Bismillah ...

Allah Ta’ala berfirman, “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Adz Dzariyaat: 56).

“Sungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorang Rasul (yang mengajak) sembahlah Allah dan tinggalkanlah thoghut.” (An Nahl: 36).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ta’ala ‘anhu, “Jadikanlah perkara yang pertama kali kamu dakwahkan ialah agar mereka mentauhidkan Allah.” (Riwayat Bukhori dan Muslim).

Nabi juga bersabda, “Barang siapa yang perkataan terakhirnya Laa ilaaha illalloh niscaya masuk surga.” (Riwayat Abu Dawud, Ahmad dan Hakim dihasankan Al Albani dalam Irwa’ul Gholil)

Tauhid adalah perkara yang paling penting dalam agama Islam. Sebagai tujuan diutusnya para Rasul, serta sebagai kewajiban pertama dan terakhir bagi manusia yang berakal.

Pelanggaran terhadapnya adalah bid'ah yang paling besar sebagaiman firman Allah :

“Katakanlah: marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: Janganlah kamu mempersekutukan suatu apapun dengan Dia, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua…” (QS. Al An’am: 151)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kamis, 25 Agustus 2011

Aqidah Shohihah Versus Aqidah Bathilah (Bagian Kedua)

Oleh : Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz

source : buttermilkpress.com
Iman Kepada Para Malikat

Iman Kepada para malikat mengandung makna keyakinan bahwa Allah mempunyai malaikat-malaikat yang diciptakan untuk menaati perintah-perintah-Nya. Para malaikat itu disifati sebagai hamba-hamba yang dimulyakan yang senantaisa melaksanakan perintah:
Allah berfirman:
“Allah mengetahui apa yang ada di hadapan mereka (malaikat) dan yang dibelakang mereka, dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya.” (Al Anbiya : 28)

Para malaikat itu terdirti dari banyak kelompok, diantaranya ada yang diperintahkan untuk mengangkat ‘Arsy, menajga surga, menjaga nereka, mencatat amal perbuatan manusia, dan lain-lainya.

Seorang muslim juga harus mengimani malaikat-malaikat yang nama-namanya diperkenankan Allah dan rasul-rasul-Nya, yaitu diantaranya: Jibril, Mikail, Malik yang menjaga nereka, serta Israfil yang bertugas meniup sangkakala.

Berita-berita mengenai para malaikat tersebut juga terdapat dalam banyak hadits shahih, diantaranya adalah hadits dari Aisyah Radhiallaahu anha yang menyatakan bahwa Nabi telah bersabda:

" خُلِقَتِ المَلاَ ئِكَةُ مِنْ نُوْرٍوَخُلِقْاَلجْاَنُّ مِنْ مَا رِ جٍ مِنْ نَـارِ وَخُلِقَ اَ‍دَمُ ِممَّا وصِفَ لَكُمْ "

“Malaikat itu diciptakan dari cahaya, dan jin diciptakan dari percikan api, sementara adam diciptakan dari apa yang sudah kamu kenal.” (HR. Muslim) 

Iman Kepada Kitab-Kitab

Secara umum, seorang muslim harus meyakini bahwa Allah telah menurunkan kitab-kitab kepada para nabi dab rasul-Nya dengan tujuan untuk menjelaskan kebenaran. Allah berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Dan telah kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan nereaca (keadilan) supaya manusia dapat me-laksankan keadilan itu….” (Al Hadid: 25)

Firman Allah, yang artinya:
“Dahulu manusia itu adalah ummat yang satu, (setelah timbul perselisihan) maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan, dan Allah menurunkan bersama merek akitab yang benar untuk memberi keputusan diantara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan….” (Al Baqarah : 213)

Selanjutnya, secara khusus seorang muslim harus meyakini kitab-kitab yang nama-namanya telah diberitakan Allah kepada manusia, seperti Taurat, Injil, Zabur dan Al Qur’an.
Kitab Al Qur’an adalah kitab yang paling utama diantara kitab-kitab lainya. Al Qur’an , merupakan penutup, dan pembenaran terhadap kitab-kitab lainya. Al Qur’an itulah yang harus diikuti oleh seluruh umat manusia di dunia ini. Allah menurunkan Al Qur’an kepada Muhammad Rasulullah untuk dijadikan sumber hukum bagi seluruh manusia.

Di samping sebagai penyejuk dan penyembuh hati, sebagai penerang, atas segala masalah, serta sebagai petunjuk dan rahmat untuk semesta alam. Allah berfirman:
“Dan ini (Al Qur’an) adalah kitab yang telah Kami turunkan, yang diberkahi; maka ikutilah dia, dan bertaqwalah agar kamu sekalian mendapat rahmat dari Allah.” (Al Anam : 155)

Firman Allah , yang artinya:

“…Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (An Nahl : 89)
“Katakanlah (Muhammad): ‘Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu sekalian, yaitu Allah yang memiliki kerajaan langit dan bumi, tiada Ilah selain Dia, yang meng-hidupkan dan mematikan. Oleh karena itu, berimanlah kepada Allah dan utusan-Nya seo-rang nabi yang ummi, yang beriman keapda Al-lah dan firman-firman-Nya, maka ikutilah Dia agar kamu mendapat petunjuk.” (Al Araf : 158)


Iman Kepada Rasul

Secara umum, setiap muslim harus beriman bahwa Allah Ta'ala telah mengutus kepada hamba-hamba-Nya beberapa rasul dari jenis mereka sendiri, untuk menyampaikan kabar gembira dan pemberi peringatan. Mereka itulah para da’i kebenaran yang hakiki. Maka barangsiapa yang menyambut ajakannya, dia akan ber-hasil mencapai puncak kebahagiaan. Dan barangsiapa yang menentang seruan mereka, ia akan terjerumus dalam kesengsaraan dan penyesalan.

Allah berfirman:
“Dan kami telah mengutus kepada setiap ummat seorang utusan, (untuk menyerukan)” beribadah-lah hanya kepada Allah dan jauhilah thaghut (se-sembahan selain Allah)…” (An Nahl : 36)

Firman Allah, yang artinya:
“(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. dan Allah adalah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (An Nisa : 165)

Secara khusus, setiap muslim harus meyakini rasul-rasul yang namnaya telah diberitakan dalam Al Qur’an dan yang dijelaskan oleh Rasulullah diantara nabi-nabi itu adalah: Nuh, Hud, Shalih, Ibrahim, dan Nabi Muhammad, sebagai nabi terkhir. Kepada para nabi itu, kita haturkan shalawat dan semurni-murninya salam.
Nabi yang paling utama di antara para nabi adalah Nabi Muhammad. Dia adalah para nabi.
Allah berfirman:
“Bukanlah Muhammad itu bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi.” (Al Azab : 40)

--

0 komentar:

Posting Komentar

bismillah ...

saya akan sangat berterimakasih apabila anda berkenan membaca arikel di blog ini sampai tuntas dan kemudian meninggalkan jejak cinta dengan memposting komentar yang sopan dan sesuai dengan tema...

mohon ma'af karena komentar akan saya moderasi terlebih dahulu demi kenyamanan bersama ...