Bismillah ...

Allah Ta’ala berfirman, “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Adz Dzariyaat: 56).

“Sungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorang Rasul (yang mengajak) sembahlah Allah dan tinggalkanlah thoghut.” (An Nahl: 36).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ta’ala ‘anhu, “Jadikanlah perkara yang pertama kali kamu dakwahkan ialah agar mereka mentauhidkan Allah.” (Riwayat Bukhori dan Muslim).

Nabi juga bersabda, “Barang siapa yang perkataan terakhirnya Laa ilaaha illalloh niscaya masuk surga.” (Riwayat Abu Dawud, Ahmad dan Hakim dihasankan Al Albani dalam Irwa’ul Gholil)

Tauhid adalah perkara yang paling penting dalam agama Islam. Sebagai tujuan diutusnya para Rasul, serta sebagai kewajiban pertama dan terakhir bagi manusia yang berakal.

Pelanggaran terhadapnya adalah bid'ah yang paling besar sebagaiman firman Allah :

“Katakanlah: marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: Janganlah kamu mempersekutukan suatu apapun dengan Dia, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua…” (QS. Al An’am: 151)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sabtu, 21 April 2012

Allah Ada Dimana Mana, Benarkah?

Mendongkel Pemahaman Allah Berada Dimana - Mana Dengan Dalih QS Al An'aam:3

Oleh Abu Asma Andre

Diantara syubhat yang dihembuskan ahlul hulul dan ahlut tawil dalam mengingkari keberadaan Allah subhanahu wa ta'ala berada di arsy adalah firman Allah subhanahu wa ta'ala :
وَهُوَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَفِي الْأَرْضِ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ
"  Dan Dialah Allah, baik di langit maupun di bumi. Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan." ( QS Al An'aam : 3 )

Ayat ini disalahpahami oleh banyak ahlul ta'thil dan ahlul hulul dengan mengatakan :  berdasarkan ayat ini maka Allah tidaklah beristiwa diatas arsy dan Allah berada dimana - mana. Ketahuilah bahwasanya membawakan ayat ini sebagai alasan untuk menolak beristiwanya Allah dan Allah berada diketinggian adalah madzhab Jahmiyyah, sehingga Imam Ahlussunnah Wal Jama'ah Ahmad bin Hanbal rahimahullah membawakan ayat ini dibawah judul Bab Bayan Maa Ankarat Al Jahmiyyah Ana Yakuna Allah 'Alal Arsy ( Bab Keterangan Pengingkaran Jahmiyyah Tentang Keberadaan Allah Di Arsy - hal 142 - 153 ), didalam kitabnya yang agung  Ar Raddu Ala Jahmiyyah Wa Zanadiqah. ( yang saya pegang cetakan Darus Tsabat - Riyadh - 1424 H - dan anda bisa lihat cover kitab ini di foto status ini  )

Didalam kitab Ar Raddu 'Ala Jahmiyyah Wa Zanadiqah - Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah betul - betul menunjukkan kualitasnya sebagai Imam Ahlussunnah Wal Jama'ah, yang dengan sebab itu maka saya ridha dan tidak merasa keberatan untuk mengikuti pendapat dan bantahan beliau terhadap Al Jahmiyyah dalam masalah ini serta menukilkan didalam risalah ringkas ini, hal ini sekaligus merupakan pukulan bagi ahlul hulul dan ahlul ta'thil yang menentang pendapat ini - sehingga mereka tahu dengan siapa mereka akan berlawanan pendapat - yaitu dengan Imam Ahmad rahimahullah.

Al Imam Ahmad berkata : " Apabila kami katakan : Mengapa kalian mengingkari keberadaan Allah beristiwa diatas arsy ? padahal Allah berfirman :
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
" Ar Rahman ( Allah ) beristiwa diatas arsy' ? " ( QS Thaha : 5 )

هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ
" Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia beristiwa di atas ´arsy. " ( QS Al Hadid : 4 )

Maka mereka berkata : " Dia ( Allah ) berada dibumi dan dibawah bumi yang tujuh sebagaimana Dia berada di arsy. Dia berada di arsy juga Dia berada di bumi disemua tempat, dan tidaklah ada tempat yang kosong dari keberadaan-Nya, tidaklah dari satu tempat ke tempat yang lain melainkan ada Dia ( Allah subhanahu wa ta'ala ), kemudian mereka membaca ayat :
وَهُوَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَفِي الْأَرْضِ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ
" Dan Dialah Allah, baik di langit maupun di bumi. Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan." ( QS Al An'aam : 3 )

Maka kami ( Imam Ahmad ) katakan : " Sesungguhnya telah mengetahui kaum muslimin ada banyak tempat yang tidaklah disana ada Allah subhanahu wa ta'ala." ( Maksudnya - Imam Ahmad rahimahullah sedang  menunjukkan kesalahan pendapat ini dan kesalahan argumentasi mereka dengan ayat ini - pent ).

