Bismillah ...

Allah Ta’ala berfirman, “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Adz Dzariyaat: 56).

“Sungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorang Rasul (yang mengajak) sembahlah Allah dan tinggalkanlah thoghut.” (An Nahl: 36).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ta’ala ‘anhu, “Jadikanlah perkara yang pertama kali kamu dakwahkan ialah agar mereka mentauhidkan Allah.” (Riwayat Bukhori dan Muslim).

Nabi juga bersabda, “Barang siapa yang perkataan terakhirnya Laa ilaaha illalloh niscaya masuk surga.” (Riwayat Abu Dawud, Ahmad dan Hakim dihasankan Al Albani dalam Irwa’ul Gholil)

Tauhid adalah perkara yang paling penting dalam agama Islam. Sebagai tujuan diutusnya para Rasul, serta sebagai kewajiban pertama dan terakhir bagi manusia yang berakal.

Pelanggaran terhadapnya adalah bid'ah yang paling besar sebagaiman firman Allah :

“Katakanlah: marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: Janganlah kamu mempersekutukan suatu apapun dengan Dia, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua…” (QS. Al An’am: 151)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jumat, 15 Juli 2011

Sahur Dan Buka Bersama Rasulullah

Penulis: Al Ustadz Abu Abdillah Muhammad Afifuddin As-Sidawy

بسم الله الرحمن الرحيم
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا, من
يهده الله فلا مضلّ له من يضلل فلا هادي له
وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لاشريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
بسم الله الرحمن الرحيم
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا, من
يهده الله فلا مضلّ له من يضلل فلا هادي له
وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لاشريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله

" يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ "
" يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا "
" يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا "
فَإِنَّ أَصْدَقَ الحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَ خَيْرَ الهَدِي هَدِي محمد r , وَ شَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَ كُلَّ مُحْدَثَةِ بِدْعَةٌ وَ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَ كُلَّ ضَلاَةٍ فِي النَّارِ .
أما بعد :
Termasuk prinsip Islam yang wajib diyakini dan diamalkan oleh setiap pemeluknya adalah keharusan kembali kepada ajaran Rosulullah r yang berlandaskan Kitabullah dan Sunnah-sunnah Beliau r yang shohih dalam pengamalan agama ini, baik yang berkaitan dengan masalah Aqidah, Ibadah, Akhlak, Mu’amalah, Dakwah, ataupun yang lainnya dari segala aspek kehidupan.
Allah I menegaskan hal ini dalam banyak firman-Nya I . Antara lain : ­ 



­

اتَّبِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ وَلاَ تَتَّبِعُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ قَلِيلاً مَا تَذَكَّرُونَ
“Ikutilah apa yang diturunkan kepada kalian dari Rabb kalian dan janganlah kalian mengikuti wali selain-Nya. Sedikit sekali yang kalian ambil pelajaran.” (Al A’roof : 3)
Juga dalam firman-Nya I :

وَمَا ءَاتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah” ( Al Hasyr : 7)

Dalam banyak hadits Rosulullah r juga menekankan hal ini di antaranya hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhory dan Imam Muslim dari Abu Hurairah :

مَا نَهَيْتُكُم عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوْا مِنْهُ مَااسْتَطَعْتُمْ
“Apa yang telah aku larang untuk kalian, maka jauhilah dan apa yang telah aku perintahkan kepada kalian, maka kerjakanlah semampu kalian.”

Demikian pula dalam perkara agama yang masih ada perbedaan pendapat dikalangan para ‘Ulama, kaum muslimin diperintahkan untuk kembali kepada prinsip diatas. Allah I menjelaskan :

فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
“Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (An Nisaa’ : 56)

Prinsip ini adalah jaminan keselamatan dari berbagai bentuk kesesatan selama seorang muslim masih memeganginya, hal ini diberitakan oleh Rosulullah r dalam sabdanya :

تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدِي أَبَدًا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّتِي
“Aku telah meninggalkan bagi kalian dua perkara. Kalian tidak akan tersesat sepeningggalku selama-lamanya selama kalian tetap berpegang teguh dengan keduanya Kitabullah dan Sunnahku “
( Hadits Hasan. Lihat: “ Ilmu Ushul Bida’ ” hal. 3/3)

Juga dalam haditsnya dari Abu Najih Al ‘Irbadh bin Sariyah t :

فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسَنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
“Karena sesungguhnya siapa diantara kalian yang masih hidup. Maka dia akan melihat peselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian memegang teguh Sunnahku dan Sunnah khulafaurrosyidin yang diberi petunjuk. Gigit! Sunnahku dengan gigi geraham kalian… “ (HR. Abu Daud dan Tirmidzy)

Bahkan seorang itu dinyatakan tidak beriman hingga dia memiliki prinsip ini dan tunduk patuh terhadap ketentuan hukumnya( Rosulullah r ). Allah I menerangkan :

فَلاَ وَرَبِّكَ لاَ يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَ يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (An Nisaa’ : 65)

Dalam ayat lain Allah I mengancam setiap orang yang menentang prinsip ini setelah dia mendapatkan penjelasan :

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min, Kami palingkan dia kemana dia berpaling dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (An Nisa’ : 115 )
Maka tidak sepatutnya bagi setiap muslim memiliki pilihan lain setelah ada ketetapan dari Allah I dan Rosul-Nya r . Allah I berfirman :

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلاَ مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (Al Ahzaab : 36)

Sikap yang tepat adalah tunduk dan patuh seraya mengucapkan ( سَمِعْنَا وَ أَطَعْنَا ) “ Kami mendengar dan ta’at”, inilah sikap kaum mukminin sebagaimana dalam firman Allah I :



إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
”Sesungguhnya jawaban orang-orang mu'min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rosul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, ialah ucapan."Kami mendengar dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (An Nuur : 51)

Bila ini telah difahami bersama, maka kewajiban berikutnya adalah menggali ilmu agama ini dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, hingga kaum muslim lebih banyak mengenal agamanya dengan pinsip di atas dan tidak larut dalam kejahilan yang berakibat tejadinya pengingkaran terhadap ajaran Islam.

Diantara ajaran Islam yang belum banyak difahami oleh kaum muslim adalah waktu sahur dan berbuka puasa, hingga tatkala ada sebagian kaum muslimin yang mengamalkan tuntunan Islam dalam pekara tersebut, muncul pengingkaran dahsyat yang seharusnya tidak terjadi -bila kaum muslim kembali kepada prinsip diatas- hanya dengan alasan : “ TIDAK SEPERTI KEUMUMAN MASYARAKAT ”.

Oleh sebab itulah, saya tuliskan risalah ini, semoga kaum muslimin memahami permasalahan ini dengan pikiran jernih dan hati yang lapang sehingga menganggapnya sebagai Masalah Ilmiyah yang harus dikembaikan kepada prinsip di atas dan tanpa disikapi dengan arogan.
وما أريد إلاّ الإصلاح ما استطعتُ وما توفيقى إلا بالله عليه توكلت وإليه آنيب
وصلىالله على محمد و على آله وصحبه وسلم تسليما كثيرا
وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

sumber : www.darussalaf.or.id

0 komentar:

Posting Komentar

bismillah ...

saya akan sangat berterimakasih apabila anda berkenan membaca arikel di blog ini sampai tuntas dan kemudian meninggalkan jejak cinta dengan memposting komentar yang sopan dan sesuai dengan tema...

mohon ma'af karena komentar akan saya moderasi terlebih dahulu demi kenyamanan bersama ...