasukan Usrah dan meringankan beban kaum muslimin dengan membeli sumur "Ruumah" dan membeli rumah untuk dirinya di surga. Beliau adalah menantu Rasulullah atas dua putri beliau dan dinikahkan karena wahyu dari langit. Lalu terbunuh di tangan orang zhalim."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj : "Bagaimana dengan Ali?"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Sa'id :</div><div style="line-height: 1.5em;">"Beliau adalah putra paman Rasulullah <em>shallallahu 'alaihi wa sallam</em> dan pemuda pertama yang memeluk Islam. Beliau adalah suami Fathimah Az-Zahra putri Rasulullah <em>shallallahu 'alaihi wa sallam</em>, ayah dari Hasan dan Husain yang merupakan dua pemimpin pemuda ahli surga."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj : "Khalifah yang mana dari Bani Umayah yang paling kau sukai??"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Sa'id : "Yang paling diridhai Pencipta mereka."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj : "Manakah yang paling diridhai Rabb-nya?"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Sa'id : "Ilmu tentang itu hanyalah diketahui oleh Yang Maha Mengetahui yang zhahir dan yang tersembunyi."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj : "Bagaimana pendapatmu tentang diriku?"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Sa'id : "Engkau lebih tahu tentang dirimu sendiri."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj : "Aku ingin mendengar pendapatmu."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Sa'id : "Itu akan menyakitkan dan menjengkelkanmu."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj : "Aku harus tahu dan mendengarnya darimu."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Sa'id :</div><div style="line-height: 1.5em;">"Yang kuketahui, engkau telah melanggar Kitabullah, engkau mengutamakan hal-hal yang kelihatan hebat padahal justru membawamu ke arah kehancuran dan menjerumuskanmu ke neraka."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj : "Kalau begitu, demi Allah aku akan membunuhmu."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Sa'id : "Bila demikian, maka engkau merusak duniaku dan aku merusak akhiratmu."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj : "Pilihlah bagi dirimu cara-cara kematian yang kau sukai."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Sa'id : "Pilihlah sendiri wahai Hajjaj. Demi Allah, untuk setiap cara yang kau lakukan, Allah akan membalasmu dengan cara yang setimpal di akhirat nanti."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj : "Tidakkah engkau menginginkan ampunanku?"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Sa'id : "Ampunan itu hanyalah dari Allah <em>subhanahu wa ta'ala</em>, sedangkan engkkau tak punya ampunan dan alasan lagi di hadapan-Nya."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Memuncaklah kemarahan Hajjaj. Kepada algojonya diperintahkan : "Siapkan pedang dan alasnya!."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Sa'id tersenyum mendengarnya, sehingga bertanyalah Hajjaj, "Mengapa engkau tersenyum?"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Sa'id : "Aku takjub atas kecongkakanmu terhadap Allah dan kelapangan Allah terhadapmu."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj : "Bunuh dia sekarang!"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Sa'id : (menghadap kiblat sambil membaca firman Allah <em>Ta'ala</em>) :</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"><em>"Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah"</em></div><div style="line-height: 1.5em;">(QS Al-An'am : 79)</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj : "Palingkan ia dari kiblat!"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Sa'id : (membaca firman Allah <em>Ta'ala</em>) :</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"><em>"Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemana pun kamu menghadap disitulah wajah Allah."</em>(QS Al-Baqarah : 115)</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj : "Sungkurkan dia ke tanah!"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Sa'id : (membaca firman Allah <em>Ta'ala</em>) :</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"><em>"Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkanmu pada kali yang lain."</em> (QS. Thaha : 55)</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Hajjaj : "Sembelihlah musuh Allah ini! Aku belum pernah menjumpai orang yang suka berdalih dengan ayat-ayat Allah seperti dia!"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;"></div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Sa'id : (Mengangkat kedua tangannya sambil berdoa), "Ya Allah, jangan lagi Kau beri kesempatan ia melakukannya atas orang lain setelah aku."</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">***</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Tak lebih dari lima belas hari setelah wafatnya Sa'id bin Jubair. Mendadak Hajjaj bin Yusuf terserang demam. Kian hari suhu tubuhnya makin mengingkat dan bertambah parah rasa sakitnya hingga keadaannya siilih berganti antara pingsan dan siuman. Tidurnya tak lagi nyenyak, sebentar-sebentar terbangun dengan ketakutan dan mengigau : "Ini Sa'id bin Jubair hendak menerkamku! Ini Sa'id bin Jubair berkata : "Mengapa engkau membunuhku?" Dia menagis tersedu-sedu menyesali diri : "Apa yang aku perbuat atas Sa'id bin Jubair? Kembalikan Sa'id bin Jubair kepadaku!"</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">Kondisi itu terus berlangsung hingga dia meninggal.</div><div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div><div style="line-height: 1.5em;">***</div><br />
<br />
<br />
</div><br />
<br />
<br />
<br />
<div style="line-height: 1.5em;"><br />
</div>Omah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4988614099260665567.post-55979094557473508782011-10-19T21:09:00.001-07:002011-10-19T21:09:14.015-07:00RE3TS4X688KN<span class="Apple-style-span" style="background-color: #eaf2f5; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;">RE3TS4X688KN</span>Omah DjaMoehttp://www.blogger.com/profile/01076912494563356052noreply@blogger.com0