Bismillah ...

Allah Ta’ala berfirman, “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Adz Dzariyaat: 56).

“Sungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorang Rasul (yang mengajak) sembahlah Allah dan tinggalkanlah thoghut.” (An Nahl: 36).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ta’ala ‘anhu, “Jadikanlah perkara yang pertama kali kamu dakwahkan ialah agar mereka mentauhidkan Allah.” (Riwayat Bukhori dan Muslim).

Nabi juga bersabda, “Barang siapa yang perkataan terakhirnya Laa ilaaha illalloh niscaya masuk surga.” (Riwayat Abu Dawud, Ahmad dan Hakim dihasankan Al Albani dalam Irwa’ul Gholil)

Tauhid adalah perkara yang paling penting dalam agama Islam. Sebagai tujuan diutusnya para Rasul, serta sebagai kewajiban pertama dan terakhir bagi manusia yang berakal.

Pelanggaran terhadapnya adalah bid'ah yang paling besar sebagaiman firman Allah :

“Katakanlah: marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: Janganlah kamu mempersekutukan suatu apapun dengan Dia, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua…” (QS. Al An’am: 151)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jumat, 12 Agustus 2011

Tentang Ibu Yang Buta Huruf Al-Qur'an

Oleh : Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan

Pertanyaan.
Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan ditanya : Ibuku buta huruf, tidak bisa baca tulis, namun alhamdulillah, beliau selalu melaksanakan shalat dan shaum, akan tetapi di dalam shalatnya beliau membaca ayat-ayat Al-Qur'an dengan sedikit perubahan, karena kebodohannya. Apakah hal itu dianggap merubah Al-Qur'an Al-Karim sehingga ibu saya dianggap berdosa ataukah beliau itu tidak dikenakan dosa. Saya sering sekali berusaha untuk mengajarinya bacaan yang benar, namun saya tidak mampu merubahnya ?

Jawaban
Ibumu tidak dikenakan dosa Insya Allah atas hal itu, karena ini adalah batas maksimal kemampuannya, sedangkan -Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda- dalam sebuah hadits.

"Artinya : Sesungguhnya orang yang membaca Al-Qur'an Al-Karim dan terbata-bata di dalamnya, sedangkan dia mengalami kesulitan, dia itu mendapat dua pahala".

Selagi engkau mengajarkannya dan berusaha meluruskan lisannya dalam membaca, maka engkau telah berbuat baik dan dia juga berusaha, namun tidak mampu, maka tidak berdosa atas (kekeliruan) itu Insya Allah, akan tetapi dia harus mencoba mengoptimalkan bacaannya, baik lewat belajar atau melalui cara mendengarkan surat-surat yang dia hafal dari kaset rekaman Al-Qur'an Al-Karim atau dia hadir di majelis guru Al-Qur'an -mudah-mudahan mengambil faedah- dan manusia bila terus mencoba, pastilah Allah menolongnya.


[Disalin dari buku 70 Fatwa Fii Ihtiraamil Qur'an, edisi Indonesia 70 Fatwa Tentang Al-Qur'an, Penyusun Abu Anas Ali bin Husain Abu Luz, Penerbit Darul Haq]

sumber : almanhaj.or.id

0 komentar:

Posting Komentar

bismillah ...

saya akan sangat berterimakasih apabila anda berkenan membaca arikel di blog ini sampai tuntas dan kemudian meninggalkan jejak cinta dengan memposting komentar yang sopan dan sesuai dengan tema...

mohon ma'af karena komentar akan saya moderasi terlebih dahulu demi kenyamanan bersama ...