Maka mereka berkata : " Tempat mana ? "

Maka kami jawab : " Dijasadmu, dimulutmu, diperutmu, di babi dan berhala, dan tempat - tempat yang kotor ( di bumi - pent ), maka tidaklah mungkin Allah berada disana. "

( Kemudian Al Imam Ahmad rahimahullah menyebutkan 10 ayat yang menunjukkan Allah berada di ketinggian dan beristiwa di arsy - mulai dari hal 146 - 147 ).

Keterangan Al Imam Ahmad rahimahullah diatas cukup membuktikan beberapa hal :
1. Pengingkaran bahwasanya Allah subhanahu wa ta'ala beristiwa di arsy' adalah permasalahan yang sudah lama dan dipelopori oleh kaum Jahmiyyah dan Zindiq.
2. Imam Ahmad menetapkan Allah beristiwa di atas arsy dengan bukti beliau berhujjah dengan QS Thaha : 5 dan sepuluh ayat yang lain.
3. Imam Ahmad menetapkan bahwasanya kaum muslimin telah bersepakat bahwasanya Allah subhanahu wa ta'ala tidak mungkin berada di semua tempat.

Maka apa pemahaman yang shahih dari ayat :
وَهُوَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَفِي الْأَرْضِ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ
" Dan Dialah Allah, baik di langit maupun di bumi. Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan." ( QS Al An'aam : 3 ),

Maka saya ( Abu Asma Andre ) menjumpai ucapan yang sangat memadai dan penyejuk hati dalam masalah ini - sebuah ucapan yang disampaikan oleh Al Imam Muhammad Amin Asy Syanqithi rahimahullah didalam tafsirnya Adhwa'ul Bayan 2/139-140 ( yang saya pegang cetakan Maktabah Adhwa'us Salaf - Saudi Arabia - 1425 H ), beliau berkata :
" Di dalam ayat yang mulia ini ada tiga penafsiran diantara para ulama tafsir :

1. Bahwa maknanya adalah Allah adalah yang disembah di langit dan di bumi, dan sesungguhnya tidak ada sesuatu yang berhak disembah dengan sebenar - benarnya penyembahan, baik di langit maupun di bumi melainkan Allah, hal ini sebagaimana Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
وَهُوَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ إِلَهٌ وَفِي الْأَرْضِ إِلَهٌ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْعَلِيمُ
" Dan Dialah Tuhan ( Yang disembah ) di langit dan Tuhan ( Yang disembah ) di bumi dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. " ( QS Az Zukhruf : 84 )...Dan pendapat ini yang dipilih oleh Al Imam Al Qurthubi rahimahullah dalam tafsirnya Jami'ul Ahkamil Qur-an.

( Abu Asma Andre katakan : cara menafsirkan ayat yang satu dengan ayat yang lain adalah ma'ruf dikenal disisi para ulama ahli tafsir, dan inilah yang dilakukan oleh Al Hafidz Ibnu Katsir Asy Syafi'i rahimahullah didalam tafsirnya - sebagaimana beliau sebutkan kaidah - kaidah tafsir seperti ini di muqadimmah tafsir beliau - silahkan merujuk kesana )

2. Makna dari ayat ini adalah : Allah subhanahu wa ta'ala mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, tidak ada sedikitpun yang terluput dari pengetahuannya, sebagaimana Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
قُلْ أَنْزَلَهُ الَّذِي يَعْلَمُ السِّرَّ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِنَّهُ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا
" Katakanlah : "Al Qur-an itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." ( QS Al Furqan : 6 )...dan inilah pendapat Imam Ahli Lughah Al Imam Ibnu Nuhas rahimahullah dan beliau ( Ibnu Nuhas ) berkata : " Inilah pendapat yang paling bagus dan sesuai dengan konteks ayat tersebut. "

3. Ayat ini diwaqafkan ( dihentikan bacanya ) di lafadz وَهُوَ اللَّهُ
baru dilanjutkan, sehingga menimbulkan cara baca : " Dan Dialah Allah. ( waqaf ). Dan inilah pendapat Imam besar ahli tafsir Al Imam Muhammad bin Jarir Ath Thabari rahimahullah ( Ibnu Jarir )....

Inilah ketiga pendapat ulama ahli tafsir didalam masalah ayat ini, dan dimanakah hujjah yang menyelisihinya ?

Abu Asma Andre
Ciangsana - Cileungsi
23 Jumadil Ula 1433 H
--------------------------------------------
sumber : MENDONGKEL PEMAHAMAN ALLAH BERADA DIMANA - MANA DENGAN DALIH QS AL AN'AAM : 3

1 komentar:

  1. Jazakallahu khair untuk penjelasannya, smeoga Allah membalas kebaikan anda, informasinya sangat bermanfaat bagi saya untuk mampu memberi penjelasan pada org yg senantiasa menyatakan Allah ada dimana2.....

    BalasHapus

bismillah ...

saya akan sangat berterimakasih apabila anda berkenan membaca arikel di blog ini sampai tuntas dan kemudian meninggalkan jejak cinta dengan memposting komentar yang sopan dan sesuai dengan tema...

mohon ma'af karena komentar akan saya moderasi terlebih dahulu demi kenyamanan bersama ...